Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Obesitas merupakan suatu keadaan patologis yang disebabkan karena

mengkonsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terjadi

penimbunan lemak yang berlebihan. Kegemukan dan obesitas juga didefinisikan

sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu

kesehatan.2

Obesitas memiliki dampak buruk terhadap kesehatan serta dapat menjadi

faktor risiko suatu penyakit, seperti tekanan darah tinggi,3 jantung koroner,

stroke,4 diabetes melitus dan penyakit pernapasan.3 Pada anak, kegemukan dan

obesitas juga dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang sangat

merugikan kualitas hidup anak seperti gangguan pertumbuhan tungkai kaki,

gangguan tidur, sleep apnea (henti napas sesaat) dan gangguan pernafasan lain.5

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan usia, termasuk pada remaja

diketahui angka kejadian obesitas pada remaja terus meningkat setiap tahunnya.

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional prevalensi

obesitas anak usia 15 tahun keatas meningkat dari 10,3% pada tahun 2007

menjadi 19,1% pada tahun 2010.6 Tahun 2010 ke tahun 2013 juga terjadi

peningkatan prevalensi obesitas, pada anak usia 13-15 tahun terjadi peningkatan

dari 2,5% menjadi 10,8% (8,3% gemuk dan 2,5% obesitas) dan pada anak usia

16-18 tahun prevalensi meningkat dari 1,4% menjadi 7,3%.7,8 Penelitian yang

dilakukan oleh Masdar H dkk pada pelajar SMA Negeri di Kota Pekanbaru pada

tahun 2014 didapatkan angka kejadian obesitas pada pelajar SMA sebesar 23,5%.9

1
2

Penelitian lain yang dilakukan oleh Amelia MN dkk di SMA 1 Pekanbaru tahun

2012 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sebesar 26,2%.10

Obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan asupan energi, menurunnya

keluaran energi, faktor metabolisme (misal penyakit hipotiroidisme, cushings

syndrome, defisiensi leptin kongenital), pemrograman janin, lingkungan

obesogenik dan pengaruh psikososial.11 World Heatlh Organization (WHO)

mengatakan penyebab mendasar dari obesitas dan kelebihan berat badan adalah

ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang

dikeluarkan.2 Courtney M menyebutkan penyebab lain obesitas adalah psikologi,

dimana makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian, berduka

atau depresi.12 Stres juga dapat menyebabkan gangguan perilaku seperti perilaku

makan yang tidak normal (berlebihan) dan mengarah ke obesitas.13

Stres merupakan bentuk adaptasi diri terhadap perubahan lingkungan yang

terjadi. Stres berhubungan dengan peningkatan berat badan dan penurunan berat

badan.14 Pada orangorang tertentu, stres biasanya datang dengan diikuti nafsu

makan yang tinggi. Apabila keinginan makan dibiarkan maka pasti kegemukan

atau obesitas terjadi.13 Kegagalan dalam satu atau lebih mata pelajaran di sekolah,

ditambah adanya tuntutan orang tua dan guru yang menginginkan nilai yang baik,

menjadikan para siswa berada pada tekanan dan stres.14

Keadaan yang stres membuat siswa mengalami perubahan nafsu makan.

Siswa dengan status gizi gemuk dan obesitas lebih banyak melakukan pelarian

pada makanan. Berdasarkan hasil penelitian Nadeak, Siagian A dan Sudaryati E di

SMU Methodist-8 Medan tahun 2013, semakin tinggi skor stres siswa, semakin
3

tinggi tingkatan indikator status gizinya, didapatkan siswa yang status gizinya

gemuk dan obesitas mengalami stres sedang dan stres berat.14

Masa remaja adalah masa yang rentan dengan permasalahan, mengingat

emosi mereka yang belum stabil. Masalah yang banyak dialami remaja pada saat

ini merupakan manifestasi dari stres seperti depresi, kecemasan, pola makan tidak

teratur, penyalahgunaan obat sampai penyakit yang berhubungan dengan fisik.

Stres pada remaja bisa terjadi karena adanya perubahan peristiwa yang terjadi,

bisa perubahan di sekolah, tempat tinggal maupun masyarakat. Stres psikososial

yang terjadi pada remaja menuntut penyesuaian tersendiri. Bila penyesuaian

tersebut gagal, individu dapat mengalami beberapa gangguan, salah satunya

adalah gangguan makan.13

Berdasarkan uraian sebelumnya tentang hubungan stres dengan obesitas

dinyatakan bahwa stres dapat menyebabkan sesorang menjadi obesitas. Oleh

karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan

antara stres dengan kejadian obesitas pada pelajar SMA Negeri di Kota

Pekanbaru.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah bagaimana hubungan stres dengan kejadian obesitas

pada pelajar SMA Negeri di Kota Pekanbaru.


4

1.3 Hipotesa Penelitian

Terdapat hubungan antara stres dengan kejadian obesitas pada pelajar

SMA Negeri di Kota Pekanbaru.

1.4 Tujuan penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan stres dengan

kejadian obesitas pada pelajar SMA Negeri di Kota Pekanbaru

1.4.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui gambaran stres pada pelajar SMA Negeri di Kota Pekanbaru.

b. Mengetahui hubungan stres dengan kejadian obesitas pada pelajar SMA

Negeri di Kota Pekanbaru.

1.5 Manfaat penelitian

a. Peneliti

1. Bertambahnya pengetahuan dan kemampuan penulis tentang cara

penulisan karya ilmiah.

2. Bertambahnya pengetahuan penulis tentang stres dan obesitas.

3. Bertambahnya pengetahuan penulis tentang hubungan tingkat stres dengan

kejadian obesitas.

b. Peneliti lain

1. Dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi untuk melakukan penelitian

selanjutnya.
5

c. Siswa SMA

1. Menambah wawasan dan kesadaran siswa tentang obesitas.

2. Supaya siswa lebih bisa memanajemen stres

d. SMA

1. Untuk lebih mengaktifkan dan meningkatkan peran BK (bimbingan

konseling) untuk mengurangi stres pada siswa.

2. Sebagai bahan pertimbangan sekolah sehingga menyediakan waktu untuk

kegiatan ekstrakurikuler disamping kegiatan kurikuler.

Anda mungkin juga menyukai