Anda di halaman 1dari 18

INSTALASI LISTRIK SISTIM SATU FASA

I. TUJUAN
1. Mendeskripsikan teori dasar listrik.
2. Mendeskripsikan instalasi listrik.
3. Mendeskripsikan bahan dan alat listrik.
4. Merawat dan memperbaiki kerusakan ringan pada instalasi listrik.

II. DASAR TEORI


Seorang operator alangkah bagusnya bila memaksimalkan kemampuan listrik serta
mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada listrik baik instalasi penerangan, tenaga
ataupun mesin sehingga ruang unit proses dapat selalu dalam keadaan siap.
Ada beberapa definisi dalam teknik instalasi listrik, diantaranya sebagai berikut :
1. Instalasi listrik adalah jaringan listrik yang terpasang pada suatu alat, mesin atau ruang
tertentu.
2. Alat ukur listrik adalah alat untuk mengukur besar besaran listrik sesuai dengan
satuannya nama alat tersebut biasanya sama dengan satuannya.
3. Kawat fasa adalah kawat penghantar listrik pada sistem listrik arus bolak balik (ac) yang
dialiri arus listrik dimana tegangannya (volt nya) selalu berubah, sehingga arus yang
mengalir pada kawat penghantar tersebut selalu berubah dari 0 ke (+) ke 0 ke (-) dst
seperti gelombang sinus (bila di tespen menyala).
4. Sistem 1 fasa adalah sistem instalasi listrik yang menggunakan dua kawat penghantar
yaitu 1 kawat fasa dan 1 kawat 0 (netral) dan ditambah 1 kawat lagi sebagai kawat
grounding.
5. Sistem fasa 3 adalah sistem instalasi listrik yang menggunakan tiga kawat fasa dan satu
kawat 0 (netral) atau kawat ground.
2.1.Pengertian Listrik dan Rangkaian Listrik
Listrik adalah peristiwa bergeraknya elektron pada suatu penghantar listrik. Sebab
itu listrik termasuk salah satu energi, karena elektron mempunyai massa dan bergerak
berarti elektron mempunyai percepatan dan terjadi perpindahan.
Gerakan elektron ini terjadi apabila terdapat beda potensial listrik pada dua kutub
yang berbeda yang dihubungkan oleh suatu bahan penghantar dan terdapat resistansi, inilah
yang disebut rangkaian listrik.
Jadi syarat rangkaian listrik :
1. Adanya sumber daya listrik
2. Adanya bahan penghantar listrik (kabel)
3. Adanya resistansi (beban) R
Suatu rangkaian listrik dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1.1 Rangkaian listrik


Pada Rangkaian listrik seperti Gambar 1 di atas berlaku hukum-hukum kelistrikan,
seperti hukum Ohm dan meningkat ke hokum Kirchoff apabila rangkaian listrik sudah tidak
sederhana lagi. Dari turunan hukum tadi kita dapat menghitung berapa kuat arus litrik, beda
potensial (tegangan) listrik, daya listrik, energi listrik dan resistansi litrik.
Pada dasarnya instalasi listrik adalah juga rangkaian listrik seperti yang dijelaskan
di atas, tetapi penerapan di lapangan disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan,
berdasarkan hal itu maka instalasi listrik dibedakan menjadi :
1. Instalasi listrik penerangan
2. Instalasi listrik tenaga/industri
3. Instalasi listrik pada mesin.
Sedangkan dari sistimnya instalasi listrik ada dua macam, yaitu sebagai berikut :
1. Sistim fasa satu 220 Volt hanya menggunakan dua kawat yaitu 1 nol dan 1 fasa,
biasanya digunakan pada instalasi listrik penerangan dan alat rumah tangga.
2. Sistim fasa tiga 380 Volt Sistem delta menggunakan 3 kawat fasa dan Ground
(pentanahan), sistim bintang Y menggunakan 3 kawat fasa, 1 nol. Biasanya digunakan
pada instalasi listrik tenaga/industri untuk mensuplai kebutuhan motor listrik sebagai
penggerak mesin (tenaga).

Pada suatu unit proses ke 3 jenis instalasi tersebut diperlukan, karena unit proses
memerlukan ruangan yang terang, tenaga, dan mesin. Untuk dapat merancang, membuat
dan memelihara serta memperbaiki instalasi listrik sudah tentu diperlukan pemahaman
tentang lambang/simbol dan gambar dalam instalasi listrik.
Beberapa tabel gambar di bawah ini memperlihatkan lambang-lambang pada
gambar instalasi listrik yang penting diketahui. Ukuran-ukuran yang diberikan dalam
beberapa gambar tersebut dimaksudkan sebagai petunjuk untuk pembuatan gambar
instalasi.

.
Dengan menggunakan lambang-lambang dalam tabel-tabel di atas, gambar rencana
instalasi listrik dapat dibuat. Gambar dalam teknik instalasi listrik ada beberapa jenis,
diantaranya adalah :
1. Diagram dasar, diagram lingkaran arus dan diagram instalasi, yang mana gambar-
gambar ini sifatnya menjelaskan saja. Misalnya, diagram dasar dimaksudkan untuk
menjelaskan cara kerja suatu instalasi secara elementer. Sebagai contoh Gambar 1.2
mempelihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung bagi (PHB), digambar
dengan cara disederhanakan, dan Gambar 1.3 memperlihatkan diagram yang sama,
tetapi digambar secara terperinci.

Gambar 1.2 Gambar 1.3

Kemudian diagram lingkaran arus dimaksudkan untuk menjelaskan rangkaian


secara terperinci. Diagram ini digunakan untuk merencanakan rangkaian-rangkaian yang
rumit dan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi padanya. Tanpa diagram ini
sering kali tidak mungkin untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang cara kerja suatu
rangkaian.
Gambar 1.4. memperlihatkan diagram lingkaran arus suatu rangkaian kutub satu.
Dalam diagram arus, saklar-saklar selalu digambar demikian sehingga selalu bergerak dari
kiri ke kanan atau dari bawah ke atas. (Gambar 1.5 dan Gambar 1.6)

Gambar 1.4 Gambar 1.5 Gambar1.6


Kemudian ada diagram pengawatan, gambar jenis ini memperlihatkan cara
pelaksanaan pengawatan dalam suatu alat listrik. Sebagai contohnya Gambar 1.7 dan 1.8
di bawah menunjukkan diagram pengawatan suatu box panel pembagi daya listrik dan box
panel kontrol mesin listrik.
Gambar 1.7

Gambar 1.8
Selanjutnya ada gambar instalasi, dari keterangan-keterangan yang tercantum dari
gambar instalasi ini dapat diambil kesimpulan, apakah dengan instalasi itu dapat
membahayakan orang atau tidak, atau dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau
gangguan bagi konsumen lain atau tidak. Gambar 1.9. memperlihatkan gambar instalasi
untuk suatu ruangan. Saluran salurannya tidak digambar, dalam praktek gambar ini juga
dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan bagi yang bertugas memasang instalasinya
serta sebagai acuan dalam trouble shooting. Untuk menentukan letak saluran-salurannya
dapat menyesuaikan tempat pekerjaan.
Gambar 1.9 Gambar 1.10
Gambar instalasi juga dilengkapi dengan diagram instalasi. Gambar 1.10.
menunjukkan suatu diagram instalasi sederhana. Dari keterangan keterangan yang
tercantum pada diagram instalasi, dapat ditentukan apakah instalasinya sesuai dengan
peraturan atau tidak.
2. Diagram garis ganda dan Diagram garis tunggal.
Diagram ini hanya merupakan cara menggambar saja apakah dengan garis tunggal
atau dengan garis ganda dalam menggambar penghantarnya. Gambar 1.11. memperlihatkan
diagram garis ganda untuk sebuah saklar kutub satu dengan satu titik lampu. Gambar 1.12.
memperlihatkan rangkaian instalasi yang sama dalam bentuk diagram garis tunggal. Dalam
diagram garis tunggal hantaran-hantaran yang sejenis digambar dengan satu garis dengan
beberapa garis lintang kecil. Jumlah garis lintang menyatakan jumlah hantaran sejenis yang
ada.

Gambar 1.11 Gambar 1.12


Gambar 1.13 Gambar 1.14
Sejumlah alat yang sejenis juga dapat dinyatakan dengan garis garis kecil dalam
lambang alat itu, seperti dalam Gambar 1.14. gambar ini memperlihatkan diagram garis
tunggal suatu kotak panel bagi. Jumlah garis lintang kecil dalam lambang pengaman ulir
menyatakan jumlah mengaman ulir itu sendiri.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Tang kombinasi
2. Obeng/Tespen
3. Kabel-kabel
4. Lampu bohlam dan Neon
5. Saklar tunggal
6. Saklar dobel/seri
7. Stop kontak
8. MCB
9. Multimeter

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Alat-alat dan bahan disiapkan
2. Gambar 1.15. yang memperlihatkan perencanaan pemasangan satu saklar tunggal satu
kutub untuk mengendalikan satu lampu pijar diamati. Gambar 1.16. memperlihatkan
diagram lingkaran arusnya.
Gambar 1.15 Gambar 1.16

3. Gambar 1.17. diamati yang memperlihatkan gambar perencanaan pemasangan sebuah


saklar tunggal satu kutub yang mengendalikan dua lampu dan pemasangan dua buah
stop kontak pada tempat yang berbeda. Gambar 1.18. memperlihatkan perencanaan
pemasangan satu buah saklar seri yang masing-masing mengendalikan satu buah lampu
pijar L1 dan L2.

Gambar 1.17 Gambar 1.18


4. Gambar 1.19. diamati yang menunjukan instalasi saklar tukar menggunakan diagram
garis ganda, biasanya saklar tukar digunakan pada ruang garasi, kamar, tangga, dll.
Saklar tukar ini juga disebut saklar hotel.
Gambar 1.19
Gambar 1.20 di bawah ini memperlihatkan cara lain dari insatalasi saklar tukar.

Gambar 1.20
5. Rangkaian instalasi untuk masing-masing Gambar 1.17, 1.18 dan 1.19 atau 1.20 dibuat.
6. Hasil rangkaian instalasi dilaporkan pada asisten untuk diperiksa kebenarannya
7. Isolasi instalasi diuji dengan cara diukur tahanannya menggunakan ohm meter, dengan
cara ukur stop kontak dengan posisi lampu-lampu dilepas/di-off kan.
8. Power listriknya dimasukkan jika sudah dinyatakan benar.
9. Hasil percobaan instalasi diamati setelah diberi power listrik (posisi saklar dicatat
ketika lampu hidup dan mati).

V. DATA PERCOBAAN
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk mendiskripsikan dasar teori tentang listrik
satu fasa dan merangkai instalasi listrik satu fasa.
Pada praktikum ini digunakan sebuah pompa satu fasa untuk merangkai
sebuah instalasi listrik satu fasa.
Pada perangkaian listirk satu fasa kabel hanya disambungkan dengan daya listrik
R dan N yang memungkinkan listrik mengalami satu cycle tanpa listrik terbagi. Untuk
menyalakan motor induksi satu fasa hanya diperlukan lintasan seri terhadap tuas dan
juga sumber listrik, sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hanya saja satu
kabel dihubungkan di salah satu fasa untuk menggerakkan motor, lalu arusnya
dikembalikan kembali ke fasa netral. Sistem yang diterapkan pada motor satu fasa sama
seperti motor 3 fasa, hanya saja pada motor satu fasa ditambahi perangkat tambahan,
yaitu kapasitor. Pemasangan kabel yang akan dihubungkan dengan motor satu fasa
harus disesuaikan dengan kemampuan motor. Sebab akan mengalami gangguan pada
motor bila dipasang arus listrik dengan fasa yang berbeda dengan seharusnya. Serta
kapasitor digunakan untuk menyeimbangkan fasa pada motor sehingga motor tersebut
seolah olah motor fasa 3.
VII. KESIMPULAN
1. Listrik adalah peristiwa bergeraknya elektron pada suatu penghantar listrik. Sebab
itu listrik termasuk salah satu energi, karena elektron mempunyai massa dan
bergerak berarti elektron mempunyai percepatan dan terjadi perpindahan.
2. Instalasi listrik adalah jaringan listrik yang terpasang pada suatu alat, mesin atau
ruang tertentu.
3. Rangkaian instalasi listrik pada gambar dan diinterpretasikan pada prakteknya.
4. Sistem fasa satu 220 Volt hanya menggunakan dua kawat yaitu 1 nol dan 1 fasa,
biasanya digunakan pada instalasi listrik penerangan dan alat rumah tangga.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Yunus, Yadi. 2016. Modul Praktikum Instalasi Listrik Sistem Satu Fasa.
Yogyakarta: STTN-BATAN

Yogyakarta, 30 Mei 2017


Pembimbing Praktikan

Yadi Yunus, SST, M.Eng Gregorios Abraham G

Anda mungkin juga menyukai