DI KALTIM
DISUSUN OLEH :
1.Pengertian Batubara
Batubara merupakan salah satu tambang bahan bakar fosil yang dimilikiIndonesia
yang kaya. Secara umum, batubara adalah batuan sedimen dalam tanahyang dapat terbakar,
terbentuk dari endapan organic utamanya adalah sisa-sisatumbuhan dan terbentuk melalui
proses pembatubaraan yang selama beribu-ributahun lamanya. Unsur utamanya adalah
karbon (berwarna hitam pekat), hydrogen,nitrogen, sulfur dan oksigen serta tidak menutup
kemungkinan memiliki zat-zattambahan yang kandungannya kecil. Batubara dalam tambang
memiliki bijih yang sangat kasar dalam bentuk serbuk, pasir dan terkadang batuan yang
cukuphingga besar. Artinya dalam pengelolaan yang baik dapat meminimalisir gangguan,
baik gangguan kesehatan maupun lingkungan.
2. AMDAL Pertambangan
Di dalam AMDAL akan dikaji dampak yang ditimbulkan dari sutaukegiatan pada
setiap tahapan, tahap-tahapan tersebut seperti tahap pra konstruksi,konstruksi, operasi dan
pasca operasi. Didalam pertambangan tahapan-tahapantersebut adalah:Kegiatan
pertambangan pada umumnya memiliki tahap-tahap kegiatansebagai berikut:
Eksplorasi
Ekstrasi
Pembangunan infrastuktur, jalan akses dan sumber energy
Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman
Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang wajib untuk melakukan AMDALdapat dilihat
pada Lampiran PERMEN LH NO 11 tahun 2006 tentang JenisRencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AnalisisMengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Catatan: Tidak termasuk pencemaran oleh emisi gas buang yang keluar darialat pengendali
pencemaran udara.United Nations Environment Programme (UNEP, 1999)
menggolongkandampak-dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:
Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan
a. Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam-logam berat dan
radiasi dapat meracuni penambang dan menyebabkangangguan kesehatan sepanjang
hidup mereka.
b. Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat
menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung.
c. Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkankerusakan pada
urat syaraf serta peredaran darah, dan dapatmenimbulkan kehilangan rasa, kemudian
jika ada infeksi yang sangat berbahaya seperti gangrene, bisa mengakibatkan
kematian.
d. Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkanmasalah
pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran.
e. jam kerja yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapatmerusak
penglihatan.
f. Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup dapatmenyebabkan
stres kepanasan.
8. Penanganan Penambangan
Ini tergantung pada jenis mineral yang diambil, umumnya adalah proses benefication
- bijih diproses menjadi konsentrat bijih- atau selanjutnya diikuti dengan pengolahan
metalurgi dan refining. Proses benefication umumnya terdiri dari kegiatan persiapan,
penghancuran dan atau penggilingan, peningkatan konsentrasi dengan gravitasi, magnetis
atau flotasi, diikuti dengan dewatering dan penyaringan. Hasil dari proses ini adalah
konsentrat bijih dan tailing dan emisi debu. Tailing biasanya mengandung bahan kimia sisa
proses dan logam berat. Pengolahan metalurgi bertujuan untuk mengisolasi logam dari
konsentrat bijih dengan metode pyrometallurgi, hidrometalurgi atau elektrometalurgi.
Pyrometalurgi seperti roasting dan smelting menyebabkan gas buang (sulfur dioksida,
partikulat dan logam berat) dan slag. Hidrometalurgi menghasilkan pencemar cair yang akan
terbuang ke kolam penampung tailing jika tidak digunakan kembali (recycle).
Setelah ditambang dan cadangan bijih dianggap tidak ekonomis lagi, tambang harus
ditutup. Penutupa tambang ini banyak yang tidak mempertimbangkan aspek lingkungan
sehingga tambang ditelantarkan dan tidak ada usaha untuk rehabilitasi. Pada prinsipnya
kawasan atau sumberdaya alam yang dipengaruhi oleh kegiatan pertambangan harus
dikembalikan ke kondisi yang aman dan produktif melalui rehabilitasi. Kondisi akhir
rehabilitasi dapat diarahkan untuk mencapai kondisi seperti sebelum ditambang atau kondisi
lain yang telah disepakati.. Reklamasi seharusnya merupakan kegiatan yang terus menerus
dan berlanjut sepanjang umur pertambangan.
Tujuan jangka pendek rehabilitasi adalah membentuk bentang alam (landscape) yang
stabil terhadap erosi. Selain itu rehabilitasi juga bertujuan untuk mengembalikan lokasi
tambang ke kondisi yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lahan produktif. Yang
tergantung pada berbagai faktor antara lain potensi ekologis lokasi tambang dan keinginan
masyarakat serta pemerintah. Bekas lokasi tambang yang telah direhabilitasi harus
dipertahankan agar tetap terintegrasi dengan ekosistem bentang alam sekitarnya.