Anda di halaman 1dari 13

LEUKOEDEMA

Leukoedema tampak sebagai diskolorasi (perubahan warna) mukosa menjadi tampak


keputihan, diffuse, dan filmy (seperti lapisan film), dengan banyak lipatan-lipatan permukaan
yang diakibatkan mengkerutnya mukosa. Lesi tidak dapat dikelupas, dan menghilang atau
memudar saat mukosa diregangkan. Etiologinya belum ditetapkan. Faktor penyebabnya adalah
merokok, alkohol, infeksi bakteri, kondisi saliva dan interaksi elektrokimia.

Leukoedema paling sering terjadi di mukosa bukal (pipi bagian dalam) secara bilateral
(kanan dan kiri), dan kadang-kadang dapat ditemui pada mukosa labial (jaringan lunak bibir),
palatum (langit-langit) lunak, dan dasar mulut.

Pemeriksaan mikroskopis memperlihatkan penebalan epitel, dengan edema intraseluler


yang signifikan pada stratum spinosum. Permukaan epitel dapat menunjukkan penebalan lapisan
parakeratin. Kondisi ini jauh lebih sering terjadi pada orang kulit hitam dibandingkan kulit putih,
yaitu dilaporkan terjadi 90 % pada orang dewasa kulit hitam sedangkan pada orang kulit putih
insidensnya sangat bervariasi (10-90%). Variasi ini mungkin disebabkan karena sulitnya
mengobservasi leukoedema pada mukosa yang tidak terpigmentasi.

Kondisi ini adalah variasi normal, jadi bukan suatu penyakit yang membahayakan
sehingga tidak ada perawatan yang diindikasikan. Tidak ada laporan tentang leukoedema yang
berubah ke arah keganasan.

GRANULA FORDICE
Terlihat gambaran titik-titik putih dengan luas 1 cm2. Merupakan struktur kelenjar
sebasea yang ektopik dan biasanya multifokal. Diameter 1-2 mm dan papula putih/ krem/kuning,
sedikit timbul. Jumlah banyak dan berkelompok, terasa kasar pada palpasi. Dapat terjadi pada
semua usia dengan prevalensi 80-90% dan tidak ada predileksi jenis kelamin. Tidak perlu
perawatan ataupun biopsy,kecuali untuk kepentingan estetik dengan dioperasi.

LINEA ALBA
Merupakan garis putih dimukosa bukal setinggi garis oklusal dengan kontur mengikuti
keadaan gigi-geligi tapi sedikit mengalami keratinisasi. Gambaran klinisnya garis bergelombang
putih, horizontal, menimbul, panjang variasi (M2-C), lebar 1-2mm pada garis oklusi dimukosa
bukal, tanpa gejala, bertanduk, bilateral dan tidak dapt dihapus. Etiologinya hiperkeratotik
respon gesekan pada gigi.

Dapat terjadi pada semua umur, baik wanita atau pria. Tidak memerlukan perawatan
hanya penyebabnya saja yang dihilangkan.
TORUS PALATINES
Definisi: Suatu tonjolan pada daerah midline palatum durum.
Etiologi: Genetik
Ciri diagnostik:
- Asimtomatis, bisa meradang apabila terkena trauma.
- Berada di midline palatum dan melebar ke kedua sisinya.
- Ukuran umumnya berdiameter 2 cm atau kurang dan bisa berbentuk lobus, nodul atau
ireguler.
- Torus tidak terasa sakit, terasa keras seperti tulang, dengan keadaan dan warna
mukosanya normal
- Bisa dibantu dengan pemeriksaan radiografis

Penanganan:
- Pada umumnya dibiarkan saja
- Torus dihilangkan dengan cara eksisi apabila menimbulkan kesulitan saat menggunakan
gigi tiruan

Prognosis: Baik
TORUS MANDIBULARIS:
Definisi: Gumpalan tulang yang biasanya terletak di lingual dari premolar rahang bawah
Etiologi: Genetik
Ciri diagnostic:
- Asimtomatis kecuali saat terkena trauma
- Terasa keras, dengan keadaan mukosanya normal
- Mukosanya berwarna normal atau kekuningan
- Tidak terasa sakit
- Bentuknya bermacam-macam (nodul, lobus, ireguler)
- Bisa dibantu dengan pemeriksaan radiografis

Penanganan:
- Pada umumnya dibiarkan saja
- Torus dihilangkan dengan cara eksisi jika menimbulkan kesulitan saat menggunakan gigi
tiruan

Prognosis: Baik

LINGUAL VARICOSITIES
Definisi: Titik atau tonjolan berwarna biru yang terdapat pada permukaan ventral lidah
Etiologi: Pembesaran pembuluh vena pada permukaan ventral lidah
Ciri diagnostic:
- Asimtomatis
- Sering terlihat pada orang usia lanjut

Penanganan:
- Cyrosurgery(suatu prosedur di mana jaringan dibekukan untuk membunuh sel-sel yang
abnormal
- Scleroterapi(membuat vena menjadi sklerosis lalu hancur)

Prognosis: Baik

SMOKERS MELANOSIS

Difus melanosis pada anterior facial maxillary dan mandibular gingiva, mukosa bukal,
lateral lidah, palatum dan dasar mulut yang kadang-kadang terlihat diantara perokok.
Kebanyakan perokok (termasuk perokok berat) biasanya gagal untuk menunjukan suatu
perubahan. Meskipun, mungkin dibeberapa individu, melanin synthesis distimulasi oleh tobacco
rokok. Merokok merangsang peningkatan pigmentasi didalam mulut. Area pigmentasi adalah
coklat, flat, dan irregular, beberapa tampak seperti peta. Mekanismenya tidak diketahui tetapi
kemungkinan karena panas dari rokok menstimulasi pigmetasi. Meningkatnya oral melanosis
terlihat selama tahun pertama merokok. Jika mengurangi merokok maka pigmentasi akan
berubah.
- Tampak Klinis:
tampak area yang berwarna kecoklatan, biasanya dianterior labial gingiva mandibula.
pigmentasi yang terjadi dibukal mukosa dan palaatum biasanya karena pipe smoking.
intensitas pigmentasinya tergantung waktu dan dosis
wanita biasanya lebih affected
- Perawatan

Tidak ada perawatan khusus, cukup dengan berhenti merokok dapat mengembalikan warna
mukosa.

CHEEK CHEWING
Definisi:
Lesi putih pada jaringan mulut yang disebabkan iritasi kronik akibat menyedot pipi yang
berulang-ulang, menggigitnya, atau mengunyah. Terdapat area traumatis yang menebal,
terbentuk jaringan parut, dan lebih pucat dibandingkan jaringan di sekitarnya.Kebanyakan terjadi
pada orang-orang yang dibawah tekanan atau situasi psikologis dimana pasien memiliki
kebiasaan menggigit pipi dan bibirnya. Pasien dengan kondisi seperti ini menyadari
kebiasaannya tersebut, namun dia tidak mengetahui bahwa ternyata dalam mulutnya sudah
terbentuk lesi.

Tanda klinis:
- Sering ditemukan pada kedua sisi posterior dari mukosa bukal sepanjang bidang oklusi.
Dapat juga terlihat di bibir dan lidah sebagai kombinasi lesi traumatik. Pasien sering
mengeluh terhadap kekasaran atau adanya small tagz pada permukaan jaringan mulutnya.

Penanganan dan prognosis:


- Selama lesi tersebut disebabkan karena kebiasaan yang tidak disadari atau karena
nervous, tidak diperlukan adanya tindakan. Meskipun begitu, kebiasaan ini tidak bisa
dihentikan, maka diperlukan night guard oklusal plastic.

WHITE COATING TONGUE


Dalam keadaan normal lidah dilapisi oleh lapisan mucus, sel-sel epitel yang mengalami
deskuamasi(mengelupas), dan kotoran yang berasal dari sisa makanan. Karena orang yang sehat
lidahnya selalu bergerak dan ludah mengalir secara normal maka lapisan terbentuk tipis saja.
Tetapi bila seseorang lidahnya kurang bergerak, cairan lidahnya juga dan adanya demam akan
memungkinkan terbentuknya lapisan pada lidah yang cukup tebal dan berwarna putih. Keadaan
lidah yang demikian bisa menyebabkan rasa tidak enak pada mulut penderita, dan lapisan putih
ini agak sukar dibersihkan. Untuk membersihkannya digunakan hydrogen peroksida 1% atau
dengan menggunakan sikat lidah. Jika tidak dibersihkan bisa menyebabkan bakteri yang terdapat
di lapisan itu berkembang saat kondisi imunitas rendah.

ATROFI PAPILA LIDAH


Etiologi:
Pada atrofi papilla lidah didapat gambaran dimana lidah tampak berwarna merah dari
biasanya, perubahan warna pada lidah disebabkan oleh variasi ujung kapiler yang berada
di bawahnya, kepadatan lapisan lidah yang biasanya tergantung pada panjangnya papilla
filiformis dan pewarnaan dari bahan-bahan eksogen atau kombinasi dari ketiga faktor
tersebut, perubahan warna ini tidaklah selalu menunjukkan suatu proses peradangan primer.
Perubahan pada permukaan lidah biasanya dikaitkan dengan perubahan flora
microbial pada dorsum lidah. Tidak jarang terjadi proses radang sekunder yang disebabkan
oleh perubahan flora microbial dan bakteri superficial. Proses ini bukanlah bagian dari gangguan
primernya.
Atrofi papilla filiformis merupakan suatu indicator dini bila ada gangguan pada
proses oksidasi intraseluler. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas metabolic dari sel yang
membentuk papilla ini. Atrofi ini diduga berhubungan dengan adanya gangguan pada system
enzim tertentu, gangguan sirkulasi atau kekurangan zat gizi penting bagi tubuh serta akibat
penyakit sistemik.
Atrofi papilla filiformis dan fungiformis memiliki efek klinis yang lebih berat. Pada atrofi
papilla ini yang terlebih dahulu hilang adalah papilla filiformis lalu papilla fungiformis. Namun
jika keadaan belum parah atau belum lama terjadi, maka papilla bisa beregenerasi kembali. Yang
pertama beregenerasi adalah papilla fungiformis kemudia papilla filiformis.

Histopatologi:
Dorsum lidah diliputi memiliki papilla yang bermacam-macam bentuknya. Papilla
filiformis diliputi oleh sel berlapis pipih dan berkeratin. Tiap-tiap lapisan terdiri atas sel-sel yang
mempunyai bentuk, sifat, struktur dan derajat kematangan yang sama. Protein merupakan unsure
utama molekul membrane sel (50%) dan matrikx sel terdiri atas molekul protein yang
mempunyai kandungan protein yang tinggi. Protein bertanggung jawab atas perubahan yang
biasa terjadi dalam sitoplasma. Protein mudah dirusak oleh berbagai manipulasi akibat
kehilangan aktivitas biologic.
Kelainan yang terjadi dapat menyebabkan kerusakan reversible sampai irreversible,
oembengkakan disertai gangguan fungsi sel yang menyebabkan kematian sel. Kelainan
reversible hanya kehilangan beberapa fungsi penting dari peningkatan degradasi komponen
intraseluler.
Daerah yang mengalami atrofi akan terlihat seperti daerah radang (glositis) karena
berwarna merah daging dan sedikit cekung. Secara mikroskopik pada daerah ini ditemukan
degenerasi sel epitel atau atrofi papilla dan deskuamasi keratin serta serbukan sel radang
terutama limfosit dan sel plasma pada jaringan ikat subepitelial. Kadang-kadang tampak sel
radang akut atau sel polimorfonuklear migrasi ke lapisan permukaan epitel.

Macam-macam kelainan:
1. Geographic tongue
2. Anemia Defisiensi Zat Besi
3. Anemia Pernisiosa

ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI


- Gambaran klinis:

Mukosa pucat, sel epitel mulut menjadi atrofi dengan hilangnya keratinisasi yang normal.
Lidah menjadi licin karena adanya atrofi pada papilla filiformis dan papilla fungiformis. Atrofi
ini biasanya dimulai dari ujung lidah lalu ke bagian distal. Terjadi angular cheilitis, glosodynia
dan atrofi pada mukosa lingual.
- Etiologi:

Kehilangan darah kronik seperti perdarahan pada menstruasi, menopause, melahirkan,


atau adanya ulcer pada traktus gastrointestinal.
Defisiensi zat besi pada bayi disebabkan oleh prematurasi atau bayi dilahirkan dari
seorang ibu yang menderita defisiensi zat besi. Pada anak-anak biasanya disebabkan karena diet
yang kurang mengandung Fe.
- Pemeriksaan histology:
Berkurangnya ketebalan lapisan sel epitel dari sebelumnya, karena terjadi penurunan
jumlah sel. Juga terjadi atrofi pada mukosa lingual.
- Pengobatan:
Pasien dirujuk ke dokter spesialis untuk dilakukan pemeriksaan darah. Tidak boleh
dilakukan tindakan bedah dan perawatn periodontal, karena dapat menyebabkan erdarahan
abnormal serta kegagalan penyembuhan luka. Tidak boleh dilakukan anatesi umum kecuali Hb
nya paling sedikit 10gr/dl3.
Memberikan tambahan zat besi yang dibutuhkan tubuh. Untuk menghilangkan simtom
dapat diberikan kumur-kumur dengan xylocain viscous, dyclone, Benadryl dan kaopectate.

ANEMIA PERNISIOSA
Karena kekurangan vitamin B12.
- Gambaran klinis:
Lidah menjadi merah tua, mengalami inflamasi dan adanya daerah eritematous pada
ujung dan tepi lidah serta kehilangan papilla filiformis. Simtom oral yang paling khas
adalah glositis dan glosodynia
- Etiologi:
Disebabkan atrofi pada mukosa gastric karena kekurangan sekresi faktor intrinsic. Hal ini
juga disebabkan karena reaksi autoimun terhadap sel parietal gastric atau faktor intrinsic.
Keluhan pasien berupa dysphagia dan gangguan pengecapan. Pasien yang menggunakan
gigi plasu akan merasa terganggu karena kelemahan jaringan mukosa. Dan serasa
terbakar pada mulut karena neuropathy dan infeksi sekunder jamur candida albicans.
- Pemeriksaan Histologi:
Biopsi mukosa oral pada penderita anemia pernisiosa menunjukkan atropi epitel, nucleus
sel basal membesar, bertambahnya mitosis epitel basal, dysplasia epitel dan infiltrasi
limfosit non spesifik, plasma sel serta polimorfonukleat lekosit pada lamina propria.
- Pengobatan:
Memberikan anti jamur untuk menghilangkan simtom oral. Pemberian vitamin B12 pada
lidah.

Intinya:
- lidah kan dilapisi papila2 lidah kayak papilla filiformis, fungiformis,
sirkumvalate, sama foliate.
- Yang papilla filiformis itu papilla yang paling kecil dan yang paling banyak
ditemukan pada permukaan dorsal
- Papilla filiformis ini tuh yang paling peka terhadap rangsangan dan
perubahan sistemik karena vaskularisasi mikro papilla filiformis berbentuk
loop yg menyerupai bunga, jadi kalo ada gangguan pada system
vaskularisasi akan ngaruh juga ke papilanya.
- Etiologinya ada macem2:
o Gangguan system enzim tertentu
o Gangguan sirkulasi atau kekurangan zat gizi yang penting bagi tubuh
o Penyakit sistemik
- Pada atrofi papilla yang pertama hilang adalah si filiformis lalu fungiformis.
- Untuk regenerasinya si fungiformis dulu baru filiformis
- Pada daerah atrofi terlihat gambaran seperti daerah radang karena berwarna
merah dan sedikit cekung
- Penyakit2 sistemik yang mempunyai gambaran klinis di lidah:
o Geographic tongue
o Anemia defisiensi zat besi
o Anemia pernisiosa
- Pada geographic tongue terlihat gambaran yang mirip peta bumi, terdiri atas
lesi2 yg terlokalisasi ataupun meliputi seluruh permukaan dorsum lidah
berupa daerah2 halus pada dorsum dan tepi lateral

- Pada anemia defisiensi zat besi, lidah itu keliatannya kayak licin gitu. Trus
atrofinya itu biasanya dimulai dari ujung lidah lalu ke bagian distal.

- Kalo anemia pernisiosa keliatannya kayak glositis(peradangan pada lidah,


ditandai dengan pembengkakan) dimana lidah itu warnanya merah tua,
mengalami inflamasi, adanya daerah eritematous pada ujung dan tepi lidah,
dan terjadi atrofi pada papila2 lidah.

Anda mungkin juga menyukai