Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Nama : 1. Abdul Muhlis { C1G016001 }
2. Adelia Kusuma Ningrum { C1G016002 }
3. Agustini { C1G016003 }
4. Ahmad Afandi { C1G016004 }
5. Alpian Bukhari { C1G016005 }
6. Alya Hayani Izzati { C1G016006 }
7. Amriyan Septepawa { C1G016007 }
8. Ana Mariani { C1G016008 }

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun dan disahkan sebagai salahsatu bukti telah menyelesaikan
praktikum dan syarat untuk mengikuti Respon Akhir.

Mataram, 14 Juni 2017

Penyusun,

Abdul Muhlis Adelia Kusuma N.


NIM.C1G016001 NIM.C1G016002

Agustini Ahmad Affandi


NIM.C1G016003 NIM.C1G016004

Alpian Bukhari Alya Hayani Izzati


NIM.C1G016005 NIM.C1G016006

Amriyan Septepawan Ana Mariani


NIM. C1G016007 NIM.C1G016008

Menyetujui,
Asisten Praktikum

Putri Cahyaning Pertiwi


NIM.C1M014168

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, fan
hidayahnya sehingga Laporan Tetap Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
kita, Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk lebih
memahami lagi tentang Dasar-dasar Ilmu Tanah. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil
praktikum mingguan, kami menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karna itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun,

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL . i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR .. iii
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR TABEL v
BAB I. PENDAHULUAN ...1
1.1. Latar Belakang .1
1.2. Tujuan.................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .. 5
2.1. Kadar Lengas Tanah .. 5
2.2. Tekstur Tanah 6
2.3. Struktur Tanah 7
2.4. Kemasaman Tanah (pH) .8
2.5. Konsistensi Tanah ..9
2.6. Warna Tanah dan Praktikum lapangan 10
BAB III. METODE PRAKTIKUM 13
3.1. Waktu dan Tempat13
3.2. Alat dan Bahan .13
3.3. Prosedur Praktikum ..13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..17
4.1. Kadar Lengas Tanah .17
4.2. Tekstur Tanah ...19
4.3. Struktur Tanah ..20
4.4. Kemasaman Tanah (pH) ...22
4.5. Konsistensi Tanah 23
4.6. Warna Tanah dan Praktikum Lapangan ...25
BAB V. PENUTUP 28
5.1. Kesimpulan ...28
5.2. Saran .30
DAFTAR PUSTAKA .31
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1. Tabel Hasil Percobaan Kadar Lengas .17


Tabel 4.2.1. Tabel Hasil Percobaan Tekstur Tanah .19
Tabel 4.3.1. Tabel Hasil Percobaan Struktur Tanah 20
Tabel 4.4.1. Tabel Hasil Percobaan kemasaman Tanah ( pH ) ...22
Tabel 4.5.1. Tabel Hasil Percobaan konsistensi Tanah ...23
Tabel 4.6.1. Tabel Hasil Percobaan Warna Tanah dan Praktikum Lapangan .25

v
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah
dapat dipelajari melalui beberapa disimplin ilmu yaitu, ilmu kimia tanah, fisika tanah, biologi
tanah, mineralogy tanah, klasifikasi tanah, mikrobiologi tanah, pedologi dan lain-lain.
Komponen-komponen penyusun tanah sepeti bahan organik, mineral, air, dan udara ini
tersusun satu sama lain sehingga membentuk tubuh tanah. Pada umumnya tanah berbeda-
beda disetiap tempat, hal ini dipengaruhi oleh iklim, topografi, bahan induk, dan kandungan
air dalam tanah.
Kadar lengas atau kandungan air yang tedapat didalam tanah ini terikat oleh berbagai
kakas (matriks, osmosis, dan kapiler). Kakas mengikat sejalan dengan peningkatan
permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Satuan untuk
menyatakan kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau persen volume. Lengas sangat
berperan penting dalam proses genesa tanah, keberlangsungan hidup tanaman dan renik
tanah. faktor-fakor yang mempengaruhi kadar lengas tanah adalah iklim, kandungan bahan
orgnik, lempung tanah, dan relief keadaan tanah. Adapun faktor-faktor lain yang
mempengaruhi jenis tanah adalah tekstur tanah dan struktur tanah.
Tekstur tanah adalah perbandingan relief halus kasarnya fraksi-fraksi debu, liat, dan
pasir dalam bentuk persen. Tekstur tanah sangat erat hubungannya degan kekerasan,
permeabilitas, plastisitas, kesuburan dan produtivitas tanah pada daerah tertentu. Suatu kelas
tekstur mempunyai batasan susunan tertentu dari fraksi pasir, debu dan liat. Pembagian kelas
tekstur tanah menurut USDA dibagi menjadi 12 tekstur tanah. Tekstur tanah berfungsi
menentukan tata air di dalam tanah yaitu berupa fenetrasi, kecepatan infiltrasi, kemampuan,
mengikat air dan ini sangat berguna bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah iklim, topografi, dan bahan induk. Tekstur
tanah bersifat fisik, selain tekstur tanah struktur tanah juga bersifat fisik.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu sama lain membentuk agregat dari hasil proses
pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan partikel pasir, debu, dan liat yang disusun
satu sama lain. Stuktur tanah yang baik adalah megandung udara dan air dalam jumlah cukup
dan seimbang serta mantap. Struktur seperti ini hanya terdapat pada ruang pori-pori besar
dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap

1
kekuatan tetesan air hujan. Struktur tanah terdiri dari granular, remah, tiang, prisma, gumpal,
dan lempung. Tanah berstruktur granular dan remah yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan struktur tanah adalah kandungan
bahan organik, aktivitas makhluk hidup, tekstur, prakaran, organisme, bahan induk dan erosi.
Karena struktur dan tekstur tanah termasuk sifat fisik tanah maka pH tanah termasuk sifat
kimia tanah.
Kemasaman tanah adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman yang dimiliki oleh suatu larutan dan didefinisikan sebagai kologaritma
aktivitas ion hydrogen (H+) yang terlarut. Kemasaman pada suatu larutan tanah dikatakan
netral jika mengandung pH=7, tapi jika pHnya kurang dari 7 maka disebut masam atau
sebaliknya jika pH lebih dari 7 maka disebut basa. Skala pH bukanlah skala absolut tapi skala
pH bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pHnya tentukan berdasarkan
persetujun internasional. Kemasaman tanah sangat mempengaruhi status ketersedian dan
kesimbangan unsure hara yang dibutuhkan tanaman karena menentukan mudah tidaknya
unsur- unsur hara diserap tanaman. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah
antara lain bahan induk, pengendapan, vegetasi alami, pertumbuhan tanah, dan kedalaman
tanah. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikan pHnya dengan zat kapur sedangkan tanah
yang terlalu basa dapat turunkan dengan menambahkan zat belarang.
Konsistensi tanah menunjukan daya kohesi butir-butir tanah atau gaya adhesi butir-
butir tanah dengan benda lain . Hai ini di tunjukan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang
akan mengubah bentuk . Gaya tersebut misalnya pencngkulan , pembajakan , dan lain
sebagainya . Tanah yang mempunyai konsistensi baik pada umumnya mudah di olah dan
tidak melekat pada alat pengolah. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga
kondisi yaitu basah,kering ,dan lembab . Konsistensi tanah basah merupakan konsistensi
tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang . Konsistensi lembab merupakan
konsistensi tanah pada kondisi tanah kering udara . Peningkatan konsistensi tanah merupakan
harga mutlakdan sangat peka terhadap keadaan lingkungan . tekanan serta berbagai keuletan
yang mempengaruhi bentuk tanah. Selain menentukan langkah pengolahan tanah yang tepat
konsistensi juga menetukan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman .
Konsistensi mempengaruhi kadar air dan oksigen dalam tanah yang merupakan kebutuhan
sesuai pertumbuhan tanaman.
Warna tanah juga merupakan sifat fisik tanah selain dari struktur dan tekstur tanah.
Warna tanah juga merupakan salah satu air tanah yang jelas dan mudah dilihat. Warna tanah
juga dapat menjadi menunjuk proses pedogenesis yang telah dijalani tanah dan merupakan
2
komponen yang menunjol. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang
dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan
spesifik menyebabkan semakin dominan menentukan warna tanah. Warna tanah dibedakan
berdasarkan tiga faktor dasar berupa komponen warna, yaitu hue, value, dan chroma yang
mendasari penyusun variasi warna pada munsell soil colour chart. Hue adalah warna
spectrum yang dominan sesui dengan panjang glombangnya. Value menunjukan gelap
terangnya warna sesuai dengan banyak sinar yang dipantulkan. Chorma menunjukan
kemurnian atau kekuatan dari warna spectrum (hue).
Penyebab perbedaan warna tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan
organik. Jika tanah mengandung bahan organik yang tinggi maka warna tanah adalah gelap.
Sedangkan jika lapisan tanah, kandungan bahan organik rendah karena warna tanah
dipengaruhi oleh banyaknya dan bentuk senyawa Fe yang didapat. Selain bahan organik
warna tanah juga dipengaruhi oleh iklim dan curah hujan. Dengan menentukan warna tanah
dapat diketahui tanah yang mengandung bahan organik yang cukup untuk pertumbuhan dan
berkembangan tanaman.
Oleh karena itu penting untuk melakukan praktikum lapangan karena dapat
menuntukan kadar lengas tanah, struktur dan tekstur tanah, pH tanah, dan warna tanah.
Dengan mengetahui semua itu maka tanaman akan bisa tumbuh dan berkembang dengan
baik. Apalagi dibidang pertanian diperlukan pengetahuan mengenai kadar lengas, stuktur,
tekstur dan warna tanah serta pH tanah, karena akan membantu perkembangan dan
pertumbuhan tanaman dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara menetapkan kadar lengas contoh
tanah kering udara.
2. Menentukan kelas tekstur tanah secara kualitatif dan kuantitatif.
3. Menghitung kerapatan butir tanah (BJ).
4. Menghitung kerapatan massa tanah (BV).
5. Menghitung porositas tanah.
6. Menentukan pH aktual.
7. Menetapkan batas cair tanah ( BC ).
8. Menetapkan batas lekat tanah ( BL ).
9. Menetapkan batas gulung tanah ( BG ).
3
10. Menetapkan batas berubah warna ( BBW ).
11. a . Menghitung jangka olah tanah (JO).
b . Menghitung Indeks plastisitas (IP).
c . Menghitung persediaan air maksimum (PAM).
12. Menentukan warna tanah.
13. Untuk mempelajari saifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan
dilapangan.
14. Mengetahui kandungan bahan organik.

4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kadar Lengas Tanah


Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak di
permukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor genetis lingkungan,
yakni bahan induk, iklim,organisme hidup (mikroorganisme dan makroorganisme),topografi,
dan waktu yang sangat panjang. Tanah dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya
baik secara fisik, kimia, biologi, maupun morfologinya. Komponen-komponen penyusun
tanah antara lain, bahan organic, mineral, air, dan udara yang tersususn satu sama lain
sehingga membentuk tubuh tanah. Pada umumnya tanah berbeda beda disetiap tempat. Hal
ini dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, topografi, dan organisme yang bekerja didalam
tanah (Hardjowigeno, 1995).
Lengas tanah atau kelembaban tanah merupakan air yang terikat secara adsorbtif pada
permukaan butir-butir tanah. Penyerapan air oleh perakaran tergantung pada persediaan
kelembaban air dalam tanah. Kapasitas simpanan tanah tergantung pada tekstur, kedalaman
dan struktur tanah. Ketersediaan lengas tanah tergantung pada potensial air, distribusi akar,
dan suhu (Asmiwarti, 2010).
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air(moisture) yang terdapat
dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat berupa persen berat
atau persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3 jenis,
yaitu (a) lengas tanah (soil moisture) adalah air dalam bentuk campuran gas (uap air) dan
cairan; (b) air tanah(soil water) yaitu air dalam bentuk cair dalam tanah, sampai lapisan kedap
air, (c) air tanah dalam (ground water) yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada ditanah
bagian dalam. Keadaan kelembaban tanah yang tanahnya tidakmemungkinkan lagi tanaman
menyerap air darinya, sehingga tanaman mengalami kekeringan dan mulailayu (mencapai
titik layu) dan mungkin akan mati kalau tigdak mendapat tamabahan air (Mawardi, 2011).
Beberapa faktor yang memepengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain
anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan
penutup tanah baik organik maupun anorganik. Bahan organik dalam tanah dapat
didefinisikan sebagai sisa-sisa tanaman dan hewan di dalam tanah pada berbagai pelapukan
dan terdir dari organisme yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Didalam tanah, bahan
organik bisa berfungsi dan memperbaiki sifat kimia, fisika, biologi tanah sehingga ada

5
sebagian ahli menyatakan bahwa bahan organik di dalam tanah memiliki fungsi yang tak
tergantikan (Masganti, 2002).
Manfaat mengetahui kadar lengas tanah pada bidang pertanian yaitu untuk
mengetahui kebutuhan air pada tanah yang akan digunakan. Karena air bersifat sebagai
pelarut, maka air dapat melarutkan senyawa-senyawa kimia dalam tanah. Senyawa kimia
yang mudah larut biasanya berupa garam-garam mineral. Hal tersebut akan mempengaruhi
kandungan unsur hara dalam tanha yang akan diserap akar-akar tanaman (Sutanto, 2005).

2.2. Tekstur Tanah


Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga
diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan
memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir,
debu, liat, dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini merupakan hasil riset bertahun-
tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini
umum dikenal adalah pasir, liat, dan lempung ( Buckmandan Brady, 2006 )
Tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik dan kimia serta ineral tanah dapat dibagi
atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran berdasarkan ukuran partikelnyatanpa
melihat komposisi kimia,warna, berat, dan sifat lainnya. Analisis laboratorium yang
mengisahkan hara disebut analisa mekanis. Sebelum analisa mekanis dilaksanakan, contoh
tanah yang kering udara dihancurkan lebih dulu disaring dan dihancurkan dengan ayakan
dibuang. Metode ini merupakan metode hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam
pelaksanaan ( Hakim, 2007 )
Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) ditunjukkan dalam
sebagian butir yang yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan
memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (>2 mm), sebagian besar butir
untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus,
berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus ( Hardjowigeno, 2006 ).
Tanah yang didominasi pasir akan mempunyai banyak pori-pori makro (besar) disebut
lebih poreus, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil)
atau tidak poreus. Hal ini berbanding kebalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas
permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi, atau bahan
lain. Sehingga semakin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya menahan tanah terhadap
ketiga material ini (Ali,2007).

6
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah
terhadap erosi dimana tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap erosi,
karena butiran-butiran yang besar (kasar) tersebut memerlukan lebih banyak tenaga untuk
mengangkat. Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang kuat
sehingga gumpalannya sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi
adalah debu yang pasirnya sangat halus. Oleh karena itu makin halus kandungan debu dalam
tanah, maka tanah menjadi ebih peka terhadap erosi ( mo_full.php).

2.3. Struktur Tanah


Struktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan agregat-agregat tanah satu dengan
yang lainnya sedangkan struktur mikro adalah penyusun butir-butir primer tanah kedalam
butir-butir majemuk/ agregat-agregat yang satu dengan yang lain dibatasi oleh bidang-bidang
belah alami. Struktur tanah menggambarkan cara bersatunya partikel-partikel primer tanah (
pasir,debu,liat) menjadi butir-butir tanah. Agregat yang terbentuk scara alami dinamakan ped.
Struktur tanah dijelaskan dalam bentuk ukuran dan tingkatan perkembangan ped yang
berkembang (Ariyanto,2010).
Menurut bentuk ped, struktur tanah dapat digolongkan dalam bentuk lempeng, prismatic,
kolumnar, kubus menyudut, kubus membulat, kersay, dan remah. Tanah yang tidak
membentuk struktur dapat berupa butiran tnggal atau massif( massa tanah tidak menunjukan
bidang-bidang pemisah). Klasifikasi struktur tanah sangat berkaitan dengan klasifikasi
lapangan yang digunakan bagi pelahanan morfologi tanah (Hardjowigeno,1997).
Secara umum komponen pengklasifikasian tanah meliputi pertama tipe struktur meliputi
bentuk dan susunan agregat, yang kedua kelas tekstur meliputi ukuran, selanjutanya derajat
struktur yaitu kemantapan atau kekuatan agregat. Dengan bentuk yang berbeda seperti
granular, platy, wedge, blocky, prismatic, dan columner. Hal ini terjadi karna gumpalan-
gumpalan dari fraksi tanah, yang direkatkan oleh bahan organic, oksida-oksida besi dan lain-
lain ( Kartasaputra,1997).
Tingkat perkembangan strukturditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan
bentuk struktur tanah tersebut terhadap kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah
tersebut terhadap tekanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi tingkat
perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur), tingkat perkembangan
sedang (butir-butir struktur tanah agaksukar hancur), dan tingkat perkembangan kuat ( butir-
butir struktur tanah sukar hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban
tanah. Tanah dengan permukaan bagus mengandung humus dengan perkembangan yang kuat.

7
Tanah yang kering umumnya mempunyai kemantapan yang lebih tinggi dibandingakan tanah
basah. Jika dalam menentukan kemantapan struktur tidak disebut kelembabannya, tanah
biasanya dianggap mendekati kering (Kartasaputra,1995).
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi struktur tanah seperti lempung dan ion tertukar,
perekat-perekat organic, tanaman dan sisa tanaman, senyawa organic, mikroba, binatang, dan
udara. Tanah harus stabil yaitu agregat-agregatnya harus cukup tahan terhadap benturan
hujan dan air. Kalau tidak demikian tanah akan menjadi hancur, kurang dapat melalukan air,
dan tanah akan cepat jenuh air ( Tjasyono,2008).

2.4. Kemasaman Tanah (pH)


Reaksi tanah atau pH tanah penting dalam menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara
diserap tanaman. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur berancun dan
mempengaruhi perkembangan mikroorganisme seperti bakteri berkembang dengan baik pada
pH 5,5. Jamur dapat berkembang biak pada semua tingkat kemasaman tanah dan bakteri
pengikat nitrogen dengan bakteri nitrifikasi hanya berkembang atau tumbuh dengan baik
pada pH lebih dari 5,5 (Foth,2009).
Penentuan pH tanah dapat ditentukan secara kolorimetrik dan elektrometrik baik di
laboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan pH
meter Backman,sedangkan kolorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau
menggunakan kertas pH, pasta pH dan larutan universal. Pada prinsipnya dikerjakan dengan
membandingkan warna larutan tanah dengan warna larutan standar dari kertas, pasta dan
larutan indikator universal ( Darmawijaya, 2012 )
Reaksi tanah merupakan sifat kimia dari tanah yang mencakup dari berbagai unsur-unsur
dan senyawa, senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentsng keadaan atau
status kimia tanah dimana status kimia merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses.
Proses biologis seperti pada pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti
menunjukkan keadaan kimia tanah dapat disebutkan proses biologis terganggu ( Pairunan,
2010 ).
Sumber kemasaman tanah dalam kandungan bahan-bahan organik dan anorganik.
Ionisasi asam menghasilkan ion H+ yang bebas dalam larutan tanah. Sumber lain dari
kemasaman tanah adalah H+ dan Al3+ yang dapat ditukar dengan koloid tanah. Kemampuan
suatu tanah dalam mempertahankan suatu pH dari perubahan karena terjadinya penambahan
Alkalisatau masam biasa dinamakan sebagai dya sanggah pada tanah ( Hadjowigeno, 2006 ).

8
Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah sebagai media
pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara esensial untuk pertumbuhan.
Tanaman dipengaruhi oleh pH tanah. Reaksi tanah dirumuskan dengan pH = -log [H+].
Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman cadangan (potensial).
Kemasaman aktif disebabkan oleh adanya ion-ion H+ bebas didalam larutan
tanah.ssedangkan kemasaman tanah cadangan disebabkan oleh adanya ion-ion H+ dan Al3+
yang teradsorpsi pada permukaan kompleks adsorpsi ( Sugeng, 2013 ).

2.5. Konsistensi Tanah


Tanah-tanah yang memiliki konsistensi baik umumnya mudah di olah dan tidak melekat
pada alat pengolah tanah . Konsistensi yang besar yaitu keadaan paling kering yang di
sebabkan oleh adanya gaya kohesi konsistensi sedang pada waktu keadaan lembab karena
adanya gaya adhesi . Konsitensi rendan atau sangat rendah apabila keadaan basah atau jenuh
air ( Yuswar,2006).
Terdapat beberapa batas konsistensi di anataranya batas cair , batas lekat , batas gulung,
dan batas berubah warna . Batas cair merupakan kandungan lengas tanah pada saat tanah
dapat mengalir tanpa tekanan dibawah standar getaran . Batas lekat merupakan kandungan
lengas pada saat tanah masih kering yang di basahi secara perlahan dan mulai melekat pada
logam . Batas gulung merupakan kandungan lengas pada mat keliatan mulai terasa dan tanah
dapat di bentuk sesuai dengan yang di kehendaki . Sedangkan batas berubah warna
merupakan kandungan lengas tanah pada asaat pasta mulai kering karena adanya air kapiler (
Susanto, 2005 ).
Konsistensi tanah dapat di definisikan sebagai kekuatan dan daya kohesif alami tanah
serta resistensi tanah terhadap disintegrasi mekanik deformasi dan pemecahan struktur tanah
. Faktor utama yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah adalah tekstur tanah , terutama
kandungan lempungnya dan kondisi kelengasan tanah atau kadar air tanah . Konsistensi tanah
penting untuk menunjukkan dan menetukan cara dalam tanah dan penting bagi penetrasi akar
tanaman di lapisan bawah dan kemaampuan tanah menyimpan lengas ( Mawardi , 2011 ).
Konsistensi tanah menyatakan daya tanah melawan kakas tusuk , deformasi atas kakas
pematahan . Konsistensi tanah merupakan ungkapan mekanik daya ikat anta zarah tanah yang
berkaitan dengan tingkat dan macam kohesi dab adhesi ini berarti konsistensu di pengaruhi
oleh kadar air tanah . Istilah konsistensi tanah menunjukkan pada tarik menarik antar jarak
tanah dalam suatu massa tanah atau menunjuk pada ketahanan terhadap pemisahan atau
perubahan bentuk ( Poerwowidodo , 2001 ).

9
Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhesi antar partikel-partikel tanah .
hal ini di tunjukan oleh ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang di akibatkan
oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah . Tanah-tanah
yangmemiliki konsistensi baik umumnya mudah di olah . Oleh karena itu dapat di temukan
dalam keadaan lembab , basah , dan kering, maka penyifatan konsistensi tanah harus di
sesuaikan dengan keadaan tanah tersebut . Konsistensi tanah dapat di tentukan secara
kualitatif dan kuantitatif . Secara kualitatif dengan cara memijat atau membuat gulungan
sedangkan secara kuantitatif di lakukan dengan cara penentuan angka atterberg ( Nurhidayati
, 2006 ).

2.6. Warna Tanah dan Praktikum Lapangan


Tanah merupakan kumpulan dari benda-benda alam dipermukaan bumi yang
tersusun dari horizon-horizon yang terdiri dari campuran mineral, bahan organik, air, udara,
dan media tumbuh tanaman. Pengolahan tanah pada kandungan air yang tepat dapat
meningkatkan volume pori total air tanah atau dapat mendorong proses strukturisasi tanaman
yang lebih baik. Tanah sangat dibutuhkan dalam kehidupan karena tanah dapat dimanfaatkan
oleh tumbuh-tumbuhan untuk perkembnagan (Hardjwigeno, 1995).
Lengas tanah atau kelembaban tanah merupakan air yang terikat secara adsorbtif
pada permukaan butir-butir tanah. Penyerapan oleh perakaran tergantung pada persediaan
kelembaban air dalam tanah. Kapasitas simpanan tanah tergantung pada tekstur, kedalaman,
dan struktur tana. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air
ketersediaan. Ketersediaan lengas tanah tergantung pada potensial air, distribusi akar, dan
suhu (Asmiwati, 2010).
Tekstur tanah adalah perbandingan berat NISBI fraksi pasir, debu, dan liat dalam
bentuk persen. Tekstur tanah mengacu pada kehalusan dan kekerasan tanah. Tekstur tanah
berfungsi menentukan tata air dalam bentuk penetrasi, kecepatan infiltrasi dan kemampuan
mengikat air. Suatu kelas tekstur mempunyai batasan susunan tertentu dari fraksi pasir, debu,
dan liat dan kelas tekstur tanah dibagi menjadi 12 tekstur menurut USDA. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekstur tanah yaitu bahan organik, bahan induk, iklim, dan cuaca
(Darmawijaya, 1990).
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer
tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut
agregat. Agregat yang terbentuk secara alami disebut ped. Struktur tanah merupakan
gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini menjadi karena butir-butir pasir,

10
debu dan liat terikat seperti bahan organik. Struktur tanah mempunyai beberapa bentuk
seperti granular, remah, gumpal, prisma, tiang, dan lempeng. Tanah yang ideal bagi
pertumbuhan tanaman adalah tanah berstruktur mantap. Struktur tanah yang mantap adalah
granular dan remah karena kemampuannya menahan air, drainase, aerase, perkembangan
akar tanaman, dan tingkat kesuburan tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur tanah
antra lain bahan organik, iklim, jasad renik, dan lempung (Tim Asisten, 2010).
Kemasaman (pH) tanah merupakan sifat kimia tanah yang diartikan sebagai derajat
keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman yang dimiliki oleh suatu
larutan. Kemasaman tanah di definisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hydrogen (H+)
yang terlarut. Kemasaman tanah dikatakan netral jika pH=7, jika pH kurang dari 7 maka
disebut masam, dan sebaliknya jika pH lebih dari 7 maka disebut basa. Kemasaman tanah
ditentukan oleh dinamika ion didalam tanah. Ion yang terdapat dalam suspensi tanah
seimbang dengan ion yang terjerap. Akibat dari prose itu, maka dikenal 2 jenis kemasaman
yaitu kemasaman aktual yang disebabkan oleh ion didalam larutan tanah dan kemasaman
potensial disebabkan oleh ion dan Al yang terjerap pada permukaan yang kompleks jerapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH taah anatra lain, bahan induk, pengendapan, vegetasi
alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah, dan pupuk nitrogen (Yulius, 1997).
Warna tanah merupakan salah satu dari tanah yang jelas dan mudah terlihat bahkan
mungkin sering digunakan untuk mendeskripsikan tanah khususnya orang awam. Warna
tanah juga dapat menjadi penunjuk proses pedogenesis yang telah dijalani tanah dan
komponen tanah yang mnonjol. Dalam banyak kasus kapasitas produksi tanah dapat pula
ditukar berdasarkan warnanya (Foth, 1994).
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah.
Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi
volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan
semakin dominan menentukan warna tanah. Warna tanah dibedakan berdasarkan tiga faktor
dasar berupa komponen warna, yaitu hue, value dan chroma. Yang mendasari penyusun
variasi warna pada kartu-kartu munsell soil colour chart (Hanafiah, 2004)
Penyebab perbedaan warna tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan
kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah
semakin gelap. Warna tanah yang gelap merupakan tanah yang ideal untuk diolah menjadi
media tumbuh tanaman. Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah dan sebagai
indikator dari bahan induk tanah yang baru berkembang, indikator kondisi iklim untuk tanah

11
yang sudah berkembang lanjut, dan indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas
lahan (Madjid, 2007).

12
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa, pukul 08.00-08.50 WITA,bertempat di
laboratorim fisika dan konservasi tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram dan pada
hari minggu dimulai dari pukul 12.30 sampai 15.30 WITA, bertempat di lahan percobaan
Narmada, Lombok barat, NTB.

3.2. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan analitik,
cawan,oven, tabung sedimentasi, rak, karet gelang, plastik, sendok, botol kocok, pengaduk,
pH meter, piknometer,thermometer, botol pemancar air, gelas kimia, tabung ukur, kompor
pemanas, benang wol,casagrande, spatula, munsell soil colour chart, meteran, ember,
cepang atau pisau, dan HP.
bahan-bahan yang dipakai adalah sample tanah, NaOH 1 N, aquades, lilin,air.

3.3. Prosedur Praktikum


Prosedur kerja praktikum ini adalah :
3.3.1. kadar lengas tanah
1. Ditimbang cawan yang kosong, bersih, dan tertutup (a gram).
2. Dimasukan contoh tanah kering udara kedalam cawan. Kira-kira separuh penuh,
kemudian ditimbang (b gram ).
3. Dimasukan cawan yang berisi tanah tersebut ke dakam oven yang sudah diatur
temperaturnya 105 C-110 C, dibiarkan paling sedikit 8 jam.
4. Dikeluarkan dan dibiarkan dingin di luar, kira-kira 5 menit, kemudian ditimbang
(c gram ).
5. Dicatat hasilnya.
3.3.2. tekstur tanah
A. Tekstur tanah kuantitatif
1. Dimasukkan contoh tanah vertisol kedalam tabung sendimentasi pertama.
2. Ditambahkan aquades sampai garis 45 ml kemudian ditutup rapat.
3. Dikocok hingga tanah menjadi larutan.
4. Dibuka tutupnya kemudian didiamkan selama 30 detik.
5. Dituang larutan tabung pertama ke tabung kedua dan biarkan selama 15 detik.

13
6. Dituangkan larutan tabung kedua ke tabung ketiga.
7. Dicatat hasilnya.
B. Tekstur tanah kualitatif
1. Dimasukkan contoh tanah kedalam cawan kosong.
2. Ditambahkan aquades.
3. Diambil tanah tersebut secukupnya pada ibu jari dan telunjuk kemudian di
kuli.
4. Dicatat perkiraan fraksi debu, pasir, dan liat pada tanah tersebut.
3.3.3. struktur tanah
A. kerapatan butir tanah (BJ)
1. Ditimmbang piknometer kosong, bersih, bersumbat (a gram).
2. Di isi piknometer dengan aquades ( diisi penuh ).
3. Ditimbang piknometer berisi air (b gram), di ukur suhunya.
4. Dibuang air dalam piknometer, kemudian di lap hingga kering.
5. Diisi piknometer dengan tanah 5 gram, kemudian di tutup dan
ditimbang (c garm).
6. Dimasukkan aquades kedalam piknometer berisi tanah, kemudian
dikocok.
7. Didiamkan selama 10 menit, kemudianditimbang (d gram).
8. Dihitung nilai BJ.
B. kerapatan massa tanah (BV)
1. Dipanaskan lilin pada suhu 60C.
2. Diambil bongkahan tanah.
3. Diikat dengan benang.
4. Ditimbang bongkahan yang diikat (a gram).
5. Dicelupkan kecairan lilin yang sudah dipanaskan.
6. Diangkat dan dibiarkan dingin.
7. Ditimbang bongkahan tanah yang sudah bercampur lilin (b
gram).
8. Dicelupkan kedalam tabung ukur.
9. Diukur nilai p,q,r di tabung ukur.
3.3.4. kemasaman tanah (pH tanah)
a) Ditimbang contoh tanah vertisol sebanyak 5 gr.
b) Dimasukkan kedalam botol kocok.
14
c) Ditambahkan aquades.
d) Dikocok hingga tanah betul-betul larut selama 10 menit kemudian diamkan
selama 15 detik.
e) Diukur pH tanah dengan pH meter atau pH stick.
3.3.5. konsistensi tanah
A. Batas Cair (BC)
1. Disiapkan 100gr contoh tanah, di masukkan kedalam gelas beaker 500ml di
berikan air lalu aduk sampai merata.
2. Dipindahkan sebagian pasta tanah kedalam cawan casagrande dan di ratakan
sampai ketebalan 1 cm.
3. Dibelah pasta tanah dalam cawan menjadi dua bagian menggunakan pengalur.
4. Diputar engkol pemutar cawan pada casagrande dengan kecepatan dua putaran
perdetik sampai alur pada acawan menyatu sepanjanh 1,27cm.
5. Dicatat jumlah ketukan yag di dapat kemudian ambil contoh tanah sekitar alur
untuk menetapkan kadar lengas secara gravimetrik menggunakan oven pada suhu
105oc selama 48jam.
6. Ditetapkan kadar lengas pada ketukan antara 15-40 ketukan.
7. Diperoleh batas cair dengan menentukan kadar lengas pada 25 ketukan.
B. Batas Lekat (BL)
1. Disiapkan contoh tanah dan di masukkan ke dalam cawan.
2. Ditambahkan aair di aduk sampai merata agar terbentuk pasta yang homogen.
3. Diambil pasta atanah yang di gumpalkan pada tangan kemudian di tusuk dengan
spatula dengan kedalaman 25cm dengan kecepatan 1detik.
4. Diambil tanah yang melekat pada spatula untuk di tetapkan kadar lengasnya
menggukana oven dengan suhu 105-110oc.
C. Batas Gulung (BG)
1. Disiapkan contoh tanah , dimasukkan kedalam glas beaker dan di tambahkan air
sambil di aduk hingga merata.
2. Bola tanah di gulung atas permukaan bidang rata . Pengulian di lakukan dengan
kecepatan 80-90 gerak setengah putaran permenit sampai membentuk pita tanah.
3. Diambil pita tanah untuk menetapkan kadar lengas dengan oven pada suhu 105-
110oc.

15
D. Batas Berubah Warna (BBW)
1. Diratakan sampai tipis dan licin pasta tanah pada permukaan papan menggunakan
pengaduk.
2. Disimpan dari tempat yang bebas dari sinar matahari.
3. Setelah perubahan tanah mencapai lebar 70,5cm bagia yang berubah warna di
angkat dan di ambl bersama dengan bagian yang ada di sampingnya dengan bagia
yang lebiih gelap untuk di tetapkan kadar lengasnya sebagai BBW.

3.3.6. warna tanah


a. Diambil bongkahan tanah dengan permukaan yang asli.
b. Dibandingkan warna tanah dengan warna-warna pada buku munsell soil colour
chart.
c. Dicatat nilae hue, value, dan croma.
d. Dicatat hasilnya.
3.3.7. praktikum lapangan
a. Diambil profil tanah, kemudian ditentukan horizon yang ada.
b. Diukur kedalaman tanah secara keseluruhan dari dasar tanah sampai permukaan
tanah.
c. Diukur ketebalan setiap lapisan horizon tanah.
d. Diambil contoh tanah pada setiap lapisan horizon, lalu dibasahi tanah terebut dan
menguli, setelah itu ditentukan tekstur dan kelas tekstur tanah tersebut.
e. Diambil gumpalan tanah kemudian ditentukan strukturnya.
f. Diambil contoh tanah pada setiap horizon dan ditambahkan H20 untuk mengetahui
pH aktual yang diendapkan kemudian dimasukan pH stick untuk mengetahui pH
tanah.
g. Diambil contoh tanah setiap horizon dan ditambahkan H2O untuk mengetahui
kandungan bahan organik.
h. Diambil contoh tanah setiap horizon untuk ditentukan warna tanah tersebut.
i. Dicatat hasilnya.

16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Kadar Lengas Tanah


4.1.1 Tabel hasil percobaan kadar lengas tanah
Sampel %Kadar
a gram b gram c gram
Tanah Lengas
LOTENG 15,5 19,33 19,13 5,95
NARMADA 17,36 21,38 21,20 4,68
4.1.2 Analisis Data
a. Tanah Loteng
kadar lengas = [ b c : c a ] x 100 %
= [ 19,33 19,13 : 19,13 15,5 ] x 100 %
= [ 0,2 : 3,6 ] x 100 %
= 5,51 %
b. Tanah Narmada
kadar lengas = [ b c : c a ] x 100 %
= [ 21,38 21,20 : 21,20 17,36 ] x 100 %
= [ 0,18 : 3,8 ]
= 4,69 %
4.1.3. Pembahasan
Tanah merupakan komponen bagian dari penyusun lahan yang ada pada
kerak bumi. Tanah sangat dibutuhkan dalam kehjdupan , sebab tanah dimanfaatkan oleh
tumbuh tumbuhan untuk pertumbuhannya. Tanah memiliki peranan dalam menyimpan air
dan terdapat pula lengas tanah yang berada dalam ruang pori tanah. Kadar lengas adalah air
yang terdapat dan terikat di dalam tanah oleh berbagai kakas (matriks, osmosis, dan kapiler ).
Tanah Lombok Tengah termasuk jenis tanah vertisol yang dimana tanah ini
mempunyai kandungan liat yang tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat
mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan
keras, sedangkan Kalau basah tanah mengembang dan lengket. Tanaman yang bisa tumbuh
ditanah vertisol ini adalah padi, jagung kapas,kacang tanah, debu, dan beberapa tanaman
perdagangan dataran rendah lainnya. Cara mengelola tanah vertisol adalah mengatur
drainase, irirgasi, dan pengelolaan tanah disertai pemupukan untuk memperbaiki tekstur dan
struktur tanah , karena hail ini sangat mempengaruhi kadar lengas tanah.

17
Tanah Narmada termasuk jenis tanah inceptisol . Tanah inceptisol ini merupakan tanah
yang termasuk dalam kategori tanah aluvial. Tanah inceptisol ini merupakan suatu jenis tanah
muda yang juga termasuk ke dalam jenis tanah mineral. Sedangkan yang dimaksud tanah
mineral merupakan tanah yang memiliki kandungan bahan organik kurang dari 20% atau
memiliki lapisan bahan organik yang ketebalannya kurang dari 30 cm sehingga membuat
tekstur tanahnya menjadi ringan. Faktor yang mempengaryhi tanah ini adalah kandungan
bahahn organic dan bahan induk, iklim, cuaca, dan topografi. Adapun tanaman yang bisa
tumbuh adalah tebu, tembakau,panili, coklat, dan pala.
Dari hasil praktikum di dapat persen kadar lengas pada tanah vertisol yakni 5,95% ,
sedangkan pada tanah inceptisol adalah 4,68%. Artinya tanah Lombok Tengah memiliki
kandungan air yang lebih banyak dari pada tanah Narmada. Hal ini memudahkan unsure hara
diserap oleh akar tanaman karena memiliki kandungan air yang banyak. Selain itu tingkat
kesuburan tanah pada tanah vertisol lebih tinggi dari pada tanah inceptisol. Tanah vertisol
mempunyai kandungan bahan organic yang lebih tinggi dibandingkan tanah inceptisol. Hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kandungan bahan induk dan organic pada
tanah tersebut,temperature, iklim, dan topografi tanah.
Pada temperature pengaruhnya berupa curah hujan yang berselisih dengan evaporasi
yang akan mempengaruhi banyak tidaknya kadar lengas pada tanah tersebut. Pada faktor
topografi dipengaruhi oleh kandungan tanah yang mempengaruhi kecepatan air untuk masuk
ke dalam tanah. Hal ini yang menentukan apakah kadar lengas dalam tanah akan cepat hilang
atau justru mengawetkan tanah.
Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui kadar lengas tanah adalah metode
gravimetris, tensiometer, dan metode kalsium. Metode gravimetris adalah metode yang
digunakan untuk menghitung selisih berat lengas tanah sebelum dan setelah dikeringkan.
Metode tensiometer adalah metode yang mengkalibrasikan antara ketinggian air raksa dalam
kelemahannya yang terdesak oleh air dalam tanah dengan kurva standard. Metode kalsium
kandungan lengas yang terukur yang dimana tekanan yang dicatat oleh manometer akibat
desakan gas hasil reaksi antara bahan karbit dengan air tanah.
Manfaat mengetahui kadar lengas tanah pada bidang pertanian adalah untuk
mengetahui kebutuhan air yang akan digunakan. Hal ini untuk menentukan tanaman yang
akan ditanam, sebab tidak semua tanaman menyukai tanah yang mengandung air yang
banyak. Walaupun air bersifat sebagai pelarut unsure hara dalam tanah. Selain itu, ada juga
manfaat lain seperti untuk mengetahui proses genesa tanah yang memiliki peranan sangat

18
penting untuk kelangsungan hidup tanaman dan renik tanah. Kadar lengas ini juga sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

4.2. Tekstur Tanah


4.2.1. Table hasil pengamatan tekstur tanah
Sampel % Tekstur
Tanah Pasir Debu Liat
KLU 66,7 % 18% 18% SL

LOTENG 16,67% 33,33% 50% C

4.2.2. Analisis data


1) Tanah KLU
a) % pasir = 10/15 100%
= 66,7 %
b) % Debu = 2,3/15 100%
= 15,3 %
c) % Liat = 100-(66,7%-15,3%)
= 18%
2) Tanah LOTENG
a) % pasir = 2,3/15 100%
= 16,67 %
b) % debu = 5/15 100%
= 33,33 %
c) % liat = 100 ( 16,67% +33,33%)
= 50 %
4.2.3. Pembahasan
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif pasir, debu, liat, dan merupakan
ukuran relatif partikel yang mengacu pada kehalusan dan kekasaran tanah. Pada
praktikum ini, kami menggunakan sampel tanah dari Lombok Tengah dan sampel
tanah dari KLU, maka didapatkan hasil persentase pada tanah Lombok Tengah yakni
pasir 16,67 %, debu 33,33 %, dan liat 50 %. Sedangkan persentase pada tanah KLU
adalah pasir 66,7%, debu 18%, dan liat 18%. Pada sampel tanah Lombok Tengah
termasuk kedalam tekstur liat, sedangkan tekstur pada tanah KLU adalah Lempung
Berpasir.

19
Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia, ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon
dioksida dari udara bebas. Ada beberapa manfaat NaOH, yakni sebagai pendeteksi
racun dalam karbon monoksida, sebagai reagen transesterifikasi dan
esterifikasimisalnya pada pembuatan sabun dan minyak tanah, untuk melarutkan
logam, dan senyawa amfoter, dan lain sebagainya.
Dari contoh tanah tersebut, tanah yang baik digunakan untuk pertanian adalah
tanah yang berasal dari Lombok Tengah, karena kandungan liat dan debu memiliki
kemampuan yang tinggi dalam mengikat air, sehingga persentase liat dan debu lebih
tinggi daripada pasir, dan kadar airnya pun tinggi. Tekstur tanah memiliki efek bagi
pengolahan tanah, kesuburan tanah, penetapan tekstur tanah sangat perlu untuk
dilakukan, karena dapat memberikan gambaran yang luas mengenai sifat-sifat tanah
lainnya.
Manfaat mengetahui tekstur tanah yakni, dengan mengetahui tekstur suatu
tanah maka kita dapat menentukan jenis tanaman yang cocok untuk mendapatkan hasil
yang maksimum, dan juga dapat memberikan gambaran yang luas mengenai sifat-sifat
tanah lainnya. Tekstur tanah yang baik dalam pertanian adalah tekstur tanah liat.
Tekstur tanah sangat mempengaruhi jumlah air, semakin tinggi persentasi pasir dalam
tanah maka semakin banyak ruang pori-pori diantara partikel-partikel tanah tersebut,
sehingga kadar air dalam tanah menjadi rendah.
Faktor yang mempengaruhi tekstur adalah bahan induk, iklim, topografi atau
relief, organisme, dan waktu. Faktor yang dipengaruhi tekstur tanah adalah struktur,
konsistensi, perakaran, dan daya serap air. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kelas tekstur tanah adalah kemampuan tanah memegang dan
menyimpan air, aerasi, serta permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah.

4.3.Struktur tanah
4.3.1. Table hasil pengamatan struktur tanah
a. Kerapatan massa tanah (BJ)
Sample Gram BJ1 BJ2 BJ
KL
A B c d
KLU 27,37 77,53 32,52 80,24 3,61 0,996 0,997 12,26
LOTENG 26,09 76,06 30,99 78,50 4,88 0,997 0,997 11,5

20
b. Kerapatan massa tanah (BV)
Gram ml BV
Sample
KL gram
A B p q r / cm3
KLU 13,27 18,80 700 710 0 2,61 3,5
LOTENG 16,25 27,37 700 720 0 3,78 2,17
c. Porositas tanah
Gram Porositas
Sample
BJ BV
KLU 12,26 3,5 72 %
LOTENG 11,5 2,17 81,2 %

4.3.2. Analisis data


a.kerapatan butir tanah
BJ KLU = [ 100 ( c a ) BJ1 . BJ2 ] : [ (100 + KL) : BJ2 ( b-a ) BJ1 ( d-c ) ]
= [ 100 ( 32,52 27, 37 )(0,996)(0,997) ] : [ (100 + 3,61) : 0,997
(77,53 27,37) 0,996 ( 80,24 32,52 ) ]
= 511,4 : 145,6
= 12,26 gram/cm

b. kerapatan massa tanah


BV loteng =

4.3.3. Pembahasan
Struktur tanah adalah kumpulan dari lapisan-lapisan tanah yang saling terikat,
hal yang paling umum dalam struktur tanah adalah BV,BJ,dan porositas. Salah
satu cara menentukan BV, BJ dan porositas tanah adalah dengan metode
piknometer. Berat volume merupakan berat bongakahan tiap satuan volume total
bongkahan tanah. Berat jenis dapat diartikan perbandingan relative antara berat
padatan tanah dengan volume padatan. Sedangkan porositas merupakan
persentase pori-pori terhadap volume bongkahan tanah.
Pada hasil perhitungan didapatkan nilai BV yang lebih kecil dari BJ. BV
sebesar 3,5 dan 2,17 untuk daerah KLu dan LOTENG secara berturut-turut,
sedangkan BJ sebesar 12,26 dan11,5 untuk daerah KLU dan LOTENG secara
berturut-turut. Setelah mendapat BJ dan BV didapat porositas sebesar 72% dan
81,2% untuk daerah KLU dan LOTENG. Tanah yang digunakan adalah tanah dari

21
Lombok tengah, yang umumnya termasuk vertisol, dimana tanah vertisol
memiliki struktur yang kurang stabil, yang menyebabkan tanah peka terhadap
erosi karna mudah hancur oleh energy pukulan air hujan. Permeabilitas tanah yang
lambat dapat menyebabkan tanah mudah jenuh air dan mudah terjadi aliran
permukaan sehingag bahaya terhadap potensi erosi.
Bahan oraganik dapat memperbaiki struktur sehingga dapat meningkatkan pori
tanah. Nilai BJ yang tinggi menunjukan bahan organic yang rendah. Porositas
tanah dipengaruhi oleh adanya kandungan bahan oraganik tanah. Porositas tinggi
menunjukan bahan oraganik rendah. Tanah dengan struktur remah mempunyai
porositas yang lebih tinggi dibandingakan dengan struktur pejal tanah yang
mengandung lempung karna mempunyai pori-pori mikro, yaitu pori-pori yang
ukurannya besar sehingga sulit menyimpan air. Kesulitan dalam menyimpan air
ini diakibatkan karna air yang terdapat didalam pori itu cendrung berat sehinga
tertarik gaya gravitasi kebawah, mengalir menjadi air gravitasi.
Hal ini berbeda dengan kenyataan yang ada, dimana tanah dilombok tengah
termasuk tanah yang liat, sedangkan dalam perhitungan porositas tanah dilombok
tengah lebih tinggi dari pada KLU , yang artinya tanah di Lombok tengah
termasuk remah. Namun kenyataannya tanah dilombok tengahadalah liat, ini bisa
terjadi karena kesalahan pada saat menghitung data atau kesalahan pada saat
praktikum, contohnya kesalahan dalam penimbangan atau saat pengukuran suhu.

4.4.Kemasaman Tanah
4.4.1. Tabel pengamatan kemasaman tanah
Sampel pH
Tanah

KLU 6

LOTENG 7

4.4.2. Pembahasan
Kemasaman tanah (pH tanah) merupakan faktor yang mempengaruhi menurunnya
tingkat kesuburan tanah. Pada kenyataannya, tanah di suatu daerah akan memiliki
tingkat kemasaman yang berbeda. Pada percobaan yang telah kami lakukan, pH yang
terkandung dalam sampel tanah Lombok Tengah adalah 7, dan pada sampel tanah

22
KLU adalah 6. Tanah yang terdapat didaerah Lombok Tengah adalah netral,
sedangkan tanah yang ada pada daerah KLU adalah sedikit masam.
Terhambatnya pertumbuhan padan tumbuhan yang ditanam dapat disebabkan
oleh kondisi kemasaman tanah (pH tanah) yang terlalu asam dan memiliki unsur hara
dengan jumlahsedikit dan tidak memiliki ketersediaan air yang memadai. Tanah asam
adalah tanah yang kandungan pH nya rendah, biasanya terjadi di lahan bekas gambut
yang dijadikan lahan pertanian.
Unsur hara yang terlarut dalam larutan tanah berasal dari beberapa sumber
pelapukan mineral primer, berkomposisi bahan organik, deposisi dari atmosfer,
aplikasi bahan pupuk, rembesan air tanah dari tempat lain, dan lain sebagainya.
Kondisi pH tanah merupakan faktor penting yang menentukan menentukan kelarutan
unsur yang cenderung berkesetimbangan dengan fase padatan.
Cara untuk mengatasi masalah kemasaman pada tanah adalah dengan cara
pengapuran, yakni cara untuk menaikkan nilai dari pH tanah. Dan apabila tanah
tersebut mengandung basa yang tinggi, maka dpat ditambahkan belerang atau sulfur
pada tanah tersebut.
4.5.Konsistensi tanah
4.5.1. Table pengamatan konsistensi tanah
Sifat Sample Gram KL % Angka Harkat
tanah tanah Atterberg angka
A B C Atterberg
BC KLU 8,62 18,86 15,70 44,6 46,3 Tinggi
LOTENG 8,72 16,18 13,56 52,7 62,7 Tinggi
BL KLU 8,71 12,43 11,57 30,1 30,1 Rendah
LOTENG 8,81 10,57 10,07 39,7 39,7 Sedang
BG KLU 8,86 18,46 16,17 31,3 31,3 Sedang
LOTENG 8,85 14,44 12,91 37,7 37,7 Sedang
BBW KLU 8,72 12,56 11,65 32,1 32,1 Sedang
LOTENG 8,70 15,34 13,63 34,7 34,7 Sedang
IP KLU 46,3 31,3 15 15 Sedang
LOTENG 62,7 37,7 25 25 Tinggi
JO KLU 30,1 31,3 -1,2 -1,2 Sangat
rendah
LOTENG 39,7 37,7 2 2 Sangat
rendah
PAM KLU 46,3 32,1 14,2 14,2 Sedang
LOTENG 62,7 34,7 28 28 Tinggi
4.5.2. Analisis data
BC KLU = 46,3 %
LOTENG = 62,7 %

23
BL KLU = 30,1 %
LOTENG = 39,7%
BG KLU = 31,3 %
LOTENG = 37,7 %
BBW KLU = 32,1 %
LOTENG = 34,7 %
IP KLU = 15 %
LOTENG = 25 %
JO KLU = -1,2 %
LOTENG = 2%
PAM KLU = 14,2 %
LOTENG = 28 %
4.5.3. Pembahasan
Konsistensi tanah merupakan menunjukkan daya kohesi butir-butir tanah
atau gaya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain . Hal ini di tunjukan oleh daya
tahan tanah terhadap gaya yang akan merunah bentuk misalnya pencangkulan ,
pembajakan dan lain sebagainya .
Batas cair dalam konsistensi tanah menentukan kemampuan tanah dalam
menahan air . Bia harkat semakin tinggi , maka tanah tersebut aka tanah terhadap
tekanan yang ada di luar dan akan tetap berada pada konsisi alaminya . Batas lekat
menentukannkadar air dimanatanah mulai tidak daoat melekat pada benda lain . Bila
kadar air lebih rendah di bnading batas lekat maka tanah tidak dapat melekat begitu
juga sebaliknya . Batas gulung dalam konsistensi tanah menentukan kadar air di mana
tanah sudah tidak dapat di gulung lagi . Batas berubah warna menentukan tanah yang
telah mencapai batas gulungmasih terus dapat kehilangan air sehingga lambat laun
menjadi kering dan pada suatu ketika tanah berwarna lebih terang .
Berdasarkan perhitungan di peroleh Indeks Plastisitas sebesar 13,3% .
Indeks plastisitas merupakan seisih anatara BC degan BG . Selisih ini menentukan
derajat keteguhan tanah . Jangka Olah adalah jangka atau rentang antara mudah atau
tidaknya tanah untuk di olah dengan penambahan air sampai mudah atau sulitnya
tanah di rombak atau di bongkar . Jangka olah menunjukkan besarnya perbedaan
kandungan air pada batas lekat dan bats gulung tanah dengan jangka olah yang rndah
merupakan tanah yang sukar di olah dari pada tanah yang memiliki jangka olah tinggi
. Persediaan air maksimum (PAM) adalaha rentaan antara batas cair sampai
batas berubah warna . Semakin kecil rentannya maka tanah akan semakin kecil pula
dalam menyimpan air yang bisa di gunakan tanaman . berdasarkan perhitugan di

24
peroleh persediaan air maksimum (PAM) sebesar 12,32% . Dari data di atas
membuktikan bahwa air yang tersedia bagi tanaman pada tanahKLU sangat rendah.

4.6.Warna Tanah dan Praktikum lapangan


4.6.1. Table hasil Warna tanah dan Praktikum lapangan
Kandun Tekstur %
Kedalaman gan
horizon Kelas tekstur pH
Sample (cm) batuan
(0-6) Pasir Debu Liat
1 1 14 1 8,5 37,6 52,4 Liat 6
2 15 20 3 45 35 20 Lempung 6
3 21 35 4 40 35 25 Lempung 6
90
Pasir
4 cm 36 48 5 75 20 5 6
berlempung
5 49 - >50 6 93 3 2 pasir 6

Horizon Struktur Warna tanah Perakaran


1 Padat 10 Yr 3/2 Banyak
2 Remah 7,5 Yr 4/4 Sedang
3 Granula 10 Yr 3/6 Sedikit
4 Granula 10 Yr 4/3 Tidak ada
5 Granula 10 Yr 6/6 Tidak ada

4.6.2. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan profil tanah pada tanah inceptisol dilahan percobaan
UNRAM Narmada terdapat 5 Horizone dengan kedalaman tanah 90 cm. Horizone
merupakan lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih sejajar dengan
permukaan tanah dan berbeda dengan lapisan disebelah atas ataupun bawahnya yang
secaa genetic ada kaitannya. Horizon tanah terbentuk karna proses perkembangan
tanah.Lapisan horizone 1 memiliki ketebalan 1-14 cm dan terdapat pada lapisan atas
.Pada lapisan 1 , lapisan ini kaya akan bahan-bahan organic , hmus dan
menjadikannya lapisan paling subur sehingga sangat cocokuntuk pertumbuhan
tanaman dan kandungan batuan pada lapisan 1 sangat sedikit. Horizon ke 2 memiliki
ketebalan 15-20 cm dan terdapat di lapisan lapisa tanah tengah tepat di bagian bawah
lapisan 1. Pada lapisan ke 2 ini terbentuk dari campuran pelapukan dan sisa material
lapisan 1 dengan kandungn bantuan sebanyak 3. Horizone ke 3 memiliki ketebalan
21-35 cm dan terdapat di lapisan tanah tengah teat di bagian bawah lapisan ke 2. Pada
lapisan ke 3 ini juga terbenuk karna cumpuran pelapuka dan sisa mineral dari lapisan
25
1 dan 2 hanya saja lapisan ke 3 ini memiliki kandungan bantuan lebih besar di
banding lapisan ke 2 yaitu 4 kandungan batuan.Pada horizone ke 4 memiliki
ketebalan horizone 36-48cm dan terdapat di lapisan tanah bawah. Pada lapisan ke 4
ini terdapat batuan yang belum melapuk dan sebagaian sudah dalam proses pelapukan
dan memiliki kandungan batuan yakni 5. Horizone ke 5 memiliki ketebalan 4 9->50
dan terdapat pada lapisan batuan induk yang dimana horizone ini teriri dari banyak
batuan . Batuan pada lapisan ini mudah pecah tapi sangat sulit di tembus oleh akar-
akar tanaman dan kandungan batuan pada lapisan ini paling banyak di antara lapisan
lapisan yang lain yakni 6.
Kelas tekstur lapisan 1 adalah liat ( c ) dan memiliki persen praksi pasir
sebanyak 8,5% , debu 37,6% dan liat 52,4%.Sehingga tanah yang kelas teksturnya
seperti ini coc untuk tanaman.Pada lapisan ke 2 kelas teksturnya adalah lempung ( L)
dengan praksi pasir sebanyak 45% , debu 35% dan liat 20%. Kelas tekstur pada lapisan
ke 3 adalah lempug dan memiliki persen praksi pasir 40% , debu 35% dan liat 24%.
Kelas tekstur ini masih bisa di tumbuhi tanaman karna akar masih banyak masuk .
Pada lapisan ke 4 kelas teksturnya adalah pasir berlempung (LS) yang memiliki praksi
persen pasir 75% , debu 20% dan liat 5%. Kelas tekstur lapisan ke 5 adalah pasir (s)
yang memiliki praksi persen pasir 93% , debu 3% dan liat 2%.Pada lapisan ini
tanaman yang bisa tumbuh adalah kelapa dan kulkus.
Struktur tanah pada lapisan satu adalah padat karna memngandung sedikit
batuan ,selain itu pada lapisan in terdapat banyak kandungan organic dan humua yang
baik bagi tanaman serta memilki kelas tekstur liat (c).Pada struktur tanah lapisan ke 2
ini adalah remah.Remah merupakan struktur tanah yang baik bagi tanaman , selain itu
, kandungan batuannya sedikit.Struktur tanah pada lapisan ke 3 adalah granula selain
itu pada lapisan tanah ke 4 dan5 adalah granula. Tanah granula juga baik bagi
tanaman.
Kemasan Ph tanah pada semua lapisan horizon sama , dari lapisan 1-5 yaitu 6
dan PH ini bersifat masam.Hal ini di sebabkan karna lapisan- lapisan ini mengandung
bahan organic yang cukup tinggi pada permukaan tanah yang tercampur dengan bahan
mineral tanah dan mengalami penguraian oleh makroba yang mengakibatkan
tebentuknya asam sulfida dan asam nitrat. Sedangkan untk warna tanah pada lapisan 1
adalah 10 YR 3/2 yang artinya 10YR= Hue , Value=3,Charoma=2 mengandung warna
tanah 7,5YR 4/4 ( Coklat) artinya hue=7,5 , velue=4 , charoma=4 yang keseluruhan
warna tanah coklat. Pada lapisan ke 3 warna tanah 10YR 3/6 ( merah ke coklatan )
26
artinya hue=10YR ,velue=3 , charoma =6 yang secara keseluruhan warna tanah merah
kecolatan.Pada lapisan ke 4 warna tanah adalah 103/4 ( merah agak terang) yang
artinya 10YR ,velue=4 , charoma=3 yang secara keseluruhan wrna tanah adalah merah
agak terang. Pada lapisan ke 5 warna tanah adalah 10YR 6/6 terang putih yang artinya
hue=10ye ,value=6 , charoma=6 yang scara keseluruhan tanah adalah terang putih
kemerahan.
Warna tanah pada setiap lapisan berbeda-beda karna terdapatnya perbedaan
kandungan bahan organic. Jika tanah mengandung bahan organic maka warna tanah
gelap.Pada lapisan 1 warna tanah gelap , kandungan bahan organic tinggi sehingga
tanaman bisa tumbuh.Pada lapisan ke 2 warna tanah coklat agak gelap , jadi
kandungan pada lapisan ini cukup tinggi. Pada lapisa ke 3 warna tanah merah
kecoklatan , sedikit gelap artinya kandungan bahan organic pada lapisan ini sedikit .
Pada lapisan ke 4 warna tanah merah agak terang , lapisan ini tidak mengandung
bahan organic dan tanaman tidak bisa tumbuh pada tanah ini.Pada lapisan ke 5 warna
tanah terang putih kemerahan , lapisan ini tidak mngandung bahan organic.
Jeluk perakaran adalah kedalaman tanah yang dapat di jangkau akar secara
aktif. Jadi pada lapisan 1 terdapat banyak akar tanaman artinya pada lapisan ini jeluk
mempan perakaran dapat menjangkau tanah lapisan 1.Selain itu pada lapisan ini akar
tanaman juga akan tumbuh subur atau berkembang karna lapisan ini kandungan bahan
organic tinggi.Pada lapisan ke 2 ini akar tanaman masih banyak , yaitu artinya pada
lapisan ke 2 masih bisa di jangkau oleh akar tanaman.Pada lapisan ke 3 akar tanaman
ada sedikit , walaupun begitu akar anama masih bisa menjangkaunya.Pada lapisan ke
4 dan ke 5 tidak terdapat akar tanaman.Itu artinya akar tanaman hanya bisa
menjangkau pada lapisan 1-3 , sedankan pada lapisan ke 4 dan 5 tiak dapat di jangkau
oleh akar tanaman karna terdapat banyak batuan yang tidak dapat di tembus oleh akar,
selain bahan organicnya juga tidak ada kara itu akar tanaman tidak bisa berkembang.
Adapun tanaman-tanaman yang tumbuh pada lahan prcobaan UNRAM yakni ,
padi, jambu, papaya, talas ,kelapa, mangga ,paku, palem ,nangka dan berbagai macam
rumput.Pada tanah Narmada ini mengandung banyak air sehingga tanaman-tanaman
tersebut bisa tumbuh dan berkembang.Oleh karna itu penting melakukan pengamatan
atau praktikum ini, karna akan banyak mamfaatnya untuk bidang pertanian terutama
untuk pertubuhan dan perkembangan tanaman . Selain itu dapat kita ketahui
kandungan tanah tersebut seperti kandungan kadar lengas , warna tanah , tekstur ,
truktur tanah dan warna tanah.Karna itu semua penting bagi tanaman.
27
BAB V. PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat diambil kesimpulan :
1. Cara menetapkan kadar lengas contoh tanah kering udara antara lain, metode
gravimetris,metode tensiometer, dan metode kalsium.
2. Metode gravimetris adalah metode yang digunakan untuk menghitung selisih berat
lengas tanah sebelum dan setelah dikeringkan. Metode inilah yang di gunakan dalam
praktikum.
3. Metode tensiometer adalah metode yang mengkalibrasikan antara ketinggian air
raksa dalam kelemahannya yang terdesak oleh air dalam tanah dengan kurva
standard.
4. Metode kalsium kandungan lengas yang terukur yang dimana tekanan yang dicatat
oleh manometer akibat desakan gas hasil reaksi antara bahan karbit dengan air tanah.
5. Kadar lengas di setiap tempat berbeda-beda karena beberapa faktor antara lain,
kandungan bahan induk dan bahan organic, kondisi iklim, dan kondisi topografi
tanah.
6. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum tekstur tanah ini, maka
dapat kami simpulkan bahwa sampel tanah Lombok Tengah memiliki
persentase pasir 16,67%, debu 33,33%, dan liat 50%, sehingga jenis tanah ini
termasuk dalam tekstur lempung. Pada sampel tanah KLU memiliki persentase
pasir 66,7%, debu 18%, dan liat 18% sehingga tanah jenis ini termasuk
kedalam tekstur tanah Lempung Berpasir.
7. Berdasarkan hasil yang telah dieroleh pada praktikum Kemasaman Tanah (pH
Tanah) ini, makan dapat diketahui bahwa pH pada sampel tanah Lombok
Tengah adalah 7 yakni netral, sedangkan pH pada sampel tanah KLU adalah 6,
yakni sedikit masam.
8. Didapatkan BJ KLU = 12,26 , BJ loteng = 11,5. Kerapatan butir tanah KLu lebih
besar dibandingkan Lombok tengah. Yang artinya tanah dilombok tengah lebih
banyak mengandung bahan organic dibandingkan tanah didaerah KLU.
9. Didapatkan BV KLU = 3,5 , BV loteng = 2,17. Kerapatan massa tanah KLU juga
lebih besar dibandingkan Lombok tengah. Artinya bahwa tanah Lombok tengah lebih
bisa mengikat air di dalam tanah dibandingkan dengan tanah dari KLU.

28
10. Porositas daerah Lombok tengah memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan
KLU. Sehingga banyak tanah di lombok tengah termasuk remah, walaupun pada
kenyataannya Lombok tengah didominasi dengan tanah liat.
11. Batas cair tanah KLU lebih rendah dari tana Loteng . BC tanah KLU sebesar
44,81% dan tanah Loteng sebesar 55,08%
12. Kandungan air pada setiap batas lekat , batas cair, batas gulung , dan batas
berubah warna berbeda-beda
13. Harkat angka atterberg terendah terdapat pada batas lekat tanah Loteng
sebesar 19,75%
14. Harkat angka atterberg tertinggi terdapat pada batas cair tanah Loteng sebesar
54,1 %.
15. 1.Horizon mempunyai 5 lapisan dengan kedalaman sampel tanah 90cm dan
ketebalan setiap horizon berdeda-beda.
16. 2.Kelas tekstur pada lapisan 1 adalah liat dan mempunyai psersen praksi pasir
8,5% ,debu 37,6% dan liat 52,4%. Lapisan 2 dan memiliki kelas tekstur ang
sama yaitu lempung tetapi mempunyai % praksi pasir, deb dan liat berbeda-
beda . Pada lapisan ke 4 memiliki kelas tekstur pasir berlempung sedangkan
pada lapisan ke 5 kelas teksturnya pasir dan memiliki % praksi pasir , debu
dan liatberbeda-beda.
17. 3.Struktur tanah pada lapisan 1 adalah remah sedangkan pada lapisan 2,3,4
dan 5 adalah granula.
18. 4.Kemasan tanah pada setiap lapisan yakni 6.
19. 5.Warna tanah pada setiaplapian berbeda-beda.Dari lapian 1-5 yaitu warna
tanah dari gelap ke terang.Gelap artinya mengandung banyak bahan organic
20. 6.Jeluk perakaran bisa menjangkau pada lapisan 1-3 , sedangkan pada lapsan
ke 4 dan 5 tidak bisa karna banyaknya batuan , selain itu tidak terdapat
kandungan bahan organic yang membantu pertumbuhan perakaran.
21. 7.Tanaman yang bisa tumbuh di lahan antara lain padi,kelapa, pisang, mangga,
nangka , jambu, talas, papaya , palem dan paku.
22. 8.Tanah pada lahan percobaan ini tidak mengandung bahan organic tetapi
mengandung banya air.

29
5.2. Saran
1. Sangat penting mengetahui kadar lengas tanah karena pengaruhnya yang besar
terhadap pertanian. Oleh karena itu kita harus meningkatkan kemampuan kita
mengenai kadar lengas ini serta cara penetapannya dengan baik. Hal ini akan
membantu para petani untuk memajukan pertanian Indonesia melalui kita
sebagai mahasiswa penyuluh.
2. Setiap jenis tanah dijaga unsur-unsur haranya dengan cara selalu mengadakan
pemeliharaan tanah dan tanaman sehingga bisa didapatkan produksi tanah
yang baik. Sebaiknya dalam memilih lahan untuk mengolah pertanian harus
memperhatikan masalah tekstur tanah. Sebab dengan melihat tekstur tanah,
kita dapat mengetahui kandungan bahan organik yang sesuai dengan
tumbuhan serta kemampuannya untuk menyimpan air.
3. Dalam memilih tanah yang sesuai bagi tanaman, petani harus memilih struktur
tanah yang stabil dengan pori-poriyang sesuai, pori mikro yang terisi air, dan
pori makro yang terisi udara.
4. Mengetahui pH tanah itu perlu, karena setiap tanah memiliki jenis pH yang
berbeda. Dengan mengetahui pH tanah, kita dapat menentukan jenis komoditi
yang cocok sebagai bahan tanam pada lahan tersebut agar hasil dapat
maksimal.
5. Sebaiknya petani harus mengetahui dan memahami konsistensi tanah agar
petani tau jumlah air dan oksigen yang di perlukan tanaman untuk tumbuh
dengan baik.
6. Sangat penting untuk melakukan praktikum ini karna kita dapat mengetahui
banyak hal mengenai mulai dari kadar lengas tanah, struktur , teksur ,Ph dan
warna tanah untuk membantu para petani agar pertanin mju.Jadi perannya
sangat penting di ladang pertanian selain bisa memilih dan mengelola tanah
dengan baik juga membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman
sehingga meningkatkan produksi pertanian.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ali Hanafiah, Kemas. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta; CV Raja Grafindo
Persada.

Ariyanto, Dwi.2010. Struktur Tanah. UNS. Surabaya.

Asmiwarh.2010. Analisis kadar lengas tanah dengan metode Gips pada pertumbuhan
tanaman cabai. Jurnal teknologi Pertanian Andalas.vol.14. .

Asmiwarti. 2010. Analisa Kadar Lengas Tanah dengan Metode Gips pada
Pertumbuhan Tanaman Cabai. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. Vol. 14.
Buckmandan Brady, 2006. Batuan Pembentuk Tanah. Jakarta ; CV Rajawali.

Darmawijaya, M. Isa.2010. Klasifikasi Tanah. Universitas Gadjah Mada. Press.


Yogyakarta.

Foth, H. D.,2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi VI. Erlangga, Jakarta.

Foth,H.D.1994. Dasar-dasar ilmu tanah. University press. Yogyakarta

Hakim, N., M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis,dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Lampung; Universitas Lampung.

Hanafiah , Ali kemas.2004. Dasar-dasar ilmu tanah. Raja grafindo persada.Jakarta.

Hardejowigeno,s.1995. Ilmu tanah . Akademika Pressindo Jakarta.

Hardjawigeno, H. Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: CV Akademika Pressindo.

Hardjowigeno, sarwono. 1997. Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Hardjowigeno,S. 1995. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Ressindo.


Jakarta.

Hardjowigeno. 2006. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akadenika Pressindo,


Jakarta.

Karta Saputra, Mulyani Sutedjo. 1997. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Madjid.2007. Dasar-dasar ilmu tanah. Gadja mada University press Yogyakarta.

Masganti,T. 2002. Metode Pengukuran Kadar Air Tanah Gambut. Jurnal Tanah dan
Air I : 42-48.

Mawardi,M. 2011. Tanah, Air, Tanaman Asas Irigasi dan Konservasi Air. Bursa
Ilmu. Yogyakarta.

Muhsan, Darmawijaya .1990. Klasifikasi tanah . Gadja mada University press


Yogyakarta.

31
Pairunan. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia Timur.

Sugeng, P. 2013. Pengukuran pH, Bahan Organik, KTK dan KB. Jurusan
TanahFakultas Pertanian Universitas Beawijaya. Malang.

Sutanto,R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius.


Yogyakarta.

Tim asisten .2010 . Penentu dasar-dasar ilmu tanah .Jurusan ilmu tanah Fakultas
Pertanian Universitas Hasanudin.Makasar.

Tjasyono, Banyong. 2008. Ilmu Tanah. UGM. Yogyakarta.

Yalius.1997. Dasar-dasar ilmu tanah . Badan kerjasama Perguruan Tinggi Negara


Unjung Pandang

32

Anda mungkin juga menyukai