Menegakkan Konstitusi
Menegakkan Konstitusi
http://print.kompas.com/baca/opini/artikel/2017/06/06/Menegakkan-Konstitusi-Konsolidasi-
Demokrasi
Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa "kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD". Ayat itu dengan
tegas menautkan dalam satu tarikan napas kedaulatan rakyat (demokrasi)
dengan konstitusi. Dengan demikian, demokrasi dan hukum adalah dua
muka dari satu koin yang sama, yang biasa disebut sebagai demokrasi
konstitusional atau nomokrasi.
DPR, oleh Pasal 20 (1) UUD 1945, diberi kewenangan dan tugas
memegang kekuasaan membentuk UU. Pasal 20 (2) menentukan bahwa
untuk dapat jadi UU, setiap RUU memerlukan persetujuan bersama
antara DPR dan Presiden. Karena itu, baik DPR maupun Presiden secara
sendiri-sendiri dan bersama- sama bertanggung jawab agar tiap UU harus
sesuai dengan, bertunduk kepada, dan untuk melaksanakan perintah
UUD 1945.
Berbagai "keanehan"
Masalah lain, Pasal 10 UUD 1945 menegaskan bahwa Presiden
memegang kekuasaan tertinggi atas TNI. Akan tetapi, UU No 34/2004
tentang TNI, pada Pasal 13 Ayat (2) mengatur bahwa Panglima TNI
diangkat dan diberhentikan Presiden setelah mendapat persetujuan DPR.
Ketentuan ini didasarkan pada Pasal 3 Ayat (3) Tap MPR VII/2000 yang
kedudukannya di bawah UUD. Artinya, Presiden yang oleh UUD
dinyatakan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi TNI hanya dapat
mengangkat dan memberhentikan bawahannya dengan persetujuan pihak
lain. Ketentuan UU itu tak sesuai UUD 1945 dan melemahkan kedudukan
Presiden dalam melaksanakan kewenangan dan kewajibannya. Pada
Desember 2015, Mahkamah Konstitusi menolak uji konstitusional atas UU
No 34/2004 tersebut.