Print CHF
Print CHF
1
Secara skematis, urutan
2.1 Congestive heart failure perjalanan darah dalam sirkulasinya
2.1.1 Anatomi dan Fisiologis Jantung pada manusia, yaitu : Darah dari seluruh
Secara anatomi ukuran tubuh bertemu di muaranya pada vena
jantung sangatlah variatif. Beberapa cava superior dan inferior pada jantung
referensi, ukuran jantung manusia bergabung di Atrium kanan masuk ke
mendekati ukuran kepalan tangan atau ventrikel kiri arteri pulmonalis ke paru
dengan ukuran panjang kira-kira 5" keluar dari paru melalui vena
(12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). pulmonalis ke atrium kiri (darah yang
Jantung terletak di belakang tulang kaya O2) masuk ke ventrikel kiri,
sternum, tepatnya di ruang mediastinum kemudian dipompakan kembali ke
diantara kedua paru-paru dan bersentuhan seluruh tubuh melalui aorta. Keluar
dengan diafragma. Bagian atas jantung masuknya darah, ke masing-masing
terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 ruangan, dikontrol juga dengan peran 4
dari jantung berada disebelah kanan dari buah katup di dalamnya, yaitu :
midline sternum, 2/3 nya disebelah kiri 1. Katup trikuspidal (katup yang
dari midline sternum. Sedangkan bagian terletak antara atrium kanan dan
apek jantung di interkostal ke-5 atau ventrikel kanan).
tepatnya di bawah puting susu sebelah 2. Katup mitral (katup yang terletak
kiri. Jantung di bungkus oleh sebuah antara atrium kiri dan ventrikel kiri).
lapisan yang disebut lapisan perikardium, 3. Katup pulmonalis (katup yang
di mana lapisan perikardium ini di bagi terletak antara ventrikel kanan ke
menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan fibrosa, arteri pulmonalis).
lapisan parietal dan lapisan visceral. 4. Katup aorta (katup yang terletak
antara ventrikel kiri ke aorta).
Arteri koroner adalah arteri yang
bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan
oksigen dan elektrolit sangat penting sekali
agar jantung bisa bekerja sebagaimana
fungsinya. Apabila arteri koroner mengalami
pengurangan suplainya ke jantung atau yang di
sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan
terganggunya fungsi jantung sebagaimana
mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami
sumbatan total atau yang disebut dengan
serangan jantung mendadak atau miokardiac
infarction dan bisa menyebabkan kematian.
Begitupun apabila otot jantung dibiarkan
dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung
dengan serangan jantung juga atau miokardiac
infarction. Arteri koroner adalah cabang
pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara
arteri koroner berada dekat dengan katup aorta
Jantung dibagi menjadi 2 bagian ruang, atau tepatnya di sinus valsava. Arteri koroner
yaitu : Atrium (serambi) dan Ventrikel (bilik). dibagi dua,yaitu: Arteri koroner kanan dan
Karena atrium hanya memompakan darah Arteri koroner kiri.
dengan jarak yang pendek, yaitu ke ventrikel,
maka otot atrium lebih tipis dibandingkan 2.1.2 Definisi Gagal Jantung
dengan otot ventrikel. Ruang atrium dibagi Gagal jantung adalah suatu
menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri, sindroma klinis yang kompleks yang
demikian halnya dengan ruang ventrikel, disebabkan oleh kelainan struktur dan
dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan fungsional jantung sehingga terjadi
ventrikel kiri. gangguan pada ejeksi dan pengisian. Pada
keadaan ini jantung tidak lagi mampu
2
memompa darah secara cukup ke jaringan kiri atau gagal jantung kanan dan gagal
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme low output atau high output.
tubuh.
Gagal jantung kongestif adalah Tabel 1. Penyebab gagal jantung
ketidakmampuan jantung untuk Jantung kiri primer Jantung kanan
memompa darah dalam jumlah yang Penyakit primer
cukup untuk memenuhi kebutuhan jantung Gagal
jaringan terhadap oksigen dan nutrient iskemik jantung kiri
dikarenakan adanya kelainan fungsi Penyakit Penyakit
jantung yang berakibat jantung gagal jantung pulmonari
memompa darah untuk memenuhi hipertensi kronik
kebutuhan metabolisme jaringan dan atau Penyakit Stenosis
kemampuannya hanya ada kalau disertai katup aorta katup
peninggian tekanan pengisian ventrikel Penyakit pulmonal
kiri. katup mitral Penyakit
Miokarditis katup
Kardiomiop trikuspid
ati Penyakit
2.1.3 Epidemiologi jantung
Amyloidosis
Menurut National Heart Lung and Blood kongenital
jantung
Institute insidensi penyakit gagal jantung (VSD,PDA
semakin meningkat setiap tahun dan rata-rata 5 )
juta penduduk United States menderita gagal
Hipertensi
jantung. Penyakit gagal jantung adalah puncak
pulmonal
hospitalisasi yang utama dikalangan pasien
Embolisme
U.S yang berumur lebih daripada 65 tahun dan
paru massif
menyebabkan lebih kurang 300,000 kematian
dalam setahun (Goldberg, 2010). Walaupun
perbaikan dalam terapi, angka kematian pada Gagal output rendah Gagal output tinggi
pasien dengan gagal jantung tetap sangat Kelainan Inkompeten
tinggi. Pembaruan 2010 dari American Heart miokardium si katup
Association (AHA) memperkirakan bahwa Penyakit Anemia
terdapat 5,8 juta orang dengan gagal jantung di jantung Malformasi
Amerika Serikat pada tahun 2006 dan juga iskemik arterioveno
terdapat 23 juta orang dengan gagal jantung di Kardiomiop us
seluruh dunia ati Overload
Amyloidosis volume
2.1.4 Etiologi Aritmia plasma
Ada beberapa penyebab Peningkatan
dimana fungsi jantung dapat terganggu. tekanan
Yang paling sering menyebabkan pengisian
kemunduran dari fungsi jantung adalah Hipertensi
kerusakan atau berkurangnya sistemik
kontraktilitas otot jantung, iskemik akut Stenosis
atau kronik, meningkatnya resistensi
katup
vaskuler dengan hipertensi, atau adanya
Semua
takiaritmia seperti atrial fibrilasi (AF).
menyebabka
Penyakit jantung koroner adalah
n gagal
yang paling sering menyebabkan penyakit
ventrikel
miokard, dan 70% akan berkembang
kanan
menjadi gagal jantung. Masing -masing
disebabkan
10% dari penyakit jantung katup dan
penyakit
kardiomiopati akan menjadi gagal jantung
paru
juga. Penyebab dari gagal jantung dapat
sekunder
diklasifikasikan berdasarkan gagal jantung
3
Sumber: Concise Pathology 3rd Edition perikardium, perikarditif konstriktif,
atau stenosis AV), peningkatan
Gagal jantung kongestif dapat mendadak after load.
disebabkan oleh :
1. Kelainan otot jantung 6. Faktor sistemik
Gagal jantung sering terjadi pada Terdapat sejumlah besar faktor
penderita kelainan otot jantung, yang berperan dalam perkembangan dan
disebabkan menurunnya kontraktilitas beratnya gagal jantung. Meningkatnya
jantung. Kondisi yang mendasari laju metabolisme (misal : demam,
penyebab kelainan fungsi otot tirotoksikosis ), hipoksia dan anemia
mencakup aterosklerosis koroner, memerlukan peningkatan curah jantung
hipertensi arterial, dan penyakit untuk memenuhi kebutuhan oksigen
degeneratif atau inflamasi. sistemik. Hipoksia dan anemia juga
2. Aterosklerosis koroner dapat menurunkan suplai oksigen ke
mengakibatkan disfungsi jantung. Asidosis respiratorik atau
miokardium karena terganggunya aliran metabolik dan abnormalitas elektrolit
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dapat menurunkan kontraktilitas jantung
dan asidosis (akibat penumpukan asam 2.1.5 klasifikasi
laktat). Infark miokardium (kematian Klasifikasi Gagal Jantung berdasarkan New
sel jantung) biasanya mendahului York Heart Association (NYHA).
terjadinya gagal jantung. Peradangan Tabel 2. Klasifikasi gagal jantung
dan penyakit miokardium degeneratif berdasarkan NYHA
berhubungan dengan gagal jantung Klasifikasi Fungsional NYHA
karena kondisi yang secara langsung (Klasifikasi berdasarkan Gejala dan
merusak serabut jantung menyebabkan Aktivitas Fisik)
kontraktilitas menurun. Kelas Tidak ada pembatasan aktivitas
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal I fisik. Aktivitas sehari hari
Meningkatkan beban kerja tidak menyebabkan kelelahan,
jantung dan pada gilirannya palpitasi atau sesak nafas.
mengakibatkan hipertrofi serabut otot Kelas Sedikit pembatasan aktivitas
jantung (peningkatan afterload), II fisik. Berkurang dengan
mengakibatkan hipertropi serabut otot istirahat, tetapi aktivitas sehari
jantung. Efek tersebut (hipertropi hari menyebabkan kelelahan,
miokard) dianggap sebagai kompensasi palpitasi atau sesak nafas.
karena meningkatkan kontraktilitas Kelas Adanya pembatasan yang
jantung, karena alasan yg tidak jelas III bermakna pada aktivitas fisik.
hipertropi otot jantung dapat berfungsi Berkurang dengan istirahat,
secara normal, akhirnya terjadi gagal tetapi aktivitas yang lebih
jantung. ringan dari aktivitas sehari
4. Peradangan dan penyakit myocardium hari menyebabkan kelelahan,
degeneratif, palpitasi atau sesak nafas.
berhubungan dengan gagal jantung Kelas Tidak dapat melakukan
karena kondisi ini secara langsung IV aktivitas sehari hari tanpa
merusak serabut jantung, menyebabkan adanya kelelahan. Gejala
kontraktilitas menurun. terjadi pada saat istirahat. Jika
5. Penyakit jantung lain melakukan aktivitas fisik,
Gagal jantung dapat terjadi keluhan akan semakin
sebagai akibat penyakit jantung yang meningkat.
sebenarnya, yang secara langsung
mempengaruhi jantung. Mekanisme
yang biasanya terlibat mencakup Klasifikasi Derajat Gagal Jantung berdasarkan
gangguan aliran darah yang masuk
American College of Cardiology dan American
jantung (stenosis katup semiluner), Heart Association.
ketidak mampuan jantung untuk
mengisi darah (tamponade,
4
Tabel 3. Tahapan Gagal Jantung Gagal jantung yang dihasilkan dari
berdasarkan ACC/AHA abnormalitas pengosongan ventrikel
Tahapan Gagal Jantung berdasarkan ACC/AHA (karena gangguan kontraktilitas atau
kelebihan
(Derajat Gagal Jantung berdasarkan struktur dan kerusakan afterload) disebut disfungsi
otot jantung)
sistolik, sedangkan gagal jantung yang
Tahap A dikarenakan
Risiko tinggi berkembang menjadi gagal oleh ada
jantung, tidak abnormalitas
dijumpai relaksasi
diastol atau pengisian ventrikel disebut
abnormalitas struktural dan fungsional, tidak ada tanda atau gejala.
disfungsi diastolik.
Pada dasarnya terdapat perbedaan
antara gagal jantung sistolik dengan gagal
Tahap B jantung yang
Berkembangnya kelainan struktural jantung diastolik. Gagal jantung
berhubungan sistolik
erat dengan
disebabkan oleh
perkembangan gagal jantung, tetapi tanpa gejala atau tanda.meningkatnya volume,
gangguan pada miokard, serta
meningkatnya tekanan. Sehingga pada
gagal jantung sistolik, stroke volume dan
Tahap C cardiac
Gagal jantung simptomatik berhubungan output
dengan tidakstruktural
kelainan mampu jantung.
memenuhi
kebutuhan tubuh secara adekuat.
Tahap D Kelainan struktural jantung yang berat dan ditandai
Sementara ituadanya
gagal gejala gagaldiastolik
jantung
jantung saat istirahat meskipun dengan terapi yangmeningkatnya
dikarenakan maksimal. kekakuan pada
dinding ventrikel.
5
mengurangi curah sekuncup dan berarti ada peningkatan peregangan
meningkatkan volume residu ventrikel. dari serat otot jantung, lebih optimal
pada filamen aktin dan miosin, dan
Tekanan arteri paru-paru dapat resultannya meningkatkan tekanan
meningkat sebagai respon terhadap pada kontraksi berikutnya. Pada
peningkatan kronis tekanan vena paru. keadaan normal, mekanisme Frank-
Hipertensi pulmonal meningkatkan Starling mencocokan output dari dua
tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. ventrikel.
Serentetan kejadian seperti yang terjadi
pada jantung kiri, juga akan terjadi pada Pada gagal jantung,
jantung kanan, dimana akhirnya akan mekanisme Frank-Starling membantu
terjadi kongesti sistemik dan edema. mendukung cardiac output. Cardiac
output mungkin akan normal pada
Jantung mengkompensasi dengan penderita gagal jantung yang sedang
cara meningkatkan kekuatan kontraksi, beristirahat, dikarenakan terjadinya
meningkatkan ukuran, memompa lebih peningkatan volume ventricular end-
kuat, dan menstimulasi ginjal untuk diastolic dan mekanisme Frank-
mengambil natrium dan air. Penggunaan Starling. Mekanisme ini menjadi tidak
sistem secara berlebihan untuk efektif ketika jantung mengalami
mengkompensasi tersebut menyebabkan pengisian yang berlebihan dan serat
kerusakkan pada ventrikel dan terjadi otot mengalami peregangan yang
remodeling. berlebihan
6
bioavailabilitas NO.
b. Sistem renin angiotensin
aldosteron 3. Remodelling dan hipertrofi ventrikular
Curah jantung yang menurun, akan Model neurohormonal yang
terjadi aktivasi sistem renin- angiotensin telah dijelaskan diatas gagal
aldosteron berkurangnya natrium terfiltrasi menjelaskan progresivitas gagal
yang mencapai makula densa tubulus distal, jantung. Remodeling ventrikel kiri
dan meningkatnya stimulasi simpatis ginjal, yang progresif berhubungan langsung
memicu peningkatan pelepasan renin dari dengan bertambah buruknya
apparatus juxtaglomerular. Renin memecah kemampuan ventrikel kiri di
empat asam amino dari angiotensinogen I, kemudian hari. Proses remodeling
dan Angiotensin -converting enzyme akan mempunyai efek penting pada miosit
melepaskan dua asam amino dari angiotensin jantung, perubahan volume miosit
I menjadi angiotensin II. Angiotensin II dan komponen nonmiosit pada
berikatan dengan 2 protein G menjadi miokard serta geometri dan arsitektur
angiotensin tipe 1, aktivasi reseptor ruangan ventrikel kiri.
angiotensin I akan mengakibatkan Remodeling berawal dari
vasokonstriksi, pertumbuhan sel, sekresi adanya beban jantung yang
aldosteron dan pelepasan katekolamin, mengakibatkan meningkatkan
sementara AT2 akan menyebabkan rangsangan pada otot jantung.
vasodilatasi, inhibisi pertumbuhan sel, Keadaan jantung yang overload
natriuresis dan pelepasan bradikinin. dengan tekanan yang tinggi, misalnya
pada hipertensi atau stenosis
c. Stres oksidatif aorta, mengakibatkan peningkatan
tekanan sistolik yang secara
Pada pasien gagal jantung parallel menigkatkan tekanan pada
terdapat peningkatan kadar reactive sarkomer dan pelebaran pada miosit
oxygen species (ROS). Peningkatan ini jantung, yang menghasilkan
dapat diakibatkan oleh rangsangan hipertrofi konsentrik.
dari ketegangan miokardium, Jika beban jantung didominasi
stimulasi neurohormonal dengan peningkatan volume
(angiotensin II, aldosteron, agonis ventrikel, sehingga meningkatkan
tekanan pada diastolik, yang
kemudian secara seri pada
sarkomer dan kemudian terjadi
pemanjangan pada miosit jantung
dan dilatasi ventrikel kiri yang
mengakibatkan hipertrofi eksentrik.
Homeostasis kalsium merupakan
hal yang penting dalam
perkembangan gagal jantung. Hal
ini diperlukan dalam kontraksi dan
relaksasi jantung.
7
akhir diastolik dalam ventrikel kiri dan Anoreksia dan mual terjadi akibat
volume akhir diastolik dalam ventrikel pembesaran vena dan status vena
kiri meningkat. didalam rongga abdomen.
Tanda dan gejala:
Nokturna: rasa ingin kencing pada
Dispnea: akibat penimbunan cairan malam hari, terjadi karena perfusi
dalam alveoli yang mengganggu renal didukung oleh posisi
pertukaran gas, dapat terjadi saat penderita pada saat berbaring.
istirahat atau dicetuskan oleh
gerakan yang minimal atau sedang. Lemah: akibat menurunnya curah
jantung, gangguan sirkulasi dan
Ortopnea: kesulitan bernapas saat pembuangan produk sampah
berbaring katabolisme yang tidak adekuat
dari jaringan.
Paroximal nokturna dispnea (terjadi
bila pasien sebelumnya duduk lama Bendungan pada vena perifer
dengan posisi kaki dan tangan (jugularis)
dibawah, pergi berbaring ke tempat Gangguan gastrointestinal (perut
tidur) kembung, anoreksia dan nausea)
dan asites.
Batuk: biasa batuk kering dan Perasaan tidak enak pada
basah yang menghasilkan sputum epigastrium.
berbusa dalam jumlah banyak
kadang disertai banyak darah. Gagal Jantung Kongestif
Bila gangguan jantung kiri dan
Mudah lelah: akibat cairan jantung jantung kanan terjadi bersamaan. Dalam
yang kurang, yang menghambat keadaan gagal jantung kongestif, curah
cairan dari sirkulasi normal dan jantung menurun sedemikian rupa
oksigen serta menurunnya sehingga terjadi bendungan sistemik
pembuangan sisa hasil katabolisme. bersama dengan bendungan paru.
8
6. Gallop S3 sternal. Pada HF stadium dini, tekanan
7. Peninggian tekanan vena jugularis vena jugularis dapat normal pada
8. Refluks hepatojugular waktu istirahat namun dapat
meningkat secara abnormal seiring
Kriteria minor dengan peningkatan tekanan abdomen
1. Edema ekstremitas (abdominojugular reflux positif).
2. Batuk malam hari Gelombang v besar mengindikasikan
3. Dispnea deffort keberadaan regurgitasi trikuspid.
4. Hepatomegali C. Ictus cordis
5. Efusi pleura Pemeriksaan pada jantung,
6. Penurunan kapasitas vital 1/3 dari walaupun esensial, seringkali tidak
normal memberikan informasi yang berguna
7. Takikardi (>120/menit) mengenai tingkat keparahan. Jika
kardiomegali ditemukan, maka apex
2. Pemeriksaan Fisik cordis biasanya berubah lokasi
A. Tekanan darah dan Nadi dibawah ICS V (interkostal V)
Tekanan darah sistolik dapat dan/atau sebelah lateral dari
normal atau tinggi pada HF ringan, midclavicular line, dan denyut dapat
namun biasanya berkurang pada HF dipalpasi hingga 2 interkosta dari
berat, karena adanya disfungsi LV apex.
berat. Tekanan nadi dapat berkurang D. Suara jantung tambahan
atau menghilang, menandakan adanya Pada beberapa pasien suara
penurunan stroke volume. Sinus jantung ketiga (S3) dapat terdengar dan
takikardi merupakan tanda nonspesifik dipalpasi pada apex. Pasien dengan
disebabkan oleh peningkatan aktivitas pembesaran atau hypertrophy
adrenergik. Vasokonstriksi perifer ventrikel kanan dapat memiliki denyut
menyebabkan dinginnya ekstremitas Parasternal yang berkepanjangan
bagian perifer dan sianosis pada bibir meluas hingga systole.
dan kuku juga disebabkan oleh S3 (atau prodiastolic gallop) paling
aktivitas adrenergik berlebih. sering ditemukan pada pasien dengan
Pernapasan Cheyne-Stokes disebabkan volume overload yang juga mengalami
oleh berkurangnya sensitivitas pada takikardi dan takipneu, dan seringkali
pusat respirasi terhadap tekanan P CO2. menandakan gangguan
Terdapat fase apneu, dimana terjadi hemodinamika. Suara jantung keempat
pada saat penurunan PO2 arterial dan (S4) bukan indicator spesifik namun
PCO2 arterial meningkat. Hal ini biasa ditemukan pada pasien dengan
merubah komposisi gas darah arterial disfungsi diastolic. Bising pada
dan memicu depresi pusat pernapasan, regurgitasi mitral dan tricuspid biasa
mengakibatkan hiperventilasi dan ditemukan pada pasien.
hipokapnia, diikuti rekurensi fase E. Pemeriksaan paru
apnea. Pernapasan Cheyne-Stokes Ronchi pulmoner (rales atau
dapat dipersepsi oleh keluarga pasien krepitasi) merupakan akibat dari
sebagai sesak napas parah (berat) atau transudasi cairan dari ruang
napas berhenti sementara intravaskuler kedalam alveoli. Pada
B. Jugular Vein Pressure pasien dengan edema pulmoner, rales
Pemeriksaan vena jugularis dapat terdengar jelas pada kedua
memberikan informasi mengenai lapangan paru dan dapat pula diikuti
tekanan atrium kanan. Tekanan vena dengan wheezing pada ekspirasi
jugularis paling baik dinilai jika pasien (cardiac asthma). Jika ditemukan pada
berbaring dengan kepala membentuk pasien yang tidak memiliki penyakit
sudut 300. Tekanan vena jugularis paru sebelumnya, rales tersebut
dinilai dalam satuan cm spesifik untuk CHF. Perlu diketahui
H2O (normalnya 5-2 5+2 cm) bahwa rales seringkali tidak
dengan memperkirakan jarak vena ditemukan pada pasien dengan CHF
jugularis dari bidang diatas sudut kronis, bahkan dengan tekanan
9
pengisian ventrikel kiri yang dari cachexia pada HF tidak diketahui,
meningkat, hal ini disebabkan adanya sepertinya melibatkan banyak faktor
peningkatan drainase limfatik dari dan termasuk peningkatan resting
cairan alveolar. Efusi pleura terjadi metabolic rate; anorexia, nausea, dan
karena adanya peningkatan tekanan muntah akibat hepatomegali kongestif
kapiler pleura dan mengakibatkan dan perasaan penuh pada perut;
transudasi cairan kedalam rongga peningkatan konsentrasi sitokin yang
pleura. Karena vena pleura mengalir bersirkulasi seperti TNF, dan
ke vena sistemik dan pulmoner, efusi gangguan absorbsi intestinal akibat
pleura paling sering terjadi dengan kongesti pada vena di usus. Jika
kegagalan biventrikuler. Walaupun ditemukan, cachexia menandakan
pada efusi pleura seringkali bilateral, prognosis keseluruhan yang buruk.
namun pada efusi pleura unilateral
yang sering terkena adalah rongga 3. Pemeriksaan Laboratorium
pleura kanan. Pemeriksaan laboratorium
F. Pemeriksaan hepar dan hepatojugular dibutuhkan untuk mengetahui sejauh
reflux mana gagal jantung telah
Hepatomegali merupakan tanda mengganggu fungsi-fungsi organ lain
penting pada pasien CHF. Jika seperti : hati, ginjal dan lain-lain.
ditemukan, pembesaran hati biasanya Pemeriksaan hitung darah dapat
nyeri pada perabaan dan dapat menunjukan anemia, karena anemia
berdenyut selama systole jika ini merupakan suatu penyebab gagal
regurgitasi trikuspida terjadi. Ascites jantung output tinggi dan sebagai
sebagai tanda lajut, terjadi sebagai faktor eksaserbasi untuk bentuk
konsekuensi peningkatan tekanan pada disfungsi jantung lainnya.
vena hepatica dan drainase vena pada
peritoneum. Jaundice, juga merupakan 4. Pemeriksaan Penunjang
tanda lanjut pada CHF, diakibatkan
dari gangguan fungsi hepatic akibat a. Radiologi/Rontgen.
kongesti hepatic dan hypoxia
hepatoseluler, dan terkait dengan Pada pemeriksaan rontgen dada
peningkatan bilirubin direct dan ini biasanya yang didapatkan
indirect. bayangan hilus paru yang tebal dan
melebar, kepadatan makin ke pinggir
G. Edema tungkai berkurang, lapangan paru bercak-
Edema perifer merupakan bercak karena edema paru,
manifestasi cardinal pada CHF, namun pembesaran jantung, cardio-thoragic
namun tidak spesifik dan biasanya ratio (CTR) meningkat, distensi vena
tidak ditemukan pada pasien yang paru.
diterapi dengan diuretic. Edema
perifer biasanya sistemik dan b. Pemeriksaan EKG.
dependen pada CHF dan terjadi
terutama pada daerah Achilles dan Dari hasil rekaman EKG ini dapat
pretibial pada pasien yang mampu ditemukan kelainan primer jantung
berjalan. Pada pasien yang melakukan ( iskemik, hipertrofi ventrikel, gangguan
tirah baring, edema dapat ditemukan irama ) dan tanda-tanda faktor pencetus
pada daerah sacral (edema presacral) akut ( infark miocard, emboli paru ).
dan skrotum. Edema berkepanjangan
dapat menyebabkan indurasi dan
c. Ekhokardiografi.
pigmentasi ada kulit.
H. Cardiac Cachexia
Pada kasus HF kronis yang Pemeriksaan ini untuk
berat, dapat ditandai dengan mendeteksi gangguan fungsional serta
penurunan berat badan dan cachexia anatomis yang menjadi penyebab
yang bermakna. Walaupun mekanisme gagal jantung
10
2.1.9 Penatalaksanaan
Farmakologi
1) Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik)
Mengurangi kongestif pulmonal dan edema
perifer, mengurangi gejala volume berlebihan
seperti ortopnea dan dispnea noktural
peroksimal, menurunkan volume plasma
selanjutnya menurunkan preload untuk
mengurangi beban kerja jantung dan
kebutuhan oksigen dan juga menurunkan
afterload agar tekanan darah menurun.
2) Antagonis aldosteron
Menurunkan mortalitas pasien dengan gagal
jantung sedang sampai berat.
3) Obat inotropik
Meningkatkan kontraksi otot jantung dan
curah jantung.
4) Glikosida digitalis
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung
menyebabkan penurunan volume distribusi.
5) Vasodilator (Captopril, isosorbit dinitrat)
Mengurangi preload dan afterload yang
berlebihan, dilatasi pembuluh darah vena
menyebabkan berkurangnya preload jantung
dengan meningkatkan kapasitas vena.
6) Inhibitor ACE
Mengurangi kadar angiostensin II dalam
sirkulasi dan mengurangi sekresi aldosteron
sehingga menyebabkan penurunan sekresi
natrium dan air. Inhibitor ini juga menurunkan
retensi vaskuler vena dan tekanan darah yg
menyebabkan peningkatan curah jantung.
11