Anda di halaman 1dari 21

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN

ASI AKSKLUSIF PADA BAYI DI SEKITAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS X DI

SEMARANG

PROPOSAL

Disusun guna memenuhi tugas metodologi penelitian

OLEH:

VIVIN ERLIN PITRIYANI

NIM. D11.2010.01086

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2012
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembanguna kesehatan merupakan bagian dari pembangunan

nasional yang bertujuan meningkatankan kesadaran, kemauan, dan

kemampuanhidup sehat bagi setiap orang agar terwujjud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggi.

Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh

potensi bangsa indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, di perlukan

dukungan sistem kesehatan nasional yang tangguh. Di indonesia Sistem

Kesehatan Nasional (SKN) telah di tetapkan pada tahun 2004. SKN

tersebut telah berperan besar sebagai acuan dalam penyusunan Garis-

garis Besar Haluan Negara (GBHN) bidang kesehatan, penyusunan

Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, dan juga

sebagai acuan dalam penyusunan berbagai kebjakan, pedoman, dan

arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.

Modal dasar pembentukan manusi berkualitas di melai sejak bayi

dalam kandungan disertai dengan pemberian ASI sejak usia dini,

terutama pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI kepada bayi sejak

dini lahir sampai berusia sekitar 6 bulan.

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, ASI

merupakan makanan yang paling sempurna dengan kandungan gizi

sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.


ASI menggandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekbalan

dan dapt tumbuh dengan sehat.

Air Susu Ibu (ASI) mengandung lemak, protein dan kasien susu

produk, ASI sekitar 600-700 ml/hari. Sifat isotonik dengan plasma

mengandung protein alfa-laktoalbumin Asi terdiri dari air, alfa-

laktoalbumin, laktosa, kasein, asam amino dan mengandung antibodi

terhadap kuman, virus dan jamur demikian juga Asi mengandung Growth

faktor yang berguna diantaranya untuk perkembangan mokosa usus. ASI

akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang

pertumbuhan bayi yang normal.

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan dan

minuman tambahan lainnya sampai bayi umur 4-6 bulan.

Menurut WHO, setiap tahun terdapat 1-1,5 juta bayi di dunia yang

meninggal karena tidak diberi ASI eksklusif. ASI sangat bermanfaat

mengurangi sakit yang berat. Bayi yang diberi susu formula

berkemungkinan untuk dirawat di rumah sakit karena infeksi bakteri

hampir 4 kali lebih sering dibanding bayi yang diberi ASI eksklusif (Roesli,

2005).

Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2005-2010,

cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan tidak ada

peningkatan yang signifikan yaitu dari 59,7 persen pada 2005 dan 61,5

persen pada 2010. Sementara itu, cakupan untuk bayi 6 bulan meningkat

dari 26,3 persen pada 2005 menjadi 33,6 persen pada 2010. "Meskipun

terdapat peningkatan, tetapi belum cukup karena masih rendahnya

jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif disebabkan yaitu:


a. Ibu tidak yakin akan manfaat menyusui dan ibu tidak cukup

mendapatkan tentang informasi secara benar.

b. Kondisi lingkungan yang belum sepenuhnya mendukung /

melindungi ibu untuk menyusui.

c. Pemasaran susu formula yang belum tertib dan melibatkan

petugas maupun institusi kesehatan.

d. Keberadaan konselor yang belum memadai di setiap daerah.

Pemerintah meningkatkan cakupan ASI eksklusif. Hal ini

dibuktikan dengan dikeluarkannya Kepmenkes RI

No.450/MENKES/SK/VI/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI)

secara eksklusif pada bayi di Indonesia. Dalam rekomendasi tersebut

dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan

kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan

pertama. Selanjutnya, demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai

memberikan makanan pendamping ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau

lebih (Depkes RI, 2005)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusanmasalah dalam

penelitan ini adalah apakah adafaktor-faktor apa saja yang berhubungan

dengan praktik pemberian Asi ekslusif pada bayidi puskesmas X.

C. Tujuan

1. Tujuan umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik

pemberian asi eksklusif pada bayi di puskesmas X kota semarang

tahun 2012.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan

praktik pemberian asi eksklusif meliputi : umur, pekerjaan,

pendapatan, pendidikan, pengetahuan sikap dan keyakinan ibu

menyusui di puskesmas X kota semarang 2012.

b. Mengetahui hubungan antara umur ibu menyusui dengan praktik

pemberian asi eksklusif pada bayi.

c. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu menyusui dengan

praktik pemberian asi eksklusif pada bayi.

d. Mengetahui hubungan antara pendapatan keluarga ibu menyusui

dengan praktik pemberian asi eksklusif pada bayi.

e. Mengetahhui hubungan antara pendidikan ibu menyusui dengan

praktik pemberian asi eksklusif pada bayi.

f. Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu menyusui dengan

praktik pemberian asi eksklusif pada bayi.

g. Mengetahui hubungan antara sikap ibu menyususi dengan praktik

pemberian asi eksklusif pada bayi.

h. Mengetahui hubungan antara keyakinan ibu menyusuib dengan

praktik pemberian asi eksklusif pada bayi.

D. Manfaat penelitian
1. Bagi program

Sebagai bahan masukan untuk mengkaji dan mengevaluasi program

kesehatan tentang perbaikan status gizi balita dengan peningkatan

pemberian asi eksklusif.

2. Bagi keilmuan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sarana ilmu kesehatan

dalam program perbaikan status gizi balita dengan peningkatan

pemberian asi eksklusif.

3. Bagi masyarakat

Sebagia bahan masukan serta memberikan informasi yang di

harapkan membantu masyarakat dalam perbaikan status gizi balita

dengan peningkatan pemberian asi eksklusif.

E. Keaslian penelitian

No Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

1 Fajrin priyanto Faktor-faktor yang Krakteristik

berhubungan dengan responden

praktik pemberian asi Hubungan

eksklusif pada bayi di antara umur,

puskesmas ngaliyan pendidikan,

semarang 2008 pekerjaan,

dan

pendapatan

2 Ahmad zulfadhli Faktor-faktor yang Hubungan

berhubungan dengan antara


status pemberian asi krakteristik

eksklusif kepada bayi pada tingkat

di wilayah kerja pendidikan,

puskesmas ilung umur,

kecamatan batang pekerjaan

alai utara kabupaten

hulu sungai tengah

F. Ruang lingkup

1. Lingkup keilmuan

Penelitian ini termasuk bidang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya

peningkatan derajat kesehatan, melalui praktik pemberian asi

eksklusif pada bayi

2. Lingkup masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah yang berhubungan dengan

krakteristik ibu menyusui dalam praktik pemberian asi eksklusif

3. Lingkup sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adlah ibu menyusui dengan usia bayi 6-

12 bulan

4. Lingkup waktu

Penelitian ini di lakukan pada tahun 2012

5. Lingkup lokasi

Di puskesmas X semarang

6. Lingkup metode
Metode ini digunakan dalam penelitian in adalah metode survei dan

dengan pendekatan cross section


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu (ASI)

1. Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, ASI

merupakan makanan paling sempurna dengan kandungan gizi

sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan dan

minuman lainnya sampai bayi umur 0-6 bulan

2. Komposisi dan keunggulan ASI

Komposisi Asi ini tidak konstan dan tidak sama dari waktu

kewaktu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah:

Stadium laktasi

Rasio

Keadaan nutrisi

Diet ibu

3. Manfaat dan keuntungan pemberian ASI

a. Manfaat utama Asi eksklusif bagi bayi

ASI merupakan sumbergizi yang sangat ideal dengan

komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan

kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya, ASI adalah

makanan yang paling sempurna baik kualitasnya.

Nutrient yang perlu untuk pertumbuhan otak antara lain:


b. Keuntungan terhadap ibu dan keluarga

1. Menguragi pendarahan setelah melahirkan

2. Mengindari terjadinya kehamilan yang terlalu cepat

3. murah

4. Penyimpanan susu

Air susu ibu disimpan pada botol yang sudah dicuci terlebih

dahuu, botol ini dapat di letakkan pada suhu ruangan selam 2-3

jam sebelum tercemar. Susu ini dapat disimpan sampai 2 hari

pada suhu dingin, dengan kulkas pembeku yang paling dingin

susu ini dapat disimpan selama 2 minggu tetapi sekali di

keluarkan maka susu ini sebaiky tidak di bekukan kembali.

B. Faktor yang mempengaruhi proses menyusui

1. Bayi kembar

Seperti bayi yang lain, untuk mendapatkan susu yang cukup pada

bayi kembar, maka ibu harus minum yang cukup, makan makanan

bergizi dalam jumlah yang cukup dan istirahat.

2. Ibu yang bekerja jauh

Jika ibu bekerja jauh dari rumah dan tidak dapat membawa

bayinya, maka payudara akan menjadi penuh dan akan membuat

air susu dalam jumlah yang sedikit. Untuk menjaga payudaranya

tetap membuat susu dalam jumlah yang cukup (dan untuk

menyimpan susu untuk bayinya bila memungkinkan) ibu dapat

mencoba mengeluarkan air susu untuk bayinya sendiri selama

satu hari.
C. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku

Perilaku manusia yang didefinisikan mempunyai pengaruh terhadap

status kesehatan, individu,kelompok maupun masyarakat. Menurut

L.W. Green sebagaimana di kutip Noto Atmodjo bahwa kesehatan

seseorang atau msyarakat di pengaruhi oleh dua faktor pokok

perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (Non Behaviour

Causes) selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuknya

tiga faktor yaitu.

1. Faktor yang memudahkan (predisposing factor)

Faktor yang memudahkan (predisposing factor) merupakan yang

mendasari atau yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku,

yang termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap,

keyakinan, nilai, dan variabel demografi tertentu seperti umur,

tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, jenis kelamin.

a. Pengetahuan

b. Sikap

c. Tingkat pendidikan

d. Pekerjaan

e. Umur ibu

f. Pendapatan

g. Keyakinan

2. Faktor pemungkin (enabling factor)

Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan sumber

daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan sumber

daya meliputi fasilitas kesehatan, personalia, sekolah klinik atau


sumber daya yang berupa antara lain biaya, jarak ketersediaan

transportasi lain-lain.

3. Faktor pengugat (reinforcing factor)

Faktor pengugat adalh faktor yang menentukan perilaku

kesehatan memperoleh dukungan atau tidak, sumber pengguat

tentunya bersumber pada tujuan dan jenis kegiatan di dalam

perilaku pemberian ASI Eksklusif misalnya, penguat mungkin

diberikan oleh bidan tokoh masyarakat, tokoh agama orang tua,

atau sesama ibu menyusui penguat itu positif atau negatif

tergantung dari pada sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan

yang sebagian diantaranya lebih kuat dari pada yang lain dalam

mempengaruhi.

Tiap-tiap perilau kesehatan dapat dilihat sebagai fungsi dari

pengaruh ketiga faktor tersebut diatas, gagasan penyebab kolektif

ketiga faktor ini penting karena perilaku merupakan suatu

fenomena yang bersegi majemuk, setiap perubahan perilaku

harus memperhatikan tidak hanya satu faktor saja melainkan

memperhatikan juga sejumlah faktor yang berpengaruh.


D. Kerangka teori

Faktor peredisposisi
Pengetahuan
Sikap
Nilai
Keyakinan
Variabel demografi
Umur p
Pendidikan
Pekerjaaan
Pendapatan

Faktor enabling

1. Ketersediaan fasilitas Perubahan perilaku


kesehatan kesehatan
2. Ketersediaan sumber
daya kesehatan

Faktor penguat

Orang tua / keluarga


Lingkungan
masyarakat
Pengasuh
Sikap petugas
kesehatan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Variabel bebas

Variabel demografi
a. Umur
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Pendapatan

Keyakinan ibu
terhadap pemberian
Variabel terikat
ASI
Praktek pemberian
ASI Ekklusif
Pengetaahuan
tentang ASI
Eksklusif

Sikap terhadap
pemberian ASI
Eksklusif

B. Hipotesis penelitian

1. Ada hubunga antara umur pendidikan ibu menyusui dengan

praktik pemberian ASI Eksklusif pada bayi

2. Ada hubungan antara pendidikan ibu menyusui dengan praktik

pemberian ASI Eksklusif pada bayi

3. Ada hubungan antara pekerjaan ibu menyusui dengan praktik

pemberian ASI eksklusif pada bayi


4. Ada hubungan antara pendapatan ibu menyusui dengan prakti

pemberian ASI Eksklusifbpada bayi

5. Ada hubungan antara keyakinan ibu menyususi dengan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi

6. Ada hubungan antara pengetahuan ibu menyusui dengan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi

7. Ada hubungan antara sikap ibu menyusui dengan pemberian

ASI Eksklusif pada bayi

C. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

explantory yaitu bertujuan untuk menjelaskan suatu keadaan yang

dilakukan dengan merumuskan dan menguji hipotesis dengan

pendekatan yang dilakukan dalam peelitian ini adalah cross

sectional dimana variabel sebab akibat yang terjadi dalam suatu

obyek penelitian di ukur pada saat bersamaan dan hanya diukur

atau diobservasi sekali saja.

D. Variabel penelitian

1. Variabel bebas

- Umur ibu

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Pendapatan

- Keyakinan

- Pengetahuan

- Sikap
2. Variabel terikat

Praktek ibu menyusui dengan praktek pemberian ASI

Eksklusif pada bayi usia 0-6 blan (6-12 bulan)

E. Defenisi oprasional

No Variabel Definisi Alat ukur Skala

1 Pengetahuan Pemahaman Kuesioner Ordinal

segala sesuatu

yang diketahui

mengenai ASI

Eksklusif

2 Penghasilan Segalla sesuatu Kuesioner Ordinal

yang menyangkut

pendapatan

penghasilan

pembagian dan

pemakaian barang-

barang

3 Umur Menentukan umur Kuesioner Ordinal

responden

berdasarkan tahun

kelahiran

4 Pendidikan Jenjang pendidikan Kuesioner Nominal

formal terakhir

yang di tempuh

oleh responden
5 Pekerjaan Jenis kegiatan Kuesioner Ordinal

sehari hari yang

dilakukan oleh

responden untuk

memperoleh

penghasilan

6 Sikap Merupakan reaksi Kuesioner Ordinal

atu respon

seseorang yang

masih tertentu

terhadap suatu

simulasi atau objek

7 Perilaku Merupakan hasil Kuesioner Ordinal

hubungan antara

perangsang

(stimulus) dan

tanggapan

(respon)

F. Populasi dan sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang

mempunyai bayi 6 - 12 bulan pada januari 2013 di wilayah kerja

Puskesmaes X semarang, sebanyak 50 orang.

Sampel
Pada penelitian ini peneliti menentukan sampel setelah

mengadakan studi pendahuluan. Sampel pada penelitian ini

berjumlah 10 orang diantaranya:Case (tidak memberikan ASI

eksklusif) berjumlah 5 orang sedangkan Control (memberikan ASI

eksklusif) berjumlah 5 orang.

Teknik pengambilan sampel

Pelaksanaan pengambilan sampel acak sederhana dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Dibuat daftar semua unit populasi disusun dan diberi no

acak secara berurutan.

b. Semua unit populasi di tulis pada gulungan kertas

dengan bentuk dan ukuran serta warna yang sama

kemudian dimasukan di dalam kotak.

c. Gulungan kertas diambil sesuai dengan jumlah sampel

yang diinginkan dicocokan dengan nomor urut daftar

unit populasi.

G. Instrument penelitian

Instrumen adalah sarana / alat yang di gunakan untuk

pengumpulan data, dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

sebagai pedoman wawancara.

a. Uji validitas

Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang di

gunakan mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari

nilai yang diiginkan. Misalnya pada saat wawancara terhadap


responden untuk mengetahui perilaku hidup bersih maka

peryataan dapat mengungkapkan hal tersebut pengujian dapat

dilakukan sebagai berikut :

1. Memindah data ke dalam spss

2. Klik analyze correlate bivariat

3. Signifikansi pada output bila p< 0,05 item tersebut dpaat

dikatakan valid

b. Uji realibilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjikan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya dengan menunjukan hasil

pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur

yang sama pengujiannya dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Klik analayze scale reliability analysis

2. Klik scale if item deteled

3. Apa bila alpha cronbachs > 0,7 di katakan reliabel

H. Cara pengumpulan data

1. Data primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengisian

kuesioner dan wawancara langsung dengan responden untuk

mengetahui umur, ibu, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan

ibu serta pengetahuan, sikap dan praktik ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif pada bayi

2. Data sekunder
Data yang di peroleh dari pencatatan instansi kesehatan

I. Pengolahan data

Langkah-langkah proses pengolahan data melalui tahap-tahap:

1. Editing

Langkah ini dimasukan untuk melakukan pengolahan

kelengkapan data, kesinambungan data dan keragaman data.

2. Koding

Memberikan kode pada data peneliti yang sudah didapat

3. Entry data

Memasukan data dan menganalisis data

4. Tabulasi

Mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi


DAFTAR PUSTAKA

1. Dapertemen Kesehatan RI Sistem Kesehatan Nasional . Jakarta. 2004

2. Dapertemen Kesehatan Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Dirjen

Pelayanan Medik. Jakarta 1999

3. Departemen Kesehatan RI, (2005). Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan

ASI eksklusif: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta.

4. Roesli, U. (2005a), Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta: Tubulus Agriwidya.

5. Media indonesia, 2012 Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Masih

Rendah http://mediaindonesia.com/ Diakses 23 Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai