Tujuan dari pemodelan geologi dalam industri minyak bumi ialah untuk menciptakan
model geologi reservoir minyak dan gas bumi. Evaluasi model geologi merupakan hal
yang penting karena model geologi yang kurang tepat dapat menghambat jalannya
produksi. Sebuah model reservoir yang tepat mampu memberikan informasi parameter
geologi tentang reservoir yang diteliti dan untuk dapat mengartikan model dengan baik
dapat dibantu dengan teori yang berkaitan dengan pemodelan. Tyson dan Math (2009)
menjelaskan bahwa pemodelan reservoir yang tepat mampu memberikan deskripsi
mengenai paramater elemen arsituktural fasies daerah penelitian, sebagai contoh pada
daerah barrier yang mengandung serpih dan pasir, serta terdapat arah orientasi
pengendapannya. Pada akhir tahun 1980 terdapat perbedaan pemahaman yang besar
antara karakteristik reservoir, pemahaman perilaku reservoir, dan deskripsi reservoir,
namun perlahan lahan perbedaan ini terhapuskan, dan ahli geologi sepakat untuk
menambah detil parameter reservoir sebagai salah satu langkah meningkatkan
pemahaman perilaku reservoir.
Sebuah model yang tepat mampu memberikan respon yang sama dengan reservoir
daerah yang diteliti, dan untuk sebuah reservoir dengan informasi yang terbatas akan
sangat sulit dibuat model yang dapat menyamai kondisi reservoir asli, tetapi dapat saja
dibuat sebuah model yang didesain dengan spesifikasi yang berbeda dengan data data
yang mendekati dengan aslinya.
Beberapa tahun belakangan ini software pemodelan geologi mendorong para ahli
pemodelan untuk mengikuti standar alur kerja, di mana terdapat beberapa keuntungan
yang didapatkan saat perancangan, karena banyaknya pilihan kemungkinan dan jumlah
error yang perlu diperbaiki yang berkurang secara signifikan. Ada beberapa langkah
evaluasi yang perlu diperhatikan secara cermat dalam pengerjaan pemodelan geologi,
yaitu:
1.) Menentukan permasalahan, atau mengajukan hipotesis,
2.) Mendesain percobaan,
3.) Menjalankan percobaan berulang ulang,
4.) Mengumpulkan hasil percobaan.
Hipotesis, prediksi, dan verifikasi percobaan telah dibuktikan sebagai sebuah alur kerja
yang kuat untuk meneliti hal hal yang belum diketahui (Popper, 1959). Sebuah
reservoir dapat diibaratkan sebagai sebuah badan ilmu pengetahuan ilmiah dan terdapat
berbagai cara untuk mengolah untuk mendapatkan hipotesis, seperti: Reservoir A
memiliki sedikitnya 1juta barrel minyak, Rekahan pada reservoir B berfungsi sebagai
permeabilitas anisotrop. Setiap hipotesis yang muncul dapat dicek kembali dengan
sebuah percobaan atau simulasi, tentunya dibantu dengan pemodelan geologi.
Jumlah lapisan pasir yang dibagi berbeda antara satu tubuh pasir dengan yang lain.
Pembagian ini berdasarkan ketebalan antar ketebalan yang dimiliki dan berfungsi untuk
memisahkan bagian serpih dalam tubuh pasir. Jumlah lapisan pasir yang tidak sesuai
akan mengakibatkan masuknya serpih ke dalam lapisan pasir dan mempengaruhi
perhitungan porositas serta permeabilitas.
7.) Variogram
Variogram merupakan perangkat statistik untuk interpolasi antara dua atau lebih data
yang bersifat pembobotan. Dalam variogram ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
seperti metode yang akan digunakan, arah mayor dan minor, bentuk variogram yang
menunjukkan jenis reservoir homogen atau heterogen.
8.) Pemodelan Fasies (Facies Modeling)
Pemodelan fasies merupakan penggambaran atau ilustrasi dari fasies yang berada pada
lapangan penelitian sehingga nantinya akan diketahui penyebaran dan hubungan
porositas serta permeabilitasnya.
9.) Pemodelan Petrofisis (Petrophysical Modeling)
Pemodelan petrofisik ini terbagi menjadi pemodelan porositas, permeabilitas, dan
kontak hidrokarbon. Pemodelan porositas akan mengacu kepada pemodelan fasies yang
telah dilakukan dan membantu dalam mengenali daerah yang memiliki porositas baik
dan yang buruk. Daerah dengan porositas baik umumnya merupakan refleksi dari
penyebaran sand reservoir, dan daerah dengan porositas buruk merupakan refleksi dari
penyebaran sand non reservoir dan serpih. Pemodelan porositas akan menjadi refleksi
untuk penyebaran permeabilitas, karena Petrel akan membaca daerah yang berporositas
baik akan memiliki permeabilitas yang baik pula. Hal ini akan terlihat pada peta
penyebaran yang dihasilkan, di mana peta permeabilitas tidak akan berbeda jauh
dengan peta permeabilitas.
10.) Pembuatan Kontak (Make Contact)
Pembuatan kontak dilakukan sebagai input dasar dalam proses perhitungan volume.
Proses pembuatan kontak ini akan menunjukkan daerah penyebaran minyak atau gas
yang nantinya luas daerah tersbut dapat dihitung dengan potensi hidrokarbon di
dalamnya agar didapatkan jumlah cadangan hidrokarbon yang tersimpan di dalamnya.
Gambar 2.12 merupakan contoh model penyebaran kontak hidrokarbon pada suatu
lapangan. Penyebaran kontak hidrokarbon ini memiliki tiga warna, yaitu warna merah
yang mengindikasikan kandungan gas, warna hijau mengidikasikan kandungan minyak,
dan warna biru mengindikasikan kandungan air.
11.) Perhitungan Volume (Volume Calculation)
Tahap akhir merupakan perhitungan volume cadangan hidrokarbon yang berada dalam
reservoir. Hasil perhitungan volume hidrokarbon tiap horizon akan berbeda dikarenakan
faktor penyebaran kontaknya.
MODEL GEOLOGI
GEOLOGI
1. Data Geologi a. Topography Lapangan b. Data Bor c. Struktur Geology
2. 2. Model Geologi a. Penampang Geologi (Section) b. Peta Struktur, Ketebalan Dan
Kualitas (2 Dimensi) c. Model Kualitas (3 Dimensi)
3. 3. Data Geoteknik a. Densitas Batuan (Wet And Dry) b. Sudut Geser Dalam c. Kohesi d.
Struktur Lapisan Geologi (Mis : Joint)
4. . Stabilitas Lereng Optimalisasi : a. Tinggi Bench b. Kemiringan Lereng : Overall Slope
dan Individual Slope c. Safety Factor d. Geotechnical data 5. Model Hydrologi &
Geohydrologi a. Curah Hujan (Air permukaan) b. Permeabilitas Batuan d. Catchment
Area e. Ground water (air tanah) Read more: http://ahmad-
tarmizi.blogspot.com/2013/04/model-geologi.html#ixzz3Ju78eYCW
1 Judul Peta
2 LEGENDA
3 Tanda arah / Orientasi
4 Skala.
5 Inset, merupakan peta kecil yang disisipkan di peta utama
6 Garis Koordinat
7 Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur
8 Sumber dan Tahun pembuatan peta, dari mana data dan tahun ketika peta
dibuat.
9 Warna, peta menggunakan warna yang menarik dan sesuai.
10 Deklinasi
Model geologi regional
Model empiris
11 Lingkungan tektonik
12 Batuan induk (host rock)
13 Mineralisasi
14 Tipe dan zonasi alterasi hidrotermal
15 Penyebaran dalam waktu dan ruang
16 Ukuran dan kadar endapan