Bab 3
Bab 3
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh
proses penelitian (Hidayat, 2008: 81). Desain penelitian akan sangat membantu
hipotesis operasional yang terinci, spesifik, dan terukur sehingga siap untuk diuji
(Nasir, 2011).
menjelaskan hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih yang telah
dilakukan melalui pengujian hipotesis (Sekaran, 2006 dalam Sugiarto, 2014: 27).
pengaruh tipe kepribadian dan beban kerja secara parsial maupun simultan terhadap
burnout syndrome pada mahasiswa praktik pra klinik tingkat III-A program studi S1
dalam aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya,
Kerangka kerja juga merupakan bagan kerja rancangan kegiatan penelitian yang
akan dilakukan, meliputi penetapan populasi sampai analisa data (Hidayat, 2008:
52
53
Populasi
Populasi yang diteliti adalah seluruh mahasiswa tingkat III-A
program studi S1 Keperawatan yang berjumlah 56 orang.
Sampling
Teknik sampling yang digunakan yaitu probability
sampling dengan menggunakan simple random sampling.
Sampel
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 49
orang.
Informed consent
Responden menandatangani informed consent
Pengumpulan Data
Pengisian angket tentang tipe kepribadian, beban kerja, dan
burnout syndrome
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Data Entry, Tabulating
Analisis data
Data dianalisis dengan uji Regresi Linier Berganda
Bagan 3.1 Kerangka Kerja Pengaruh Tipe Kepribadian dan Beban Kerja
terhadap Burnout Syndrome pada Mahasiswa Praktik Pra Klinik
Tingkat III-A Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap
Palangka Raya
54
dependen (terikat) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain.
lain. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada
tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam 2013: 177).
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut. Penelitian ini menggunakan dua variabel
independen yaitu tipe kepribadian dan beban kerja; serta variabel dependen yaitu
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Pengaruh Tipe Kepribadian dan Beban Kerja terhadap Burnout Syndrome pada Mahasiswa
Praktik Pra Klinik Tingkat III-A Program Studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Variabel Suatu model yang Penilaian tipe Kuesioner Nominal Tipe kepribadian.
independen menggambarkan kepribadian 1 = A (sanguinis)
Tipe Kepribadian ekspresi tingkah laku menurut 2 = B (kholeris)
(Hippokrates- mahasiswa Hippokrates- 3 = C (melankolis)
Galenus) keperawatan, yang Galenus yaitu 4 = D (phlegmatis)
digolongkan menggunakan
berdasarkan jenis pernyataan yang Pengkategorian dilakukan dengan
cairan tubuh. mendeskripsikan menghitung jumlah total skor dari
tentang. kekuatan dan kelemahan untuk masing-
1) Kekuatan masing 4 tipe kepribadian tersebut. Skor
2) Kelemahan yang paling tinggi pada salah satu tipe
diasumsikan bahwa responden
cenderung memiliki tipe kepribadian
tersebut.
Beban kerja Suatu tingkat berat Beban kerja pada Kuesioner Ordinal 1) Skor penilaian beban kerja
ringannya tugas yang mahasiswa praktik dengan skala 2 = membebani
dijalani mahasiswa pra klinik dapat Guttman 1 = tidak membebani
keperawatan dalam dinilai berdasarkan.
melaksanakan praktik 1) Tugas tertulis 2) Penilaian
pra klinik. 2) Tugas praktik Sp
N= x 100%
Sm
Keterangan:
N = nilai beban kerja responden.
Sp = skor yang didapat
Sm = skor tertinggi maksimal
56
Keterangan:
Z = skor Z (normal deviate).
X = skor data mentah
M = rata-rata skor data mentah
S = standar deviasi
3) Kategori
(1) Burnout tinggi: 1,00 Z >1,00
(2) Burnout sedang: -1,00 Z < 1,00
(3) Burnout rendah: Z < -1,00
57
3.5.1 Populasi
terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III-A program
3.5.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria
2009: 60). Sampel yang diteliti yaitu mahasiswa tingkat III-A program studi S1
172).
=
1 + ()2
Keterangan.
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat signifikasi (p)
58
=
1 + ()2
56
=
1 + 56 (0,05)2
56
=
1 + 56 (0,0025)
56
=
1 + 0,14
56
=
1,14
= 49,12 49 responden
3.5.3 Sampling
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada. Secara umum ada dua jenis teknik
merupakan jenis probabilitas yang paling sederhana dan setiap elemen diseleksi
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi
yang digunakan untuk menjadi responden harus memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan sampel yang
1) Mahasiswa tingkat III-A yang menjalani praktik pra klinik atau yang sudah
ini menggunakan 49 sampel yang dijadikan responden dan tidak ada dari
ditentukan yaitu:
1) Tidak menjalani praktik pra klinik dan belum pernah menjalani praktik pra
klinik.
praktik pra klinik tingkat III-A program studi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap
Palangka Raya dilakukan mulai tanggal 19-23 Mei 2015. Tempat melakukan
penelitian adalah lahan tempat pelaksanaan praktik pra klinik program studi S1
Keperawatan yaitu di UPTD Puskesmas Kayon (19 Mei 2015), UPTD Puskesmas
Kereng Bangkirai (20 Mei 2015), UPTD Puskesmas Bukit Hindu (20 Mei 2015),
UPTD Puskesmas Menteng (20 Mei 2015), UPTD Puskesmas Pahandut (22 Mei
2015), dan UPTD Puskesmas Jekan Raya (22 dan 23 Mei 2015).
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
memiliki validitas yang rendah (Budiman, 2013: 22). Uji validitas dilakukan
untuk menguji validitas setiap pertanyaan angket. Jika pertanyaan tidak valid,
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan pada tingkat IV-B program studi
Statistics (tabel terlampir) pada uji validitas dan reliabilitas didapatkan bahwa dari
30 item pernyataan ada 8 pernyataan yang tidak valid karena memiliki nilai r
hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < 0,31). Item pernyataan yang tidak valid
61
masing-masing pada item nomor 1, 2, 4, 11, 12, 15, 16, 28 dan dikeluarkan dari
instrumen sehingga jumlah pernyataan pada instrumen beban kerja yang dapat
(2) Klik analyze dan pilih scale kemudian klik reliability analysis.
(3) Pindahkan seluruh item pernyataan pada kotak item. Blok seluruh item
(4) Pilih Statistics dan pada kotak Descriptives for aktifkan item, scale, and
bandingkan dengan nilai r tabel. Apabila lebih besar dari nilai r tabel, maka
yang lebih kecil dari nilai r tabel maka item tidak valid dan dikeluarkan dari
(2) Buka SPSS klik data view isikan nilai df dengan N 2 lalu transform
(3) Isikan pada kolom target variable t_0.05 pada level signifikansi 95%.
OK.
(5) Selanjutnya untuk mencari r table, ulangi lagi dengan transform dan
compute variable. Pada kotak target variable ketik r_0.05 sedangkan pada
(6) Luaran nilai r yang dipergunakan sebagai cut of point uji validitas pada
kuisioner.
Hasil uji akan dibandingkan antara nilai r hitung dan r tabel dengan taraf
signifikan 0,05. Apabila hasil r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten atau sama bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
dengan cara membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil adalah alpha
yang terletak di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05), maka setiap
pertanyaan dikatakan valid jika r alpha lebih besar dari konstanta maka pertanyaan
63
tersebut reliabel (Budiman, 2013: 22). Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel
luaran reliability statistics pada nilai Alpha Cronbachs (Susilo, 2014: 167).
Menurut Prayitno (2012: 187), untuk menentukan suatu instrumen reliabel atau
tidak maka bisa menggunakan batas nilai Alpha 0,6, sedangkan menurut Sekaran
(1992) dalam Prayitno (2012: 187), reliabilitas < 0,6 adalah kurang baik, 0,7
beban kerja adalah 0,907 dan menurut standar reliabilitas nilai tersebut berarti
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam, 2013: 191). Selama proses
64
dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengumpulan data
menggunakan alat ukur yang disusun agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat
data pada penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket. Menurut Arikunto
untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal yang
diketahui.
pelaksanaan ujian proposal, melakukan revisi setelah ujian yang diselingi dengan
pihak sekretariat institusi untuk meminta surat izin penelitian, surat izin penelitian
selama 1 minggu. Surat izin yang telah dikeluarkan dari Dinas Kesehatan Kota
Pahandut). Pengumpulan data pada penelitian ini dibantu oleh asisten yang
Puskesmas Bukit Hindu. Asisten yang digunakan berasal dari institusi yang sama
dahulu tentang konsep penelitian dan penjelasan tentang maksud setiap item
responden yang telah didapat dari 6 puskesmas lainnya sudah memenuhi jumlah
tipe kepribadian, beban kerja dan burnout syndrome oleh mahasiswa yang
disadur dari Florence Littauer yang terdiri dari 40 item pernyataan yang terbagi
20 pernyataan.
sendiri oleh peneliti, sehingga harus diuji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas, instrumen beban kerja yang valid
dengan jawaban ya dan tidak, setuju atau tidak setuju (Hidayat, 2008: 36).
(MBI) dengan 22 item pernyataan yang disadur dari Nursalam. Instrumen tersebut
menggunakan skala Likert karena didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek
setuju atau tidak setuju dengan pernyataan (Hidayat, 2008: 36), dalam hal ini
Data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi
data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2009: 107). Menurut Arikunto (2013:
278), proses ini meliputi mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisian;
mengecek kelengkapan data, apabila ada kekurangan halaman atau isi maka perlu
dalam instrumen atau beberapa item yang diisi tidak tahu atau isian lain tidak
data. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengecek kembali kelengkapan data
instrumen.
yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode sangat penting bila
samping jawaban yang telah diisi responden. Kode yang digunakan berupa angka
1) Responden
2) Usia
Kode: 1 = 19 tahun
2 = 20 tahun
3 = 21 tahun
4 = 22 tahun
3) Jenis kelamin
Kode: 1 = laki-laki
2 = perempuan
68
4) Tipe kepribadian
Kode: 1 = A (Sanguinis)
2 = B (Kholeris)
3 = C (Melankolis)
4 = D (Phlegmatis)
5) Beban kerja
6) Burnout syndrome
masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke
dalam program komputer (SPSS for window), dalam proses ini dituntut ketelitian
dari orang yang menginput data, karena dapat terjadi bias meskipun hanya
memasukkan data saja. Pada penelitian ini data entry dilakukan dengan
memasukkan ke dalam Ms. Excel terlebih dahulu sesuai dengan coding yang telah
telah diisi oleh responden (Notoatmodjo, 2012: 177). Kegiatan memberikan skor
pada penelitian ini dilakukan pada setiap lembar kuesioner sesuai dengan skor
1) Tipe kepribadian
paling tinggi pada salah satu tipe diasumsikan bahwa responden cenderung
2) Beban kerja
3) Burnout syndrome
pengamatan dan evaluasi. Tahap ini dilakukan setelah semua proses di atas telah
komputer. Salah satu yang digunakan untuk entri data penelitian adalah
Tabulasi data pada penelitian ini dibuat setelah data diolah melalui proses
semua kuesioner dalam Ms. Excel, dan penilaian. Tabulasi hasil penelitian
variabel tipe kepribadian, beban kerja, dan burnout syndrome dibuat dalam bentuk
tabel dengan susunan mulai dari nomor responden, koding masing-masing nomor
item, jumlah nilai yang diperoleh dan dikonversi ke dalam bentuk persentase
dengan rumus penilaian yang terdapat pada definisi operasional, kategori dan
jenis datanya, untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan
standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012: 182). Penelitian
hubungan atau pengaruh lebih dari satu variabel independen dengan satu variabel
dependen (Notoatmodjo, 2012: 184). Uji statistik yang digunakan adalah uji
regresi linier berganda. Uji regresi linier berganda adalah analisis untuk mengukur
besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu
multivariat karena terdiri dari dua variabel independen (tipe kepribadian dan
beban kerja) dan satu variabel dependen (burnout syndrome). Menggunakan uji
regresi linier berganda karena untuk mengetahui pengaruh secara simultan tipe
Menurut Supranto (2004: 56-76) dalam Susilo (2014: 45), manfaat analisis
bebas tersebut naik 1 unit dan variabel lainnya tetap dengan menggunakan
kalau seluruh variabel bebas sudah diketahui nilainya dan semua koefisien
Uji regresi linier berganda merupakan salah satu analisis parametrik yang
1) Model regresi dikatakan layak jika angka signifikansi pada ANOVA < 0,05.
2) Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas harus layak. Kelayakan ini
yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Syarat ini hanya
berlaku untuk regresi linier berganda dengan variabel bebas lebih dari satu.
Semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati
positif, dan nilai R2 maksimal sebesar 1. Jika nilai R2 sebesar 1 maka akan
Sebaliknya, jika R2 sama dengan 0 maka tidak ada hubungan linier antara X
(variabel dependen).
Berdasarkan syarat uji tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan
untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik, di mana data setidaknya
sebagai berikut.
1) Menentukan frekuensi.
normalitas data adalah mendeteksi adanya data outlier. Outlier adalah kasus atau
data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari
observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk
sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2011: 41). Langkah-
langkah untuk melakukan deteksi data outlier yaitu input data dan dari menu
utama pilih menu Analyze kemudian submenu Descriptive Statistics lalu pilih
74
isikan variabel Burnout syndrome, tipe kepribadian dan beban kerja, aktifkan pada
pilihan Save standardized values as variables. Maka pada tampilan data editor
akan muncul variabel baru yang menunjukkan nilai outlier. Data outlier pada
penelitian ini menggunakan batas kritis diantara nilai 2,5 dan dinyatakan outlier
Analisis missing value dilakukan setelah deteksi data outlier. Missing value
merupakan suatu informasi yang tidak muncul pada data input untuk sebuah
subjek isian responden yang dihasilkan dari riset lapangan (Susilo, 2014: 212).
Langkah-langkah analisis missing value yaitu dengan input data dan dari menu
utama pilih menu Transform kemudian submenu Replace Missing Values. Pada
kotak dialog masukkan variabel ke kotak New Variable(s), abaikan yang lain dan
pilih OK.
outlier, dan analisis missing value yaitu melakukan uji normalitas data. Screening
terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk
setiap analisis multivariat, khususnya jika tujuannya adalah inferensi. Jika terdapat
(Ghozali, 2011: 29). Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik
adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal yakni tidak menceng
ke kiri atau menceng ke kanan (Santoso, 2012: 42). Uji normalitas data pada
asumsi klasik. Menurut Susilo (2014: 103), uji asumsi klasik pada regresi linier
berganda untuk menghasilkan model penelitian yang memiliki estimasi baik dan
bebas dari bias secara linier. Uji asumsi klasik menjadi persyaratan sebelum
melakukan analisis regresi berganda. Uji regresi linier berganda memiliki asumsi
klasik yang harus terpenuhi yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya
1) Uji multikolonieritas
ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.
regresi independen tidak dapat ditentukan dan nilai standard error menjadi tidak
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
(1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi,
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90),
(3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan VIF (Variance
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance
yang rendah sama dengan VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai
adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.
multikolonieritas dengan langkah-langkah yaitu input data dan dari menu utama
pilih menu Analyze kemudian submenu Regression lalu pilih Linear sampai
muncul kotak dialog Linear Regression. Pada kotak Dependent isikan variabel Y
dan X2 (beban kerja), pada kotak method pilih Enter. Pilih Statitics akan muncul
dan Collinearity Diagnostics (untuk meminta nilai VIF dan Tolerance). Tekan
2) Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah
ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi
ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time
berikutnya (Ghozali, 2011: 110). Model regresi yang baik adalah yang tidak
Keterangan:
d : DW atau nilai Durbin-Watson hitung
dl : Nilai batas bawah atau low Durbin Watson tabel
du : Nilai batas atas atau upper Durbin Watson tabel
78
dan BK, lalu pilih Statistics sampai muncul kotak dialog Linear Regression:
DWtabel. Pada penelitian ini, nilai DWtabel (terlampir) dicari dengan derajat
kemaknaan 5%, jumlah sampel 49, dan jumlah variabel independen adalah 2.
3) Uji heteroskedastisitas
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
(Priyatno, 2012: 158). Langkah-langkah analisis pada SPSS yaitu input data,
lakukan regresi dengan variabel dependen (BS) dan variabel independen (TK dan
BK), dapatkan variabel residual dengan cara pilih Save pada kotak dialog Linear
OK. Tampilan Data Editor akan menampilkan satu variabel baru dengan nama
Variable hingga muncul kotak dialog Compute Variable. Isikan nama variabel
79
baru pada Target Variable, lalu pada kotak Function Group pilih All, lanjutkan
dengan kotak Functions and Special Variables pilih Abs, lalu klik tanda
bergambar panah ke atas. Pada kotak Numeric Expression sudah terdapat formula
dan pada kotak variabel pilih Unstandardized Residual (RES_1), lalu klik tanda
tampilan ABS(RES_1), dan OK. Muncul variabel baru dengan nama ABS_RES
dalam Data Editor. Regresikan variabel ABS_RES sebagai variabel dependen dan
variabel independen (TK dan BK), sehingga diperoleh luaran di Output Viewer
4) Uji normalitas
normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
dan skewness dari residual dan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Nilai z
S0 K0
Zskew = Zkurt =
6/N 24/N
Dimana N adalah jumlah sampel. Nilai z ini akan dibandingkan dengan nilai
maka nilai kritisnya 1,96. Jika nilai Zhitung > 1,96 menunjukkan penolakan
skewness dan kurtosis residual yaitu lakukan regresi dengan variabel dependen
80
(BS) dan variabel independen (TK dan BK), kemudian untuk mendapatkan
residual pilih Save pada kotak dialog Linear Regression dan aktifkan
Unstandardized Residual kemudian Continue dan OK. Pada tampilan Data Editor
terdapat data residual dengan nama RES_1. Pilih Analyze, kemudian Descriptive
abaikan yang lain lalu Continue dan OK (Ghozali, 2011: 163-164). Hitung nilai z
sesuai rumus.
Ghozali (2011: 164), yaitu dari menu utama pilih Analyze lalu Non-Parametric
Test pilih submenu 1-Sample K-S maka akan tampil kotak dialog One Sample
Distribution. Pilih OK maka akan tampil Output SPSS. Penarikan simpulan yaitu
dengan melihat nilai signifikan dari residual, jika nilai signifikansi > 0,05 maka
5) Uji linearitas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan
sudah benar atau tidak (Ghozali, 2011: 166). Data yang baik seharusnya terdapat
komputer untuk melakukan uji linieritas. Tahapan uji Compare Mean yaitu dari
menu utama pilih Analyze, lalu pilih Compare Mean dan pilih Means. Masukkan
variabel bebas (TK dan BK) dan terikat (BS), dan pilih Option pada kotak
81
Statistics for First Layer aktifkan Test For Linearity. Pilih Continue dan OK
(Susilo, 2014: 113). Penarikan simpulan yaitu dengan melihat nilai signifikan
pada Deviation from Linearity, jika > 0,05 artinya model regresi memiliki
Uji asumsi klasik yang telah dilakukan merupakan dasar untuk melanjutkan
uji selanjutnya yaitu analisis regresi linier berganda. Langkah-langkah dari uji
3) Masukkan variabel independen (X1 dan X2) pada kotak Independent(s) dan
lebih dari satu variabel bebas (X1 dan X2) dan satu variabel terikat (Y) yang
Y = + 1X1 + 2X2
BS = + 1TK + 2BK
Keterangan:
Y : Variabel terikat (BS sebagai variabel dependen)
: Konstanta
1-2 : Koefisien regresi masing-masing variabel independen
X1 : Tipe kepribadian (TK sebagai variabel independen)
X2 : Beban kerja (BK sebaga variabel independen)
Menurut Sekaran (2006: 299) dalam Susilo (2014: 44), analisis regresi
berganda dilakukan untuk menguji secara parsial (uji t) dan pengaruh simultan (uji
F) dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang bersifat metrik
82
variabel dependen. Nilai adjusted R2 adalah nilai R2 yang telah disesuaikan dan
nilai ini biasanya untuk mengukur sumbangan pengaruh jika dalam regresi
(SEE) adalah ukuran kesalahan prediksi, jika nilainya semakin kecil akan
Uji pengaruh secara simultan (uji F atau uji koefisien regresi secara
independen terhadap variabel dependen (Priyatno, 2012: 135). Uji F dapat dilihat
pada output ANOVA table. Jika probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa koefisien regresi TK dan BK tidak sama dengan nol, atau
kedua variabel independen dalam penelitian ini (TK dan BK) secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen (BS). Hal ini juga berarti bahwa nilai
keputusan dapat dilakukan dengan membandingkan antara Fhitung dan Ftabel dengan
1) Merumuskan hipotesis
variabel dependen.
dependen.
1) dan df2 (n-k-1) dimana n adalah jumlah data; k adalah jumlah variabel
independen.
4) Kriteria pengujian yaitu jika Fhitung Ftabel atau probabilitas (sig.) > 0,05
maka H0 diterima, Ha ditolak. Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitas (sig.) <
(Priyatno, 2012: 139). Dalam hal ini untuk mengetahui apakah secara parsial
1) Merumuskan hipotesis
variabel dependen.
3) Menentukan ttabel pada penelitian ini dicari pada signifikansi 0,05/2 (uji 2
4) Kriteria pengujian yaitu jika -ttabel thitung ttabel atau probabilitas (sig.) >
0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak. Jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel atau
(Burnout Syndrome).
manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai
berikut.
85
subjek bersedia menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek
bahwa jika bersedia menjadi sampel penelitian maka terlebih dahulu harus
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penulisan yang akan disajikan
(Hidayat, 2009: 83). Pada saat pengumpulan data, responden juga dijelaskan
diminta untuk menuliskan nama berupa inisial untuk selanjutnya akan diberi kode
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
(Hidayat, 2009: 83). Pada saat pengumpulan data, responden dijelaskan bahwa
identitas ataupun hasil yang diperoleh responden saat pengumpulan data akan