Anda di halaman 1dari 9

JOM Vol. 2 No.

2, Oktober 2015

EFEKTIFITAS KOMBINASI TEKNIK SLOW DEEP BREATHING


DAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP
INTENSITAS NYERI DISMENOREA

Indah , Sri , Wasisto

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email : indahastria30@gmail.com

Abstract
The aim of this research was to determined the effect combination of slow deep breathing technique and effleurage
technique for dysmenorrhoea pain intensity. The design of this research was Quasy experiment with Non-equivalent
control group approach, that divided into experiment group and control group. The research was conducted on
students who attend school in SMA Negeri 6 Kundur Kepulauan Riau. The total sample were 30 students who fit the
inclusion criteria and chosen by simple random sampling technique. Measuring instrument was observation sheet that
used in both groups. The analysis used univariate and bivariate analyzes by using independent and dependent sample t
test. The result showed with p value (0,000) < (0,05). It means that combination of slow deep breathing technique and
effleurage techniques was effective for reduce dysmenorrhoea pain intensity. Combination of slow deep breathing
technique and effleurage technique can reduce dysmenorrhoea pain intensity in non pharmacology which can be
practiced independently, thus expected for students who have other members of family or local communities use this
techniques for reducing dysmenorrhoea pain intensity.

PENDAHULUAN pernapasan dada maupun perut yang


Dismenorea adalah nyeri selama atau bertujuan memberikan efek relaksasi (Simkin,
sebelum menstruasi yang terjadi akibat Whalley, & Keppler, 2008). Berdasarkan
peningkatan hormon prostaglandin yang dapat penelitian yang dilakukan oleh Tarwoto
meningkatkan kontraksi uterus (Manuaba, (2012), didapatkan bahwa teknik slow deep
Manuaba, & Manuaba, 2007). Kejadian breathing dapat menurunkan intensitas nyeri
dismenorea cukup tinggi diseluruh dunia dan kepala akut pada cedera kepala ringan. Teknik
bervariasi, menurut data penelitian di Prancis slow deep breathing mengatur pernapasan
didapatkan 20% sampai 90% pada menstruasi secara dalam dan lambat yang meningkatkan
wanita (Xu et al, 2014). Di Indonesia angka jumlah oksigen dalam tubuh dan menstimulus
kejadian dismenorea terdiri dari 54,89% pengeluaran endorfin yang berefek pada
dismenorea primer dan 9,36% dismenorea penurunan respons saraf simpatis dan
sekunder. Di Surabaya didapatkan 1,07% peningkatan respons saraf parasimpatis
sampai 1,31% dari jumlah penderita datang ke seluruh tubuh yang mengakibatkan keadaan
bagian kebidanan tentang keluhan dismenorea rileks. Menurut penelitian Ernawati, Hartiti,
(Husain, 2013). dan Hadi (2010), didapatkan bahwa teknik
Dismenorea yang dirasakan berupa relaksasi dengan baik akan memberikan
nyeri atau rasa sakit siklik bersamaan dengan ketenangan yang berefek pada penurunan
menstruasi serta sering dirasakan seperti rasa intensitas nyeri dismenorea.
kram pada perut serta dapat menjalar ke Teknik effleurage adalah teknik
punggung, dengan rasa mual dan muntah, memijat dengan tenang berirama, bertekanan
sakit kepala ataupun diare (Fahmi, 2014). lembut ke arah distal/bawah yang bertujuan
Mengatasi dismenorea dengan cara untuk meningkatkan sirkulasi darah,
nonfarmakologi dapat dilakukan dengan cara memberikan tekanan, menghangatkan otot
teknik slow deep breathing dan teknik abdomen dan menstimulus serabut taktil di
effleurage. kulit pada abdomen. Berdasarkan penelitian
Teknik slow deep breathing adalah yang dilakukan oleh Ekowati, Wahjuni, dan
pernapasan lambat yang dapat berupa Alifa (2008), didapatkan bahwa teknik
1169
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

effleurage mengurangi nyeri dismenorea yaitu non-equivalent control group. Non-


dengan menstimulus serabut taktil di kulit equivalent control group adalah sebuah
pada abdomen yang memberikan efek rancangan penelitian yang melibatkan dua
relaksasi pada otot abdomen sehingga spasme kelompok yaitu kelompok eksperimen yang
otot abdomen berkurang dan dapat diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang
memberikan efek distraksi. Menurut tidak diberi perlakukan (Hidayat, 2008).
penelitian yang dilakukan oleh Handayani, Kelompok eksperimen dilakukan pengukuran
Winarni, dan Sadiyanto (2013), didapatkan sebelum intervensi (pretest), diberikan
hasil bahwa teknik effleurage dapat intervensi kombinasi teknik slow deep
menstimulus serabut taktil sehingga sinyal breathing selama 10 menit dan teknik
nyeri dapat dihambat. effleurage selama 5 menit dan setelah
Berdasarkan hasil survei dan observasi intervensi dilakukan pengukuran (posttest).
di SMA Negeri Kundur Kepulauan Riau pada Sedangkan kelompok kontrol tidak dilakukan
15 siswi didapatkan hasil bahwa keseluruhan intervensi namun tetap dilakukan pengukuran
siswi tersebut mengalami dismenorea. Lokasi pretest dan posttest. Pengukuran intensitas
dismenorea yang dirasakan dari perut ke nyeri dismenorea menggunakan skala nyeri
pinggang, payudara, bahkan saat nyeri terjadi yaitu Numeric Rating Scale (NRS). Sampel
siswi tidak dapat melakukan aktivitas. Dalam dalam penelitian ini adalah 30 siswi SMA
mengatasi nyeri, 8 dari 15 siswi menggunakan Negeri 6 Kundur Kepulauan Riau yang telah
teknik farmakologi, 3 dari 15 siswi mengatasi memenuhi kriteria inklusi. Teknik
nyeri dengan menggunakan kompres hangat, pengambilan sampel yang digunakan yaitu
4 dari 15 siswi mengatasi nyeri dengam teknik simple random sampling dengan
beristirahat bahkan membiarkan saja. Dalam sistem undian untuk menetapkan 15 sampel
mengatasi nyeri, siswi mendapatkan informasi kelompok eksperimen dan 15 sampel
tersebut dari teman dan keluarga kelompok kontrol.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi intensitas nyeri dismenorea HASIL PENELITIAN
pretest pada kelompok eksperimen dan Hasil penelitian yang telah dilakukan
kontrol. Mengidentifikasikan intensitas nyeri pada bulan Maret 2015 sampai April 2015
dismenorea posttest pada kelompok dengan melibatkan 30 responden tentang
eksperimen dan kontrol. Mengidentifikasikan efektifitas kombinasi teknik slow deep
perbedaan intensitas nyeri dismenorea antara breathing dan teknik effleurage terhadap
kelompok eksperimen dan kontrol sebelum intensitas nyeri dismenorea. Adapun hasil
dan setelah diberikan kombinasi teknik slow yang diperoleh adalah sebagai berikut:
deep breathing dan teknik effleurage. 1. Analisa Univariat
Penelitian ini dapat memberikan Gambar 1
sumbangan pemikiran dan acuan bagi ilmu Distribusi responden berdasarkan
pengetahuan tentang kombinasi teknik slow karakteristik
deep breathing dan teknik effleurage terhadap
intensitas nyeri dismenorea. Serta penanganan
nyeri dismenorea ini dapat digunakan bagi
siswi yang memiliki anggota keluarga dan
masyarakat sekitar untuk menangani
dismenorea.

METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quasi
Berdasarkan gambar 1 diketahui
experimental dengan rancangan penelitian
1170
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

bahwa mayoritas responden yang


mengalami dismenorea berumur 17-18 Tabel 2
tahun sebanyak 15 orang (50,0%). Perbedaan intensitas nyeri dismenorea
Mayoritas suku responden yang setelah diberikan kombinasi teknik slow
mengalami dismenorea adalah suku deep breathing dan teknik effleurage
melayu sebanyak 19 orang (63,3%). pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
Tabel 1
Intensitas nyeri dismenorea sebelum Intensitas Nyeri Mean SD p
diberikan intervensi pada kelompok Dismenorea value
Kelompok 1,53 1,187
eksperimen dan kelompok kontrol
Eksperimen 0,000
Kelompok Kontrol 4,60 2,324
Intensitas
Nyeri Mean SD Min Max
Dismenorea Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa
Eksperimen rata-rata pada kelompok eksperimen
Pretest 5,27 2,052 2 9 setelah diberikan kombinasi teknik slow
Posttest 1,53 1,187 0 4 deep breathing dan teknik effleurage
Kontrol adalah 1,53, sedangkan pada kelompok
Pretest 4,40 1,920 1 8
Posttest 4,60 2,324 0 9
kontrol 4,60 dengan p value (0,000), serta
perbedaan nilai rata-rata antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol adalah
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
3,067. Maka dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata intensitas nyeri dismenorea
ada perbedaan yang signifikan antara
pada kelompok eksperimen sebelum
rata-rata intensitas nyeri dismenorea pada
diberikan intervensi yaitu 5,27 dan
kelompok eksperimen dan kelompok
setelah diberikan intervensi yaitu 1,53.
kontrol.
Perbedaan nilai rata-rata intensitas nyeri
Mengidentifikasikan perbedaan
dismenorea sebelum dan setelah
intensitas nyeri sebelum dan setelah
diberikan intervensi pada kelompok
diberikan kombinasi teknik slow deep
eksperimen terjadi penurunan nilai rata-
breathing dan teknik effleurage pada
rata intensitas nyeri dismenorea yaitu
kelompok eksperimen dan tanpa
sebesar 3,74 poin. Nilai rata-rata
diberikan kombinasi teknik slow deep
intensitas nyeri dismenorea pada
breathing dan teknik effleurage pada
kelompok kontrol sebelum tanpa
kelompok kontrol dilakukan uji t
diberikan intervensi yaitu 4,40 dan
dependent.
setelah tanpa diberikan intervensi yaitu
4,60. Serta perbedaan nilai rata-rata
Tabel 3
intensitas nyeri dismenorea sebelum dan
Intensitas nyeri dismenorea pada
setelah tanpa intervensi pada kelompok
kelompok eksperimen sebelum dan
kontrol terjadi peningkatan nilai rata-rata
setelah diberikan kombinasi teknik slow
intensitas nyeri dismenorea yaitu sebesar
deep breathing dan teknik effleurage
0,2.
Intensitas Nyeri
2. Analisa Bivariat Dismenorea
Mengidentifikasikan perbedaan Mean SD p value
Kelompok
intensitas nyeri dismenorea antara Eksperimen
kelompok eksperimen dan kelompok Sebelum 5,27 2,052
Intervensi 0,000
kontrol dengan menggunakan uji t
Setelah Intervensi 1,53 1,187
independent.
1171
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

menyatakan bahwa suku Melayu merupakan


Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat salah satu suku bangsa yang banyak terdapat
bahwa pada kelompok eksperimen di Kepulauan Riau. Kepulauan Riau adalah
diperoleh nilai rata-rata sebelum Bunda Tanah Melayu yang merupakan
diberikan intervensi yaitu 5,27 wilayah bekas kejayaan kerajaan Melayu Riau
(SD=2,052) dan setelah diberikan yang baru berakhir pada awal abad ke 20.
intervensi yaitu 1,53 (SD=1,187) dengan Berdasarkan hasil penelitian
p value (0,000) < (0,05), serta diperoleh bahwa rata-rata intensitas nyeri
perbedaan nilai rata-rata intensitas nyeri dismenorea sebelum diberikan kombinasi
dismenorea sebelum dan setelah teknik slow deep breathing dan teknik
pemberian intervensi yaitu 3,74 poin. effleurage pada kelompok eksperimen sebesar
Maka dapat dianalisis bahwa terjadi 5,27, sedangkan rata-rata intensitas nyeri
penurunan rata-rata intensitas nyeri dismenorea pada kelompok kontrol sebesar
dismenorea pada kelompok eksperimen 4,40. Rata-rata intensitas nyeri dismenorea
serta dapat disimpulkan ada perbedaan setelah diberikan kombinasi teknik slow deep
yang signifikan antara rata-rata intensitas breathing dan teknik effleurage pada
nyeri dismenorea sebelum dan setelah kelompok eksperimen sebesar 1,53,
pemberian kombinasi teknik slow deep sedangkan rata-rata intensitas nyeri
breathing dan teknik effleurage yang dismenorea pada kelompok kontrol sebesar
dilakukan selama 15 menit. 4,60.
Hasil uji t independent untuk
PEMBAHASAN membandingkan intensitas nyeri dismenorea
Hasil penelitian yang telah dilakukan setelah diberikan kombinasi teknik slow deep
di SMA Negeri 6 Kundur Kepulauan Riau, breathing dan teknik effleurage pada
didapatkan hasil bahwa umur responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
terbanyak berada pada rentang umur 17-18 tanpa diberikan kombinasi teknik slow deep
tahun (50,0%). Hasil penelitian ini sesuai breathing dan teknik effleurage menunjukkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kirana nilai p value (0,000) < (0,05), maka
dan Kartini (2013) dengan hasil bahwa kombinasi teknik slow deep breathing dan
dismenorea pada umumnya terjadi pada umur teknik effleurage efektif terhadap intensitas
>17 tahun. Serta penelitian yang dilakukan nyeri dismenorea.
oleh Novia dan Puspitasari (2008) dengan Setelah dilakukan kombinasi teknik
hasil bahwa dismenorea pada umumnya slow deep breathing dan teknik effleurage
terjadi pada responden berumur 15-25 tahun didapatkan bahwa intensitas nyeri dismenorea
karena pada umur tersebut wanita beresiko pada kelompok eksperimen menurun. Hasil
menderita dismenorea primer. penelitian ini sesuai dengan penelitian
Dismenorea pada umumnya terjadi 2- Tarwoto (2012) tentang pengaruh teknik slow
3 tahun setelah menarche yang ideal adalah deep breathing terhadap intensitas nyeri
12-15 tahun sehingga dismenorea lebih kepala akut pada pasien cedera kepala akut.
banyak terjadi pada usia 17-18 tahun. Pada Didapatkan hasil bahwa teknik slow deep
umur tersebut terjadi perkembangan seks breathing efektif dalam menurunkan
sekunder dan hormon tubuh tidak stabil intensitas nyeri kepala akut pada pasien
sehingga dapat merangsang hormon dengan cedera kepala akut. Teknik slow deep
prostaglandin yang menyebabkan kontraksi breathing dapat meningkatkan suplai oksigen
uterus meningkat dan terjadi dismenorea dan menurunkan kebutuhan oksigen dalam
(Manuaba, Manuaba, dan Manuaba, 2009). tubuh serta terjadi keseimbangan oksigen
Suku responden terbanyak adalah sehingga tubuh melepaskan endorfin ke
suku Melayu (63,3%). Berdasarkan laporan seluruh tubuh.
dari Humas Provinsi Kepulauan Riau (2012), Hal ini juga sesuai dengan penelitian
1172
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

Ernawati, Hartiti, dan Hadi (2010) tentang dapat mengurangkan nyeri secara efektif dan
teknik relaksasi terhadap nyeri dismenorea menimbulkan efek relaksasi (Braun &
pada mahasiswi, didapatkan hasil bahwa Simonson, 2014). Stimulus yang dilakukan
teknik relaksasi dapat menurunkan intensitas pada kulit abdomen memberikan efek
nyeri dismenorea. Teknik relaksasi relaksasi dan distraksi yang dapat
mengakibatkan pelepasan endorfin yang mengurangkan nyeri kram abdomen akibat
merupakan pembunuh alami yang berasal dari dismenorea (Handayani, Winarni &
tubuh serta dapat menutup mekanisme Sadiyanto., 2013). Efek relaksasi juga
pertahanan dengan menghambat memberikan individu kontrol diri ketika
prostaglandin sehingga nyeri tidak dapat terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres
dihantar ke sistem saraf pusat serta fisik, emosi serta menstimulus pelepasan
meningkatkan respons saraf parasimpatis endorfin (Simkin, Whalley, & Keppler, 2008).
diseluruh tubuh termasuk uterus. Pelepasan endorfin dapat memberikan efek
Teknik effleurage memberikan relaksasi dan meningkatkan respons saraf
kehangatan pada kulit, mengurangi nyeri dan parasimpatis yang mengakibatkan vasodilatasi
mendorong relaksasi sehingga mendatangkan pembuluh darah seluruh tubuh dan uterus
kenyamanan (Braun & Simonson, 2014). serta meningkatkan aliran darah uterus
Sesuai dengan penelitian Ekowati, Wahjuni, sehingga mengurangi intensitas nyeri
dan Alifa (2008) tentang efek teknik masase dismenorea (Ernawati, Hartiti, & Sadiyanto,
effleurage pada abdomen terhadap penurunan 2010).
intensitas nyeri pada dismenorea primer Perbandingan rata-rata intensitas
mahasiswa. Serta didapatkan hasil bahwa nyeri dismenorea sebelum dan setelah
teknik effleurage dapat menurunkan intensitas pemberian kombinasi teknik slow deep
nyeri dismenorea. Hal ini menunjukkan breating dan teknik effleurage pada kelompok
bahwa pemberian terapi massase sebagai eksperimen menggunakan uji t dependent
terapi non farmakologis dapat menurunkan diperoleh diperoleh p value (0,000) <
intensitas nyeri dismenorea. Teknik effleurage (0,05), hal ini berarti ada perbedaan yang
dapat menstimulus mekanoreseptor yang signifikan antara rata-rata intensitas nyeri
dibawa neuron A-Beta pada area abdomen dismenorea pada kelompok eksperimen
yang dekat dengan area uterus. sebelum dan setelah diberikan kombinasi
Hal ini juga didukung oleh penelitian teknik slow deep breathing dan teknik
Handayani, Winarni, dan Sadiyanto (2013) effleurage. Penurunan nilai rata-rata intensitas
tentang pengaruh massage effleurage nyeri dismenorea yaitu sebesar 3,74 poin,
terhadap pengurangan intensitas nyeri poin tersebut lebih besar jika dibandingkan
persalinan kala I fase aktif pada primipara. dengan penelitian lain tentang terapi
Serta didapatkan hasil bahwa teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri
effleurage dapat menurunkan intensitas nyeri dismenorea.
persalinan kala I fase aktif. Sebelum Penelitian yang mendukung efek
dilakukan teknik effleurage pada abdomen teknik relaksasi terhadap dismenorea adalah
responden mengalami nyeri sedang, namun penelitian yang dilakukan oleh Ernawati,
setelah diberikan teknik effleurage pada Hartiti, dan Hadi (2010), hasil akhir
abdomen responden mengalami penurunan menunjukkan bahwa secara signifikan teknik
intensitas nyeri. relaksasi dapat menurunkan rata-rata
Kombinasi teknik slow deep intensitas nyeri dismenorea yaitu sebesar 0,64
breathing dan teknik effleurage mengurangi poin (p value < ). Hal ini juga didukung oleh
intensitas nyeri dismenorea dengan penelitian Solihatunisa (2012) tentang
menstimulus mekanoreseptor pada kulit pengaruh senam terhadap penurunan
abdomen, memberikan efek relaksasi dan intensitas nyeri saat dismenorea. Senam yang
distraksi. Stimulasi mekanoreseptor pada kulit dilakukan dalam penelitian ini terdapat
1173
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

gerakan dalam pengaturan pola nafas dada kelompok kontrol menggunakan uji t
yang dilakukan secara pelan, teratur dan dependent diperoleh diperoleh p value (0,334)
rileks. Hasil akhir menunjukkan bahwa secara > (0,05), ini berarti tidak ada perbedaan
signifikan senam dapat menurunkan rata-rata yang signifikan antara rata-rata intensitas
intensitas nyeri dismenorea yaitu sebesar 3,1 nyeri dismenorea pada kelompok kontrol
poin (p value < ). sebelum dan setelah tanpa diberikan
Penelitian yang mendukung efek kombinasi teknik slow deep breathing dan
teknik effleurage terhadap dismenorea adalah teknik effleurage.
penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Sesuai dengan penelitian Ernawati,
Ningsih, dan Putri (2012) tentang Hartiti, dan Hadi (2010), yang menemukan
perbandingan efektifitas kompres hangat dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
teknik effleurage terhadap dismenorea. Hasil nyeri dismenorea sebelum dan setelah tanpa
akhir menunjukkan secara signifikan teknik diberikan intervensi pada kelompok kontrol.
effleurage dapat menurunkan rata-rata Hal ini dikarenakan tidak adanya upaya untuk
intensitas nyeri dismenorea yaitu sebesar 1,74 mengurangi intensitas nyeri dismenorea. Jika
poin (p value < ). Penelitian yang juga dismenorea tidak diatasi dapat mengganggu
mendukung efek teknik effleurage terhadap aktivitas sehari-hari, menurut Xu et al (2014)
dismenorea adalah penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa sekitar 10% dari
oleh Purwati (2013) tentang perbedaan terapi perempuan memiliki gejala dismenorea yang
dismneorea dengan metode effleurage, cukup parah sehingga mengganggu aktivitas
kneading, dan yoga dalam mengatasi sehari-hari, meningkatkan absensi dan
dismenorea. Hasil akhir menunjukkan secara mengurangi kualitas hidup. Oleh karena itu,
signifikan teknik effleurage dapat penelitian ini memberikan upaya penanganan
menurunkan rata-rata intensitas nyeri yaitu intensitas nyeri dismenorea dengan
sebesar 2,27 poin (p value < ). menggunkaan terapi nonfarmakologis yaitu
Berdasarkan penelitian yang telah kombinasi teknik slow deep breathing teknik
dilakukan diatas, didapatkan hasil bahwa effleurage.
teknik relaksasi serta teknik effleurage dapat
menurunkan intensitas nyeri dismenorea. PENUTUP
Setelah dilakukan kombinasi teknik slow deep Kesimpulan
breathing dan teknik effleurage didapatkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahwa intensitas nyeri dismenorea yang karakterisik responden paling banyak berada
dialami responden juga mengalami penurunan pada rentang umur 17-18 tahun (50,0%).
dengan poin intensitas nyeri yang lebih Serta rata-rata suku responden terbanyak
banyak. Pendapat ini didukung oleh Simkin, adalah suku Melayu (63,3%).
Whalley, dan Keppler (2008) mengemukakan Hasil uji statistik setelah diberikan
bahwa pernapasan lambat bertujuan untuk kombinasi teknik slow deep breathing dan
memberikan efek rileks serta kontrol diri teknik effleurage pada kelompok eksperimen
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, dan kelompok kontrol menggunakan uji t
stres fisik dan emosi pada saat nyeri. Hal ini independent diperoleh p value (0,000) <
didukung oleh Braun dan Simonson (2014) (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
teknik effleurage memberikan kehangatan kombinasi teknik slow deep breathing dan
pada kulit, mengurangi nyeri dan mendorong teknik effleurage efektif terhadap intensitas
relaksasi sehingga mendatangkan nyeri dismenorea. Berdasarkan uji t
kenyamanan. dependent pada kelompok eksperimen
Sedangkan perbandingan rata-rata sebelum dan setelah pemberian kombinasi
intensitas nyeri dismenorea sebelum dan teknik slow deep breathing dan teknik
setelah tanpa pemberian kombinasi teknik effleurage diperoleh p value (0,000) <
slow deep breating dan teknik effleurage pada (0,05) serta terdapat penurunan intensitas
1174
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

nyeri dismenorea yaitu sebesar 3,74 poin.


UCAPAN TERIMAKASIH
Saran
Terimakasih kepada Universitas Riau melalui
a. Bagi Insitusi Pendidikan
Lembaga Penelitian Universitas Riau serta
Insitusi pendidikan diharapkan
Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
dapat meningkatkan perkembangan ilmu
memberikan kesempatan untuk dapat
pengetahuan dan menjadikan penelitian
mempublikasikan skripsi ini.
ini sebagai evidence based practice
dalam penanganan nyeri seperti 1
Indah Astria: Mahasiswa Program Studi
dismenorea atau masalah kesehatan lain
Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
untuk masa yang akan datang.
Indonesia
2
Ns. Sri Utami, M. Med: Dosen Bidang
b. Bagi Masyarakat
Keilmuan Keperawatan Maternitas Program
Kombinasi teknik slow deep
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
breathing dan teknik effleurage dapat
Indonesia
dilakukan secara mandiri dan mudah 3
Ns.Wasisto Utomo, M. Kep., Sp. KMB:
diterapkan dalam penanganan
Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan
dismenorea. Bagi siswi yang memiliki
Medikal Bedah Program Studi Ilmu
anggota keluarga lain atau masyarakat
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
sekitar diharapkan dapat menggunakan
kombinasi teknik slow deep breathing
dan teknik effleurage untuk menangani DAFTAR PUSTAKA
nyeri dismenorea dan menghindari Braun, M. B & Simonson, S. J. (2014).
penggunaan teknik farmakologi untuk Introduction to massage therapy.
penanganan nyeri dismenorea. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
c. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain diharapkan dapat Dewi, N. R., Ningsih, N., & Putri, R. H.
meneliti tentang teknik nonfarmakologi (2012). The Effectiveness Between
yang lain untuk mengatasi dismenorea. Warm Compress And Effleurage
Kombinasi teknik slow deep breathing Technique Against Dysmenorrhoea.
dan teknik effelurage dapat menurunkan Diperoleh pada tanggal 25 Juni 2015
intensitas nyeri dismenorea dengan di http://eprints.unsri.ac.id/1457/
perbedaan nilai rata-rata antara kelompok Ekowati, R., Wahjuni, E. S., & Alifa. A.
eksperimen dan kelompok kontrol adalah (2008). Efek teknik masase effleurage
3,067. Diharapkan peneliti selanjutnya pada abdomen terhadap penurunan
dapat menambahkan teknik intensitas nyeri pada dismenore
nonfarmakologi yang lain dan primer mahasiswa PSIK FKUB
dikombinasikan dengan teknik ini untuk Malang. Diunduh pada tanggal 27
mengatasi dismenorea sehingga dapat November 2014 di
lebih efektif dalam menurunkan http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/1234
intensitas nyeri dismenorea. 56789/18020/1/Efek-teknik-masase-
EFFLURAGE-pada-abdomen-
terhadap-penurunan-intensitas-nyeri-
pada-dismenore-primer-Mahasiswi-
PSIK-FKUB-Malang..pdf.
Ernawati, Hartiti, T., & Idris, H. (2010).
Terapi relaksasi terhadap nyeri

1175
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

dismenore pada mahasiswi universitas putri di SMAN 2 Semarang. Diperoleh


muhammadiyah semarang. Prosiding pada tanggal 11 Mei 2015 di
Seminar Nasional UNIMUS, 106-113. http://eprints.undip.ac.id/32594/1/395
Diperoleh pada tanggal 23 Januari _Dian_Purwitaningtyas_Kirana_G2C0
2015 di 07022.pdf
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ps
Manuaba, I. A. C,. Manuaba, I. B. G. F., &
n12012010/article/view/54/28
Manuaba, I. B. G. (2007). Pengantar
Fahmi, M. F. (2014). Pengaruh vitamin E kuliah obstetri. Jakarta: EGC.
dalam mengurangi nyeri haid
Manuaba, I. A. C,. Manuaba, I. B. G. F., &
(dismenore) pada wanita usia muda
Manuaba, I. B. G. (2009). Memahami
yang dinilai dengan visual analog
kesehatan reproduksi wanita. Jakarta:
scale. Medan: Universitas Sumatera
EGC.
Utara. Di peroleh pada tanggal 1
Desember 2014 di http:// Novia, I., & Puspitasari, N. (2008). Faktor
repository.usu.ac.id/handle/123456789 resiko yang mempengaruhi kejadian
/41010 dismenore primer, 96-103. Diunduh
pada tanggal 28 November di
Handayani, R., Winarni, & Sadiyanto. (2013).
http://eprints.undip.ac.id/16077/1/Sri_
Pengaruh massage effleurage terhadap
Purwanti.pdf
pengurangan untensitas nyeri
persalinan kala I fase aktif pada Purwanti, S. (2013). Analisis perbedaan terapi
primipara di RSIA Bunda Arif dismenorhea dengan metode
Purwokerto tahun 2011. Jurnal effleurage, kneading, dan yoga dalam
Kebidanan Volume V nomor 01, 66-73. mengatasi dismenorhea. Jurnal
Diperoleh pada tanggal 15 November kebidanan vol. V, no. 01. Diperoleh
2014 di pada tanggal 25 Juni 2015 di
http://journal.akbideub.ac.id/index.php http://journal.akbideub.ac.id/index.php
/jkeb/article/view/114/113 /jkeb/article/view/106 Simkin, P.,
Whalley, J., & Keppler, A. (2008).
Hidayat, A. A. A. (2008). Riset keperawatan
Panduan lengkap kehamilan,
dan teknik penulisan ilmiah edisi ke 2.
melahirkan, dan bayi. Jakarta:
Jakarta: Salemba Medika.
ARCAN.
Humas Kepualuan Riau (03 Januari 2014).
Solihatunisa, I. (2012). Pengaruh senam
Laporan akuntabilitas kinerja instansi
terhadap penurunan intensitas nyeri
pemerintahan provinsi Kepulauan
saat dismenorea. Diperoleh pada
Riau 2012. Diperoleh pada tanggal 11
tanggal 25 Juni 2015 di
Mei 2015 di
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/ha
http://www.kepriprov.go.id
ndle/123456789/25532
Husain, O. (2013). Hubungan pengetahuan
tentang dismenore dengan upaya Tarwoto. (2012). Pengaruh latihan slow deep
penanganan pada siswi kelas X di breathing terhadap intensitas nyeri
SMKN 1 Batudaa. Diperoleh pada kepala akut pada pasien cedera kepala
tanggal 3 Desember 2014 di ringan. Jurnal Health Quality volume
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFI 2 nomor 4, 201-211. Diperoleh pada
KK/article/download/2841/2817 tanggal 21 November 2014 di
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2
Kirana, D. P., & Kartini, A. (2013). Hubungan 0280088-T%20%20TARWANRO.pdf
asupan gizi dan polamenstruasi
dengan kejadian anemia pada remaja Xu, T., Hui, L., Li-Juan, Y., Guo-Min, S., &

1176
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

Tian-Hua, W.(2014). Effect of 42. Diperoleh pada tanggal 3


moxibustion or acupoint therapy for Desember 2014 di
the treatment of primary http://media.proquest.com/media/pq/cl
dysmenorrhea: a meta-analysis. assic/doc/3399693441
Alternative therapies volume 20, 33-

1177

Anda mungkin juga menyukai