NASKAH PUBLIKASI
oleh :
AGUS WIDODO
J 210 080 088
Agus Widodo*
Abi Muhlisin,SKM,M.Kep**
Ambarwati,S.Pd,M.Si**
Abstrak
Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Demam
tifoid ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri
Salmonella typhi. Banyaknya kejadian demam tifoid dapat dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan masyarakat tenteng penyakit demam tifoid. Kuranngnya
pengetahuan ini menjadikan kekambuhan demam tifoid menjadi tinggi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Jatiyoso bulan Maret 2012,
jumlah penderita demam tifoid berjumlah 139 orang, sedangkan jumlah
kunjungan penderita demam tifoid di tahun yang sama berjumlah 411 orang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan
upaya pencegahan kekambuhan demam tifoid pada penderita demam tifoid di
wilayah kerja Puskesmas Jatiyoso Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah
penelitian Kuantitatif. Metode penelitian adalah Deskriptif korelatif, Desain yang
digunakan adalah survey dengan pendekatan Cross sectional. Populasi penelitian
sebanyak 139 pasien. Jumlah sampel sebanyak 58 responden, dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel proportional random sampling.
Instrument penelitian diperoleh melalui kuesioner pengetahuan demam tifoid dan
upaya pencegahan kekambuhan demam tifoid. Alat analisis data menggunakan uji
Chi Square. Hasil penelitian diperoleh data. 18 responden (31%) mempunyai
pengetahuan yang tinggi, 17 responden dengan pengetahuan sedang, 23 responden
(39,7%) dengan pengetahuan rendah. Sebanyak 19 responden (32,8%) upaya
pencegahan kekambuhan demam tifoid sudah baik, 18 responden (31%) upaya
pencegahan kekambuhan demam tifoid cukup dan 21 responden (36,2%) upaya
pencegahan kekambuhan demam tifoid masih kurang. Hasil uji statistic diperoleh
nilai 2 hitung= 12.656 dengan p = 0,013. Artinya terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan demam tifoid pada penderita
demam tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Jatiyoso Karanganyar.
Abstract
minggu (Slamet, 2002). Demam lebih demam tifoid yang tidak mengalami
dari tujuh hari adalah gejala yang kekambuhan.
paling menonjol. Demam ini bisa
diikuti oleh gejala tidak khas lainnya Instrumen Penelitian
seperti diare, anoreksia, atau batuk Pengukuran pengetahuan pada
(Widoyono, 2008). penderita demam tifoid menggunakan
Pencegahan dapat dilakukan kuesioner berupa 21 pertanyaan
dengan menjaga kebersihan makanan tertutup dengan menggunakan skala
dan minuman serta upaya mengobati Guttman (Hidayat, 2011). Pernyataan
carrier yang berpotensi menjadi disusun menurut skala Guttman. Upaya
sumber infeksi. Selain itu, pencegahan pencegahan juga menggunakan
juga dapat dilakukan dengan kuesioner 20 pertanyaan menurut skala
memberikan imunisasi vaksin Guttman. Alat analisis menggunakan
monovalen salmonella typhi (Radji, uji chi square.
2010).
HASIL PENELITIAN
METODE PENELITIAN Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Responden
Penelitian ini adalah penelitian Berdasarkan karakteristik di
Kuantitatif. Metode penelitian yang Puskesmas Jatiyoso Karanganyar
digunakan adalah Deskriptif korelatif, Umur (tahun) n (%)
Desain yang digunakan adalah survey
dengan pendekatan Cross sectional . Dewasa Muda (18-25) 9 15.5
Jumlah populasi penelitian ini sebesar Dewasa Awal (25-40) 38 65.5
139 orang yang menderita demam Dewasa Tengah (40-65) 11 19.0
tifoid. Sampel sebanyak 58 Responden Jenis kelamin n (%)
dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan proportional random Laki-laki 29 50.0
sampling. Perempuan 29 50.0
Kriteria inklusi Pendidikan n (%)
Orang yang menderita penyakit
SD 11 19.0
Penderita demam tifoid yang pernah
menjalani rawat inap di tahun 2011, SMP 17 29.3
bersedia menjadi responden dalam SMA 30 51.7
penelitan, bisa di temui saat penelitian
berlangsung, tercatat sebagai penduduk Status pekerjaan n (%)
di wilayah kerja Puskesmas Jatiyoso Pelajar 2 3.4
IRT 14 24.1
Kriteria eksklusi Petani 19 32.8
Orang yang menderita demam tifoid
Wiraswasta 23 39.7
yang sedang tidak ada saat dilakukan
penelitian, penderita yang tidak
bersedia menjadi responden, penderita
Analisis bivariat
demam tifoid dapat diderita oleh siapa 1. Sebagian besar responden (39,7%)
saja terutama pada orang yang hidup di penelitian mempunyai pengetahuan
lingkungan kurang bersih, (Depkes, yang kurang tentang demam tifoid
2004). Hasil penelitian Evan (2007) 2. Sebagian besar responden (36,3%)
dalam penelitiannya dengan masih kurang dalam upaya
kesimpulan bahwa diperlukan upaya pencegahan kekambuhan demam
advokasi dan komunikasi kepada tifoid
masyarakat yang miskin untuk 3. Terdapat hubungan antara tingkat
meningkatkan kesadaran pengetahuan pengetahuan dengan upaya
tentang demam tifoid, dan pengenalan pencegahan kekambuhan demam
vaksin yang bermanfaat bagi tifoid pada penderita demam tifoid
peningkatan pengetahuan. di wilayah kerja Puskesmas
Adanya responden dengan Jatiyoso Karanganyar
pengetahuan yang tinggi dan dapat
melakukan upaya pencegahan Saran
kekambuhan demam tifoid serta 1. Instansi Puskesmas dan Dinas
adanya responden dengan pengetahuan Kesehatan
yang kurang dan mengakibatkan Petugas kesehatan lebih
kurangnya pencegahan kekambuhan meningkatkan perannya dalam
tifoid menjadikan adanya hubungan memberikan pendidikan kesehatan
yang signifikan antara tingkat kepada masyarakat mengenai
pengetahuan dengan upaya pencegahan demam tifoid, cara pencegahan
kekambuhan demam tifoid pada penyakit, dan berkoordinasi dengan
penderita demam tifoid di wilayah instansi terkait untuk melakukan
kerja Puskesmas Jatiyoso Karanganyar. kebersihan lingkungan yang masih
Namun dari hasil penelitian ini kotor agar masyarakat tidak
bahwa masih ada responden yang terjangkit demam tifoid
berpengetahuan tinggi dalam 2. Bagi responden
pelaksanaan upaya pencegahan demam Meningkatkan informasi dan
tifoid masih kurang. Sebaliknya ada kesadaran diri tentang perilaku
responden yang berpengetahuan hidup bersih dan sehat dengan cara
kurang namun upaya pencegahan selalu membersihkan rumah seperti
kekambuhan demam tifoid justru baik, menyapu rumah, membersihkan
hal ini menunjukkan perlunya sanitasi secara teratur, cukup
pendidikan kesehatan pada masyarakat istirahat, meningkatkan asupan gizi
untuk meningkatkan pengetahuan yang baik agar terhindar dari
tentang demam tifoid dan adanya demam tifoid
pelaksanaan kebersihan lingkungan 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
agar masyarakat tidak terjangkit Diharapkan dalam penelitian
penyakit demam tifoid. selanjutnya tentang upaya
pencegahan demam tifoid lebih
variatif dan lebih luas yaitu dari
Simpulan adanya observasi dalam penelitian,
menambah variable seperti factor
10
11