Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

SUPERVISI DAN EVALUASI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Dr. Elais Retnowati, M.Si

MAKALAH

Diajukan Sebagai Persyaratan


Kelulusan Mata Kuliah
Supervisi dan Evaluasi Pendidikan

Disusun Oleh :
Gelar Gelora Mestika 7616167183

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017

0|Page
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH SUPERVISI DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PROGRAM S2 PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN Dr. ELAIS RETNOWATI, M.Si.

Seluruh soal dikerjakan dan dilengkapi dengan rujukan yang sesuai.


Hasil UTS dikumpulkan pada tanggal 02 Mei 2017.

SOAL:

1. Konsep supervisi, dan evaluasi dalam pendidikan menurut (Tracy, 1995, p. 320).
The teacher was considered a servant of the community.Individual supervisors or
supervisory committees were charged with monitoringthe quality of instruction.
These supervisors had nearly unlimited power toestablish criteria for effective
instruction and to hire and fire teachers (Burke &Krey, 2005). Jelaskan cara
mengimplementasikan konsep tersebut dalam pelaksanaan supervisi di satuan
pendidikan.

2. Supervisi dipercaya dapat meningkatkan keahlian (developved expertise) Salah


satu implementasinya adalah A Well-Articulated Knowledge Base for Teaching.
Jelaskan konsep ini dalam ranah supervisi akademis.

3. Salah satu teknik supervisi pendidikan secara individu adalah supervisi klinis.
Buatlah contoh simulasi secara lengkap proses supervisi klinis antara kepala
sekolah dengan seorang guru yang memiliki permasalahan dalam melaksanakan
proses belajar mengajar!

4. a.Deskripsikan beberapa alasan mengapa supervisor pendidikan harus


berperan sebagai perencana dalam perbaikan proses pendidikan!
b.Berikan contoh jenis rencana/program pendidikan yang harus disusun oleh
supervisor dalam supervisi manajerial.

5. Salah satu peranan yang harus dimiliki supervisor pendidikan adalah Sebagai
pengambil keputusan.
a. Jelaskan 3 karakteristik dengan pengambilan keputusan yang efektif!
b. Deskripsikan dengan contoh bagaimana langkah-langkah pengambilan
keputusan yang harus dilakukan supervisor pendidikan agar efektif!

SELAMAT BEKERJA

1|Page
JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH SUPERVISI DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PROGRAM S2 PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN

No. 1 :

Konsep supervisi, dan evaluasi dalam pendidikan menurut (Tracy, 1995, p.


320), menurut tracy seorang supervisor pendidian harus dilakukan guna membantu
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran secara
efektif. Sedangkan supervisor hendaknya memahami bagaimana supervisi dilakukan
guna menghindari kesalahpahaman dengan guru yang disupervisi. Maka statement Tracy
The teacher was considered a servant of the community.Individual supervisors or
supervisory committees were charged with monitoringthe quality of instruction. Dapat
diimplementasikan dengan cara kegiatan supervisi yang dilakukan oleh supervisor,
dengan cara membina dewan guru dari segi kademis maupun psikologis dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan maksimal dan kualitas pendidikan dan meningkat. Untuk mengimplementasikan
These supervisors had nearly unlimited power toestablish criteria for effective
instruction and to hire and fire teachers supervisor berperan sebagai perencana
pendidikan dan pembelajaran sehingga terbentuk kegiatan pembelajaran yang efektif.
Ada tiga teknik yang dilaksanakan oleh tracy dalam membina supervisi di sekolah
yaitu dengan cara, (1) Technical skill, yaitu semua kecakapan/keahlian dalam
keterampilan khusus, terutama yang memerlukan metode, proses, prosedur, dan teknik,
kecakapan teknis yang memerlukan pengetahuan khusus, kecakapan menganalisis,
penggunaan alat-alat, teknik-teknik yang memerlukan disiplin khusus dan barang-barang,
dan kecakapan tenis yang berkaitan dengan tugas-tugas khusus. (2) Human Skill, yaitu
kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif dalam satu kelompok,
kemampuan menciptakan kerja sama yang baik dalam usaha bersama; menekankan
kemampuan bekerja dengan orang-orang lain, dan kemampuan menciptakan situasi
lingkungan yang aman, dengan iklim saling mempercayai, terbuka dan saling hormat-
menghormati. (3) Conceptual Skill, yaitu kemampuan pemimpin untuk melihat
organisasi dan setiap permasalahan sebagai suatu keseluruhan, kemampuan untuk
mengkoordinasikan seluruh rentetan kegiatan, keinginan dan kepentingan perorangan

2|Page
serta kelompok, dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi; juga kemampuan
menyusun konsep-konsep tertentu.
Dalam hal ini aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapian efisiensi dan
efektivitas pembelajaran. Oleh sebab itu seorang supervisor dalam memberikan layanan
supervisi yang merupakan suatu proses yang dirancangnya secara khusus untuk
membantu para guru dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, diharapkan dapat
membuat layanan secara efektif dan efisien sehingga menjadikan sekolah sebagai
masyarakat belajar yang lebih efektif. Cara mengimplementasikan statement These
supervisors had nearly unlimited power toestablish criteria for effective instruction and
to hire and fire teachers Maka hakikat peran supervisor sesuai dengan fungsinya adalah
memberi dukungan (support), membantu (assisting), dan mengikut sertakan (sharing) ,
harus dapat dilakukan dengan baik. Selain itu peranan seorang supervisor adalah
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam
mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Untuk
dapat mengimplementasikan peran pengawas sebagai penentu kriteria pengajaran yang
efektif dan untuk mempekerjakan dan memecat guru adalah pengawas dapat berperan
sebagai coordinator, konsultan, pemimpin kelompok, dan evaluator. Dalam peranannya
sebagai supervisor mempunyai tugas utama meningkatkan kemampuan guru dalam
pembelajaran. Selain itu terdapat tugas-tugas yang lain yaitu:
1) Mengembangkan Kurikulum
2) Pengorganisasian Pengajaran
3) Pengadaan Staf (Pendidik dan tenaga kependidikan)
4) Penyediaan Fasilitas
5) Penyediaan Bahan Pengeajaran.
6) Penyusunan Penataran Pendidikan
7) Pemberian Orientasi Anggota Staff
8) Pelayanan Peserta Didik
9) Hubungan Masyarakat
10) Penyediaan Pengajaran

Refrensi Sumber:
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (PT Rineka Cipta,Jakarta:2008), h. 25

3|Page
No. 2 :

Supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru


mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
tujuan pembelajaran. Dengan artian adalah supervisi akademik harus secara langsung
mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses
pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini,
janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa
diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun
perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981).
Tujuan dari supervisi akademik adalah
1) Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru
mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami
akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
2) Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dila-kukan
melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang
mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun
dengan sebagian murid-muridnya.
3) Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong
guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia
memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan
tanggung jawabnya.

Dalam implementasi sebuah supervisi akademis ada salah satu cara yang
dikemukaan oleh Robert J Marzano bahwa A Well-Articulated Knowledge Base for
Teaching yang memiliki arti mengembangkan pengetahuan yang baik dalam
meningkatkan sebuah keahlian dalam pengajaran. Dikemukaan oleh Marzano bahwa ada
4 karakteristik yang dilakukan dalam meningkatkan keahlian dalam melaksanakan
pengajaran yang baik, yaitu:
a. Strategi dan Perilaku dalam Kelas
Pada bagian strategi ini menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang guru untuk
mengkondusifkan kelas. Dalam strategi ini dibagi menjadi tiga segmen:

4|Page
1) Segmen Rutin, dalam segmen rutin terdapat bagian dimana terdapat dua
rutinitas kerja guru, yaitu :
a) Mengutarakan tujuan pembelajaran, menelusuri perkembangan
siswa (menggunakan assessment untuk mengukur perkembangan
individu maupun kelompok), dan merayakan keberhasilan siswa.
b) Membangun/menjaga prosedur serta aturan dalam kelas
(guru mengingatkan siswa akan aturan/prosedur atau membuat
aturan/prosedur yang baru; dan menyusun bahan-bahan serta
pertunjukan untuk meningkatkan pembelajaran).
2) Segmen Isi, dalam segmen isi terdapat bagian dimana terdapat tiga rutinitas
kerja guru, yaitu :
a) Memperkenalkan konten baru, (memberikan informasi/pengetahuan
baru)
b) Membantu siswa melatih dan memperdalam pengetahuannya
(memberikan pekerjaan rumah atau memeriksa kesalahan dalam
informasi/pengetahuan).
c) Membantu siswa mengaplikasikan pengetahuannya dengan
menghasilkan dan menguji hipotesis (membantu memberikan
sumber-sumber yang lain serta membimbing siswa untuk
menyelesaikan masalah).
3) Segmen yang diberlakukan di Tempat, segmen ini adakalanya dilakukan
secara mendadak. Dalam segmen ini terdapat bagian dimana terdapat empat
rutinitas kerja guru, yaitu:
a) Meningkatkan keterlibatan siswa (menggunakan permainan
akademis, mendekatkan diri dengan siswa secara bersahabat).
b) Mengenali dan menyatakan kepatuhan atau ketidakpatuhan
terhadap peraturan dan prosedur kelas (memberlakukan
konsekuensi).
c) Membangun dan memelihara hubungan yang efektif dengan siswa
(menggunakan pendekatan dengan kasih sayang, memahami
keberminatan dan latar belakang siswa).
d) Mengutarakan harapan yang tinggi untuk setiap siswa
(memberlakukan siswa dengan harapan rendah sama dengan siswa
dengan harapan tinggi).

b. Perencanaan dan Persiapan


Pada bagian ini melibatkan tiga kategori kegiatan umum mengenai perencanaan
dan persiapan:

5|Page
1) Pelajaran dan Unit Pengajaran, dapat dilakukan dengan cara, yaitu:
a) Merencanakan dan mempersiapkan informasi yang efektif dalam
pelajaran.
b) Merencanakan dan mempersiapkan pelajaran di dalam sebuah unit
menuju pemahaman dan transfer konten yang lebih mendalam.
c) Merencanakan dan mempersiapkan perhatian yang sesuai terhadap
standar isi yang telah ditetapkan.
2) Materi dan Teknologi, dibutuhkan dengan cara berikut, yaitu:
a) Merencanakan dan mempersiapkan penggunaan materi yang
tersedia untuk unit dan pelajaran yang akan datang.
b) Merencanakan dan mempersiapkan penggunaan teknologi yang
tersedia seperti papan tulis interaktif, sistem respons, dan
computer.
3) Kebutuhan Khusus Siswa, dilakukan dengan cara berikut, yaitu:
a) Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan siswa.
b) Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan siswa pendidikan
khusus (siswa berkebutuhan khusus).
c) Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan siswa yang datang
dari lingkungan yang menawarkan dukungan kecil untuk sekolah.

c. Mengrefleksikan Pengajaran
Bagian ini memiliki efek langsung pada perencanaan dan persiapan.
Merefleksikan pengajaran berisi dua kategori kegiatan:
1) Mengevaluasi kinerja pribadi, yaitu:
a) Mengidentifikasi area spesifik kekuatan dan kelemahan pedagogis
strategi dan perilaku dalam kelas.
b) Mengevaluasi keefektifan masing-masing pelajaran dan unit.
c) Mengevaluasi keefektifan strategi pedagogi spesifik dan perilaku
di berbagai macam siswa.
2) Mengembangkan dan menerapkan rencana pertumbuhan
profesional, yaitu dengan cara:
a) Mengembangkan rencana pertumbuhan dan pengembangan secara
tertulis.
b) Memantau kemajuan relatif terhadap rencana pertumbuhan
profesional

d. Kolegialitas dan Profesionalitas

6|Page
Bagian ini tidak terkait langsung dengan strategi dan perilaku dalam kelas.
Namun kolegialitas dan profesionalisme adalah konteks di mana kelas dapat
mengimplementasikan tujuan pencapaian proses belajar mengajarnya. Bagian ini
mencakup tiga kategori aktivitas:
1) Mempromosikan lingkungan yang positif, yaitu:
a) Mempromosikan interaksi positif dengan rekan kerja.
b) Mempromosikan interaksi positif tentang siswa dan orang tua
2) Mempromosikan pertukaran gagasan dan strategi, yaitu:
a) Mencari bimbingan untuk bidang kebutuhan atau minat.
b) Membimbing guru lain serta berbagi ide dan strategi
3) Mempromosikan pembangunan daerah dan sekolah, yaitu:
a) Mengikuti peraturan dan prosedur di tingkat daerah dan sekolah.
b) Berpartisipasi dalam inisiatif di tingkat daerah dan sekolah.

Refrensi Sumber:
Robert J. Marzano, -Effective Supervision_ Supporting the Art and Science of
Teaching- (2011), Chapter.3

No. 3 :

Supervisi Klinis menurut Keith Acheson dan Meredith D. Gall (1987) menyatakan
bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian
(kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku yang ideal.
Bapadal (2003) menyatakan bahwa supervisi klinis sebagai satu bentuk aplikasi praktis
supervisi pengajaran, yang merupakan satu strategi yang sangat berguna dalam supervisi,
sebagai pengembangan pengajaran guru.

Refrensi Sumber:
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 90

7|Page
Contoh Simulasi Supervisi Klinis:

Dalam supervisi klinis ini diuraikan tentang pre conference, observasi kelas, dan
post conference. Dimana pre conference merupakan tahap awal dalam supervisi klinis,
suatu tahap antara guru dan supervisor mengadakan pertemuan untuk membicarakan
tentang masalah yang dihadapi dan membuat jadwal kesepakatan observasi kelas. Dalam
pertemuan itu guru menunjukkan satuan pelajaran yang telah dibuat, serta ketrampilan
yang akan dilatihkan. Kemudian tahap selanjutnya yaitu observasi kelas. Guru mengajar
di kelas pada hari dan kelas yang telah disepakati dengan diawasi supervisor. Supervisor
menilai guru yang mengajar dengan memberi tanda cek pada instrumen penilaian
ketrampilan yang dilatihkan serta memberikan tanggapan tentang hal-hal yang perlu
diperbaiki. Sehingga guru mengetahui hal apa yang kurang pada diri guru dalam
mengajar di kelas. Setelah melaksanakan observasi kelas supervisor bersama guru
mengadakan pertemuan balikan atau post conference. Dimana pada pertemuan ini
supervisor menanyakan tentang keadaan guru yang telah mengajar dengan di observasi
serta memberikan instrumen penilaian kepada guru. Guru menganalisis apakah hasil
penilaian sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan oleh guru. COntohnya seperti
berikut:
a. Pre Conference (Pertemuan Pendahuluan)
Pada hari Rabu tanggal 8 Desember 2016 sekitar pukul 08.00 di SMPN 2
Tangerang bapak guru Rendra (Seorang guru bidang bahasa Indonesia)
bermaksud mengadakan pertemuan dengan bapak kepala sekolah Riza. Hal ini
dikarenakan Pak Rendra menemukan sedikit gangguan atau mempunyai masalah
dalam cara mengajarnya. Pak Rendra ingin meminta pendapat dan disupervisi
kepada kepala sekolah dalam rangka memantapkan penguasan ketrampilan dasar
mengajar guru didalam kelas agar tercipta kondisi belajar siswa yang
menyenangkan melalui ketrampilan menjelaskan yang disertai dengan Tanya
jawab. Pada pertemuan ini terjadi dialog dengan suasana akrab dan saling
menghargai dan mengikutsertakan peralatan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar nanti. Peralatan tersebut adalah satuan pelajaran, instrumen observasi
dan nanti ada kesepakatan waktu pelaksanaan observasi kelas.
Dalam pertemuan ini guru menceritakan masalah yang sedang diahdapi dengan
maksud agar kepala sekolah bersedia membantunya. Selama pertemuan

8|Page
supervisor selalu menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh
kehangatan. Hal ini dimaksudkan agar Guru tidak merasa tertekan dan takut.
Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pre conference tersebut antara lain:
1) Supervisor menciptakan suasana intim dan terbuka.
2) Guru menjelaskan satuan pelajaran yang telah dibuat.
3) Supervisor mereview rencana pembelajaran yang telah dibuat.\
4) Supervisor mereview komponen ketrampilan yang akan dicapai oleh
guru dalam KBK.
5) Supervisor bersama guru memilih dan mengembangkan instrumen
observasi yang akan digunakan.
6) Supervisor bersama guru mendiskusikan instrumen tersebut, termasuk
tentang tata cara penggunaannya, serta data yang akan diambil.
Hasilnya berupa kontrak yang disepakati bersama.

b. Obervasi Kelas
Tahap kedua dalam supervisi klinis adalah observasi mengajar. Observasi
mengajar ini dilaksanakan pada hari/tanggal dan kelas sesuai dengan kesepakatan
dalam pertemuan pre conference. Guru menjelaskan materi kepada siswa sesuai
dengan materi pokok dalam rencana pembelajaran yang disertai dengan contoh-
contoh. Supervisor duduk dibangku yang paling belakang sehingga tidak
mengganggu siswa yang sedang diajar. Selama di kelas supervisor selalu
memperhatikan dan merekam secara objektif tingkah laku guru dalam mengajar,
tingkah laku siswa dalam belajar, dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses belajar mengajar.
Waktu untuk melaksanakan observasi yaitu dua jam pelajaran. Supervisor menilai
guru kedalam instrumen penilaian ketrampilan menjelaskan yang telah dibuat
sebelumnya. Selain itu supervisor juga memberikan tanggapan atau komentar
secara tertulis tentang hal-hal yang perlu dikembangkan guru dalam mengajar.
Supaya guru mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki oleh guru
dalam mengajar. Istrumen tersebut diberikan kepada guru ketika mengadakan
pertemuan balikan untuk dianalisis oleh guru.

c. Post Conference (Pertemuan Balikan)

9|Page
Proses belajar mengajar telah berlangsung dan observasi mengajar telah
dilaksanakan, maka langkah selanjutnya yaitu supervisor meminta guru untuk
datang ke kantornya dengan maksud untuk membahas bersama-sama tentang
hasil observasi. Dalam pertemuan ini supervisor memberikan instrumen yang
berisikan penilaian terhadap guru dalam mengajar. Supervisor meminta guru
untuk menganalisisnya, kemudian dicari pemecahan masalahnya. Hal-hal yang
dilakukan dalam pertemuan post converence sebagai berikut:
1) Supervisor mereview tujuan pembelajaran.
2) Supervisor mereview tingkat ketrampilan serta perhatian utama guru
dalam mengajar.
3) Supervisor menanyakan perasaan guru tentang jalannnya proses
pembelajaran berdasarkan target.
4) Supervisor menunjukkan hasil observasi yang telah dianalisis dan
diiterpretasikan awal, kemudian memberi waktu guru untuk
menganalisis dan menginterpretasikannya bersama.
5) Supervisor menanyakan kembali perasaan guru tentang hasil analisis
dan interpetasinya.
6) Supervisor menanyakan tentang keinginan guru yang sebenarnya ingin
dicapai.
7) Supervisor menyimpulkan hasil dengan melihat keinginan yang
sebenarnya ingin dicapai.
8) Supervisor bersama guru menentukan rencana mengajar yang akan
datang untuk menigkatkan ketrampilan yang belum dikuasai oleh guru
selama mengajar.

No. 4 :

a. Supervisor dapat berperan sebagai perencana dalam perbaikan proses


pendidikan karena seorang supervisor keberadaan pada suatu lembaga
pendidikan dibutuhkan agar tecapainya tujuan pendidikan melalui kegiatan
pembelajaran yang efektif. Dalam penciptakan pembelajaran yang efektif
dibutuhkan perencanaan Seorang supervisor harus memiliki kompetensi
manajerial, komeptensi akademik dan kompetensi sosial dalam merencanakan
suatu perencanaan pendidikan. Dengan kata lain supervisor harus memiliki tujuan

10 | P a g e
untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sebagai salah satu tugas
kepemimpinannya yaitu sebagai supervisor dalam memajukan pendidikan melalui
pembelajaran. Menurut E. Mulyasa, supervisor sekolah harus melakukan
berbagai pengawasan dan pengendaian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan control agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan, dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya. Pengawasan dan pengendalian tersebut dibutuhkan
perencanaan sebagai ujung tombak dari rangkaian peningkatan mutu pendidikan
sehingga kemungkinan adanya tekanan dari luar akan terselesaikan dengan
perencanaan yang matang oleh seorang supervisor.

Refrensi Sumber:
E. Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,
2011) Cet 1 h. 253

b. Contoh rencana/program pendidikan yang harus disusun oleh seorang


supervisor dalam supervisi manajerial, yaitu:
1) Memahami perilaku masa depan dan masa lampau dari staff
2) Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
3) Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi misi tujuan dan program-
program sekolah binaannya.
4) Menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan.
5) Membina kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan berdasarkan
manajemen peningkatan mutu berbasisi sekolah (MPMBS).
6) Membina kepala sekolah dalam dalam melaksanakan administrasi satuan
pendidikan meliputi administrasi kesisiwaan, kurikulum dan pembelajaran,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan,
keuangan, lingkungan sekolah dan peran setrta masyarakat.
7) Membantu sekolah dalam menyusun indikator keberhasilan mutu pendidikan
di sekolah.

11 | P a g e
8) Membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung
jawabnya.
9) Memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
10) Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan pada sekolah-sekolah binaannya
dan menindak lanjutinya untuk perbaikan mutu pendidikan dan progran
pengawasan berikutnya.
11) Mendorong guru dan kepala sekolah untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya.
12) Menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepada guru dan
kepala sekolah.Memantau pelaksanaan inovasi dan kebijakan pendidikan pada
sekolah-sekolah binaannya.

Refrensi Sumber:
E. Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,
2011) Cet 1 h. 253

No.5 :

a. Karakteristik seorang supervisor dalam pengambilan keputusan yang efektif


menurut Samuel C. Berto & S.Trevis Certo, yaitu :
1) Tujuan yang diinginkan (Goals To Be Served)
Tujuan yang akan dicapai oleh pengambil keputusan adalah elemen
dari hasil pencapaian pengambilan keputusan.
2) Alternative yang Relevan (Relevant Alterbnatives)
Situasi dimana sebuah keputusan biasanya diambil oleh pemegang
keputusan yang memiliki beberapa alternatif yang dijabarkan,

12 | P a g e
kemudian alternative tersebut dirancang dan diberikan tambahan
informasi yang objektif.
3) Pemilihan Alternatif dari Alternatif-Alternatif
Karakteristik ini diberikan oleh pemangku keputusan adalah untuk
memilih akternatif yang paling baik dari berbagai arternatif yang
sudah dirumuskan.

Refrensi Sumber:
Samuel C. Berto & S.Trevis Certo. Modern Management, Consept and Skills, Twelfth
Edition, (New Jersey: Pearson Pratice Hall,2012).h.186

b. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan oleh seorang supervisor


pendidikan agar efektif, yaitu :
1) Menentukan kriteria yang tepat
Dalam hal ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan
identifikasi masalah dengan cara evaluasi diri sekolah. Contoh Kasus
yaitu suatu lembaga pendidikan atau sekolah mengalami penurunan nilai
Ujian Nasional, tentu hal tersebut menjadi salah satu hal penurunan
kualitas dan mutu pada lembaga pendidikan tersebut.

2) Membuat daftar umum dari semua alternatif


Setelah teridentifikasi permasalah yang ada maka perlunya penetuan
pedoman pemecahan maslah di mana menentukan alokasi waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Serta menganalisa
tujuan penyeesaian masalah tersebut. Dari contoh kasus di atas tentu
pemecahan masalah adalah untuk meningkatkan kualitas dan mutu
pendidikan serta prestasi siswa.

3) Mencari Informasi dari Alternatif tersebut


Informasi tersebut yaitu didapat dari menganalisis alternative yang
didapatkan dari berbagai sumber. Contoh kasus Penurunan Nilai Ujian
Nasional terdapat beberapa solusi alternative diantaranya: mengadakan
les/pengayaan dimulai pada smester 1, mewajibkan siswa mengikuti les
di luar jam sekolah, dan mengikut sertakan dewan guru pada mata
pelajaran yang di UN kan dengan intensitas yang lebih

13 | P a g e
4) Evaluasi alternatif terhadap kriteria Alternatif
Pada tahap ini supervisor perlu memilih kriteria mana yang sesuai dengan
informasi yang telah disusun, apa dampak yang akan diterima apabila
melaksanakan solusi tersebut

5) Memilih solusi alternatif yang terbaik


Mempertimbangkan beberapa solusi dengan menganalisa positif dan
negatignya maka alternative terbaiklah yang harus dilaksanakan. Dalam
hal ini tidak bisa memilih alternative yang hanya mudah atau dapat
diterima, melainkan harus yang terbaik ditinjau dari segala aspek. Contoh
dari kasus di atas supervisor memilih untuk mengadakan penayaan
dimuali dari semester 1 dengan pertimbangan kegiatan belajar siswa akan
terpantau dengan baik oleh kepala sekolah atau guru mata pelajaran.
Karena jika menggunakan alternative yang lain muncul berbagai kendala
dan masalah baru

6) Menerapkan alternatif, pengambilan keputusan merujuk pada hasil


dan pilihan dari serangkaian alternatif untuk pemecahan masalah
Setelah melalui proses tersebut di atas maka terbitlah sebuah keputusan
dengan berbagai macam pertimbangan dan proses. Mulai melaksanakan
keputusan tersebut. Dalam hal ini supervisor perlu memantau lebih dalam
pelaksanaannya agar tujuannya tercapai dengan baik. Sehingga
permasalahan dapat terselesaikan dengan baik.

Contoh Kasus Supervisor dalam pengambilan keputusan:


Identifikasi masalah tentang Penyaluran dana BOS, adanya pentimpangan dalam
penyaluran dana BOS yang kurang tepat sasaran penyaluran dana BOS. Tidak
meratanya penyaluran dana BOS.
Pencarian alternative solusi, yaitu :
1) Pemerintah pusat terjun langsung ke sekolah-sekolah.
2) Memilih orang-orang yang terpercaya dan berahlaq mulia dalam program
penyaluran dana BOS.

14 | P a g e
3) Mengadakan pembinaan kepada kepala sekolah dalam pengelolaan dana
BOS.
4) Mengembangkan alternative Solusi, yaitu pemerintah pusat terjun langsung
ke sekolah-sekolah. Alternatif ini bisa tepat sasaran dan tahu sekolah mana
yang harus didahulukan dalam memenuhi kebutuhannya
5) Membutuhkan orang yang berdedikasi tinggi terhadap pendidikan dan bisa
menefisiesinsikan waktu dan tempat.
6) Memilih orang-orang yang terpercaya dan berahlaq mulia dalam program
penyaluran dana BOS.
7) Bisa terjamin dana BOS tersebut sampat pada tujuan dan tidak dikurangi
dari apa yang telah diberikan oleh pemerintah.
8) Kesulitan dalam penyeleksian orang-orang tersebut dapat diberikan
pembinaan kepada kepala sekolah dalam pengelolaan dana BOS.
9) Lebih tahu mana kebutuhan yang harus didahulukan dalam
penyelenggaraan pendidikan dalam sekolah tersebut. Kurangnya
pembinaan akan hal tersebut sehingga, penyaluran dana tidak dilakukan
semaksimal mungkin.
10) Pemerintah pusat terjun langsung ke sekolah-sekolah

Refrensi Sumber:
Jason A. Colquitt, Jeffery A Lepine, Michael J. Wesson, Organtional
Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace (NY:
McGraw-Hill, 2009), h. 37

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai