Uts Supervisi - Gelar Gelora
Uts Supervisi - Gelar Gelora
Dosen Pengampu:
Dr. Elais Retnowati, M.Si
MAKALAH
Disusun Oleh :
Gelar Gelora Mestika 7616167183
0|Page
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH SUPERVISI DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PROGRAM S2 PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN Dr. ELAIS RETNOWATI, M.Si.
SOAL:
1. Konsep supervisi, dan evaluasi dalam pendidikan menurut (Tracy, 1995, p. 320).
The teacher was considered a servant of the community.Individual supervisors or
supervisory committees were charged with monitoringthe quality of instruction.
These supervisors had nearly unlimited power toestablish criteria for effective
instruction and to hire and fire teachers (Burke &Krey, 2005). Jelaskan cara
mengimplementasikan konsep tersebut dalam pelaksanaan supervisi di satuan
pendidikan.
3. Salah satu teknik supervisi pendidikan secara individu adalah supervisi klinis.
Buatlah contoh simulasi secara lengkap proses supervisi klinis antara kepala
sekolah dengan seorang guru yang memiliki permasalahan dalam melaksanakan
proses belajar mengajar!
5. Salah satu peranan yang harus dimiliki supervisor pendidikan adalah Sebagai
pengambil keputusan.
a. Jelaskan 3 karakteristik dengan pengambilan keputusan yang efektif!
b. Deskripsikan dengan contoh bagaimana langkah-langkah pengambilan
keputusan yang harus dilakukan supervisor pendidikan agar efektif!
SELAMAT BEKERJA
1|Page
JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH SUPERVISI DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PROGRAM S2 PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN
No. 1 :
2|Page
serta kelompok, dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi; juga kemampuan
menyusun konsep-konsep tertentu.
Dalam hal ini aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapian efisiensi dan
efektivitas pembelajaran. Oleh sebab itu seorang supervisor dalam memberikan layanan
supervisi yang merupakan suatu proses yang dirancangnya secara khusus untuk
membantu para guru dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, diharapkan dapat
membuat layanan secara efektif dan efisien sehingga menjadikan sekolah sebagai
masyarakat belajar yang lebih efektif. Cara mengimplementasikan statement These
supervisors had nearly unlimited power toestablish criteria for effective instruction and
to hire and fire teachers Maka hakikat peran supervisor sesuai dengan fungsinya adalah
memberi dukungan (support), membantu (assisting), dan mengikut sertakan (sharing) ,
harus dapat dilakukan dengan baik. Selain itu peranan seorang supervisor adalah
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam
mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Untuk
dapat mengimplementasikan peran pengawas sebagai penentu kriteria pengajaran yang
efektif dan untuk mempekerjakan dan memecat guru adalah pengawas dapat berperan
sebagai coordinator, konsultan, pemimpin kelompok, dan evaluator. Dalam peranannya
sebagai supervisor mempunyai tugas utama meningkatkan kemampuan guru dalam
pembelajaran. Selain itu terdapat tugas-tugas yang lain yaitu:
1) Mengembangkan Kurikulum
2) Pengorganisasian Pengajaran
3) Pengadaan Staf (Pendidik dan tenaga kependidikan)
4) Penyediaan Fasilitas
5) Penyediaan Bahan Pengeajaran.
6) Penyusunan Penataran Pendidikan
7) Pemberian Orientasi Anggota Staff
8) Pelayanan Peserta Didik
9) Hubungan Masyarakat
10) Penyediaan Pengajaran
Refrensi Sumber:
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (PT Rineka Cipta,Jakarta:2008), h. 25
3|Page
No. 2 :
Dalam implementasi sebuah supervisi akademis ada salah satu cara yang
dikemukaan oleh Robert J Marzano bahwa A Well-Articulated Knowledge Base for
Teaching yang memiliki arti mengembangkan pengetahuan yang baik dalam
meningkatkan sebuah keahlian dalam pengajaran. Dikemukaan oleh Marzano bahwa ada
4 karakteristik yang dilakukan dalam meningkatkan keahlian dalam melaksanakan
pengajaran yang baik, yaitu:
a. Strategi dan Perilaku dalam Kelas
Pada bagian strategi ini menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang guru untuk
mengkondusifkan kelas. Dalam strategi ini dibagi menjadi tiga segmen:
4|Page
1) Segmen Rutin, dalam segmen rutin terdapat bagian dimana terdapat dua
rutinitas kerja guru, yaitu :
a) Mengutarakan tujuan pembelajaran, menelusuri perkembangan
siswa (menggunakan assessment untuk mengukur perkembangan
individu maupun kelompok), dan merayakan keberhasilan siswa.
b) Membangun/menjaga prosedur serta aturan dalam kelas
(guru mengingatkan siswa akan aturan/prosedur atau membuat
aturan/prosedur yang baru; dan menyusun bahan-bahan serta
pertunjukan untuk meningkatkan pembelajaran).
2) Segmen Isi, dalam segmen isi terdapat bagian dimana terdapat tiga rutinitas
kerja guru, yaitu :
a) Memperkenalkan konten baru, (memberikan informasi/pengetahuan
baru)
b) Membantu siswa melatih dan memperdalam pengetahuannya
(memberikan pekerjaan rumah atau memeriksa kesalahan dalam
informasi/pengetahuan).
c) Membantu siswa mengaplikasikan pengetahuannya dengan
menghasilkan dan menguji hipotesis (membantu memberikan
sumber-sumber yang lain serta membimbing siswa untuk
menyelesaikan masalah).
3) Segmen yang diberlakukan di Tempat, segmen ini adakalanya dilakukan
secara mendadak. Dalam segmen ini terdapat bagian dimana terdapat empat
rutinitas kerja guru, yaitu:
a) Meningkatkan keterlibatan siswa (menggunakan permainan
akademis, mendekatkan diri dengan siswa secara bersahabat).
b) Mengenali dan menyatakan kepatuhan atau ketidakpatuhan
terhadap peraturan dan prosedur kelas (memberlakukan
konsekuensi).
c) Membangun dan memelihara hubungan yang efektif dengan siswa
(menggunakan pendekatan dengan kasih sayang, memahami
keberminatan dan latar belakang siswa).
d) Mengutarakan harapan yang tinggi untuk setiap siswa
(memberlakukan siswa dengan harapan rendah sama dengan siswa
dengan harapan tinggi).
5|Page
1) Pelajaran dan Unit Pengajaran, dapat dilakukan dengan cara, yaitu:
a) Merencanakan dan mempersiapkan informasi yang efektif dalam
pelajaran.
b) Merencanakan dan mempersiapkan pelajaran di dalam sebuah unit
menuju pemahaman dan transfer konten yang lebih mendalam.
c) Merencanakan dan mempersiapkan perhatian yang sesuai terhadap
standar isi yang telah ditetapkan.
2) Materi dan Teknologi, dibutuhkan dengan cara berikut, yaitu:
a) Merencanakan dan mempersiapkan penggunaan materi yang
tersedia untuk unit dan pelajaran yang akan datang.
b) Merencanakan dan mempersiapkan penggunaan teknologi yang
tersedia seperti papan tulis interaktif, sistem respons, dan
computer.
3) Kebutuhan Khusus Siswa, dilakukan dengan cara berikut, yaitu:
a) Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan siswa.
b) Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan siswa pendidikan
khusus (siswa berkebutuhan khusus).
c) Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan siswa yang datang
dari lingkungan yang menawarkan dukungan kecil untuk sekolah.
c. Mengrefleksikan Pengajaran
Bagian ini memiliki efek langsung pada perencanaan dan persiapan.
Merefleksikan pengajaran berisi dua kategori kegiatan:
1) Mengevaluasi kinerja pribadi, yaitu:
a) Mengidentifikasi area spesifik kekuatan dan kelemahan pedagogis
strategi dan perilaku dalam kelas.
b) Mengevaluasi keefektifan masing-masing pelajaran dan unit.
c) Mengevaluasi keefektifan strategi pedagogi spesifik dan perilaku
di berbagai macam siswa.
2) Mengembangkan dan menerapkan rencana pertumbuhan
profesional, yaitu dengan cara:
a) Mengembangkan rencana pertumbuhan dan pengembangan secara
tertulis.
b) Memantau kemajuan relatif terhadap rencana pertumbuhan
profesional
6|Page
Bagian ini tidak terkait langsung dengan strategi dan perilaku dalam kelas.
Namun kolegialitas dan profesionalisme adalah konteks di mana kelas dapat
mengimplementasikan tujuan pencapaian proses belajar mengajarnya. Bagian ini
mencakup tiga kategori aktivitas:
1) Mempromosikan lingkungan yang positif, yaitu:
a) Mempromosikan interaksi positif dengan rekan kerja.
b) Mempromosikan interaksi positif tentang siswa dan orang tua
2) Mempromosikan pertukaran gagasan dan strategi, yaitu:
a) Mencari bimbingan untuk bidang kebutuhan atau minat.
b) Membimbing guru lain serta berbagi ide dan strategi
3) Mempromosikan pembangunan daerah dan sekolah, yaitu:
a) Mengikuti peraturan dan prosedur di tingkat daerah dan sekolah.
b) Berpartisipasi dalam inisiatif di tingkat daerah dan sekolah.
Refrensi Sumber:
Robert J. Marzano, -Effective Supervision_ Supporting the Art and Science of
Teaching- (2011), Chapter.3
No. 3 :
Supervisi Klinis menurut Keith Acheson dan Meredith D. Gall (1987) menyatakan
bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian
(kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku yang ideal.
Bapadal (2003) menyatakan bahwa supervisi klinis sebagai satu bentuk aplikasi praktis
supervisi pengajaran, yang merupakan satu strategi yang sangat berguna dalam supervisi,
sebagai pengembangan pengajaran guru.
Refrensi Sumber:
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 90
7|Page
Contoh Simulasi Supervisi Klinis:
Dalam supervisi klinis ini diuraikan tentang pre conference, observasi kelas, dan
post conference. Dimana pre conference merupakan tahap awal dalam supervisi klinis,
suatu tahap antara guru dan supervisor mengadakan pertemuan untuk membicarakan
tentang masalah yang dihadapi dan membuat jadwal kesepakatan observasi kelas. Dalam
pertemuan itu guru menunjukkan satuan pelajaran yang telah dibuat, serta ketrampilan
yang akan dilatihkan. Kemudian tahap selanjutnya yaitu observasi kelas. Guru mengajar
di kelas pada hari dan kelas yang telah disepakati dengan diawasi supervisor. Supervisor
menilai guru yang mengajar dengan memberi tanda cek pada instrumen penilaian
ketrampilan yang dilatihkan serta memberikan tanggapan tentang hal-hal yang perlu
diperbaiki. Sehingga guru mengetahui hal apa yang kurang pada diri guru dalam
mengajar di kelas. Setelah melaksanakan observasi kelas supervisor bersama guru
mengadakan pertemuan balikan atau post conference. Dimana pada pertemuan ini
supervisor menanyakan tentang keadaan guru yang telah mengajar dengan di observasi
serta memberikan instrumen penilaian kepada guru. Guru menganalisis apakah hasil
penilaian sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan oleh guru. COntohnya seperti
berikut:
a. Pre Conference (Pertemuan Pendahuluan)
Pada hari Rabu tanggal 8 Desember 2016 sekitar pukul 08.00 di SMPN 2
Tangerang bapak guru Rendra (Seorang guru bidang bahasa Indonesia)
bermaksud mengadakan pertemuan dengan bapak kepala sekolah Riza. Hal ini
dikarenakan Pak Rendra menemukan sedikit gangguan atau mempunyai masalah
dalam cara mengajarnya. Pak Rendra ingin meminta pendapat dan disupervisi
kepada kepala sekolah dalam rangka memantapkan penguasan ketrampilan dasar
mengajar guru didalam kelas agar tercipta kondisi belajar siswa yang
menyenangkan melalui ketrampilan menjelaskan yang disertai dengan Tanya
jawab. Pada pertemuan ini terjadi dialog dengan suasana akrab dan saling
menghargai dan mengikutsertakan peralatan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar nanti. Peralatan tersebut adalah satuan pelajaran, instrumen observasi
dan nanti ada kesepakatan waktu pelaksanaan observasi kelas.
Dalam pertemuan ini guru menceritakan masalah yang sedang diahdapi dengan
maksud agar kepala sekolah bersedia membantunya. Selama pertemuan
8|Page
supervisor selalu menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh
kehangatan. Hal ini dimaksudkan agar Guru tidak merasa tertekan dan takut.
Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pre conference tersebut antara lain:
1) Supervisor menciptakan suasana intim dan terbuka.
2) Guru menjelaskan satuan pelajaran yang telah dibuat.
3) Supervisor mereview rencana pembelajaran yang telah dibuat.\
4) Supervisor mereview komponen ketrampilan yang akan dicapai oleh
guru dalam KBK.
5) Supervisor bersama guru memilih dan mengembangkan instrumen
observasi yang akan digunakan.
6) Supervisor bersama guru mendiskusikan instrumen tersebut, termasuk
tentang tata cara penggunaannya, serta data yang akan diambil.
Hasilnya berupa kontrak yang disepakati bersama.
b. Obervasi Kelas
Tahap kedua dalam supervisi klinis adalah observasi mengajar. Observasi
mengajar ini dilaksanakan pada hari/tanggal dan kelas sesuai dengan kesepakatan
dalam pertemuan pre conference. Guru menjelaskan materi kepada siswa sesuai
dengan materi pokok dalam rencana pembelajaran yang disertai dengan contoh-
contoh. Supervisor duduk dibangku yang paling belakang sehingga tidak
mengganggu siswa yang sedang diajar. Selama di kelas supervisor selalu
memperhatikan dan merekam secara objektif tingkah laku guru dalam mengajar,
tingkah laku siswa dalam belajar, dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses belajar mengajar.
Waktu untuk melaksanakan observasi yaitu dua jam pelajaran. Supervisor menilai
guru kedalam instrumen penilaian ketrampilan menjelaskan yang telah dibuat
sebelumnya. Selain itu supervisor juga memberikan tanggapan atau komentar
secara tertulis tentang hal-hal yang perlu dikembangkan guru dalam mengajar.
Supaya guru mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki oleh guru
dalam mengajar. Istrumen tersebut diberikan kepada guru ketika mengadakan
pertemuan balikan untuk dianalisis oleh guru.
9|Page
Proses belajar mengajar telah berlangsung dan observasi mengajar telah
dilaksanakan, maka langkah selanjutnya yaitu supervisor meminta guru untuk
datang ke kantornya dengan maksud untuk membahas bersama-sama tentang
hasil observasi. Dalam pertemuan ini supervisor memberikan instrumen yang
berisikan penilaian terhadap guru dalam mengajar. Supervisor meminta guru
untuk menganalisisnya, kemudian dicari pemecahan masalahnya. Hal-hal yang
dilakukan dalam pertemuan post converence sebagai berikut:
1) Supervisor mereview tujuan pembelajaran.
2) Supervisor mereview tingkat ketrampilan serta perhatian utama guru
dalam mengajar.
3) Supervisor menanyakan perasaan guru tentang jalannnya proses
pembelajaran berdasarkan target.
4) Supervisor menunjukkan hasil observasi yang telah dianalisis dan
diiterpretasikan awal, kemudian memberi waktu guru untuk
menganalisis dan menginterpretasikannya bersama.
5) Supervisor menanyakan kembali perasaan guru tentang hasil analisis
dan interpetasinya.
6) Supervisor menanyakan tentang keinginan guru yang sebenarnya ingin
dicapai.
7) Supervisor menyimpulkan hasil dengan melihat keinginan yang
sebenarnya ingin dicapai.
8) Supervisor bersama guru menentukan rencana mengajar yang akan
datang untuk menigkatkan ketrampilan yang belum dikuasai oleh guru
selama mengajar.
No. 4 :
10 | P a g e
untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sebagai salah satu tugas
kepemimpinannya yaitu sebagai supervisor dalam memajukan pendidikan melalui
pembelajaran. Menurut E. Mulyasa, supervisor sekolah harus melakukan
berbagai pengawasan dan pengendaian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan control agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan, dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya. Pengawasan dan pengendalian tersebut dibutuhkan
perencanaan sebagai ujung tombak dari rangkaian peningkatan mutu pendidikan
sehingga kemungkinan adanya tekanan dari luar akan terselesaikan dengan
perencanaan yang matang oleh seorang supervisor.
Refrensi Sumber:
E. Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,
2011) Cet 1 h. 253
11 | P a g e
8) Membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung
jawabnya.
9) Memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
10) Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan pada sekolah-sekolah binaannya
dan menindak lanjutinya untuk perbaikan mutu pendidikan dan progran
pengawasan berikutnya.
11) Mendorong guru dan kepala sekolah untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya.
12) Menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepada guru dan
kepala sekolah.Memantau pelaksanaan inovasi dan kebijakan pendidikan pada
sekolah-sekolah binaannya.
Refrensi Sumber:
E. Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,
2011) Cet 1 h. 253
No.5 :
12 | P a g e
kemudian alternative tersebut dirancang dan diberikan tambahan
informasi yang objektif.
3) Pemilihan Alternatif dari Alternatif-Alternatif
Karakteristik ini diberikan oleh pemangku keputusan adalah untuk
memilih akternatif yang paling baik dari berbagai arternatif yang
sudah dirumuskan.
Refrensi Sumber:
Samuel C. Berto & S.Trevis Certo. Modern Management, Consept and Skills, Twelfth
Edition, (New Jersey: Pearson Pratice Hall,2012).h.186
13 | P a g e
4) Evaluasi alternatif terhadap kriteria Alternatif
Pada tahap ini supervisor perlu memilih kriteria mana yang sesuai dengan
informasi yang telah disusun, apa dampak yang akan diterima apabila
melaksanakan solusi tersebut
14 | P a g e
3) Mengadakan pembinaan kepada kepala sekolah dalam pengelolaan dana
BOS.
4) Mengembangkan alternative Solusi, yaitu pemerintah pusat terjun langsung
ke sekolah-sekolah. Alternatif ini bisa tepat sasaran dan tahu sekolah mana
yang harus didahulukan dalam memenuhi kebutuhannya
5) Membutuhkan orang yang berdedikasi tinggi terhadap pendidikan dan bisa
menefisiesinsikan waktu dan tempat.
6) Memilih orang-orang yang terpercaya dan berahlaq mulia dalam program
penyaluran dana BOS.
7) Bisa terjamin dana BOS tersebut sampat pada tujuan dan tidak dikurangi
dari apa yang telah diberikan oleh pemerintah.
8) Kesulitan dalam penyeleksian orang-orang tersebut dapat diberikan
pembinaan kepada kepala sekolah dalam pengelolaan dana BOS.
9) Lebih tahu mana kebutuhan yang harus didahulukan dalam
penyelenggaraan pendidikan dalam sekolah tersebut. Kurangnya
pembinaan akan hal tersebut sehingga, penyaluran dana tidak dilakukan
semaksimal mungkin.
10) Pemerintah pusat terjun langsung ke sekolah-sekolah
Refrensi Sumber:
Jason A. Colquitt, Jeffery A Lepine, Michael J. Wesson, Organtional
Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace (NY:
McGraw-Hill, 2009), h. 37
15 | P a g e