Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN DESAIN KENDARAAN KONTES MOBIL HEMAT

ENERGI TAHUN 2016

BISMILLAH EV (BARQUN SPEED)

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................... 2
Maksud dan tujuan dari desain mobil KMHE dan keikutsertaan Team Bismillah
dalam kompetisi ini adalah: ........................................................................................ 2
BAB II DESAIN KENDARAAN ..................................................................................................... 4
2.1 Dasar Teori Perancangan ..................................................................................... 4
2.2 Kriteria Perancangan (Uraian penjelasan desain bentuk yang dibuat, bentuk
dan dimensi kendaraan, analisa aerodinamika) ......................................................... 6
2.3 Struktur Sasis dan Bodi, Pemilihan Bahan dan Analisa ........................................ 9
2.4 Rancangan Steering System ............................................................................... 15
2.5 Rancangan Breaking (rem) System .................................................................... 16
2.6 Rancangan Engine atau Motor Penggerak ......................................................... 16
2.7 Rancangan Sistem Transmisi Tenaga ................................................................. 18
2.8 Rancangan Safety ............................................................................................... 19
BAB III RANCANGAN PROSES PRODUKSI................................................................................ 21
3.1 Proses Produksi Komponen Kendaraan .............................................................. 21
3.2 Kemudahan Proses Produksi ............................................................................... 22
BAB IV MANAJEMEN INDUSTRI .............................................................................................. 26
4.2 Jadwal Rencana ................................................................................................... 27
BAB V RENCANA PENGUJIAN KENDARAAN............................................................................ 28
5.1 Pengujian Rangka ................................................................................................ 28
5.2 Akselerasi ............................................................................................................ 28
5.3 Manuver .............................................................................................................. 28
5.4 Pengereman ........................................................................................................ 28
BAB VI ANALISA BIAYA ........................................................................................................... 29
6.1 Biaya Suku Cadang .............................................................................................. 29
6.2 Biaya Bahan ......................................................................................................... 30
6.3 Biaya Produksi ..................................................................................................... 31
6.4 Biaya Assembly .................................................................................................... 31
6.5 Biaya Testing ....................................................................................................... 31
6.6 Biaya Total ........................................................................................................... 31

ii
BAB VII PENUTUP ................................................................................................................... 32

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan mobilitas masyarakat juga
semakin meningkat, terutama pergerakan manusia dan barang dengan
menggunakanperalatan transportasi darat pribadi dan umum. Berdasarkan data
dari Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo), jumlah kendaraan
bermotor roda empat atau lebih yang beroperasi pada akhir tahun 2010 adalah
sebanyak 16 juta dan pada tahun 2020 akan mencapai lebih dari 25 juta. Adapun
data dari Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) pada perioda yang sama
sepedamotor yang terjual setiap hari mencapai 20.184 sepeda motor/hari.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kendaraan total sampai
tahun 2011 mencapai 9,5 juta mobil pribadi dan 68,8 juta sepeda motor. Dari 363
juta barel penggunaan BBM di tahun 2010, 191,9 juta barel (dari total 218 juta
barel untuk transportasi) dipakai oleh transportasi jalan, di mana 163,1 juta barel
digunakan kendaraan roda empat atau lebih (75 juta barel digunakan oleh mobil
pribadi) (Agus P, 2014).

Selain konsumsi BBM yang tinggi akibat perlahannya peningkatan suhu bumi,
atau yang sering kita sebut dengan istilah Global Warming. Kenaikan yang
konstan dari suhu bumi inilah yang menyebabkan terjadinya beberapa bencana
besar dalam beberapa dekade ini, seperti melelehnya es di kutub-kutub bumi,
hilangnya pulau akibat naiknya permukaan air laut. Hal yang turut mempercepat
fenomena tersebut adalah polusi/pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh
emisi gas buang, seperti: Carbon Monoxide (CO) dan Metana (CH4), Nitrogen
Oxide (NOx) maupun partikel lainnya pada kendaraan konvensional berbasis
ICE(Internal Combustion Engine). Hal inilah yang menyebabkan terganggunya
kesehatan masyarakat, karena tercemarnya udara yang mengakibatkan
terganggunya lapisan Ozon yang merupakan pelindung terhadap paparan sinar
ultraviolet berasal dari matahari. Selain emisi gas, emisi suara yang dihasilkan
oleh kendaraan ICE menyebabkan pula tingkat kebisingan suara menjadi tinggi.
Kendaraan konvensional menyumbang secara signifikan terhadap polusi udara

1
yang terjadi di bumi ini. Kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh
emisi kendaraan bermotor.
Bersarkan data kementrian lingkungan hidup.
Menjawab permasalahan-permasalahan diatas, maka Mobil Listrik saat ini
gencar dikembangkan sebagai alternatif transportasi karena tingginya harga mobil
konvensional dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM. )Menemukan sumber
energi yang bersih dan dapat terbarukan adalah salah satu solusi dari
permasalahan diatas. Penggunaan energi listrik dalam dunia otomotif saat ini
dianggap mampu untuk mengatasi masalah lingkungan diatas. Produsen otomotif
di dunia melakukan banyak eksperimen untuk membuat mobil listrik yang dapat
menyaingi mobil konvensional saat ini. Mulai dadi pengembangan batrai yang
memiliki rasio daya berat yang besar sampai dengan mengembangkan motor
listrik berefisiensi tinggi, tingkat efisiensi mobil listrik dapat mencapai 80%,
sedangkan mobil konvensional memiliki efisiensi 60%. Hal itu sangat mungkin
terjadi, sebagai contoh adalah saat mobil terjebak dalam kemacetan. Dalam
keadaan ideal mobil konvensional tetap membakar bahan bakarnya. Berbeda
dengan mobil listrik, dalam keadaan ideal mobil listrik menggunakan sedikit
energi yang digunakannya. Motor listrik hanya akan menggunakan energi saat
beroperasi saja.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari desain mobil KMHE dan keikutsertaan Team
Bismillah dalam kompetisi ini adalah:
1. Memberikan alternatif solusi bagi masalah energi nasional saat ini. Solusi
yang dimaksud tentu akan memberikan efek positif dalam pengembangan
kendaraan masa depan yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
2. Memberikan wadah bagi mahasiswa teknik seluruh Indonesia untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah serta
meningkatkan kreatifitas, disiplin, serta kemampuan soft skill dan hard skill.
3. Dapat mempercepat penguasaan teknologi otomotif terbaru di Indonesia
sehingga akan muncul teknologi-teknolgi terbaru di bidang otomotif yang
nantinya akan dapat digunakan untuk menghemat maupun menggunakan
bahan bakar alternative.
4. Mengetahui sistem manajemen energi pada mobil.

2
5. Mengetahui sistem keamanan otomatis saat kondisi energi pada mobil kurang
dari nilai referensi.

3
BAB II

DESAIN KENDARAAN
2.1 Dasar Teori Perancangan
Kendaraan prototype merupakan kendaraaan yang dapat menempuh jarak
terjauh dengan desain se-aerodinamis dan seringan mungkin dengan
menggunakan 3 roda penggerak. Kendaraan prototype ini dibagi beberapa kelas
yaitu kelas prototype bensin, prototype diesel, prototype ethanol, dan prototype
listrik. Dengan semakin langkahnya sumber bahan bakar ini maka akan semakin
membuat harga BBM diseluruh dunia meroket. Ditambah lagi dengan semakin
banyaknya jumlah kendaraan yang beredar dan digunakan maka penggunaan
BBM semakin meningkat. Dalam permasalahan ini setiap pabrikan otomotif dunia
berlomba-lomba dalam menghasilkan kendaraan yang memiliki efisiensi bahan
bakar lebih sedikit. Efisiensi bahan bakar ditentukan komponen utama dari
kendaraan, menurut Sutantra I.N. (2001), komponen utama dari kendaraan berupa
pembangkit tenaga, bodi, dan chasis.

Mereduksi gaya Maksimalkan


hambat udara efisiensi motor/
engine dan transmisi

TUJUAN:
HEMAT
ENEGRY

Pengoptimalan Mengurangi berat


operasi kendaraan kendaraan

Untuk memaksimalkan efisiensi konsumsi energy pada kendaraan, maka dapat


ditempuh beberapa cara :

Meminimalkan gaya hambat yang terjadi pada kendaraan.


Hal yang paling signifikan dalam mempengaruhi effisiensi kendaraan saat
beroperasi adalah gaya hambat udara, hambatan putar dari ban dan kerugian pada
sistem transmisi. Hal tersebut dapat digambarkan dengan bagan/skema seperti
gambar diatas.

4
Aspek yang terpenting dalam merancang kendaraan adalah membuat formula
untuk meminimalkan hambatan-hambatan tersebut. Analisa performa kandaraan
dengan gaya hambatan-hambatan diatas dengan menggunakan persamaan 1-3.

2
Fdrag = Cd A (persamaan 1)
2

Frr = Crr V (persamaan 2)

Fbearing = Cb FN (persamaan 3)

Dengan Cd , Crr dan Cb adalah koefisien hambatan udara, hambatan putar roda
(rolling resistance) dan hambatan transmisi pada bearing. Variabel A , FN dan V
adalah mewakili luasan area frontal kendaraan, gaya normal, dan kecepatan
kendaraan.
Memaksimalkan efisiensi motor/ engine.
Dalam hal memaksimalkan efisiensi motor disini kami mencoba dengan cara
pengembangan controller. Dengan menggunakan mikrokontroller.
Meminimalisasi berat kendaraan.
Mereduksi berat kendaraan sangat erat kaitannya dengan hambatan putar ban.
Semakin berat bobot kendaraan akan memperbesar hambatan putar ban sehingga
energi yang digunakan untuk menggerakkan mobil akan semakin besar pula.
Team Bismillah menggunakan frame aluminum untuk memperingan berat
kendaraan.
Mengoptimalkan pengoperasian kendaraan, gaya berkendara (behavior
driving).

Dalam regulasi perlombaan menyatakan bahwa kendaraan prototype diberi


waktu 24 menit untuk menyelesaikan 8 putaran dengan jarak tempuh total 12,8km.
Sehingga didapat kecepatan rata-rata sebesar 9,72m/s atau setara 35km/jam.
Hambatan putar roda (rolling resistance) dan hambatan udara adalah berbanding
terbalik dengan kecepatan, dengan demikian saat kedua hambatan kecil maka
kecepatan akan besar. Akan tetapi, jika kendaraan dipaksa melaju dengan
kecepatan yang konstan 35km/jam, maka putaran motor listrik menjadi kurang
ideal. Karena pada putaran tersebut efisiensi yang dihasilkan motor listrik tersebut
tidak pada efisiensi tertinggi. Sehingga memungkinkan kendaraan melaju lebih

5
cepat dari kecepatan rata-rata, dengan menentukan batas atas kecepatan dan batas
bawah kecepatan. Tim melakukan strategy Burn dan Coast, burn adalah
pengemudi menarik tuas gas sampai dengan kecepatan tertentu sedangkan coast
adalah pengemudi melepas tuas gas sehingga kendaraan menggelinding bebas.

2.2 Kriteria Perancangan (Uraian penjelasan desain bentuk yang dibuat,


bentuk dan dimensi kendaraan, analisa aerodinamika)
Dimensi kendaraan dengan panjang total 2700 mm lebar total 760 mm dan
tinggi total 600 mm. Dimensi ini didapatkan dari penyesuaian rangka, body,
regulasi perlombaan dan desain awal kendaraan yang sudah ditentukan. Dengan
wheelbase 1550 mm sesuai regulasi perlombaan, yaitu minimum wheelbase 1200
mm maka kami membangun kendaraan dengan whellbase yang lebih panjang agar
lebih stabil dan aman untuk pengendara. Sedangkan lebar antara dua roda depan
atau trackwidth 600 mm, trackwidth kami desain sedikit lebih kecil karena kami
membangun kendaraan dengan tipe closewheel. Kelebihan dari tipe ini adalah
lebih stabil dan aerodinamis. Bentuk kendaraan dibentuk seaerodinamis mungkin
untuk menghasilkan aliran yang laminar dan juga mengurangi gaya hambat
dengan udara. Sehingga didapatkan bentuk body yang menyerupai peluru. Bentuk
ini cukup efektif memecah udara pada saat kendaraan ini mencapai kecepatan
maksimum.

Gambar. 2.1 Desain Bismillah EV

6
7
Gambar. 2.2 Analisa aerodinamika Bismillah EV
Saat kendaraan berjalan proses aliran angin yang terjadi pada kendaraan dapat
dibedakan menjadi tiga kategori :
Aliran angin disekeliling kendaraan
Aliran angin di dalam bodi kendaraan
Aliran angin di dalam mesin kendaraan
Pembahasan disini hanya memperhatikan aliran angin di sekeliling bodi dan
sedikit di dalam bodi. Beban-beban angin yang terjadi pada kendaraan dapat
mempengaruhi konsumsi bahan bakar dan juga dapat mempengaruhi kestabilan
arah kendaraan. Secara konvensional beban angin yang di bahas atau di perhatikan

8
pada kendaraan hanyalah gaya hambatan angin karena ia sangat berpengaruh
terhadap konsumsi bahan bakar dan prilaku traksi dari suatu kendaraan.
(Michael Costn and David Phipps. 1996. Racing and Sports Car Chassis Design.
London: B.T Bastsford LTD)

Prinsip Dasar Aliran angin Pada Kendaraan

Secara umum fenomena aliran pada kendaraan dapat dikategorikan dalam 2


group yaitu aliran external dan aliran internal. Aliran external yaitu aliran udara
di sekitar kendaraan dan aliran udara yang masuk ke dalam bagian kendaraan
misalkan aliran pada bagian pendingin. Aliran internal merupakan proses aliran
di dalam permesinan misalkan proses aliran fluida di dalam mesin dan sistem
transmis kendaraan.
Pola aliran udara di sekitar bodi kendaraan seperti pada gambar diatas inilah
yang akan menyebabkan terjadinya gaya dan momen aerodinamis pada kendaraan
yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap gaya hambat (drag) dari
kendaraan.

2.3 Struktur Sasis dan Bodi, Pemilihan Bahan dan Analisa


Untuk mencapai efisiensi penggunaan energi tertinggi, berat harus direduksi
sebanyak mungkin. Komponen terbesar dalam sebuah kendaraan adalah chassis
dan sangat berpengaruh terhadap keseluruhan berat kendaraan. Akan tetapi dalam
mereduksi berat chassis tetap mementingkan keamanan pengendara. Pemilihan
material chassis didasarkan pada tiga faktor, yakni: berat, harga dan kekuatan.
Setelah melihat dan menganalisa beberapa pilihan, kami menggunakan material
aluminum 6061-T6 untuk konstruksi chassis, ini dikarenakan material aluminum
memiliki berat yang ringan namun kuat. Material aluminum ini memiliki modulus
elastisitas sebesar 71 GPa. Dengan metode penyambungan pada setiap sambungan
menggunakan riveting (paku keeling). Spesifikasi aluminum yang dipilih dalam
desain memiliki bentuk profil persegi ukuran 2inch x 1inch dengan tebal dinding
sebesar 1mm. Dengan pemilihan material aluminum sebagai material chasis, hal
ini dapat mereduksi berat kendaraan sampai dengan 67% dari berat chassis
prototype sebelumnya. Dibawah ini menunjukkan desain kendaraan dan desain
chassis.

9
Gambar. 2.3 Desain Bismillah EV

Gambar 2.4 Desain chassis Bismillah EV

10
Dalam regulasi teknis kompetisi mobil hemat energi menyebutkan jika rollbar
harus dapat mahan pembebanan statik sebesar 850N (~85kg) dari segala arah.
Gambar dibawah ini menunjukkan simulasi analisa tegangan yang dilakukan
dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2015 pada chassis kami sesuai
regulasi teknis.

Gambar. 2.5 Simulasi analisa tegangan pembebanan rollbar chassis dari


arah depan Tegangan max yang terjadi 221.3 MPa.

11
Gambar. 2.6 Simulasi analisa tegangan pembebanan rollbar chassis dari
arah depan lendutan max yang terjadi 2.161 mm.

Gambar. 2.7 Simulasi analisa tegangan pembebanan rollbar chassis dari


arah belakang Tegangan max yang terjadi 218.7 MPa.

12
Gambar. 2.8 Simulasi analisa tegangan pembebanan rollbar chassis dari
arah belakang dengan lendutan max yang terjadi 2.143 mm.

Gambar. 2.9 Simulasi analisa tegangan pembebanan rollbar chassis dari


arah samping Tegangan max yang terjadi 75.16 MPa.

13
Gambar. 2.10 Simulasi analisa tegangan pembebanan rollbar chassis dari
arah samping dengan lendutan max yang terjadi 0.4284 mm.

Gambar. 2.11 Simulasi analisa tegangan pembebanan rollbar chassis dari


arah vertikal Tegangan max yang terjadi 39.93 MPa.

14
Gambar. 2.12 Simulasi analisa tegangan pembebanan rollbar chassis dari
arah vertikal dengan lendutan max yang terjadi 0.3782 mm.
2.4 Rancangan Steering System
Untuk menggerakkan roda depan dibutuhkan gerakan tangan pengemudi,
selain itu harus dapat dikemudikan oleh kedua tangan pengemudi dengan cara
yang aman. Tujuan utama sistem kemudi adalah mengubah gerakan manusia
menjadi gerakan roda sehingga kendaraan dapat bermanuver sesuai keinginan
pengemudi.
Dalam peraturan perlombaan KMHE 2016 ini, kendaraan kategori prototype
dibolehkan mempunyai tiga atau empat roda. Sehingga dapat dikonfigurasikan
menjadi tiga macam pilihan: dua roda depan-dua roda belakang, satu roda depan-
dua roda belakang dan dua roda depan-satu roda belakang. Opsi pertama
mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi akan tetapi memiliki karakteristik
aerodinamik yang rendah. Opsi plilihan ketiga menjadi pilihan utama karena
memiliki aerodinamis yang baik diantara ketiganya, sehingga perancangan
difokuskan pada kestabilan kendaraan.
Untuk konfigurasi tiga roda juga terdiri dari tiga opsi yaitu: sistem kemudi roda
depan, sistem kemudi roda belakang dan sistem kemudi roda depan-belakang.
Sistem roda depan membutuhkan tempat yang lebih luas untuk ruang gerak roda
depan, sehingga menambah luasan area kendaraan lebih lebar. Kebalikan dari
sistem kemudi roda depan, sistem kemudi roda belakang memeberikan luasan area

15
yang lebih kecil dan lebar yang lebih sempit, memberikan distribusi berat yang
merata pada roda. Akan tetapi sistem kemudi roda belakang juga memiliki
kelemahan diantaranya: kesulitan dalam perawatan dan perbaikan, serta
berpotensi menimbulkan ketidakstabilan.
Rancangan sistem kemudi, tim Bismillah mempertimbangkan bagaimana agar
mobil memiliki kemampuan bermanuver dengan baik dan memiliki radius putar
sebesar maksimal 6 meter, sesuai dalam regulasi. Tim mempertimbangkan sistem
kemudi roda depan dengan metode ackermann steering geometry.

2.5 Rancangan Breaking (rem) System


Sistem pengeraman mungkin tidak banyak digunakan ketika balapan
berlangsung, untuk mengurangi pemakaian energi. Bagaimanapun juga
pengereman sangat penting guna melewati tahapan test yang diberikan.
Kendaraan harus dapat diam menahan kendaraan beserta pengemudinya pada
kemiringan 12 dengan salah satu rem dari dua rem yang diaktifkan. Penggunaan
sistem rem hidrolik sepeda sangat memungkinkan digunakan. Hal ini dikarenakan
rem hidrolik sepeda memiliki berat yang ringan.

2.6 Rancangan Engine atau Motor Penggerak


Engine yang digunakan Golden Motor Magic Pie 48 Volt 500-1000Watt jenis
Brushless, open voltage 20V-60V, continous current 30A dan max phase current
80A. Motor Brushless kecepatannya lebih efisien, relatif tidak membutuhkan gear
tambahan, suara putaran lebih tidak bising dan lebih awet tidak membutuhkan
banyak maintance dibandingkan motor jenis brushed.

Gambar 2.13 Golden Motor Magic Pie 4

16
Untuk sumber tenaga digunakan Lifepo4 battery yang mempunyai tegangan 48
V 10 A untuk menggerakkan motor dan Lippo battery yang mempunyai tegangan
12V 5,2A untuk aksesoris tambahan seperti bel. Juga dipasang BMS pada battery
untuk Melindungi battery dari kelebihan dan kekurangan voltase,
Menyeimbangkan penggunaan battery saat beroperasi dan Melindungi battery
dari suhu yang berlebih saat beroperasi.

Gambar 2.14 Battery LifePO4

Gambar 2.15 Battery Lippo

17
Gambar 2.16 Wiring Diagram Kelistrikan

2.7 Rancangan Sistem Transmisi Tenaga


Motor listrik seri MagicPie dari Golden Motor mempunyai karakteristik rendah
dalam kecepatan dan mempunyai torsi besar. Sehingga diperlukan reduksi (gear)
rasio pada torsi motor listrik untuk memenuhi kebutuhan kecepatan putaran pada
roda. Dalam tabel dibawah ini menunjukkan perbandingan antara Direct drive
(dengan satu rasio reduksi) versus CVT.

Gambar 2.16 Rancangan Transmisi

18
Direct Drive CVT
Keuntungan : Keuntungan :
Desain sangat simpel. Dapat mengasilkan
Ringan. putaran motor yang
Murah. konstan dengan efisiensi
tertinggi.
Dapat menghasilkan
berbagai besaran torsi
dalam besaran yang telah
ditentukan.
Kerugian : Kerugian :
Sulit mencapai efisiensi motor tertinggi.
Torsi yang dihasilkan tetap. Harga mahal.
Desain rumit.
Berat.
Skil pengemudi sangat
dibutuhkan untuk menjaga
putaran.
Rancangan Transmisi yang dipilih : Direct Drive

Tabel 2.7.1 Perbandingan antara Direct drive (dengan satu rasio


reduksi) versus CVT.
2.8 Rancangan Safety
Dalam rancangan safety pada desain mobil prototype ini, tim menyesuaikan
dengan regulasi KMHE tentang keselamatan sebagai berikut :
Tombol Darurat
Mobil memiliki 2 buah saklar utama yang ditempatkan 1 dalam kokpit dan 1
berada di luar kokpit. Pasal 43: Tombol Darurat.
Rollbar
Pasal 27: Kekakuan dan kekuatan chassis. Kekuatan chassis dan rollbar telah
dijelaskan melalui simulasi pada 4.2 Chassis.
Sabuk Pengaman 5 Titik
Pasal 29: Sabuk Pengaman. Sesuai dengan permintaan regulasi pasal 29
tentang sabuk pengaman maka tim memutuskan untuk menggunakan sabuk
pengaman 5 titik independen yang dikaitkan pada chassis.
Sekat Pemisah Antara Ruang Kemudi dan Engine (bulkhead)
Pasal 33: Sekat engine. Desain sekat engine menggunakan material aluminum
lembaran dengan tebal 3mm, pemilihan material aluminum ini dikarenakan agar
berat kendaraan tidak bertamah secara signifikan serta dapat bekerja sesuai

19
dengan fungsi yang diinginkan, yakni penghalang api, cairan dan asap terhadap
pengemudi saat terjadi kebocoran atau kebakaran.
Alat Pemadam Kebakaran
Pasal 35: Alat pemadam kebakaran. Jenis pemadam kebakaran yang digunakan
adalah tipe BC dengan kapasitas 1 kg.
Helm
Helm digunakan untuk pelindung kepala dari benturan saat terjadi kecelakaan,
melindungi mata dari angin, debu dan kotoran serta bahan keras lainnya.

20
BAB III

RANCANGAN PROSES PRODUKSI


3.1 Proses Produksi Komponen Kendaraan
Dalam proses produksi kami menggunakan acuan gambar teknik dalam
proses pembuataan suatu komponen. Pengacuan gambar teknik ini diharapkan
proses rancang bangun kendaraan sesuai dengan rancangan yang direncanakan.
Adapun apabila terjadi kesalahan hanya melakukan sedikit modifikasi.

Gambar 3.1 Chasis (Rangka)


Perhitungan ukuran rangka kendaraan dengan mempertimbangkan beban-
beban static seperti berat pengendara, berat baterai, berat engine, dan berat
body keseluruhan, serta mempertimbangkan factor safety dan regulasi KMHE
2016, sehingga diperoleh ukuran dan desain rangka secara detil, serta
pemilihan materialnya. Penyambungan rangka alumunium yaitu menggunakan
plat alumunium yang di rivet.

21
3.1.1 Stering
Untuk steering yang digunakan pada kendaraan menggunakan sistem joint.
Material yang digunakan yaitu menggunakan baja dipilih karena pada
pembuatan steering terdapat poros yang berfungsi sebagai porors penahan ban
yang memiliki beban yang cukup besar. Maka dari itu material baja sangatlah
cocok untuk mengurangi adanya deformasi pada material poros dan juga
bagian lainnya.

Gambar 3.2 Stering


3.2 Kemudahan Proses Produksi
Gambar rangka dengan stering

Stering yang digunakan menggunakan tie rot sebagai penghubung


antara batang stering dengan roda sehingga stering dan rangka dalam hal
perakitan terbilang mudah tetapi dengan sistem yang aman.

22
Gambar rangka, stering dan roda

Antara rangka, stering dan roda terhubung secara semi permanen sehingga
memudahkan dalam perakitan, pergantian alat modifikasi alat.
Gambar rangka, stering, roda, motor listrik dan battery

Untuk roda belakang diletakkan dibelakang pengemudi agar terjadi


keseimbangan antara berat beban didepan dan beban dibelakang. Untuk
motor listrik dan baterry diletakkan dibelakang sekat engine agar ketika
mengalami kerusakan/ kebakaran pada motor listrik/ battery yang tidak
membahayakan pengemudi didalam mobil prototype.

23
Gambar rangka, stering, roda, motor listrik, battery dan safety

Mobil Prototype ini menggunakan safety belt 5 titik penompang dan


alat pemadam kebakaran 1kg. Desain safety belt 5 titik penompang dan
pemadam kebaran didesain sederhana mungkin untuk memudahkan
pengemudi untuk keluar dari mobil ketika terjadi kecelakaan dan
kebakaran pada kendaraan.
Gambar rangka, stering, roda, motor listrik, battery, safety, body bawah
dan body sebagian

Body bawah dibuat terikat dengan rangka sehingga tidak diperlukan


perakitan yang kompleks antara rangka dan body bawah. Untuk body atas
dibuat untuk menutupi mesin, transmisi dan roda belakang.

24
Gambar perakitan lengkap mobil prototype

Bagian terakhir dari perakitan yaitu body penutup seperti jendela depan,
samping kanan, samping kiri dan pintu pengemudi diatas yang berfungsi
utuk melindungi pengemudi sekaligus sebagai emergency apabila terjadi
hal yang berbahaya secara mendadak.

25
BAB IV

MANAJEMEN INDUSTRI
4.1 Work Breakdown Structure (WBS)
Membangun sebuah mobil prototype dilakukan dengan menggabungkan
beberapa bagian secara bersama untuk menghasilkan produk akhir yang bagus dan
berfungsi dengan baik. Dengan membagi seluruh komponen pendukung mobil
menjadi beberapa bagian, seperti divisi chasis menangani pembuatan rangka,
sistem kemudi, pengereman beserta kelengkapannya, divisi bodi menangani
pembuatan bodi luar eksterior dan interior, divisi mekanikal menangani
pembuatan transmisi penggerak motor dan rangkaian elektrik. Diharapkan dengan
cara ini pembuatan mobil bisa terselesaikan tepat waktu sehingga lebih efisien
biaya proses pembuatan mobil.

Gambar 4.1 Work Breakdown Stucture.

26
4.2 Jadwal Rencana
Bulan
Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literature
engine, chasis dan x
body
2 Desain Gambar
x x x
dan Perhitungan
3 Proses pembuatan
x x x x
chasis (Rangka)
4 Proses pembuatan
x x x x x x x x
body
5 Proses perakitan
x x x
Engine
4 Perakitan semua
part mobil,
pengujian dan x x x
pengambilan
analisa data
5 Evaluasi x
6 Perbaikan x x
7 Kesimpulan x
8 Publikasi x

27
BAB V

RENCANA PENGUJIAN KENDARAAN

Pengujian kendaraan sangatlah penting, melihat agar tidak ada kekurangan


maupun kesalahan dalam proses produksi pembuatan kendaraan. Ada pun
beberapa bentuk pengujian kendaraan yang akan dilakukan yaitu:

5.1 Pengujian Rangka

Sebelum dilakuan assembly antara rangka dengan bagian lainnya. Kami


melakukan pengujian rangka dengan memberikan beban kepada titik-titik tumpu
kendaraan. Pengujian dengan menggunakan strain gauge ini bertujuan untuk
mengetahui kekuatan riveting, dan juga apakah rangka akan mengalami defleksi
apabila diberikan total beban static (berat driver, berat engine dan battery, serta
berat body).

5.2 Akselerasi

Dalam pengujian akselerasi kendaraan tim melakukan percobaan dengan


mengendarai kendaraan dari kecepatan nol (keadaan diam) kemudian kendaraan
dijalankan dengan jarak 10 meter. Kemudian dicatat perolehan waktunya. Metode
kedua dengan cara menjalankan terlebih dahulu kendaraan dengan kecepatan
15km/jam kemudian digas penuh sampai tanda berikutnya.

5.3 Manuver

Pengujian manuver dilakukan dengan cara, melewati beberapa rintangan


berupa cone yang berjarak 6 meter setiap conenya dengan formasi diatur zig-zag.

5.4 Pengereman

Pengujian rem dapat dilakukan dengan dua metode: statis dan dinamis.
Pengujian statis dilakukan dengan cara menempatkan kendaraan pada bidang
dengan kemiringan 12, kemudian rem depan dan belakang diaktifkan secara
bergantian dengan pengemudi berada di dalam kendaraan. Pengujian dinamis
dilakukan dengan cara menjalankaan kendaraan dengan kecepatan tertentu,
kemudian rem diaktifkan pada daerah pengereman.

28
BAB VI

ANALISA BIAYA
Estimasi dalam pembuatan mobil ini dibagi menjadi beberapa bagian: Suku
cadang, bahan, proses produksi, biaya assembly dan testing. Yang di rinci sebagai
berikut. Detail analisis biaya pembuatan kendaraan dapat dilihat pada daftar di
bawah ini. Beberapa perhitungan dalam analisis biaya adalah di estimasikan,
desain komponen sampai saat ini masih diperhitungkan, bisa jadi biaya lebih besar
dari yang di estimasikan.
Detai analisis biaya dipisah menjadi beberapa kelompok:
6.1 Biaya Suku Cadang
Nomor Barang Satuan Jumlah Harga Total
1 Motor DC brushless kit Set 1 8.000.000 8.000.000
2 Gearset Set 1 200.000 200.000
3 Roda Kecil Biji 6 10.000 60.000
4 Velg Roda Alexrims Buah 3 200.000 600.000
5 Bearing Skf Buah 6 500.000 3.000.000
6 Ruji Set 3 36.000 108.000
7 Safety Belt 5 Point Set 1 700.000 700.000
8 Velg Roda Alexrims Buah 3 200.000 600.000
9 Speedometer Digital Set 1 180.000 180.000
Metal Bearing Lubricating
10 Botol 1
Oil 130.000 130.000
11 Chainsprocket Set 1 50.000 50.000
12 Master rem Set 3 75.000 225.000
13 Piringan Rem Cakram Buah 2 50.000 100.000
14 Safety Belt 5 Point Set 1 700.000 700.000
15 Bel Set 1 150.000 150.000
16 Push Button Buah 6 3.000 18.000
Total 14.821.000

29
6.2 Biaya Bahan
Nomor Barang Satuan Jumlah Harga Total
1 Aluminum profil persegi 2 Meter 6 42.000 252.000
Aluminum profil persegi
2 Meter 6
panjang 1' x 1,25' 27.000 162.000
3 Engsel Pintu Pasang 1 10.000 10.000
4 Kaliper Set 3 100.000 100.000
5 Rod and bearing 8mm Buah 4 25.000 100.000
6 Rod and bearing 6mm Buah 4 20.000 80.000
7 Anyaman webbing Meter 6 6.000 36.000
8 As Drat 15mm Belakang Biji 1 15.000 15.000
9 As Drat 15mm Depan Biji 2 20.000 40.000
10 Battery Livpro 12 Volt Set 1 1.900.000 1.900.000
11 Battery Livpro 48 Volt Set 1 4.000.000 4.000.000
12 Kabel AWG 16 Meter 3 10.000 30.000
13 Komponen BMS Set 1 300.000 300.000
14 Komponen Kontroller Motor Set 1 600.000 600.000
15 Acrylic Meter^2 1,5 60.000 90.000
16 Bahan Plamir Kg 12 15.000 180.000
17 Fiber Glass Kg 3 25.000 75.000
18 Kalsium Kg 6 2.000 12.000
19 Semen Putih Kg 1 3.000 3.000
20 Triplek 3mm^2 Lembar 1 55.000 55.000
21 Woffen Rofing Kg 3 25.000 75.000
22 Ampelas Meter 4 10.000 40.000
23 Avometer Digital Unit 1 100.000 100.000
24 Kabel Ties Pack 1 50.000 50.000
25 Kayu Halus Lonjor 2 10.000 20.000
26 Kawat Kg 1 16.000 16.000
27 Kuas Biji 4 8.000 32.000
28 Paku 3/4 Ons 3 3.000 9.000
29 Paku Rivet Pack 1 60.000 60.000
30 Parutan Biji 2 5.000 10.000
31 Penggaris Sudut Wipro Set 1 65.000 65.000
32 Pisau Cutter Set 3 8.000 24.000
33 Timah Paragon Gulung 1 75.000 75.000
34 Wripping Ks-6 Pack 1 20.000 20.000
35 Batu Gerinda Pack 1 120.000 120.000
36 Mata Bor Set 1 25.000 25.000
37 Cat Liter 1,5 35.000 52.500
38 Dempul Kaleng 2 75.000 150.000
39 Isolasi Plastik Roll 8 10.000 80.000

30
40 Katalis Liter 0,5 60.000 30.000
41 Lem Astro Botol 4 60.000 240.000
42 Lem Rajawali Buah 2 10.000 20.000
43 Plamir Kit Set 3 10.000 30.000
44 Resin Liter 10 35.000 350.000
45 Sterofoam Lembar 1 55.000 55.000
Total 9.788.500

6.3 Biaya Produksi


No Uraian Pengeluaran Satuan Jumlah Harga Total
1 Biaya Produksi Rangka 1.000.000
2 Biaya Modifikasi Motor Listrik 500.000
3 Biaya Produksi Body 1.500.000
Total 3.000.000

6.4 Biaya Assembly


No Uraian Pengeluaran Satuan Jumlah Harga Total
1 Elektroda Pcs 1 200.000 200.000
2 Biaya Perakitan 300.000
Jumlah 500.000

6.5 Biaya Testing


No Uraian Pengeluaran Satuan Jumlah Harga Total
1 Performance Test 200.000
2 Flexure Test 300.000
Total 500.000

6.6 Biaya Total


No Uraian Pengeluaran Harga Total
1 Biaya Suku Cadang 14.821.000
2 Biaya Bahan 9.788.500
3 Biaya Proses Produksi 3.000.000
4 Biaya Assembly 500.000
5 Biaya testing 500.000
Jumlah 28.609.500

31
BAB VII

PENUTUP
Dengan mendesaknya untuk kebutuhan suatu inovasi menghadapi global
warming. Team mencoba mendesain mobil yang memiliki efektivitas tinggi serta
konsumtifitas bahan bakar yang rendah dengan beracuan pada penalaran yang
telah disajikan pada kajian pustaka yaitu, meminimalkan gaya hambat udara,
mengurangi beban dan bobot kendaraan, memaksimalkan efisiensi dari motor
yang tersedia, mengkondisikan pentransmisian daya pada sistem penggerak dan
pengoptimalan pada pengoperasian kendaraan.

Rancangan berawal dari desain komputasi dari software dan diaplikasikan pada
pembuatan chasis (rangka) mobil yang berlanjut pada pembuatan body, kemudian
pemasangan sistem kemudi dan pengereman, pemasangan engine, pemasangan
transmisi dari engine ke roda penggerak serta yang terakhir adalah pengujian dari
prestasi engine dan langsung pada test drive kendaraan. Proses pembuatan
kendaraan ini membutuhkan pengalokasian dana sebesar Rp.28.609.500.- dan
membutuhkan waktu pengerjaan selama 5 bulan.

32

Anda mungkin juga menyukai