Anda di halaman 1dari 3

RANTAI PENULARAN HIV/AIDS DAN PMS

HIV dalam Katiandagho (2015) hanya dapat ditularkan apabila terjadi kontak langsung dengan
cairan tubuh atau darah. Dosis virus memegang peranan yang sangat penting, makin besar jumlah
virusnya makin besar juga kemungkinan infeksinya. Jumlah virus yang banyak ada dalam darah,
sperma, cairan vagina dan serviks dan cairan otak. Dalam saliva, air mata, urin, keringat dan air
susu hanya ditemukan sedikit sekali.

1. Agent
HIV merupakan virus yang menyebabkan AIDS termasuk Retrovirus yang snagat mudah
mengalami mutase sehingga sulit untuk menemukan obat yang dapat membunuh virus
tersebut. Daya penularan pengidap HIV tergantung pada sejumlah virus yang ada di dalam
darahnya, semakin tinggi atau semakin banyak virus dalam darahnya semakin tinggi daya
penularannya sehingga penyakitnya juga semakin parah. (Katiandagho, 2015)
Agent penyebab PMS adalah virus, bakteriologi, parasite, protozoa atau mikroorganisme
yang dapat menyebabkan PMS dan penularan PMS. HIV merupakan salah satu virus yang
menyebabkan PMS. Bakteriologi yang menyebabkan PMS seperti Nisseria gonorrhoeae,
Chalmydia trachomatis, Nycoplasma homnis, dan bakteria lainnya
2. Portal of Entry
Cara agent masuk ke dalam tubuh Host adalah melalui cairan tubuh penderita, jarum suntik
yang terinfeksi oleh agent, menginfeksi sel darah dan menghancurkan sistem pertahanan
tubuh penderita dengan memperbanyak diri disetiap jaringan dan sel darah dalam tubuh
manusia.
3. Portal of Exit
Agent menginfeksi tubuh penderita baru melalui cairan tubuh penderita lama, seperti darah,
cairan sperma, cairan vagina, cairan luka seseorang yang tertempel oleh penderita ke orang
sehat, transfuse darah, jarum suntik.
4. Reservoir / Host
Host penyakit HIV/AIDS dan PMS adalah manusia dari berbagai negara.
5. Susceptible
Populasi yang rentan terkena penyakit PMS dan HIV/AIDS adalah para pekerja seks ,
(PSK), wanita usia subur dan pasangan usia subur, penerima donor darah, bayi yang
dilahirkan dan disusui dari ibu penderita. Pada tahun 2000 diperikaran Virus AIDS menular
pada 110 juta orang dewasa dan 110 juga anak-anak. Hampir 50% dari 110 juta orang itu
adalah remaja dan dewasa muda usia 13-25 tahun. (Katiandagho,2015)

Pencegahan :
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer terhadap penyakit HIV/AIDS dan PMS adalah melkaukan promosi
kesehatan, ditujukan untuk meningkatkan pengatahuan yang benar dan komprehensif
terhadap penularan HIV dan menghilangkan stigma diskriminasi. (UU No.21 tahun 2013
tentang Penanggulangan HIV dan AIDS). Promosi kesehatan dilakukan pada seluruh
masyarakat, murid sekolah atau kalangan remaja. Pencegahan dengan penyediaan
konseling HIV, dan tidak melakukan hubungan seksual. Vaksinasi dan imunisasi terhadap
virus HIV dan PMS

Pencegahan primer penularan melalui hubungan seksual dengan menggunakan alat


kontrasepsi kondom. Pencegahan penularan HIV melalui hubungan seksual dengan empat
kegiatan yang terintergrasi meliputi :
a. Peningkatan peran pemangku kepentingan
b. Intervensi perubahan perilaku
c. Manajemen pasokan perbekalan kesehatan pencegahan dan
d. Penatalaksanaan Ims
Penegahan penularan HIV non seksual sebagaimana dimaksud ayat 1 UU no. 21 tahun
2013 adalah :
a. Uji saringan darah pendonor
b. Pencegahan infeksi HIV pada tindakan medis dan non media yang melukai tubuh
c. Pengurangan dampak buruk pada pengguna napza suntik.
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya dengan penularan HIV pada perempuan
usia produktif, pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan adalah denan pemeriksaan laboratorium
terhadap hasil tes darah, deteksi dini atau pemeriksaan diagnosis oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan, penggunaan kondom dalam melakukan hubungan seksual.
Pada ibu hamil dilkaukan screening, pencegahan persalinan pervaginam, dan tidak
menyusui bayinya untuk mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu ke bayi.

3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dilakukan dengan pengobatan bagi penderita HIV / AIDS dengan
pengobatan ARV, dan pengobatan antibiotic bagi penderita PMS. Pengobatan ARV
diberikan setelah mendapatkan konseling, mempunyai pengingat minum obat (PMO) dan
pasien setuju patuh terhadap pengobatan seumur hidup.
Rehabilitasi pada kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS dilakukan
terhadap setiap pola transmisi penularan HIV pada populasi kunci
terutama pekerja seks dan Pengguna Napza Suntik. Rehabilitasi pada kegiatan
Penanggulangan HIV dan AIDS dilakukan melalui rehabilitasi medis dan social.
Rehabilitasi pada populasi kunci pekerja seks sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) UU No. 21 Tahun 2013 dilakukan dengan cara pemberdayaan ketrampilan
kerja dan efikasi diri yang dapat dilakukan oleh sektor sosial, baik Pemerintah
maupun masyarakat. Rehabilitasi pada populasi kunci pengguna napza suntik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara rawat jalan, rawat inap dan program pasca
rawat sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. (UU No. 21 Tahun 2013)
DAFTAR PUSTAKA
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/69_PMK%20No.%2021%20ttg%20Penanggula
ngan%20HIV%20dan%20AIDS.pdf UU No.21 Tahun 2013 TENTANG
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

Kantidagho, Desmon, 2015, EPIDEMIOLOGI HIV-AIDS. In Media Anggota IKAPI.


Bogor.

Anda mungkin juga menyukai