Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS ETIKA BISNIS PT GO-JEK INDONESIA

Disusun oleh:

Anita Azahra 1201130319


Arie Prabowo 1201130320
Deasy Ayu Larashat 1201134085
Dewangga Laksono G 1201130325
Mochmad Raynaldi 1201130320
Muammar Izhar Meizan 1201130429
Prayogi Ariesandy 1201134107
Sulistyo Wibowo 1201130346

MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PT GO-JEK INDONESIA
1.1.1 Profil PT GO-JEK Indonesia
GO-JEK adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal
di Indonesia. Kami bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek yang
berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai
macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan GO-
JEK bertumpu pada tga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. GO-
JEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,
Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang,
dan Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun
mendatang.

Aplikasi GO-JEK dapat diunduh di Apple Store dan Google Play. Dengan
menggunakan aplikasi GO-JEK, Pelanggan dapat memesan GO-JEK Driver untuk
mengakses semua layanan kami. Cara penggunaan aplikasi GO-JEK tersebut juga
terbilang mudah karena Pelanggan hanya perlu memasukan alamat untuk
mengetahui biaya penggunaan layanan. Di samping itu, GO-JEK memiliki
beberapa keunggulan diantaranya adalah layanan transportasi, gaya hidup dan
logistk di dalam satu aplikasi, transaksi mudah dan cashless dengan GO-PAY,
penyimpanan alamat tujuan dan GPS yang akurat untuk proses order yang lebih
cepat, harga yang transparan sebelum konfirmasi pemesanan, memantau Driver
dengan foto dan informasi kontak, serta sistem rating jasa untuk peningkatan
layanan berkelanjutan. Di sisi lain, para Driver GO-JEK mengatakan bahwa
pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra, mereka juga
mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat akses ke
lebih banyak Pelanggan melalui aplikasi kami.
Gambar 1.1 Logo GO-JEK Indoenesia

1.1.2 Visi dan Misi PT GO-JEK Indonesia

GO-JEK memiliki dua visi utama yaitu, untuk mengatasi permasalahan


pengangguran yang ada dan membantu semua Pemerintah Daerah dalam
mengintegrasikan seluruh transportasi publik dengan GO-JEK.

1.1.3 Layanan PT GO-JEK Indonesia

Untuk lebih memuaskan kebutuhan dan keinginan Pelanggannya, GO-JEK


menyediakan beberapa layanan yang sesuai dengan komitmen utama GO-JEK,
yakni memberikan tngkat keamanan dan kenyamanan yang terbaik bagi
Pelanggan serta kemudahan pembayaran sehingga Pelanggan tdak perlu
khawatr soal uang kembalian atau membawa uang tunai, maka GO-JEK
menyediakan fasilitas layanan GO-PAY yang membantu layanan berkendara GO-
JEK kini semakin prakts. Top up saldo GO-PAY dengan mudah dan instan lewat
ATM, mobile banking, dan internet banking dari BCA, Bank BRI, dan Mandiri,
diantaranya sebagai berikut.
Gambar 1.2 Layanan GO-JEK

1. GO-RIDE
Layanan transportasi sepeda motor yang dapat mengantar Pelanggan
ke berbagai tempat, lebih mudah dan lebih cepat. Layanan ini
beroperasi di sepuluh kota besar, termasuk Jakarta, Bandung, Bali,
Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Palembang, Semarang,
Balikpapan, Solo, Batam, Malang, Manado, Samarinda. Dengan jumlah
lebih dari 200 ribu Drivers, mereka siap untuk melayani Pelanggan
dalam waktu seketka.
2. GO-CAR
Layanan transportasi menggunakan mobil untuk mengantar
Pelanggan kemanapun dengan nyaman.
3. GO-FOOD
Layanan pesan antar makanan nomor 1 di Indonesia. GO-FOOD
memiliki lebih dari 30.000 daftar restoran.
4. GO-SEND
Layanan kurir instan yang dapat Pelanggan gunakan untuk mengirim
surat dan barang dalam waktu 60 menit.
5. GO-BOX
Layanan pindah barang ukuran besar menggunakan truk bak/blind
van.

6. GO-MART
Layanan yang bisa Pelanggan gunakan untuk berbelanja ribuan jenis
barang dari berbagai macam toko.
7. GO-MASSAGE
Layanan jasa pijat kesehatan profesional langsung ke rumah
Pelanggan.
8. GO-CLEAN
Layanan jasa kebersihan profesional untuk membersihkan kamar kos,
rumah dan kantor Pelanggan
9. GO-GLAM
Layanan jasa perawatan kecantkan untuk manicure-pedicure, cream
bath, waxing, dan lainnya langsung ke rumah Pelanggan.
10. GO-BUSWAY
Layanan untuk memonitor jadwal layanan bus transjakarta dan
memesan GO-RIDE untuk mengantar Pelanggan ke sana.
11. GO-PAY
Layanan dompet virtual untuk transaksi Pelanggan di dalam aplikasi
GO-JEK.
12. GO-TIX
Layanan informasi acara dengan akses pembelian dan pengantaran
tket langsung ke tangan Pelanggan.
13. GO-MED
Layanan terintegrasi untuk membeli obat-obatan, vitamin dan
kebutuhan medis lainnya dari apotek berlisensi.
14. GO-AUTO
Layanan auto care, auto service, dan towing & emergency untuk
memenuhi kebutuhan otomotf Pelanggan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fenomena GO-JEK VS Ojek Konvensional


Tahun 2011, GO-JEK hadir di Indonesia sebagai social enterpreneurship
inovatf untuk mendorong perubahan sektor transportasi informal agar dapat
beroperasi secara profesional. Manajemen GO-JEK menerapkan sistem bagi hasil
dengan pengemudi ojek yang berada di bawah naungannya. Pembagiannya
adalah, 80% penghasilan untuk pengemudi ojek dan 20%-nya untuk GO-JEK.
Nadiem Makarim adalah pendiri sekaligus sebagai orang yang pertama kali
memiliki ide jenius untuk membuat sistem berbasis online untuk
menghubungkan sopir ojek dengan penumpang lewat teknologi internet
smartphone, yaitu Aplikasi GO-JEK. Fenomena kesuksesan GO-JEK kini bisa
dibilang semakin melambung tnggi, terbukt tak hent-hentnya beberapa media
online ternama terus memberitakan GO-JEK, mulai dari segi positf hingga
negatfnya.
Ojek pangkalan adalah sebuah komunitas, sebuah paguyuban para tukang
tukang ojek. Di sana ada aturan - aturan tak tertulis yang berlaku, sepert ada
antrian, ada bagi-bagi rejeki dan ada pelanggan-pelanggan lokal. Namun menurut
para sopir ojek konvensional, keberadaan Driver GO-JEK dinilai berpotensi
merebut penumpang sehingga berakibat berkurangnya pendapatan harian
mereka. Persaingan antara layanan jasa trasportasi sepeda motor berbasis
aplikasi GO-JEK dan ojek reguler yang cenderung mengarah kepada tndak
kekerasan. Perseteruan kedua kubu tersebut dibahas khusus di Istana Negara
pada awal September 2015, saat Presiden Jokowi mengajak makan siang
sejumlah pengemudi, termasuk tukang ojek regular dan pengendara GO-JEK.
Pada acara tersebut para penGO-JEK di pangkalan dan GO-JEK curhat kepada
Presiden Jokowi mengenai persaingan yang mereka hadapi.
Gambar 2.1 Ilustrasi Persamaan dan Perbedaan GO-JEK dan Ojek Konvensional
Dengan adanya hal tersebut, tnggal bagaimana manajemen GO-JEK bisa
menciptakan solusinya guna mengurangi potensi gesekan agar perselisihan antar
sesama sopir ojek bisa dihindari.Di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta, Basuki
Purnama alias Ahok mengatakan bahwa ia berkeinginan untuk mengintegrasikan
GO-JEK dengan Bus Transjakarta dalam konsep Smart City. Ia pun lantas
menawarkan kerjasama kepada pihak GO-JEK dengan tujuan agar pengguna
Busway dan GO-JEK dapat lebih mudah merencanakan perjalanan.
Disamping itu, kehadiran GO-JEK memang merupakan realitas menarik,
tetapi juga kontroversial. Pasalnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan roda dua
bukanlah angkutan umum. Namun, GO-JEK diketahui telah mengantongi SIUP
(Surat Izin Usaha Perdagangan)
Namun dibalik itu semua terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan
dari GO-JEK maupun ojek konvensional, yaitu :
a). Kelebihan :
1. Pelayanan yang lebih profesional
Selain menyediakan helm bagi pengendara dan penumpang (lengkap
dengan masker dan penutup rambut), GO-JEK juga melengkapi supir-
supirnya dengan perangkat yang menunjang pemesanan dan aktvitas
lainnya.
2. Layanan pesan antar
Selain mengantar penumpang, konsumen juga banyak menggunakan
layanan GO-JEK untuk kurir dan pemesanan makanan. Artnya? Kita bisa
pesan makanan dari manapun, termasuk dari warung sate kesukaan yang
tdak punya delivery service!
3. Diskon dan harga promosi
Semua orang suka diskon. Ini yang digunakan oleh GO-JEK untuk menarik
massa. Mulai dari potongan harga untuk pengguna pertama hingga
promosi jelang bulan puasa.
4. Tidak perlu ke pangkalan
Aplikasi GO-JEK memungkinkan pengguna untuk memesan ojek tanpa
harus ke pangkalan. Mereka bisa mendapatkan ojek di manapun dan
kapanpun.
5. Potensi kerja paruh waktu
Bagi pengemudi, GO-JEK memberikan keleluasaan dalam bekerja. Artnya,
siapapun asal punya SIM dan STNK bisa jadi supir ojek tanpa harus
mangkal.
Namun, bukan berart GO-JEK tdak memiliki kekurangan. Kami
menghimpun beberapa keluhan dari pengguna di media sosial.
b). Kekurangan :
1. Server aplikasi yang mengalami gangguan
Sepert aplikasi digital lainnya, server GO-JEK mengalami gangguan
sehingga pengguna tdak bisa memesan layanan.
2. Kesalahan teknis juga terkadang terjadi pada penggunaan GO-JEK Credit,
alat pembayaran sejenis pulsa. Ada yang mengeluh kreditnya terpakai,
namun layanan tdak datang, ada pula supir yang kebingungan karena
tdak paham sistem ini. Entah ini kesalahan teknis atau akal-akalan supir,
masalah credit cukup menjadi sorotan pengguna layanan GO-JEK.
3. Sulitnya mencari supir GO-JEK
Penggunaan aplikasi berart konsumen harus bergantung pada sistem
pencarian di sana. Terkadang, aplikasi tdak berhasil mendapatkan supir
yang dibutuhkan, padahal banyak supir GO-JEK berkeliaran di daerah
tersebut.

2.2 Order Fiktif GO-JEK


Tukang ojek yang tadinya memiliki penghasilan yang tdak tetap, seakan
mendapat angin segar dengan jumlah uang yang bisa mereka dapatkan dengan
menjadi Driver GO-JEK. Pembagian pendapatan antara Driver dan pihak GO-JEK
yakni sebesar 80% bagi Driver itu sendiri, dan 20% bagi pihak GO-JEK. Bahkan
dalam 1 hari, Driver bisa memperoleh bonus pendapatan dari GO-JEK setap
berhasil mengantarkan 10 Pelanggan. Dalam sebuah artkel disebutkan bahwa
seorang Driver GO-JEK dapat memperoleh penghasilan bersih setdaknya Rp 3
juta per bulan. Menurut artkel ini, Tukang ojek yang bernaung di GO-JEK juga
telah mencapai 7.500 Driver di area Jabodetabek saja. Jumlah Driver GO-JEK
bahkan tdak berhent di situ, tetapi terus menerus bertambah. Ironisnya,
pertambahan jumlah Driver GO-JEK dengan pertambahan jumlah pelanggan
mengalami perbedaan. Jumlah pelanggan yang menggunakan GO-JEK tdaklah
sebanyak jumlah Driver-nya.
Hal ini kemudian menimbulkan adanya suatu persaingan di antar Driver
itu sendiri. Mereka harus berebut penumpang agar bisa memperoleh
keuntungan yang besar. Peristwa ini kemudian menjadi salah satu faktor adanya
Order Fiktf.
Order Fiktf merupakan suatu tndakan pemesanan GO-JEK yang dilakukan
oleh Driver, seolah-olah mengantarkan seorang Pelanggan. Driver menggunakan
dua ponsel dengan dua aplikasi di dalamnya. Di satu ponsel ia berperan sebagai
Pelanggan, dan di ponsel lainnya berperan sebagai Driver. Tindakan ini semata-
mata bertujuan mendapatkan bonus yang besar karena aplikasi akan merekam
jumlah Pelanggan yang diantarkan oleh Driver. Semakin banyak record Pelanggan,
semakin besar bonus yang didapatkan.
Maka dengan adanya kejadian ini, Driver GO-JEK dinilai melanggar
perjanjian kerja yang dimuat dalam Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) yakni dijelasakan
bahwa "perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan
pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban para pihak". Sesuai dengan Asas Pacta Sun Servanda dalam Pasal 1338
KUHPerdata, perjanjian kerja antara GO-JEK dengan Driver berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Apabila dalam perjanjian kerja
antara GO-JEK dan Driver terdapat hal yang dilarang sepert order fiktf, maka
Driver telah melakukan suatu bentuk pelanggaran perjanjian (wanprestasi).
Adapun sanksi dari wanprestasi Driver bergantung pada isi perjanjian kerja itu
sendiri. Disamping itu, order fiktf GO-JEK mengakibatkan kerugian finansial tdak
langsung terasa, tetapi perlahan-lahan kualitas GO-JEK akan dinilai menurun
karena Pelanggan yang tak kunjung dilayani oleh Driver.
Order fiktf juga dapat dikatakan sebagai tndakan penipuan dari sudut
pandang hukum pidana sepert dimuat dalam Pasal 378 KUHP. Pasal 378 KUHP
berbunyi, Barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau
orang lain dengan melawan hak, baik dengan memakai nama palsu atau keadaan
palsu, baik dengan akal dan tpu muslihat, maupun dengan karangan perkataan-
perkataan bohong, membujuk orang supaya memberikan sesuatu barang,
membuat utang atau menghapuskan piutang, dihukum karena penipuan, dengan
hukuman penjara selama-lamanya empat tahun. Oleh karena itu Driver yang
melakukan tndakan order fiktf dapat dijerat dengan pasal penipuan serta
terancam hukuman penjara maksimal selama 4 tahun.

2.3 Pajak Transportasi Online


Layanan transportasi roda dua (ojek) dan taksi online yang makin marak
memicu perdebatan di kalangan sejumlah pihak. Bahkan Gubernur DKI Jakarta,
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak melarang keberadaan layanan tersebut asal
menyetor pajak dengan benar. setap pengusaha angkutan di Jakarta diwajibkan
untuk membayar sekitar 25 hingga 28 persen dari total pendapatannya setap
tahun. Pajak tersebut seharusnya juga dibayarkan oleh transportasi aplikasi.
Sebagai gambaran, Ahok memberikan contoh bagaimana transportasi yang
berbasis aplikasi ini di negara lain mendapatkan izin resmi dari pemerintah
setempat. Namun demikian, mereka menempeli kendaraan tersebut dengan
stker khusus dan tetap membayar pajak online kepada pemerintah. Dengan
adanya penempelan di setap kendaraan yang digunakan untuk alat transportasi
secara online tersebut, maka pemerintah bisa menarik pajak online kepada
mereka yang menyediakan jasa transportasi online. Menurut Direktur
Jenderal/Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, potensi penerimaan Pajak
Penghasilan (PPh) dari layanan GO-JEK, Uber Taxi, Grabtaxi maupun Grab Bike
cukup besar.
Hal ini terlihat dari jumlah yang berkisar 2.000 orang lebih pengemudi
ojek yang tergabung dalam GO-JEK belum lagi dengan layanan sejenisnya. Jika
ribuan orang ini dipungut PPh dari hasil pemotongan gajinya, maka negara akan
mendapat tambahan penerimaan pajak. Maka sebagai salah satu perusahaan
lokal yang memberikan benefit kepada kota, pemerintah, dan negara, sejak 2015
GO-JEK telah menghasilkan dan mebayar pajak untuk pemerintah dan menjadi
perusahaan pada sektor ojek menghasilkan dan membayar pajak. Menurut
pendiri gojek ini merupakan salah satu sejarah dimana ojek membayar pajak dan
dapat menghasilkan pajak yang cukup besar untuk Negara.

2.4 Aplikasi GO-JEK


Gambar 2.4 Tampilan Aplikasi Go-jek

Driver GO-JEK disebut telah melakukan pelanggaran privasi terhadap para


penumpangnya. Diantaranya adalah teror melalui SMS, karena Pelanggan
memberikan review yang buruk. Review yang buruk tentu bisa menyebabkan
Driver GO-JEK tersebut kehilangan pekerjaannya. Karenanya, beberapa dari
mereka ada yang nekat mengirim SMS bernada kasar, serta memberi ancaman
kepada Pelanggan yang memberikan review buruk tersebut.
Hal tersbeut dapat terjadi karena ketka Pelanggan mulai memesan GO-
JEK lewat aplikasi mobile, maka nama Pelanggan akan tercantum di smartphone
Driver, beserta destnasi yang inginkan. Setelah itu, Driver dapat menghubungi
nomor telepon Pelanggan, untuk mengkonfirmasi ttk jemput. Kemudian jika
Pelanggan meminta untuk diantar ke rumah atau ke kantor, maka secara tdak
langsung ia juga akan mengetahui alamat rumah atau alamat kantor Pelanggan
tersebut. Sehingga dalam sekali perjalanan saja, Driver sudah bisa mengetahui
data-data Pelanggannya. Hal itu jelas merupakan sebuah pelanggaran privasi
yang rentan disalahgunakan, dan akibatnya bisa jadi menyeramkan.
Kasus tersebut dapat terjadi karena belum ada payung hukum yang
menaungi aplikasi GO-JEK tersebut. Kemenhub baru meluncurkan aturan bagi
penyedia transportasi berbasis aplikasi yang disebut sebagai Penyelenggaraan
Angkutan Umum dengan Aplikasi Berbasis Teknologi Informasi, sepert halnya
Grab Car dan Uber. Penyediaan aplikasi bisa dilakukan sendiri atau bekerja sama
dengan perusahaan aplikasi yang sudah berbadan hukum Indonesia. Sistem
pembayaran angkutan tersebut juga boleh sekaligus dalam aplikasi, asalkan
tetap mengikut ketentuan di bidang informasi dan transaksi elektronik. Bila
perusahaan angkutan umum, bekerja sama dengan perusahaan aplikasi, maka
perusahaan aplikasi tdak boleh bertndak sebagai penyelenggara angkutan.
Artnya, perusahaan aplikasi tdak boleh mengatur tarif, merekrut pengemudi,
dan menentukan besaran penghasilan pengemudi.
Perusahaan penyedia aplikasi juga diwajibkan memberi akses monitoring
pelayanan, data seluruh perusahaan angkutan umum yang bekerja sama, data
seluruh kendaraan dan pengemudi, dan alamat kantornya sendiri. Sedangkan
perusahaan aplikasi yang menyediakan jasa angkutan orang menggunakan
kendaraan bermotor diwajibkan mengikut ketentuan pengusahaan angkutan
umum yang dimuat dalam Pasal 21, 22, dan 23 Permen No 32 tahun 2016.
Ketentuan tersebut antara lain meminta perusahaan aplikasi mendirikan badan
hukum Indonesia.
2.5 Tarif Promo Rp 15.000
Masa promosi tarif pengguna aplikasi GO-JEK perlahan mulai disesuaikan
setelah sempat kembali menggunakan tarif flat Rp 10 ribu, kini tarif GO-JEK
dipatok per kilometer dengan beberapa syarat dan ketentuan. Tarif GO-JEK di luar
rush hour yakni, antara pukul 16.00 WIB sampai dengan 19.00 WIB akan dipatok
Rp 15 ribu untuk 6 kilometer pertama dan Rp 2.500 per kilometer berikutnya.
Pemberlakukan tarif rush hour ini juga hanya dilakukan pada hari Senin hingga
Jumat. Sementara di luar rush hour, pengguna GO-JEK akan dikenakan tarif datar
sebesar Rp 15 ribu dengan jarak maksimum 25 kilometer.
Sementara, untuk layanan lainnya sepert Instan Kurir, Berbelanja, GO-
Food di Kota Jakarta dan semua layanan GO-JEK di kota-kota lainnya akan berlaku
tarif promo Rp. 10 ribu. Banyaknya pesanan yang didapatkan para pengemudi
pada masa promosi ini, dapat dimanfaatkan untuk menabung hingga nant pasar
layanan ojek panggilan berbasis aplikasi matang dengan sendirinya.
Akan tetapi sistem pembayaran transportasi online tersebut juga boleh
sekaligus dalam aplikasi, asalkan tetap mengikut ketentuan di bidang informasi
dan transaksi elektronik. Tarif tesebut seharusnya diatur oleh Organda, bukan
aplikasi itu sendiri yang nantnya dapat memancing persaingan yang tak sehat.
Dan jika ada kerugian atau musibah, maka asuransinya juga tdak dijamin.

2.6 Grab Bike & Uber

Gambar 2.6 Logo Grab, Uber dan Go-jek


startup unicorn GrabTaxi membuka layanan GrabBike di Jakarta. GrabTaxi
menggelontorkan dana sebesar $340 juta (Rp4,5 triliun) untuk meluncurkan layanan ini.
Sepert yang dikemukakan CEO dan Co-Founder GrabTaxi, Anthony Tan, pengguna dapat
mencoba layanan ini secara grats selama hampir dua minggu. GrabBike melaporkan
telah mendapat 8.000 pengguna layanan ini dalam seminggu pertama peluncurannya.
Bagaimanapun, karena ranah transportasi Indonesia menampilkan salah satu peluang
terbesar di Asia Tenggara, GrabBike tdak dapat secara mudah memenangkan pasar ini
tanpa menghadapi banyak rintangan. Khususnya di Jakarta, salah satu tantangannya
datang dari pesaing lokal Go-Jek.
Namun karena peluang pasar ini masih di tahap awal, siapapun masih dapat
bermain di ranah ini. Baik Go-Jek atau GrabBike tetap bisa memenangkan hat
masyarakat dengan berbagai cara. GrabBike, Uber, dan GO-JEK mereka saling
mengeluarkan promo-promo dengan harga yang hampir sama dikisaran Rp.
10.000 Rp 25.000 dengan jarak tempuh antara 1-25 kilometer, sedangkan jika
lebih dari itu pengguna di kenakan biaya tambahan sebesar Rp 2000 setap
kilometernya.

Berbeda dengan para ojek konvensional dimana para ojek konvesional


mereka memasang tarif lebih mahal dari ojek online saat ini, hal ini menyebabkan
mulai menurunnya peminat ojek konvesional disamping ojek online mudah di
dapat para pengguna juga kebanyak memilih ojek online Karena tarif yang lebih
murah.
Tidak hanya pengguna layanan saja yang di untungkan para Driver pun
mengaku pendapatan mereka meningkat setelah mendapatkan order dengan
aplikasi online. Mereka tak lagi perlu ngetem di sudut-sudut jalan untuk
menunggu rejeki datang. Cukup dengan aplikasi, order langsung terlihat, mereka
bergegas, mengambil penumpang sampai tujuan, lalu mendapatkan fee yang
langsung masuk ke rekening mereka.
Pembagian hasil memang berbeda di setap aplikasi ridesharing yang ada.
Dalam sebulan, seorang driver bisa meraup pendapatan hingga Rp7 jutaan.
Apalagi, driver tdak dituntut untuk selalu standby. Tak heran jika banyak yang
menjadikan platform ini sebagai pekerjaan sampingan.
Di Indonesia sendiri pembagian keuntungan di setap perusahaan aplikasi
ridesharing ini berbeda beda, untuk Go-jek sendiri mereka membagi hasil dengan
skema yaitu 70 persen untuk Driver dan 30 persen untuk perusahaan. Sedangkan
GrabBike lebih mengutungkan lagi dimana pembagian keuntungannya yaitu 90
persen untuk driver dan hanya 10 persen untuk perusahaan, lain halnya dengan
Uber perusahaan ini sudah tersebar luas di 60 negara di dunia menjadikan dan
uber ini merupakan pioneer yang memunculkan pertama kali aplikasi ridesharing
ini.
Tidak hanya ojek saja layanan yang ditawarkan para pelaku industry ini
beragam mulai dari layanan antar paket, makanan hingga yang taksi secara
online. Hal ini menambah masalah baru dimana para taksi konvensional merasa
mulai tersaingi dengan adanya layanan taksi online yang di keluarkan oleh para
perusahaan ridesharing ini.
Tarif yang ditawarkan oleh oleh grab dan Uber sesuai dengan jarak yang di
tempuh oleh pelanggan yang memakai jasa tersebut, namun berbeda dengan
Go-car layanan taksi yang ditawarkan oleh Go-jek tarif layanan Go-car ini memiliki
tarif yang Flat dimana pengguna akan dikenai biaya sesuai dengan tarif awal saat
mereka melakukan pemesanan yang tertera pada di smartphone mereka.

2.7 Taxi Konvensional


Pada masa ini dengan pertumbuhan pengguna smartphone yang semakin
meningkat dimana hampir setap orang memiliki smartphone, mereka merasa
sangat di mudahkan dengan tdak hanya aspek komunikasi para pengguna
smartphone sekarang ini juga dimudahkan untuk mencari transportasi umum
sepert Taxi, Ojek dll.
Berbeda dengan taxi konvensional yang masih harus menunggu dan
mencari taxi di pinggir jalan, jika tdak ingin menunggu pengguna taksi
konvensional harus menelfon jasa taksi konvensional kebanyakan orang enggan
untuk menelfon Karena dikenakan biaya yang tdak murah untuk melakukan
panggilan telfon. Dengan adanya perusahaan transportasi online mencari
transportasi umum sepert taxi dan ojek pun semakin mudah dan murah, para
pengguna aplikasi transportasi online ini hanya membutuhkan koneksi internet
untuk mendapatkan transportasi online tanpa harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk menelfo taksi maupun ojek, sehingga pengguna taksi
konvensional menurun pada saat ini.
Namun hal tersebut malah membuat keadaan semakin ricuh dengan
muncunya aksi demonstrasi yang dilakukan para supir angkutan (taksi)
konvensional di daerah Jakarta pada Maret 2016 lalu. Aksi demonstrasi ini terjadi
akibat banyaknya penolakan dari para supir angkutan (taksi) konvensional
terhadap angkutan berbasis online, sepert GO-JEK. Perseteruan ini bermula saat
pengemudi GO-JEK dianiaya supir taksi yang sedang melakukan demonstrasi.
Para pengemudi GO-JEK kemudian membalas dengan melempari konvoi sopir
taksi di jalan raya.

Gambar 2.2 Demonstrasi Taksi Konvensional dan GO-JEK

Hal ini jelas-jelas menyalahi etka bisnis dimana dalam prinsip-prinsip


etka bisnis terdapat salah satu yang pentng yaitu tanggung jawab moral,
persoalan pelik yang harus dijawab pada tempat pertama adalah manakah
kondisi bagi adanya tanggung jawab moral. Sepert di lingkungan perusahaan ada
banyak interaksi antar pribadi maupun insttusi yang terlibat di dalamnya.
Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya
penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun
personal dalam setap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan
sekitar. Dengan adanya prinsip tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan
harus bertanggung jawab atas tndakan dan kegiatan bisnisnya yang mempunyai
pengaruh atas orang-orang tertentu, masyarakat, serta lingkungan dimana
perusahaan itu beroperasi. Maka, secara negatf itu berart suatu perusahaan
harus menjalankan kegiatan bisnisnya sedemikian rupa sehingga tdak merugikan
pihak-pihak tertentu dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Adityahadi. (2015). Ngerinya Pelanggaran Privasi yang Dilakukan GO-JEK dan


GrabBike Terhadap
Penumpang Mereka. Aitinesia. Tersedia dalam
http://aitnesia.com/ngerinya-pelanggaran-privasi-yang-dilakukan-GO-
JEK-dan-grabbike-terhadap-penumpang-mereka/

Admin. (2015). GO-JEK Tidak Sesuai Dengan Peraturan. Ilegal kah. Tersedia dalam
http://www.sindikat.co.id/blog/GO-JEK-tdak-sesuai-dengan-peraturan-
ilegal-kah

Admin. (2016). Kapolda Metro Jaya: 83 Sopir Taksi dan Go-Jek Diperiksa. Tersedia
dalam
http://lintasgojek.blogspot.co.id/2016/03/kapolda-metro-jaya-83-sopir-
taksi-dan.html

Ariyant, Fiki. (2015). Kementerian Keuangan Incar Pajak GO-JEK. Liputan 6.


Tersedia dalam
http://bisnis.liputan6.com/read/2260881/kementerian-keuangan-incar-
pajak-GO-JEK

Maulana, Aqmal. (2016). Kemenhub: Uber dan GrabCar Diatur, GO-JEK Nant
Dulu. CNN Indonesia.
Tersedia dalam
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160427153444-185-
126988/kemenhub-uber-dan-grabcar-diatur-GO-JEK-nant-dulu/

Prihadi, Susetyo Dwi. (2015). Mulai 16 September Tarif GO-JEK Dihitung per
Kilometer. CNN
Indonesia. Tersedia dalam
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150915224746-185-
78999/mulai-16-september-tarif-GO-JEK-dihitung-per-kilometer/

PT GO-JEK Indonesia. (2016). Tentang GO-JEK. Tersedia dalam https://www.GO-


JEK.com/

Rahadian, Lalu. (2015). Ahok Belum Bisa Jawab Soal Pengaturan GO-JEK. CNN
Indonesia. Tersedia
dalam http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150727130042-20-
68338/ahok-belum-bisa-jawab-soal-pengaturan-GO-JEK/
Ramadhan, Bilal. (2015). GO-JEK Versus Ojek Pangkalan. Republika. Tersedia
dalam
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/15/09/28/nvdoyd330-GO-JEK-versus-ojek-pangkalan

Saputra, Aditya. (2010). Etka Bisnis Dalam Bidang Jasa Transportasi Darat.
Tersedia dalam
https://adieintro.wordpress.com/2010/11/01/etka-bisnis-dalam-bidang-
jasa-transportasi-darat/

S, Tus Rachmawat. (2016). Analisis Etka Bisnis di Perusahaan GO-JEK. Tersedia


dalam
http://rachmawattuss.blogspot.co.id/2016/07/analisis-etka-bisnis-di-
perusahaan-go.html

Anda mungkin juga menyukai