Anda di halaman 1dari 14

PT PLN (Persero)

Udiklat Suralaya

LAPORAN KELOMPOK
PEMBIDANGAN TPL A
(Pengoperasian Generator & Kontrol Listrik)

Nama : 1. Derry tri saputra


2. Eriska agnes galingging
3. Dhimas rizky fauzi
4. Dimas soekarno
5. Fadilah mazidah

Diklat Prajabatan Angkatan 57


PT PLN (Persero)
Suralaya
2017

1
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan


Penulis melakukan praktik rangkaian motor listrik 3 Phasa dan penulisan
laporan dari hasil praktik adalah sebagai bukti bahwasannya penulis telah
melakukan uji kompetensi tersebut, selain itu penulis juga dapat mengerti berbagai
komponen dan beberapa faktor hal yang menjadi kendala didalam pemasangan
rangkaian kontrol motor yang digunakan di PLN.
Dalam laporan ini penulis akan memperjelas rangkaian kontrol motor ,
beberapa komponen listrik yang digunakan didalam kontrol tersebut dan bagiamana
cara agar motor listrik dari rangkaian tersebut dapat aman dalam penggunaannya
sehingga dapat dipelajari dan dimengerti oleh pembaca dan pembaca mampu
membuat rangkain kontrol motor dengan baik.

1.2 Tujuan Kegiatan


Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah:
1. Bagaimana melakukan wiring kontrol motor listrik 3 phasa ?
2. Bagaimana kegunaan berbagai komponen dalam pemasangan kontrol
motor listrik 3 phasa ?
3. Bagaimana prinsip kerja motor listrik ?

1.3 Nama Kegiatan


Kegiatan untuk melakukan Kontrol Listrik dan Kontrol Motor
Listrik

1.4 Waktu dan Tempat Kegiatan


Waktu : 7 12 April 2017
Tempat : Lab Kontrol Listrik UDIKLAT PLN SURALAYA

2
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Listrik 3 Phasa

Gambar 1. Motor 3 Phasa


Motor listrik 3 fasa adalah motor yang bekerja dengan memanfaatkan
perbedaan fasa pada sumber untuk menimbulkan gaya putar pada bagian rotornya.
Perbedaan fasa pada motor 3 phase didapat langsung dari sumber. Hal tersebut yang
menjadi pembeda antara motor 1 fasa dengan motor 3 fasa.
Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator dan rotor.
Bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang biasa disebut
dengan air gap. Jarak antara stator dan rotor yang terpisah oleh air gap sekitar 0,4
milimeter sampai 4 milimeter.
Terdapat dua tipe motor 3 fasa jika dilihat dari lilitan pada rotornya, yakni
rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor). Motor 3
fasa rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang lilitan rotor dan
statornya terbuat dari bahan yang sama.

3
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

Gambar 2. Komponen Motor 3 phasa


Sedangkan motor 3 fasa rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) adalah tipe motor
induksi yang konstruksi rotornya tersusun dari beberapa batangan logam yang
dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor, kemudian pada setiap
bagiannya disatukan oleh cincin. Akibat dari penyatuan tersebut, terjadi hubungan
singkat antara batangan logam dengan batangan logam yang lainnya.

2.1.1 Prinsip Kerja Motor Listrik 3 Fasa


Prinsip kerja dari motor listrik 3 fasa ini sebenarnya sangat sederhana. Bila
sumber tegangan 3 fase dialirkan pada kumparan stator, maka akan timbul medan
putar dengan kecepatan tertentu. Besarnya kecepatan tersebut dapat diukur
menggunakan sebuah rumus Ns = 120 f/P. Dimana Ns adalah kecepatan putar, f
adalah frekwensi sumber, dan P adalah kutub motor.
Perlu diketahui bahwa medan putar stator akan memotong batang konduktor
yang ada pada rotor, sehingga pada batang konduktor dari rotor akan muncul GGL
induksi. GGL akan menghasilkan arus (I) serta gaya (F) pada rotor. Agar GGL
induksi timbul, diperlukan perbedaan antara kecepatan medan putar yang ada pada
stator (ns) dengan kecepatan berputar yang ada pada rotor (nr).

4
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

Gambar 3. Grafik arus motor phasa


Perbedaan kecepatan antara stator dan rotor disebut slip (s) yang dapat
dinyatakan dengan rumus s= (ns nr) / ns. Apabila nr = ns, maka GGL induksi
tidak akan timbul, dan arus tidak akan mengalir pada batang konduktor (rotor),
dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Berdasarkan cara kerja tersebut, motor 3
fasa juga dapat disebut sebagai motor tak serempak atau motor asinkron.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari motor listrik 3 fasa:
Kelebihan
Konstruksi motor terbilang sangat kuat dan sederhana
Harga motor relatif murah dengan ketahanan tinggi
Effesiensi relatif tinggi pada saat keadaan normal
Biaya pemeliharaan relatif rendah
Kekurangan
Kecepatan sulit dikontrol
Arus start besar, yakni 5 sampai 7 kali dari arus nominal
Power faktor yang rendah pada beban ringan

5
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

2.2 Kontaktor

Gambar 4. Kontraktor listrik


Kontaktor atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan
kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet
berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus
mampu mengalirkan arus dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus
kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah
kontaktor kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus searah (arus DC)
atau arus bolak-balik (arus AC). Kontaktor arus AC ini pada inti magnetnya
dipasang cincin hubung singkat, gunanya adalah untuk menjaga arus kemagnetan
agar kontinu sehingga kontaktor tersebut dapat bekerja normal.
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO )
dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak
NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan
dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila
diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga
terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis
adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk
penutupan dan pembukaan rangkaian listrik.

6
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

2.3 Push Button

Gambar 5. Push button


Tombol ini banyak digunakan pada panael kendali, tombol ini digunakan
sebagai kontak ON dan OFF, tombol ini memiliki 2 kontak , yaitu kontak pertama
NC (normaly Close) dan kontak kedua NO (Normaly Open) . Pada saat tombol
belum di tekan kontak pertama dalam kondisi NC (normaly Close) dan kontak
kedua dalam kondisi NO (normaly Open) dan pada saat di tekan kondisi kontak
pertama NO (normaly Open) dan kontak kedua NC (normaly Close).

2.4 Thermal Overload


Fungsi dari Over load relay adalah untuk proteksi motor listrik dari beban
lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat
dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal,
sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya
akan putus setiap motor dijalankan.
Overload relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai
dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus,
sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu fasa dan ada
jenis tiga fasa, tiap fasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung,
berguna untuk memutuskan semua fasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus
bimetal satu fasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya
kecil.

7
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

Kontruksi Overload relay apabila resistance wire dilewati arus lebih besar
dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian
bawah tertarik ke kiri dan kontak akan lepas. Selama bimetal trip itu masih panas,
maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri, sehingga kontak kontaknya
belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset buttonnya ditekan,
apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan kontaknya
baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button.
Pembatasan dilakukan dengan mengatur besaran arus pada dial di alat
tersebut. Jadi alat tersebut memiliki range adjustment misal TOR dengan range 1 ~
3,2 Amp disetting 2,5 Amp. Artinya, kita membatasi arus dengan TOR pada level
2,5 Amp saja.

2.5 MCB ( Miniature Circuit Breaker)

Gambar 6. MCB
MCB merupakan kependekan dari Miniature Circuit Breaker. Biasanya MCB
digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi arus sekaligus sebagai pengaman
dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman hubung singkat
(konsleting) dan juga berfungsi sebagai pengaman beban lebih. MCB akan secara
otomatis dengan segera memutuskan arus apabila arus yang melewatinya melebihi
dari arus nominal yang telah ditentukan pada MCB tersebut. Arus nominal yang
terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dan lain
sebagainya.

8
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

Nominal MCB ditentukan dari besarnya arus yang bisa ia hantarkan, satuan
dari arus adalah Ampere, Jadi jika MCB dengan arus nominal 2 Ampere maka
hanya perlu ditulis dengan MCB 2A.
Prinsip panas digunakan saat MCB memutuskan arus karena beban lebih
sedangkan prinsip elektromagnetik digunakan saat MCB mendeteksi adanya
hubung singkat

9
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Alat Dan Bahan


Ini adalah alat dan bahan untuk merakit atau membuat rangkaian motor 3 phase.
3.1.1 Alat
1. Taspen
2. Obeng (+) & (-)
3. Tang Kombinasi
4. Tang Potong
5. Tang Cucut
6. Tang Skun
7. Mistar
8. Tang kupas
9. Amperemeter
10. Avometer
3.1.2 Bahan
1. Motor 3 Fasa
2. 1 Kontaktor
3. 1 Overload
4. 1 MCB 3 Fasa
6. 1 Fuse 3 Fasa
8. 4 Push Button
10. Kabel
11. Kabel Duck

10
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

3.2 Gambar Rangkaian

Gambar 7. Rangkaian kontrol motor dengan indikator lampu

Gambar 8. Rangkaian kontrol motor pada saat start

11
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

Gambar 9. Rangkaian kontrol motor pada saat terkena Limit Switch Atas

Gambar 10. Rangkaian kontrol motor pada saat terkena Limit Switch Bawah

12
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

Gambar 11. Rangkaian kontrol motor pada saat standby

3.3 Langkah Langkah Pengoperasian Alat


3.4 Cara kerja alat
3.4.1 Cara kerja kontrol listrik tanpa menggunakan motor 3 phasa
3.4.2 Cara kerja kontrol listrik menggunakan motor 3 phasa
3.5 Tabel pengukuran tegangan

13
PT PLN (Persero)
Udiklat Suralaya

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

14

Anda mungkin juga menyukai