Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PAPER
Oleh :
Radika Fiki
(1510321013)
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Analisis usaha tanaman Hidroponik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang analisis usaha tanaman
hidroponik dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Radika Fiki
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Zaman sekarang bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Tanah hanyalah salah
satu media utama dan unggulan unuk semua jenis tanaman namun sesungguhnya yang
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh adalah kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah,
jika hara itu ada di dalam air maka airpun dapat menumbuhkan tanaman. Media air tidak
semua tanaman dapat ditanam seperti tanaman dengan batang yang besar seperti mangga.
Budidaya tanaman dengan menggunakan air atau dikenal dengan istilah hidoponik cocok
unuk tanaman sayuran dan labu-labuan serta beberapa jenis tanaman hias yang tidak
memiliki bentuk batang yang besar yang membutuhkan sokongan untuk tumbuh tegak.
Salah satu kelebihan bertanam secara hidroponik adalah dapat meniadakan tahapan
persiapan lahan seperti pada budidaya tanaman dengan media tanah yang memakan waktu
relatif lama. Dengan cara hidroponik tanaman tinggal tanam saja dengan persiapan media
hanya beberapa menit saja, karena hanya dibutuhkan sedikit waktu membuat laruan nutrisi
sesuai kebutuhan tanaman. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi dan hemat waktu.
Kekurangan budidaya secara hidroponik adalah membutuhkan biaya yang agak besar
untuk tahap pertama seperti biaya pembuatan wadah hidroponik, green house, biaya
penyiraman listrik setiap bulanya. Inilah yang membuat banyak orang tidak berani mencoba
budidaya tanaman dengan cara hidroponik. Itu dulu, sekarang sudah ada cara murah
menanam dengan media hidroponik Sederhana yaitu hidroponik yang menggunakan
wadahnya dari bool dan gelas air mineral bekas sehingga tidak membutuhkan tenaga pompa
dan listrik. Biaya pembuatan wadahnya pun bisa diperkecil biayanya dengan menggunakan
bahan dari barang bekas atau sampah plastik.
3
Dengan hidroponik sederhana tidak ada alasan lagi bagi petani untuk mengatakan
budidaya tanaman secara hidroponik membutuhkan modal yang besar. Apalagi menggunakan
bahan bahan dari barang bekas dan sampah plastik justru membantu menjaga lingkungan
hidup. Nutrisi pun dapat dibuat sendiri dengan beberapa cara yang sangat mudah.
Kelebihan lain dari budidaya hidroponik adalah menciptakan keindahan dan nilai
seni serta tidak menuntut lahan yang luas. Selain itu lahan dapat ditanami tanaman sepanjang
tahun tanpa perlu rotasi tanaman. Tanaman yang dibudidayakan dengan hidroponik juga
lebih mudah terhindar dari erosi dan kekeringan. Kehilangan setelah panen lebih kecil
dibandingkan bertanam secara konvensional. Sementara harga lebih tinggi dan relatif
konstan, tidak mengenal musim. Dan masih banyak lagi keuntungan budidaya secara
hidroponik. Apalagi dipadu dengan menanam tanaman yang memiliki nilai jual yang tinggi
seperti selada maka benar benar tidak ada lagi alasan untuk menolak budidaya tanaman
secara hidroponik.
Salah satu kendala macetnya setiap inovasi pertanian sampai ke petani adalah
pengaruh karakter masyarakat kita yang sulit menerima perubahan kecuali sudah melihat
bukti dengan mata kepala sendiri. Oleh karen itu, hal ini merupakan sebuah tantangan bagi
pihak sekolah menengah kejuruan pertanian sebagai tempat menempa generasi yang akan
membawa perubahan dalam masyarakat untuk bangkit, berbuat dan memberikan contoh
lansung kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak hanya mendengar tentang kehebatan
budidaya tanaman dengan cara hidroponik namun juga dapat menyaksikan langsung
penerapan dilapangan dan keberhasilannya.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mencoba menganalisis kelayakan
usaha bertanam sayuran Selada dengan cara hidroponik dan membuktikan apakah budidaya
dengan cara hidroponik dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dan kemudahan
dalam pengelolaan usahatani.
Penelitian ini dilaksanakan di desa jurang sapi kec. Tapen Bondowoso pada Bulan
Januari 2017
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman
20-50 cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap
oleh akar serabut. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi
(Rukmana, 1994).
bergantung varietasnya. Daun selada krop berbentuk bulat dengan ukuran daun
yang lebar, berwarna hijau terang dan hijau agak gelap. Daun selada memiliki
tangkai daun lebar dengan tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan
5
halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak
manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20-25 cm dan lebar 15 cm
(Wicaksono, 2008).
Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek
dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat
dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang
selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada
batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm
bercabang banyak dan setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar
bunga terdapat daun - daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut tidak
muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3-4 cm yang
dilindungi oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre. Setiap
krop mengandung sekitar 10-25 floret atau anak bunga yang mekarnya serentak
(Ashari, 1995).
berwarna coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan
lebar satu milimeter. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dan
3. Syarat Tumbuh
hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan di dataran tinggi. Pada
6
penanaman di dataran tinggi, selada cepat berbunga. Suhu optimum bagi
karena termasuk tanaman yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau
tanaman ini memerlukan penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan
terhadap hujan, tanaman selada juga tidak tahan terhadap sinar matahari yang
5-2.200 meter di atas permukaan laut. Selada krop biasanya membentuk krop bila
ditanam di dataran tinggi, tapi ada beberapa varietas selada krop yang dapat
membentuk krop di dataran rendah seperti varietas great lakes dan Brando
7
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Alat
Solder Lisrik
Nampan Plastik
b. Bahan
Arang Sekam
Nutrisi Hidroponik
2. Pelaksanaan Penelitian
8
a. Membuat arang sekam
Kulit padi di bakar sampai semua berwarna hitam kemudian disiram air agar apinya
mati supaya proses pembakaran tidak berlanjut dan kulit padi menjadi abu. Cara membakar
sekam padi adalah denga meletakkan corong atau pipa besi yang sudah dilubangi atau kawat
ayak pasir yang digulung menyerupai pipa di tanah kemudian tumpukkan sekam padi
disekeliling corong aau pipa. Lakukan pembakara kertas koran atau kertas apa saja dan
masukkan ke dalam corong sehingga proses pembakaran dimulai dari tengah tumpukan dan
dari bawah. Proses pembakaran berlansung tergaung banyaknya media sekam yang dibakar.
Media perkecambahan berupa Arang Sekam yang disebar di dalam nampan plastik
secara merata. Buat larikan sedalam 1 cm dengan jarak antar baris 2 cm, kemudian semai biji
9
selada dan tutupi lubang larikan dengan arang sekam sampai rata. Siram secukupnya dan
tutup dengan naungan plastik.
Wadah dibuat dari botol dan gelas air mineral bekas. Botol air mineral di lubangi
pada kedua ujungnya di satu sisi sejajar seukuran dengan besar gelas air mineral. Gelas air
mineral dilubangi di sekujur gelas dengan menggunakan solder listrik.
Dalam penelitian ini dibuat botol air mineral sebanyak 25 botol dan 50 gelas air
mineral. Artinya tanaman selada yang akan ditanam adalah sebanyak jumlah gelas air mineral
yakni 50 batang.
10
Nutrisi stok A dan stok B dilarutkan bersama dengan air dengan perbandingan setiap
5 ml nutrisi stok A dan 5 ml nurisi stok B dilarutkan dengan air 1 liter. Jika dibutuhkan air
sebanyak 100 liter maka dibutuhkan nutrisi 500 ml sok A dan 500 ml stok B. Sesudah larutan
dicampur dan diaduk secara merata maka larutan sudah siap dituangkan kedalam wadah botol
air mineral sebanyak volume botol.
Bibit selada dapat di pindahkan ke dalam media hidroponik setelah berumur 20 hari
setelah semai. Bibit selada di besarkan dalam wadah hidroponik ini sampai panen selama 55
60 hari setelah semai.
11
BAB IV
PERHITUNGAN BIAYA
1. Biaya Tetap
Sewa lahan dapat diabaikan karena tidak membutuhkan lahan yang luas yaitu hanya
membutuhkan lahan 2 meter / 50 batang selada atau 40 meter / 1000 batang
d. Gelas air mineral (untuk 1 tahun) 1000 buah @ Rp. 50,- = Rp. 50.000,-
12
d. Benih selada 10 gram = Rp 30.000,- /sekali tanam
Harga: 80.000 Untuk 1Set nutrisi A dan nutrisi B, dapat diencerkan Menjadi 5 liter
larutan pekat dan bisa digunakan untuk 1000 liter larutan siap pakai. Per botol membutuhkan
air nutrisi 1 liter
5. Hasil Produksi
Setiap tanaman selada rata-rata mampu berproduksi sebanyak 0,3 kg, sehingga
seluruh tanaman selada yang di budidayakan yakni 1000 batang mampu menghasilkan
sebanyak 300 Kg. Harga untuk selada saat penelitian ini dilakukan yaitu Rp. 15.000,-/kg.
6. Keuntungan
13
BAB V
1. B/C Rasio
Nilai B/C rasio sebesar 14,6 berarti setiap modal yang di investasi Rp.1,- pada usaha
budidaya selada secara hidroponik ini akan menghasilkan Rp. 14,6.
= Rp.2.598.000 / Rp.15.000
= 173,2 kg
Usaha budidaya selada secara hidroponik akan impas pada produksi 173,2 kg.
Sedangkan produksi panen perdana saja sudah mencapai 300 kg. Artinya BEP atau kembali
modal didapat pada saat panen pertama.
= Rp.2.598.000 / 300 kg
= Rp.8.660
Usaha budidaya selada secara hidroponik akan mendapat impas atau kembali modal
jika harga jual Rp. 8.000,-/ Kg. Sementara harga sekarang mencapai Rp. 12.000 / Kg.
Artinya usaha hidroponik secara sederhana ini dapat mengembalikan modal usaha hanya
dalam sekali panen saja.
14
BAB VI
PENUTUP
a. Kesimpulan
Menurut data tersebut dapat disimpulkan usaha ini layak diterapkan karena pada
tahun ke-1 usaha ini sudah kembali modal dan mampu berjalan sendiri tanpa mengandalkan
pinjaman.
b. Saran
Berdasarkan hasil analisis usaha yang memperlihatkan begitu besar keuntungan yang di dapat
dengan resiko yang kecil maka saya menyarankan agar masyarakat dapat mulai bergerak
untuk merubah secara perlahan dan pasti dari teknik budidaya tanaman yang mengandalkan
media tanah ke budidaya hidroponik sederhana.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bandung. Bandung
Suprayitno, 1996. Menanam dan Mengolah Selada Sejuta Rasa. CV Aneka. Solo.
Haryanto, E., T. Suhartini dan E. Rahayu, 1996, Sawi dan Selada, Penerbit Swadaya, Jakarta.
16