Anda di halaman 1dari 14

OBAT YANG TIDAK TERSEDIA DI RS BHAYANGKARA WAHYU

TUTUKO BOJONEGORO
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RS BHAY. TK. IV
BOJONEGORO /XI/2015 - 1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR PROSEDUR KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


OPERASIONAL MEI 2015 BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

1. Definisi Obat yang tidak tersedia di RS Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro


adalah ketidakadaan persediaan obat dan bahan habis pakai yang
terjadi di Instalasi Farmasi akibat keterlambatan kedatangan barang di
IFRS atau ketidakadaan persediaan di pabrik Farmasi atau Pabrik Besar
Farmasi (PBF).

2. Tujuan Sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan obat di RS Bhayangkara


Wahyu Tutuko Bojonegoro.

3. Kebijakan 1. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 58 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Farmasi.

4. Prosedur 1. Ka Instalasi Farmasi menghubungi Dokter penulis resep untuk


memberitahukan bahwa obat tersebut terjadi kekosongan di Instalasi
Farmasi.
2. Ka Instalasi Farmasi mengkonsultasikan kepada dokter apakah obat
tersebut bisa diganti dengan obat generiknya.
3. Ka Instalasi Farmasi mengkonsultasikan kepada dokter apakah obat
tersebut bisa digantikan dengan obat yang sejenis atau segolongan.
4. Apabila Dokter merekomendasikan, Ka Instalasi Farmasi segera
menggantikan obat sesuai dengan yang direkomendasikan oleh
Dokter.
OBAT YANG TIDAK TERSEDIA DI RS BHAYANGKARA WAHYU
TUTUKO BOJONEGORO
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RS BHAY. TK. IV
BOJONEGORO /XI/2015 - 2/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR PROSEDUR KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


OPERASIONAL MEI 2015 BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

4. Prosedur
5. Apabila Dokter tidak merekomendasikan untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan, Instalasi Farmasi membuatkan Turunan
Resep/Copy Resep untuk dibelikan petugas resep luar di RS
Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro atau pasien bisa
membeli di luar sesuai dengan keinginan pasien dengan
petunjuk dari petugas Instalasi Farmasi dimana adanya
obat/alkes yang harus dibeli.
6. Obat pasien yang tidak tersedia di Rumah Sakit, akan dibelikan
petugas Instalasi Farmasi di luar RS Bhayangkara Wahyu Tutuko
Bojonegoro maka obat tersebut dikenakan tambahan 10 % dari
harga obat semula.

5. Terkait 1. Dokter
2. Petugas Instalasi Farmasi RS. Bhayangkara Wahyu Tutuko
Bojonegoro.
PEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
DI RS. BHAYANGKARA WAHYU TUTUKO BOJONEGORO

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS. BHAY. TK.IV
BOJONEGORO
/V/2015 - 1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR MEI 2015 KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


PROSEDUR BOJONEGORO
OPERASIONAL

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

1. Definisi Pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah melakukan


pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah
mengalami kadaluarsa.

2. Tujuan Sebagai acuan Instalasi Farmasi dalam memberikan pelayanan yang


bermutu di Rumah Sakit Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro.

3. Kebijakan Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah mengalami kadaluarsa
di Rumah Sakit Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro.

4. Prosedur 1. Melakukan inventarisasi sediaan farmasi


dan alat kesehatan yang akan dimusnahkan.
2. Menyiapkan adminitrasi (berupa laporan
dan Berita Acara Pemusnahan Sediaan Farmasi dan alat
kesehatan).
3. Menetapkan jadwal, metoda dan tempat
pemusnahan.
4. Melakukan pemusnahan disesuaikan
dengan jenis dan bentuk sediaan.
PEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
DI RS. BHAYANGKARA WAHYU TUTUKO BOJONEGORO

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RS. BHAY. TK.IV
BOJONEGORO
/V/2015 - 2/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR MEI 2015 KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


PROSEDUR BOJONEGORO
OPERASIONAL

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

4. Prosedur 5. Membuat laporan pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan


yang sekurang-kurangnya memuat :
Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan sediaan
farmasi dan alat kesehatan.
Nama dan jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan
yang dimusnahkan
Nama Apoteker pelaksana pemusnahan sediaan farmasi
dan alat kesehatan
Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan sediaan
farmasi dan alat kesehatan
6. Membuat laporan pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan
yang ditanda tangani oleh Apoteker dan saksi dalam pelaksanaan
pemusnahan.
5. Terkait 1. Kasubbid Jangmedum
2. Kaur Jangmed
3. Ka Instalasi Farmasi
4. Staf Instalasi Farmasi
5. Ka IPKL
PERMINTAAN KEBUTUHAN OBAT DI INSTALASI FARMASI
RS BHAYANGKARA WAHYU TUTUKO BOJONEGORO
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

RS BHAY. TK. IV /V/2015 - 1/2


BOJONEGORO

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR PROSEDUR KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


OPERASIONAL MEI 2015 BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

1. Definisi Adalah tata cara permintaan obat yang dilakukan oleh Instalasi
Farmasi untuk kebutuhan obat pasien di RS Bhayangkara Wahyu
Tutuko Bojonegoro.

2. Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan obat di Instalasi Farmasi sebelum stok


obat yang ada habis maupun obat yang sudah habis agar dalam
pelayanan data berjalan lancar.

3. Kebijakan 1. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Farmasi.

4. Prosedur 1. Ka Instalasi Farmasi mengevaluasi dan mencatat kebutuhan


obat yang habis dan hampir habis pada setia akhir seminggu
untuk kebutuhan obat seminggu berikutnya.
2. Membuat nota dinas rencana kebutuhan obat untuk seminggu
berikutnya dengan berkoordinasi dengan Kaur Jangmed.
3. Rencana kebutuhan obat dikirim ke Karumkit sesuai formulir
(mengetahui Kasubbid Jangmedum).
4. Karumkit membuat disposisi kepada Kasubbag Renmin untuk
ditindaklanjuti.
5. Kasubbag Renmin menugaskan personel Banum Urmin untuk
membuatkan surat pesanan obat ke perusahaan supplier obat.
6. Perusahaan supplier obat mengirim pesanan ke personel
Banum Urmin.
7. Personel Banum Urmin dan panitia penerima hasil pekerjaan RS.
Bhayangkara Wahyu Tutuko Bojonegoro, menerima obat yang
datang dan mengecek kesesuaian obat yang datang dengan
surat pesanan kemudian personil Banum Urmin menyalurkan
obat ke Instalasi Farmasi sesuai pesanan.
8. Ka Instalasi Farmasi melakukan pengecekan terhadap obat
yang datang disesuaikan dengan rencana kebutuhan.
PERMINTAAN KEBUTUHAN OBAT DI INSTALASI FARMASI
RS BHAYANGKARA WAHYU TUTUKO BOJONEGORO
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RS BHAY. TK. IV
BOJONEGORO /V/2015 - 2/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR PROSEDUR KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


OPERASIONAL MEI 2015 BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

4. Prosedur 9. Perusahaan supplier obat membuatkan faktur tagihan obat yang


akan jatuh tempo kepada Rumah Sakit.
10. Sebelum faktur tagihan obat diteruskan ke Karumkit, Panitia
pengadaan barang dan jasa akan meneliti kelengkapan berkas
tagihan obat beserta tanggal jatuh temponya.
11. Bila berkas tagihan obat sudah lengkap dan sudah jatuh tempo,
Urusan Keuangan membuatkan nota dinas faktur tagihan obat
kepada Karumkit.
12. Karumkit membuat disposisi nota dinas faktur tagihan obat
kepada urusan keuangan untuk dibayarkan tagihannya.
13. Urusan keuangan membayarkan tagihan obat yang jatuh tempo
kepada supplier.

5. Terkait 1. Kasubbid Jangmedum


2. Kaur Jangmed
3. Ka Instalasi Farmasi
4. Matkes
PENDELEGASIAN PENGOPLOSAN OBAT
DARI FARMASI KEPADA PERAWAT
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RS BHAY. TK. IV
BOJONEGORO /XII/2015 - 1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR PROSEDUR KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


OPERASIONAL November 2015 BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

1. Definisi Pengoplosan obat adalah pengenceran / pencampuran obat menjadi


konsentrasi yang diinginkan sesuai kebutuhan pasien.
2. Tujuan Menjamin tersedianya obat sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Kebijakan 1. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Farmasi.
3. Prosedur ini menetapkan pendelegasian kegiatan pengoplosan
obat dari farmasis ke perawat berdasarkan SKEP Karumkit:
KEP/ / /2015
4. Prosedur 1. Petugas farmasis menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis
pada resep dokter.
2. Perawat menerima obat dari Farmasis kemudian melakukan
double check untuk obat High Alert termasuk obat LASA.
Pengecekan pertama harus dilakukan oleh perawat yang
menerima obat. Pengecekan kedua akan dilakukan oleh perawat
lainnya. (perawat tidak boleh sama dengan pengecek pertama).
Perawat melakukan pengecekan ganda di saat pelaporan
pergantian jaga atau saat melakukan transfer pasien.

PENDELEGASIAN PENGOPLOSAN OBAT


DARI FARMASI KEPADA PERAWAT
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

RS BHAY. TK. IV /XII/2015 - 2/2


BOJONEGORO

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR PROSEDUR KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


OPERASIONAL November 2015 BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

4. Prosedur 3. Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda /


verifikasi oleh orang kedua dilakukan pada kondisi seperti
berikut:
a. setiap akan memberikan injeksi obat.
b. untuk infuse
1. saat terapi inisial.
2. saat terdapat perubahan konsentrasi obat.
3. saat pergantian bolus.
4. saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien.
5. setiap terjadi perubahan dosis obat.
4. Perawat menyiapkan / mengoplos obat sesuai dengan perintah
dokter berdasarkan dosis standard.
5. Unit Terkait 1. Instalasi Farmasi.
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Rawat Jalan.

PENDELEGASIAN PENGOPLOSAN OBAT


DARI FARMASI KEPADA BIDAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

RS BHAY. TK. IV /XII/2015 - 1/2


BOJONEGORO

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR PROSEDUR KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


OPERASIONAL November 2015 BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

1. Definisi Pengoplosan obat adalah pengenceran / pencampuran obat menjadi


konsentrasi yang diinginkan sesuai kebutuhan pasien.
2. Tujuan Menjamin tersedianya obat sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Kebijakan 1. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Farmasi.
3. Prosedur ini menetapkan pendelegasian kegiatan pengoplosan
obat dari farmasis ke bidan berdasarkan SKEP Karumkit:
KEP/ / /2015
4. Prosedur 1. Petugas farmasis menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis
pada resep dokter.
2. Bidan menerima obat dari Farmasis kemudian melakukan double
check untuk obat High Alert termasuk obat LASA. Pengecekan
pertama harus dilakukan oleh Bidan yang menerima obat.
Pengecekan kedua akan dilakukan oleh Bidan lainnya. (Bidan
tidak boleh sama dengan pengecek pertama). Bidan melakukan
pengecekan ganda di saat pelaporan pergantian jaga atau saat
melakukan transfer pasien.

PENDELEGASIAN PENGOPLOSAN OBAT


DARI FARMASI KEPADA BIDAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RS BHAY. TK. IV
BOJONEGORO /XII/2015 - 2/2
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh,

STANDAR PROSEDUR KARUMKIT BHAY. WAHYU TUTUKO


OPERASIONAL November 2015 BOJONEGORO

dr. BAYU DHARMA SHANTI, Sp.PD


KOMISARIS POLISI NRP 75081283

4. Prosedur 3. Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda /


verifikasi oleh orang kedua dilakukan pada kondisi seperti
berikut:
a. setiap akan memberikan injeksi obat.
b. untuk infuse
1. saat terapi inisial.
2. saat terdapat perubahan konsentrasi obat.
3. saat pergantian bolus.
4. saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien.
5. setiap terjadi perubahan dosis obat.
4. Bidan menyiapkan / mengoplos obat sesuai dengan perintah
dokter berdasarkan dosis standard.
5. Unit Terkait 1. Instalasi Farmasi.
2. Instalasi Rawat Inap.
3. Instalasi Rawat Jalan.

Anda mungkin juga menyukai