Anda di halaman 1dari 3

1) Sistem kekebalan tubuh bayi belum sempurna sampai usia 2 tahun.

ASI mengandung

banyak sel-sel darah putih yang di transfer dari ibu ke bayi, yang dapat bekerja untuk

melawan infeksi virus, bakteri, dan parasit usus.

2) ASI mengandung faktor yang dapat meningkatkan respon imun terhadap inokulasi bakteri

polio, tetanus, difteri, dan influenza.

3) Menyusui dapat mengurangi kejadian beberapa penyakit infeksi termasuk infeksi saluran

pernafasan, infeksi telinga, bakteri meningitis, pnemunia, infeksi saluran kemih, dan

sangat membantu dalam mengurangi kejadian diare pada bayi.

4) Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang disusui memiliki resiko yang rendah

untuk mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)

5) Pemberian ASI secara eksklusif dapat mengurangi resiko diabetes tipe 1 untuk anak-anak

dengan riwayat keluarga diabetes, dan dan dapat mengurangi timbulnya diabetes tipe 2 di

kemudian hari.

6) Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi resiko obesitas, tekanan darah tinggi, dan

menurunkan peningkatan kadar kolesterol tinggi dikemudian hari.

7) Pemberian ASI dapat menurunkan angka kejadian asma dan eksim, terutama pada

keluarga yang beresiko tinggi mengalami alergi.

8) Menyusui dan memberikan ASI merupakan salah satu perlindungan bagi bayi prematur.

9) Pemberian ASI eksklusif mendorong untuk meningkatkan kecerdasan melalui

pertumbuhan otak yang optimal. Hal ini terjadi karena ASI mengandung nutrien khusus
yang diperlukan otak bayi untuk tumbuh secara optimal. Nutrien tersebut seperti taurin,

laktosa, dan asam lemak ikatan panjang ( AA, DHA, omega-3, dan omega-6)

10) Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ASI dapat membantu

pematangan otak. Dibandingkan dengan dengan bayi prematur yang mengkonsumsi susu

formula, bayi prematur yang mengkonsumsi ASI eksklusif menunjukkan skor IQ lebih

tinggi di kemudian hari.

Berikut adalah cara kedudukan bayi pada payudara yang dapat memberikan kenyamanan

pada ibu dan dapat memuaskan bayi:

1. Ibu duduk dengan nyaman, bahu rileks dan kenakan pakaian yang mudah dibuka serta

yang tidak mengganggu saat menyusui.

2. Pegang bayi dalam posisi berhadapan dada dengan dada, sandarkan saat bayi ibu baru

menyusui kemudian belajar tanpa menggunakan bantal.

3. Bayi seharusnya tidak sampai memutarkan kepalanya untuk menyusu. Saat mulutnya

tertutup hidungnya harus sejajar dengan puting.

4. Saat mulut bayi terbuka lebar, bawalah bayi mendekati payudara dan arahkan puting ibu

ke bibir atasnya.

5. Pindahkan bayi jika bayi tidak mengisap dengan benar dan coba lagi.

6. Bersikaplah rileks sehingga ibu tidak perlu menyusui dengan bahu membungkuk atau

tekanan di lengan.
7. Jika payudara ibu besar dan lembut, akan lebih nyaman bila ibu menopangnya dari bawah

tangan.

8. Jika payudara ibu bengkak, cobalah melembutkannya dengan memeras sedikit ASI

perlahan-lahan. Hal ini membantu bayi untuk menyusu lebih mudah.

9. Tanyakan pada orang yang tahu, apa yang perlu diperhatikan agar bayi menyusu dengan

benar pada payudara jika ibu tidak yakin tentang hal ini.

2. Meletakkan handuk kecil atau sapu tangan pada bahu ayah untuk menahan muntahan

susu.
3. Menggendong bayi menghadap ke belakang dengan bertopang pada bahu ayah
4. Menegakkan tubuh bayi dan biarkan kepalanya bersandar dibahu ayahnya.
5. Menggunakan satu tangan untuk menahan tengkuk dan bokongnya, sementara tangan

lainnya mengelus-elus punggungnya sampai bayi bersendawa.

Sample penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Sample dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita

yang memiliki bayi usia 0 - 24 bulan yang aktif mengikuti posyandu di Posyandu Kemuning

Harjokuncaran dan tinggal bersama suami yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

(Nursalam, 2014).

Anda mungkin juga menyukai