2, Oktober 2015
Abstract
The aim of this research was to determined the effect combination of slow deep breathing technique and effleurage
technique for dysmenorrhoea pain intensity. The design of this research was Quasy experiment with Non-equivalent
control group approach, that divided into experiment group and control group. The research was conducted on
students who attend school in SMA Negeri 6 Kundur Kepulauan Riau. The total sample were 30 students who fit the
inclusion criteria and chosen by simple random sampling technique. Measuring instrument was observation sheet that
used in both groups. The analysis used univariate and bivariate analyzes by using independent and dependent sample t
test. The result showed with p value (0,000) < (0,05). It means that combination of slow deep breathing technique and
effleurage techniques was effective for reduce dysmenorrhoea pain intensity. Combination of slow deep breathing
technique and effleurage technique can reduce dysmenorrhoea pain intensity in non pharmacology which can be
practiced independently, thus expected for students who have other members of family or local communities use this
techniques for reducing dysmenorrhoea pain intensity.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quasi
Berdasarkan gambar 1 diketahui
experimental dengan rancangan penelitian
1170
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
Ernawati, Hartiti, dan Hadi (2010) tentang dapat mengurangkan nyeri secara efektif dan
teknik relaksasi terhadap nyeri dismenorea menimbulkan efek relaksasi (Braun &
pada mahasiswi, didapatkan hasil bahwa Simonson, 2014). Stimulus yang dilakukan
teknik relaksasi dapat menurunkan intensitas pada kulit abdomen memberikan efek
nyeri dismenorea. Teknik relaksasi relaksasi dan distraksi yang dapat
mengakibatkan pelepasan endorfin yang mengurangkan nyeri kram abdomen akibat
merupakan pembunuh alami yang berasal dari dismenorea (Handayani, Winarni &
tubuh serta dapat menutup mekanisme Sadiyanto., 2013). Efek relaksasi juga
pertahanan dengan menghambat memberikan individu kontrol diri ketika
prostaglandin sehingga nyeri tidak dapat terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres
dihantar ke sistem saraf pusat serta fisik, emosi serta menstimulus pelepasan
meningkatkan respons saraf parasimpatis endorfin (Simkin, Whalley, & Keppler, 2008).
diseluruh tubuh termasuk uterus. Pelepasan endorfin dapat memberikan efek
Teknik effleurage memberikan relaksasi dan meningkatkan respons saraf
kehangatan pada kulit, mengurangi nyeri dan parasimpatis yang mengakibatkan vasodilatasi
mendorong relaksasi sehingga mendatangkan pembuluh darah seluruh tubuh dan uterus
kenyamanan (Braun & Simonson, 2014). serta meningkatkan aliran darah uterus
Sesuai dengan penelitian Ekowati, Wahjuni, sehingga mengurangi intensitas nyeri
dan Alifa (2008) tentang efek teknik masase dismenorea (Ernawati, Hartiti, & Sadiyanto,
effleurage pada abdomen terhadap penurunan 2010).
intensitas nyeri pada dismenorea primer Perbandingan rata-rata intensitas
mahasiswa. Serta didapatkan hasil bahwa nyeri dismenorea sebelum dan setelah
teknik effleurage dapat menurunkan intensitas pemberian kombinasi teknik slow deep
nyeri dismenorea. Hal ini menunjukkan breating dan teknik effleurage pada kelompok
bahwa pemberian terapi massase sebagai eksperimen menggunakan uji t dependent
terapi non farmakologis dapat menurunkan diperoleh diperoleh p value (0,000) <
intensitas nyeri dismenorea. Teknik effleurage (0,05), hal ini berarti ada perbedaan yang
dapat menstimulus mekanoreseptor yang signifikan antara rata-rata intensitas nyeri
dibawa neuron A-Beta pada area abdomen dismenorea pada kelompok eksperimen
yang dekat dengan area uterus. sebelum dan setelah diberikan kombinasi
Hal ini juga didukung oleh penelitian teknik slow deep breathing dan teknik
Handayani, Winarni, dan Sadiyanto (2013) effleurage. Penurunan nilai rata-rata intensitas
tentang pengaruh massage effleurage nyeri dismenorea yaitu sebesar 3,74 poin,
terhadap pengurangan intensitas nyeri poin tersebut lebih besar jika dibandingkan
persalinan kala I fase aktif pada primipara. dengan penelitian lain tentang terapi
Serta didapatkan hasil bahwa teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri
effleurage dapat menurunkan intensitas nyeri dismenorea.
persalinan kala I fase aktif. Sebelum Penelitian yang mendukung efek
dilakukan teknik effleurage pada abdomen teknik relaksasi terhadap dismenorea adalah
responden mengalami nyeri sedang, namun penelitian yang dilakukan oleh Ernawati,
setelah diberikan teknik effleurage pada Hartiti, dan Hadi (2010), hasil akhir
abdomen responden mengalami penurunan menunjukkan bahwa secara signifikan teknik
intensitas nyeri. relaksasi dapat menurunkan rata-rata
Kombinasi teknik slow deep intensitas nyeri dismenorea yaitu sebesar 0,64
breathing dan teknik effleurage mengurangi poin (p value < ). Hal ini juga didukung oleh
intensitas nyeri dismenorea dengan penelitian Solihatunisa (2012) tentang
menstimulus mekanoreseptor pada kulit pengaruh senam terhadap penurunan
abdomen, memberikan efek relaksasi dan intensitas nyeri saat dismenorea. Senam yang
distraksi. Stimulasi mekanoreseptor pada kulit dilakukan dalam penelitian ini terdapat
1173
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
gerakan dalam pengaturan pola nafas dada kelompok kontrol menggunakan uji t
yang dilakukan secara pelan, teratur dan dependent diperoleh diperoleh p value (0,334)
rileks. Hasil akhir menunjukkan bahwa secara > (0,05), ini berarti tidak ada perbedaan
signifikan senam dapat menurunkan rata-rata yang signifikan antara rata-rata intensitas
intensitas nyeri dismenorea yaitu sebesar 3,1 nyeri dismenorea pada kelompok kontrol
poin (p value < ). sebelum dan setelah tanpa diberikan
Penelitian yang mendukung efek kombinasi teknik slow deep breathing dan
teknik effleurage terhadap dismenorea adalah teknik effleurage.
penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Sesuai dengan penelitian Ernawati,
Ningsih, dan Putri (2012) tentang Hartiti, dan Hadi (2010), yang menemukan
perbandingan efektifitas kompres hangat dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
teknik effleurage terhadap dismenorea. Hasil nyeri dismenorea sebelum dan setelah tanpa
akhir menunjukkan secara signifikan teknik diberikan intervensi pada kelompok kontrol.
effleurage dapat menurunkan rata-rata Hal ini dikarenakan tidak adanya upaya untuk
intensitas nyeri dismenorea yaitu sebesar 1,74 mengurangi intensitas nyeri dismenorea. Jika
poin (p value < ). Penelitian yang juga dismenorea tidak diatasi dapat mengganggu
mendukung efek teknik effleurage terhadap aktivitas sehari-hari, menurut Xu et al (2014)
dismenorea adalah penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa sekitar 10% dari
oleh Purwati (2013) tentang perbedaan terapi perempuan memiliki gejala dismenorea yang
dismneorea dengan metode effleurage, cukup parah sehingga mengganggu aktivitas
kneading, dan yoga dalam mengatasi sehari-hari, meningkatkan absensi dan
dismenorea. Hasil akhir menunjukkan secara mengurangi kualitas hidup. Oleh karena itu,
signifikan teknik effleurage dapat penelitian ini memberikan upaya penanganan
menurunkan rata-rata intensitas nyeri yaitu intensitas nyeri dismenorea dengan
sebesar 2,27 poin (p value < ). menggunkaan terapi nonfarmakologis yaitu
Berdasarkan penelitian yang telah kombinasi teknik slow deep breathing teknik
dilakukan diatas, didapatkan hasil bahwa effleurage.
teknik relaksasi serta teknik effleurage dapat
menurunkan intensitas nyeri dismenorea. PENUTUP
Setelah dilakukan kombinasi teknik slow deep Kesimpulan
breathing dan teknik effleurage didapatkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahwa intensitas nyeri dismenorea yang karakterisik responden paling banyak berada
dialami responden juga mengalami penurunan pada rentang umur 17-18 tahun (50,0%).
dengan poin intensitas nyeri yang lebih Serta rata-rata suku responden terbanyak
banyak. Pendapat ini didukung oleh Simkin, adalah suku Melayu (63,3%).
Whalley, dan Keppler (2008) mengemukakan Hasil uji statistik setelah diberikan
bahwa pernapasan lambat bertujuan untuk kombinasi teknik slow deep breathing dan
memberikan efek rileks serta kontrol diri teknik effleurage pada kelompok eksperimen
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, dan kelompok kontrol menggunakan uji t
stres fisik dan emosi pada saat nyeri. Hal ini independent diperoleh p value (0,000) <
didukung oleh Braun dan Simonson (2014) (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
teknik effleurage memberikan kehangatan kombinasi teknik slow deep breathing dan
pada kulit, mengurangi nyeri dan mendorong teknik effleurage efektif terhadap intensitas
relaksasi sehingga mendatangkan nyeri dismenorea. Berdasarkan uji t
kenyamanan. dependent pada kelompok eksperimen
Sedangkan perbandingan rata-rata sebelum dan setelah pemberian kombinasi
intensitas nyeri dismenorea sebelum dan teknik slow deep breathing dan teknik
setelah tanpa pemberian kombinasi teknik effleurage diperoleh p value (0,000) <
slow deep breating dan teknik effleurage pada (0,05) serta terdapat penurunan intensitas
1174
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
1175
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
1176
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
1177