Merupakan perluasan dari uji chi-square 2 kategori. Untuk menentukan signifikansi perbedaan
antar kelompok. Digunakan jika data yang dimiliki nominal atau ordinal (data kategorial).
Hipotesa :
r k (Oij Eij )2
2
i 1 j 1 Eij
Contoh kasus :
Sebuah hasil studi pada IDU terhadap infeksi HIV/AIDS di 5 kota mendapatkan hasil sebagai
berikut* :
Kota HIV/AIDS + HIV/AIDS -
Jakarta 150 11
Bandung 185 20
Purwokerto 80 19
Semarang 240 36
Jogjakarta 254 49
* data fiktif
Langkah-langkah:
Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan proporsi IDU terhadap infeksi HIV/AIDS pada ke 5 kota
H1 = Ada perbedaan proporsi IDU terhadap infeksi HIV/AIDS pada ke 5 kota
1
Susun data menjadi tabel r x k:
HIV Jakarta Bandung Purwokerto Semarang Jogja
+ 150 185 80 240 254
909
140.18 178.49 86.20 240.31 263.82
- 11 20 19 36 49
135
20.82 26.51 12.80 35.69 39.18
161 205 99 276 303 1044
nR x nk
Cari nilai E pada masing-masing sel. E , contoh: untuk nilai E sel jakarta dengan
N
HIV + dihitung dari (161*909)/1044, dst
Jika ingin dicari proporsi IDU kota mana saja yang berbeda maka dilanjutkan dengan uji -
2 sampel bebas. Pada contoh kasus diatas maka uji perbandingannya adl:
Jakarta Bandung Bandung Purwokerto
Jakarta Purwokerto Bandung Semarang
Jakarta Semarang Bandung Jogja
Jakarta Jogja
Catatan :
Perhatikan persyaratan untuk uji chi-square !!!!!
2
UJI H KRUSKAL-WALLIS (Uji H)
Uji Kruskal-Wallis berguna untuk menganalisis data yang melibatkan lebih dari dua perlakuan
dan terdiri dari > 2 sampel bebas. Misalnya kita memiliki k buah sampel yang berukuran n1, n2,
n3,..., nk, dengan jumlah sampel total N=n1+n2+n3+...+nk. Asumsi skala data adalah ordinal.
Hipotesa :
H0 = Tidak ada beda (median) antara sampel n1, n2, n3, ..., nk *
H1 = Ada beda (median) antara sampel n1, n2, n3, ..., nk *
Prosedur pengujian :
- Pemberian peringkat/rank kepada setiap data mulai dari data terkecil-terbesar. Jika terdapat
ties/kembar maka peringkat diberikan menurut aturan yang berlaku ([r1+r2]/2).
- Menjumlahkan semua peringkat pada masing-masing kelompok sampel
- Penghitungan nilai H hit dengan persamaan :
12 k R 2
N ( N 1)
H 3( N 1)
j
j 1 n j
Ket:
N = Jumlah sampel total (n1+n2+n3+...+nk)
Rj = Jumlah peringkat/rank kelompok sampel i...k
nj = jumlah sampel kelompok ke-i...ke-k
- Jika data yang kita analisa terdapat banyak ties maka nilai Hhit yang telah diperoleh dengan
formula diatas dibagi dengan faktor koreksi (correction factor/CF) untuk mendapatkan nilai H
yang terkoreksi.
- Perhitungan faktor koreksi menggunakan persamaan :
(T 3 T )
CF 1
N3 N
Ket:
T = Banyak data yang ties
N = Jumlah sampel total
H hit
Sehingga nilai H yang baru adalah : H
CF
- Penarikan kesimpulan dengan membandingkan Hhit (dengan CF) dengan Htabel yang dilihat
pada tabel nilai kritis KW (untuk sampel kecil) atau tabel 2 dengan df=k-1, (sampel
besar).
3
Pembandingan multipel antar kelompok untuk mencari perbedaan antar grup, signifikansi antar
pasangan diselesaikan dengan :
N (N 1) 1 1
R u R v z , k ( k 1) / 2 H0 ditolak
12 nu nv
Ket :
R = Mean rank.
Contoh :
Percobaan terhadap formula fogging terbaru dengan dosis a, b, c, d, e masing-masing dilakukan di
5 kelurahan yang berbeda. Setelah dilakukan fogging, setiap kelurahan diberikan ovitrap untuk
mengetahui efektifitas formula fogging.
Data masing-masing ovitrap yang positif dengan telur nyamuk 1 bulan kemudian adalah sebagai
berikut:
Ovitrap (+)
Dosis (a) 11 9 14 8 12
Dosis (b) 13 16 15 17 12
Dosis (c) 10 13 9 8 9
Dosis (d) 14 18 15 16 17
Dosis (e) 12 11 10 12 15
Jawab :
Ovitrap (+)
Dosis (a) 8.5 4 16.5 1.5 11.5
Dosis (b) 14.5 21.5 19 23.5 11.5
Dosis (c) 6.5 14.5 4 1.5 4
Dosis (d) 16.5 25 19 21.5 23.5
Dosis (e) 11.5 8.5 6.5 11.5 19
- Penghitungan Hhit :
12 422 902 30, 52 105, 52 572
H 3.26
25.26 5 5 5 5 5
12
352, 8 1620 186, 05 2226, 05 649, 8 78
650
92, 95 78 14, 95
4
- Penghitungan CF :
Data 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Ties 2 3 2 2 4 2 2 3 2 2
3
T -T 6 24 6 6 60 6 6 24 6 6 T3-T = 150
150
CF 1 1 0.0096 0.99
15625 25
14,95
H 15,10
0, 99
Dari tabel 2 dengan df=k-1=4, p=1- (0,95) untuk uji 2 sisi diperoleh nilai batas kiri 0,484 dan
batas kanan 11,143 ===> nilai Hhit > 2tabel, H1 diterima
Untuk mencari kelompok mana yang berbeda, dihitung selisih absolut rerata rank antar kelompok
dan kemudian dibandingkan dengan nilai persamaan:
N (N 1) 1 1
z ,k ( k 1)/2
12 nu nv
25 * 26 1 1
z 5(5 1)
0,05;
2 12 5 5
z0,05;10 4,655 Nilai z0,05;10 lihat di tabel A11 (#c = 10, two-tailed = 0,05)
2,807 * 4,665
13,095
5
Maka hasil uji dosis yang berbeda yaitu dosis c-d ( Rc-Rd =15) lebih > 13,095
Jika menggunakan SPSS, comparison test (post hoc) untuk uji Kruskal Wallis bisa digunakan uji
Mann Whitney untuk mencari perbedaan antar kelompok (Dahlan, 2004)
6
Tugas:
Dinas kesehatan propinsi Jawa Timur melakukan uji coba kebijakan penempatan sarjana
kesehatan yang meliputi sarjana keperawatan, sarjana kedokteran dan sarjana kesehatan
masyarakat sebagai kepala puskesmas karena diasumsikan lulusan ketiga bidang ilmu tersebut
mempunyai kemampuan yang sama sebagai manajer puskesmas.
Masing-masing kelompok terdapat 10 pelamar. Nilai tes potensi akademik (TPA) adalah sebagai
berikut :
Dengan = 0,05 tentukan apakah terdapat perbedaan nilai TPA pada ketiga jenis lulusan sarjana
diatas? jika ada beda, pasangan lulusan sarjana mana yang memiliki perbedaan? Kesimpulan apa
yang bisa didapatkan?
7
S.Kep S.Ked S.KM
9 15.5 29
2.5 15.5 23.5
1 10.5 30
12 6.5 27
15.5 21.5 2.5
6.5 15.5 25.5
19.5 25.5 4
6.5 23.5 6.5
21.5 15.5 19.5
15.5 28 10.5
Data 68 73 77 79 80 81 84 86
Ties 2 4 2 5 2 2 2 2
T3-T 6 60 6 120 6 6 6 6 T3-T = 216
216
CF 1 0,992
26970
Penghitungan nilai H dng memperhitungkan faktor koreksi:
4, 007
H 4, 039
0,992
Hhit dibandingkan dengan nilai 2(df=2, =0,05) = 0,051 (batas kiri) 7,378 (batas kanan)
Krn nilai Hhit < 2tabel maka H0 diterima, disimpulkan Tidak ada perbedaan nilai TPA antara S.Kep,
S.Ked, & S.KM