Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pada hasil uji komposisi, clay Plered dan Klampok termasuk jenis kaolin karena
komposisi Al dan Si pada clay ini mendekati kandungan yang ada pada kaolin.
kandungan logam pengotor (Fe) pada clay plered lebih rendah dibandingkan dengan clay
klampok.
2. Proses sintering pada clay plered dicapai pada suhu lebih tinggi 1250oC dibandingkan dengan
clay klampok pada suhu 950oC. Hal tersebut dikarenakan kandungan logam pada clay
klampok lebih tinggi sehingga clay akan memuai dan mengalami wrapping jika disintering
pada suhu yang sama dengan clay Plered.
3. Pengaruh komposisi pore former (tepung beras) pada pelapis menunjukkan bahwa nilai
ketebalan pelapisan akan semakin menurun seiring jumlah pore former yang
ditambahkan. Ini terjadi karena porositas yang terbentuk semakin banyak seiring dengan
penambahan pore former.
4. Pelapisan pada tekanan vakum menghasilkan ketebalan lebih kecil dibandingkan dengan
pelapisan pada tekanan atmosfer. Meskipun ketebalan pada pelapisan tekanan vakum lebih
kecil, namun porositasnya lebih rendah dibandingkan pelapisan pada tekanan atmosfer. Hal
ini karena pada tekanan vakum, kecepatan partikel pelapis menjadi lebih besar dibandingkan
pada tekanan atmosfer. Semakin besar kecepatan maka semakin besar energi pada saat terjadi
tumbukan partikel pelapis dengan spesimen. Selain itu pada tekanan vakum, kontaminasi dari
luar ataupun gelembung udara yang terperangkap diantara pelapis dengan spesimen dapat
dihindari.
5. Semakin tinggi suhu sintering maka semakin kecil ukuran porositas yang didapat. Hal ini
dibuktikan dengan clay klampok denganyang memiliki ukuran porositas 0,408 m
2,203 m lebih besar dibandingkan clay plered pada 0,268 m 1,059 m. Hal ini
terjadi karena suhu sintering clay Plered pada 1250oC lebih tinggi daripada clay Klampok
pada 950oC. Semakin tinggi suhu sintering maka fusi antar partikel keramik akan
semakin erat sehingga menyebabkan porositas semakin kecil.
5.2 Saran
1. Furnace yang digunakan untuk sintering keramik seharusnya memiliki kapasitas yang
lebih besar, pengaturan yang lebih lengkap, dan spesifikasi yang tinggi
2. Untuk mengontrol ketebalan dan porositas pelapisan dapat diakukan dengan
memvariasikan tekanan udara kompresor untuk spray gun
3. Perlu adanya penambahan kontrol untuk mengatur ketinggian dan debit penyemprotan
pada alat Vacuum Spraying
4. Perlu adanya metode ultrasonik untuk pencampuran material pelapis agar dapat homogen
5. Perlu dikaji lebih dalam lagi ukuran pori, jumlah pori, dan batas butir hasil pelapisan
6. Alat ukur harus memiliki kualitas yang baik sehingga pengukuran bisa akurat

Anda mungkin juga menyukai