1. Perubahan Pertama
Ditetapkan pada tanggal 19 Oktober 1999. Perubahan ini meliputi 9 pasal, 16 ayat, yaitu :
Presiden
lain
2. Perubahan Kedua
Ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000, yang tersebar dalam 7 Bab, yaitu :
3. Perubahan Ketiga
Ditetapkan pada tanggal 9 November 2001, yang tersebar dalam 7 Bab, yaitu :
- Bab II : MPR
1. Perubahan Keempat
Ditetapkan pada tanggal 10 Agustus 2002, meliputi 19 pasal yang terdiri atas 31 butir
ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. Dalam perubahaan keempat ini ditetapkan bahwa :
1. UUD 1945 sebagaimana telah diubah adalah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal
18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
2. Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18
Agustus 2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
3. Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dihapuskan dan pengubahan substansi
pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan
Negara.
MPR
MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum.
Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan Presiden. Sebelum reformasi, MPR terdiri
atas anggota DPR, utusan daerah, dan utusan golongan, menurut aturan yang ditetapkan
undang-undang. Jumlah anggota MPR periode 20092014 adalah 692 orang yang terdiri atas
560 Anggota DPR dan 132 anggota DPD. Masa jabatan anggota MPR adalah 5 tahun, dan
berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.
A. MPR
Fraksi
Fraksi adalah pengelompokan anggota MPR yang mencerminkan konfigurasi partai politik.
Fraksi dapat dibentuk oleh partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara
dalam penentuan perolehan kursi DPR. Setiap anggota MPR yang berasal dari anggota DPR
harus menjadi anggota salah satu fraksi. Fraksi dibentuk untuk mengoptimalkan kinerja MPR
dan anggota dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat. Pengaturan internal fraksi
sepenuhnya menjadi urusan fraksi masing-masing.
Jumlah
Fraksi Ketua
Anggota
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-
109 Ahmad Basarah
PDIP)
Fraksi Partai Golongan Karya (F-PG) 91 Rambe Kamaruzzaman
Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (F-Gerindra) 73 Edhie Prabowo
Evert Ernest
Fraksi Partai Demokrat (F-PD) 61
Mangindaan
Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) 48 Alimin Abdullah
Muhammad Lukman
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) 47
Edy
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) 40 Ahmad Zainuddin
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) 39 Irgan Chairul Mahfiz
Fraksi Partai NasDem (F-NasDem) 36 Bachtiar Aly
Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (F-Hanura) 16 Sarifuddin Sudding
Kelompok Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 132 Bambang Sadono
B. DPR
Fraksi
< DPR RI :
Perempuan 97 (17,3%),
Laki-laki 483 (86,3%),
Total 560 kursi.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPR, serta hak dan
kewajiban anggota DPR, dibentuk fraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPR. Dalam
mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPR, serta hak dan kewajiban
anggota DPR, fraksi melakukan evaluasi terhadap kinerja anggota fraksinya dan melaporkan
kepada publik. Setiap anggota DPR harus menjadi anggota salah satu fraksi. Fraksi dapat
dibentuk oleh partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara dalam penentuan
perolehan kursi DPR. Fraksi mempunyai sekretariat. Sekretariat Jenderal DPR menyediakan
sarana, anggaran, dan tenaga ahli guna kelancaran pelaksanaan tugas fraksi.
C. DPD RI
Pada Rabu 1 Oktober 2014 lalu anggota DPR dan DPD RI periode 2014- 2019 resmi dilantik
dan mengucapkan sumpah jabatan sebelum memulai tugas-tugasnya. Sebanyak 560 anggota
DPR RI, terdiri dari 463 laki-laki dan 97 perempuan; dan 132 anggota DPD RI, yang terdiri
dari 98 laki-laki dan 34 perempuan, itu pun kini telah menyandang gelar mulia sebagai wakil
rakyat.
Ada daftar panjang harapan kepada para anggota baru untuk memperbaiki kinerja lembaga
legislatif dalam menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Puskapol FISIP UI
melakukan riset tentang profil anggota legislatif, dan persepsi pemilih terhadap caleg di DKI
Jakarta. Ada beberapa temuan penting yang menunjukkan optimisme sekaligus pesimisme
terhadap kinerja legislatif 5 tahun ke depan. Berikut ini petikannya:
< DPD RI
:Perempuan 34 (25,8%),
Laki-laki 98 (74,2%),
Total 132 kursi.
< DPRD
:Perempuan 335 (15,85%), Provinsi
Laki-laki 1.779 (84,5%),
Total 2.114 kursi (33 provinsi).
Sejak berdirinya negara Indonesia, Bapak Hatta telah memikirkan untuk segera melakukan
pemilu sesuai maklumat X tanggal 3 November 1945. Tidak terlaksananya pemilu pertama
pada bulan Januari 1946 seperti yang diamanatkan oleh Maklumat 3 Nopember 1945, paling
tidak disebabkan 2 (dua) hal :
2. Belum stabilnya kondisi keamanan negara akibat konflik internal antar kekuatan politik
yang ada pada waktu itu, apalagi pada saat yang sama gangguan dari luar juga masih
mengancam. Dengan kata lain para pemimpin lebih disibukkan oleh urusan konsolidasi.
Pemilu tahun 1955 memilih 257 anggota DPR dan 514 anggota konstituante (harusnya 520
anggota, namun irian barat memiliki jatah 6 kursi, tidak melakukan pemilihan) dengan 29
jumlah partai politik dan individu yang ikut serta. Pemilu ini dilaksanakan pada pemerintahan
perdana menteri Burhanuddin Harahap, setelah menggantikan Perdana Menteri Ali
Sastromidjojo yang mengundurkan diri.
Sangat disayangkan, kisah sukses Pemilu 1955 akhirnya tidak bisa dilanjutkan dan hanya
menjadi catatan emas sejarah. Pemilu pertama itu tidak berlanjut dengan pemilu kedua lima
tahun beri-kutnya, meskipun tahun 1958 Pejabat Presiden Sukarno sudah melantik Panitia
Pemilihan Indonesia II. Yang terjadi kemudian adalah berubahnya format politik dengan
keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sebuah keputusan presiden untuk membubarkan
Konstituante dan pernyataan kembali ke UUD 1945
Setelah pemilu pertama tahun 1955, Indonesia baru melakukan pemilu kembali pada tanggal
5 Juli 1971, pertama di jaman Orde Baru dibawah pemerintahan Presiden Kedua Indonesia,
Bpk (alm) Soeharto. Pada pemilu kali ini, terdapat 9 partai politik dan 1 organisasi
masyarakat yang berpartisipasi.
Jumlah Jumlah
No. Partai Persentase
Suara Kursi
1. Partai Katolik 603.740 1,10 3
2. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 1.308.237 2,39 10
3. Partai Nahdlatul Ulama 10.213.650 18,68 58
4. Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) 2.930.746 5,36 24
5. Golongan Karya (Golkar) 34.348.673 62,82 236
6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 733.359 1,34 7
7. Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba) 48.126 0,08 0
8. Partai Nasional Indonesia (PNI) 3.793.266 6,93 20
9. Partai Islam (PERTI) 381.309 0,69 2
Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan
10. 338.403 0,61 0
Indonesia (IPKI)
Jumlah 54.669.509 100,00 360
Pemilu pada periode ini, dilakukan setiap 5 tahun sekali, mulai tahun 1977, 1982, 1987, 1992,
dan 1997 dengan 3 peserta yaitu Golongan Karya (GolKar), Partai Demokrasi Indonesia
(PDI), dan Partai Pembangunan Persatuan (PPP). Peserta pemilu kali ini lebih sedikit
dibanding pemilu sebelumnya. Ini terjadi setelah sebelumnya pemerintah bersama-sama
dengan DPR berusaha menyederhanakan jumlah partai dengan membuat UU No. 3 Tahun
1975 tentang Partai Politik dan Golkar. Kedua partai itu adalah Partai Persatuan
Pembangunan atau PPP dan Partai Demokrasi Indonesia atau PDI) dan satu Golongan Karya
atau Golkar. Dalam setiap kali digelar pemilu, partai golkar selalu menduduki peringkat
pertama perolehan kursi di DPR dengan meraih lebih dari 62% suara dalam setiap gelaran
pemilu, diikuti oleh PPP dan terakhir PDI. Tabel di
Pemilu 1977
Pemilu 1982
Pemilu 1987
Pemilu 1992
Pemilu 1997
Setelah Presiden Soeharto dilengserkan dari kekuasaannya pada tanggal 21 Mei 1998 jabatan
presiden digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Atas desakan publik,
Pemilu yang baru atau dipercepat segera dilaksanakan, sehingga hasil-hasil Pemilu 1997
segera diganti. Kemudian ternyata bahwa Pemilu dilaksanakan pada 7 Juni 1999, atau 13
bulan masa kekuasaan Habibie. Pada saat itu untuk sebagian alasan diadakannya Pemilu
adalah untuk memperoleh pengakuan atau kepercayaan dari publik, termasuk dunia
internasional, karena pemerintahan dan lembaga-lembaga lain yang merupakan produk
Pemilu 1997 sudah dianggap tidak dipercaya. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan
penyelenggaraan Sidang Umum MPR untuk memilih presiden dan wakil presiden yang baru.
Pemilu ini dilakukan untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II.
Jumlah Jumlah
No. Partai Persentase Persentase
Suara Kursi
1. Partai Indonesia Baru 192.712 0,18% 0 0,00%
2. Partai Kristen Nasional Indonesia 369.719 0,35% 0 0,00%
3. Partai Nasional Indonesia 377.137 0,36% 0 0,00%
4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia 85.838 0,08% 0 0,00%
Partai Kebangkitan Muslim
5. 289.489 0,27% 0 0,00%
Indonesia
6. Partai Ummat Islam 269.309 0,25% 0 0,00%
7. Partai Kebangkitan Ummat 300.064 0,28% 1 0,22%
8. Partai Masyumi Baru 152.589 0,14% 0 0,00%
9. Partai Persatuan Pembangunan 11.329.905 10,71% 58 12,55%
10. Partai Syarikat Islam Indonesia 375.920 0,36% 1 0,22%
Partai Demokrasi Indonesia
11. 35.689.073 33,74% 153 33,12%
Perjuangan
12. Partai Abul Yatama 213.979 0,20% 0 0,00%
13. Partai Kebangsaan Merdeka 104.385 0,10% 0 0,00%
14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa 550.846 0,52% 5 1,08%
15. Partai Amanat Nasional 7.528.956 7,12% 34 7,36%
16. Partai Rakyat Demokratik 78.730 0,07% 0 0,00%
17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 152.820 0,14% 0 0,00%
18. Partai Katolik Demokrat 216.675 0,20% 0 0,00%
19. Partai Pilihan Rakyat 40.517 0,04% 0 0,00%
20. Partai Rakyat Indonesia 54.790 0,05% 0 0,00%
Partai Politik Islam Indonesia
21. 456.718 0,43% 1 0,22%
Masyumi
22. Partai Bulan Bintang 2.049.708 1,94% 13 2,81%
Partai Solidaritas Pekerja Seluruh
23. 61.105 0,06% 0 0,00%
Indonesia
24. Partai Keadilan 1.436.565 1,36% 7 1,51%
25. Partai Nahdlatul Ummat 679.179 0,64% 5 1,08%
Partai Nasional Indonesia Front
26. 365.176 0,35% 1 0,22%
Marhaenis
Partai Ikatan Pendukung
27. 328.654 0,31% 1 0,22%
Kemerdekaan Indonesia
28. Partai Republik 328.564 0,31% 0 0,00%
Jumlah Jumlah
No. Partai Persentase Persentase
Suara Kursi
29. Partai Islam Demokrat 62.901 0,06% 0 0,00%
Partai Nasional Indonesia Massa
30. 345.629 0,33% 1 0,22%
Marhaen
31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak 62.006 0,06% 0 0,00%
32. Partai Demokrasi Indonesia 345.720 0,33% 2 0,43%
33. Partai Golongan Karya 23.741.749 22,44% 120 25,97%
34. Partai Persatuan 655.052 0,62% 1 0,22%
35. Partai Kebangkitan Bangsa 13.336.982 12,61% 51 11,03%
36. Partai Uni Demokrasi Indonesia 140.980 0,13% 0 0,00%
37. Partai Buruh Nasional 140.980 0,13% 0 0,00%
Partai Musyawarah Kekeluargaan
38. 204.204 0,19% 0 0,00%
Gotong Royong
39. Partai Daulat Rakyat 427.854 0,40% 2 0,43%
40. Partai Cinta Damai 168.087 0,16% 0 0,00%
41. Partai Keadilan dan Persatuan 1.065.686 1,01% 4 0,87%
42. Partai Solidaritas Pekerja 49.807 0,05% 0 0,00%
43. Partai Nasional Bangsa Indonesia 149.136 0,14% 0 0,00%
Partai Bhinneka Tunggal Ika
44. 364.291 0,34% 1 0,22%
Indonesia
Partai Solidaritas Uni Nasional
45. 180.167 0,17% 0 0,00%
Indonesia
46. Partai Nasional Demokrat 96.984 0,09% 0 0,00%
47. Partai Ummat Muslimin Indonesia 49.839 0,05% 0 0,00%
48. Partai Pekerja Indonesia 63.934 0,06% 0 0,00%
Jumlah 105.786.661 100,00% 462 100,00%
Pemilu tahun 1999 merupakan pemilu pertama sejak zaman orde baru runtuh dan dimulailah
era reformasi di Indonesia. Setelah tahun 1999, Indonesia pun kembali melakukan pemilu
setiap lima tahun sekali secara langsung. Bahkan pemilu 2004 merupakan pemilu pertama
kali di Indonesia dimana setiap warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, dapat
memilih langsung presiden dan wakilnya selain pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD
Tingkat I, dan DPRD tingkat II. Selain itu, sejak pemilu 2004, juga dilakukan pemilihan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pada pemilu tahun 2004 dan 2009, ditetapkan
parliamentary threshold (PT) sebesar 2.5%. Apabila partai politik yang memperoleh suara
dengan persentase kurang dari 2,50% tidak berhak memperoleh kursi di DPR.
Pemilu 2004
Jumlah Jumlah
No. Partai Persentase Persentase Keterangan
Suara Kursi
1. Partai Golongan Karya 24.480.757 21,58% 128 23,27% Lolos
2. Partai Demokrasi 21.026.629 18,53% 109 19,82% Lolos
Jumlah Jumlah
No. Partai Persentase Persentase Keterangan
Suara Kursi
Indonesia Perjuangan
Partai Kebangkitan
3. 11.989.564 10,57% 52 9,45% Lolos
Bangsa
Partai Persatuan
4. 9.248.764 8,15% 58 10,55% Lolos
Pembangunan
5. Partai Demokrat 8.455.225 7,45% 55* 10,00% Lolos
6. Partai Keadilan Sejahtera 8.325.020 7,34% 45 8,18% Lolos
7. Partai Amanat Nasional 7.303.324 6,44% 53* 9,64% Lolos
8. Partai Bulan Bintang 2.970.487 2,62% 11 2,00% Lolos
9. Partai Bintang Reformasi 2.764.998 2,44% 14* 2,55% Lolos
10. Partai Damai Sejahtera 2.414.254 2,13% 13* 2,36% Lolos
Partai Karya Peduli
11. 2.399.290 2,11% 2 0,36% Lolos
Bangsa
Partai Keadilan dan
12. 1.424.240 1,26% 1 0,18% Lolos
Persatuan Indonesia
Partai Persatuan
13. 1.313.654 1,16% 4* 0,73% Lolos
Demokrasi Kebangsaan
Partai Nasional Banteng
14. 1.230.455 1,08% 0* 0,00% Tidak lolos
Kemerdekaan
15. Partai Patriot Pancasila 1.073.139 0,95% 0 0,00% Tidak lolos
Partai Nasional Indonesia
16. 923.159 0,81% 1 0,18% Lolos
Marhaenisme
Partai Persatuan Nahdlatul
17. 895.610 0,79% 0 0,00% Tidak lolos
Ummah Indonesia
18. Partai Pelopor 878.932 0,77% 3* 0,55% Lolos
Partai Penegak Demokrasi
19. 855.811 0,75% 1 0,18% Lolos
Indonesia
20. Partai Merdeka 842.541 0,74% 0 0,00% Tidak lolos
21. Partai Sarikat Indonesia 679.296 0,60% 0 0,00% Tidak lolos
Partai Perhimpunan
22. 672.952 0,59% 0 0,00% Tidak lolos
Indonesia Baru
23. Partai Persatuan Daerah 657.916 0,58% 0 0,00% Tidak lolos
Partai Buruh Sosial
24. 636.397 0,56% 0 0,00% Tidak lolos
Demokrat
Jumlah 113.462.414 100,00% 550 100,00%
Pemilu 2009
Pada tahun 2014, seluruh rakyat Indonesia kembali akan melakukan pesta demokrasi
terbesar yaitu pemilihan umum untuk menentukan tidak hanya anggota DPR, DPRD Tingkat
1, DPRD Tingkat 2, dan DPD, tetapi juga memilih presiden dan wakil presiden negeri ini.
Pemilu legislatif akan dilakukan pada tanggal 09 April 2014 dan pemilu presiden akan
dilakukan pada tanggal 09 Juli 2014.
Pemilu Legislatif
Dalam pelaksanaan pemilu legislatif, terdapat 12 partai politik skala nasional dan 3 partai
lokal (khusus untuk Provinsi Nangroe Aceh Darrusalam). Berikut ini merupakan nama-nama
peserta pemilu 2014
1 Partai NasDem
7 Partai Demokrat
Partai Persatuan
9
Pembangunan
13 Partai Aceh
Pemilu presiden 2014 akan menjadi pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia ketiga
kalinya yang dilaksanakan secara langsung. Pemilu presiden akan dilaksanakan pada tanggal
09 Juli 2014. Sebuah partai politik atau koalisi partai politik yang memenangkan 25 persen
suara sah atau memperoleh paling sedikit 20 persen kursi DPR dapat mengajukan calon
untuk pasangan Presiden dan Wakil Presiden.
Hingga saat ini, baru ada 4 kandidat calon presiden yang telah mendeklarasikan diri untuk
maju dalam pemilu presiden 2014.
Selain nama-nama diatas, terdapat beberapa nama lainnya yang mulai digadang-gadang oleh
partai politik lainnya untuk menjadi kandidat calon presiden, walaupun partai politik tersebut
belum secara resmi mengumumkannya. Berikut ini merupakan beberapa nama kandidat calon
presiden yang ada.