Mata Kuliah
Al-Islam Kemuhammadiyahan
Dosen Pengampu:
Drs. Muh Natsir, S.E., M.Si
Disusum oleh:
Ari Trisnawati (14.0102.0046)
14 Akuntansi A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia, dan pertolongan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir AIK (Al-
Islam Kemuhammadiyahan) ini sebagai syarat untuk memperoleh nilai Mata Kuliah AIK (Al-
Islam Kemuhammadiyahan) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Magelang.
Kami menyadari bahwa penulisan tugas akhir makalah ini masih terdapat kekurangan
dan kelemahan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun akan kami terima, demi
kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penyusun pada khususnya.
Penulis
BAB 1
QIRADH
A. PENGERTIAN QIRADH
Qiradh berasal dari al qardhu atau al qathu yang berarti potonang, karena pemilik
memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebaian
keuntungannya. Qiradh adalah pemberian kepada orang lain untuk dijadikan modal
usaha dengan harapan memperoleh keuntungan yang akan dibagi sesuai dengan
perjanjian bersama. Dengan adanya qiradh, seseorang yang mempunyai keahlian usaha
tetapi tidak memiliki modal akan dapat tertolong, sehingga modalnya tidak habis dan
memperoleh keuntungan bersama.
B. HUKUM QIRADH
Hukum qiradh adalah mubah, bahkan dianjurkan dalam agama islam, dikarenakan
dalam qiradh terdapat unsur tolong-menolong. Landasan hukum qiradh yaitu:
1. Al Quran
2. Hadits
Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa melepaskan
dari seorang muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah
melepaskan dia dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa memberi
kelonggaran pada seseorang yang kesusahan, niscaya Allah akan memberi
kelonggaran di dunia dan akhirat, dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim,
niscayaAllah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Dan Allah selamanya
menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya mau menolong saudaranya.
3. Ijma
F. PROSEDUR QIRADH
1. Pinjaman harus dimiliki melalui penerimaan (ijab qabul), sehingga ketika pihak
peminjam menerima pinjamannya, maka ia menjadi penanggung jawab. Pinjaman
boleh ditentukan batas waktunya dan pihak yang meminjami tidak berhak menagih
sebelum habis masa perjanjian.
2. Jika barang pinjaman masih tetap seperti pertama kali dipinjamkan maka harus
dikembalikan dalam keadaan semula. Sedangkan jika berubah dengan
pengembaliannya dengan barang yang serupa, jika tidak ada cukup seharga barang
yang dipinjam.
3. Bila pengangkutan uang (barang) untuk pembayaran uang tidak tejamin
keamanannya, maka pembayaran boleh dilaksanakan di luar ketentuan semula, sesuai
dengan kehendak yang meminjamkan.
4. Pihak yang meminjamkan diharamkan mengambil riba dalam pinjaman tersebut.
G. HIKMAH QIRADH
1. Terwujudnya tolong-menolong sebab tidak jarang orang yang punya modal tetapi
tidak punya keahlian berdagang atau sebaliknya punya keahlian berdagang namun
tidak memiliki modal.
2. Salah satu perilaku ibadah yang lebih mendekatkan diri pada rahmat Allah SWT
karena dapat melepaskan kesulitan orang lain yang sangat membutuhkan
pertolongan.
3. Bagi yang mengqiradhkan akan diberikan pahala dan akan dimudahkan oleh Allah
SWT baik urusan dunia maupun urusan akhirat.
4. Terciptanya kerjasama antara pemberi modal dan pelaksanaan yang pada akhirnya
dapat menumbuhkan dan memperkembangkan perekonomian umat.
5. Terbinanya pribadi-pribadi yang taaruf (rasa dekat) antara keduanya.
6. Yang memberikan pinjaman modal akan mendapatkan keunggulan pahala hingga
delapan belas kali lipat dibandingkan dengan sedekah yang hanya sepuluh kali.
BAB 2
MUDHARABAH
A. PENGERTIAN MUDHARABAH
Mudharabah berasal dari kata al dharb yang berarti adalah bepergian atau
berjalan. Pengertian mudharabah menurut para ulama sebagai berikut:
1. Menurut Hanafiah, mudharabah adalah memandang tujuan dua pihak yang berakad
yang berserikat dalam keuntungan atau laba, karena harta diserahkan kepada yang
lain dan yang lainnya punya jasa mengelola harta tersebut.
2. Menurut Malikiyah, mudharabah adalah akad perwakilan, di mana pemilik harta
mengeluarkan hartanya kepada yang lain untuk diperdagangkan dengan pembayaran
yang ditentukan (emas dan perak)
3. Menurut Imam Hanabila, mudharabah adalah ibarat pemilik harta menyerahkan
hartanya dengan ukuran tertentu pada orang yang berdagang dengan bagian dari
keuntungan yang diketahui.
4. Menurut Ulama Syafiiyah, mudharabah adalah akad yang menentukan seseorang
menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk ditijarahkan.
5. Menurut para Fuqaha, mudharabah adalah akad antara dua pihak saling menanggung,
salah satu pihak menyerahkan hartanya bagi pihak lain untuk diperdagangkan dengan
bagian yang telah ditentukan dari keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan.
Jadi mudharabah adalah sebuah perjanjian di antara paling sedikit dua pihak di mana
satu pihak,pemilik modal (shahib al mal atau rabb al mal) memercayakan sejumlahdana
kepada pihak lain, pengusaha (mudharib),untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha.
C. JENIS-JENIS MUDHARABAH
1. Mudharabah Muthlaqah
Adalah bentuk kerjasama antara shahibul mal dan mudharib yang cakupannya
sangat luas dan tidak dibatasi oleh jenis usaha, waktu, tempat, perusahaan, dan
pelanggan.
2. Mudharabah Muqayayadah
Adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah, mudharib dibatasi dengan jenis
usaha, waktu, dan tempat usaha.
Jenis-jenis mudharabah muqayyadah dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Mudharabah muqayyadah on balance sheet (investasi terikat), yaitu pemilik dana
membatasi atau memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana seperti
misalnya hanya melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat
tertentu saja.
b. Mudharabah muqayyadah of balance sheet, merupakan jenis mudharabah di
mana penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya di mana
bank bertindak sebagai perantara yang mempertimbangkan antara pemilik dana
dengan pelaksana usaha.
E. MANFAAT MUDHARABAH
1. Bank akan menikmati bagi hasil saat keuntungan usaha nasabah meningkat
2. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara
tetap, tetapi disesuaikan dengan pendanaan/hasil usaha bank hingga bank tidak akan
pernah mengalami negatif spreade
3. Penambilan pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kasusaha nasabah
sehingga tidak memberatkan nasabah
4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-benar halal, aman,
menguntungkan karena keuntungan yan konkret dan benar-benar terjadi itulah yang
akan dibagikan
5. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda denan prinsip bunga tetap di mana
bank akan menaih penerimaan pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap
berapapun keuntunan yang dihasilkan nasabah, baik rui dan terjadi krisis ekonomi
F. RISIKO MUDHARABAH
1. Side streaming: nasabah menunakan dana bukan yang disebut dalam kontrak
2. Lalai dan kesalahan yang disengaja
3. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur
BAB 3
MUSYARAKAH
A. PENGERTIAN MUSYARAKAH
Musyarakah atau syirkah berasal dari fiil madhi yang berarti sekutu atau teman
perseroan, perkumpulan, perserikatan. Syirkah dari segi etimologi berarti campur atau
percampuran, yang berarti seorang mencampurkan hartanya dengan harta orang lain
sehingga antara bagian yang satu dengan lainnya sulit unuk dibedakan lagi.
C. RUKUN MUSYARAKAH
1. Shigat (lafal) ijab dan qabul
2. Pelaku akad, yaitu mitra usaha
3. Obyek akad, yaitu modal (mal), kerja (dharabah), dan keuntungan (ribh)
D. SYARAT MUSYARAKAH
1. Harus mengenai tasharuf yang dapat diwakilkan
2. Pembagian keuntungan jelas
3. Pembagian keuntungan tercantun kepada kesepakatan, bukan kepada besar kecilnya
modal atau kewajiban
F. BERAKIRNYA SYIRKAH
1. Salah satu pihak membatalkan kesepakatannya meskipun dari pihak yang lainnya
2. Salah satu pihak kehilangan kemampuan dalam bertasharruf (kehilangan mengelola
harta)
3. Salah satu pihak meninggal dunia, namun bila yang bersyirkah lebih dari dua orang,
maka yang berakhir hanya yang meninal saja
4. Salah satu pihak berada dalam penampunan
5. Salah satu pihak menalami kebangkrutan yang mengakibatkan tidak lagi menguasahi
harta yang menjadi saham syirkah
6. Modal para pihak yang bersyirkah hilang sebelum terjadi pencampuran harta hingga
tidak lagi dapat dipisakan lagi
F. INSTRUMEN KEBIJAKAN
1. Manajemen produksi dan ketenagakerjaan di sektor publik pemerintah dapat
berperan aktif dalam mengelola kekayaan publik di mana masyarakat gagal
mengelolanya
2. Instrumen yang berkaitan dengan upaya mendorong kegiatan sektor swasta, misalnya
menetapkan regulasi bagi sektor swasta, perlindungan bagi masyarakat lemah
3. Pricing policy, negara meregulasi harga dengan cara intervensi pasar, penetapan
harga, atau mendorong kebijakan diskriminasi harga untuk kelompok masyarakat,
daerah atau sektor tertentu yang dipandang merupakan kepentingan publik
BAB 5
ASURANSI DAN JAMINAN SOSIAL DALAM ISLAM
B. PENGERTIAN ASURANSI
Dari bahasa Belanda, asuransi disebut assurantie yang terdiri dari kata
assaradeuryang berarti penanggung dan geassureede yang berarti tertanggung.
Dalam bahasa Inggris disebut insuranceyang berarti menanggung sesuatu yang
mungkin berarti atau tidak mungkin terjadi dan assuranceyang berarti menanggung
sesuatu yang pasti terjadi. Asuransi dalam bahasa Arab disebut at taimin yang berasal
dari kata amanah yang berarti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman, serta
bebas dari rasa takut. Mentaminkan sesuatu berarti seseorang memberikan uang cicilan
agar ia atau orang yang ditunjuk menjadi ahli warisnya mendapatkan ganti rugi atas
hartanya yang hilang. Pihak yang menjadi penanggung asuransi disebut muamin dan
pihak yang menjadi tertanggung disebut muamman lahu atau mustamin.
H. HIKMAH FARAID
Hikmah ilmu faraid adalah untuk memudahkan harta tersebut digunakan dalam ekonomi
bagi mewujudkan suasana ekonomi yang produktif bahkan terjadi pembekuan harta yang
memberi mudarat bukan saja kepada pihak yang berhak malah kepada ekonomi serta
keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Mujahidin. 2014. Ekonomi Islam Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara, Dan
Pasar Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
http://aidingdzul.blogspot.co.id/2013/05/peran-pemerintah-dalam-mengontrol-pasar.html
http://bedduboy.blogspot.co.id/2016/08/kewirausahaan-dalam-perspektif-islam.html
http://evendimuhtar.blogspot.co.id/2015/06/qiradh.html
http://makalahekonomiku.blogspot.co.id/2016/08/prilaku-konsumen-dalam-pandangan.html
http://murskha.blogspot.co.id/
http://palmery.blogspot.co.id/2015/07/makalah-hukum-faraid.html
http://saparwaditalsen.blogspot.o.id/2016/04/makalah-al-musyarakah.html
http://setitiknur.blogspot.co.id/2014/04/makalah-qiradh.html
http://turofiana.blogspot.co.id/2013/02/ekonomi-islam-dan-wirausaha-islami_4467.html
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/10/PST-UNPAD-106-AKT-MUSYARAKAH-
Read-Only.pdf
https://vivinsilviaa.wordpress.com/2010/12/01/kewirausahaan-dalam-perspektif-islam/
Muh Faruq an-Nabahan. 2000. Sistem Ekonomi Islam Pilihan Setelah Kegagalan Sistem
Kapitalis Dan Sosialis. Yogyakarta: Uni Press
P3EI UII Yogyakarta. 2015. Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rozalinda. 2016. Ekonomi Islam Teori Dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
www.academia.edu/4083530/PERILAKU_KONSUMEN_DALAM_PERSPEKTIF_EKONO
MI_ISLAM
www.dsnmui.or.id
www.tintaguru.com/2013/08/qiradh.html
www.scribd.com/document/90596744/39029819-makalah-musyarakah-1
LAMPIRAN