Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANALISIS PANGAN
ACARA I
KADAR AIR
Kelompok 1 Rombongan 2
Oleh:
Hisyam Ibrahim Raiz
NIM A1F015075
A. Latar Belakang
Air merupakan satu zat gizi yang tidak dapat kita tinggalkan, tetapi seiring
penting dalam makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta
cita rasa makanan kita. Bahkan dalam bahan makanan yang kering sekalipun,
seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian, terkandung air dalam jumlah tertentu.
baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-
zat makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang menstabilkan
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpan dari bahan pangan tersebut. Oleh karena itu penentuan kadar air dari suatu
bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun pendisribusian
Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara
menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Prinsip dari metode
oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan
menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105oC selama waktu tertentu.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara analisis
kadar air metode oven.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air berwujud cair pada suhu 0-100oC dengan tekanan 1 atm. Perubahan suhu
pada air menyebabkan air mengalamu perubahan fisik. Apabila air dipanaskan,
jumlah rata-rata air dalam satu kelompok molekul air menurun dan ikatan hidrogen
putus kemudian terbentuk lagi secara cepat. Bila suhu pemanasan air makin tinggi
maka molekul air akan bergerak dengan sangat cepat dan pada saat tekanan uap air
melebihi tekanan atmosfer, beberapa molekul dapat terlepas dari permukaan dan
membentuk gas. Perubahan fisik air dari cair menjadi gas inilah yang dijadikan
prinsip pengeluaran air dari suatu bahan pangan terutama dalam penentuan kadar
Menurut Sudarmadji (2010), air dalam suatu bahan makanan terdapat dalam
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular dan
Selain itu air juga terdispersi diantara kolloid tersebut dan merupakan
pelarut zat-zat yang ada didalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masih
tetap mempunyai sifat air bebas dan dapat dikristalkan pada pembekuan.
3. Air yang dalam keadaan terikat kuat, yaitu membentuk hidrat. Ikatanya
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan satu karakteristik yang sangat
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat
makanan dari bahan pakan atau pangan. Analisis proksimat memiliki manfaat
sebagai penilaian kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat
makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya. Selain itu manfaat dari analisis
proksimat adalah dasar untuk formulasi ransum dan bagian dari prosedur untuk uji
kecernaan.
mengeluarkan air dari bahan dengan bantuan panas yang disebut dengan proses
pengeringan. Analisis kadar air dengan metode oven didasarkan atas berat yang
hilang, oleh karena itu sampel seharusnya mempunyai kestabilan panas yang tinggi
dan tidak mengandung komponen yang mudah menguap. Beberapa faktor yang
dapat memengaruhi analisis air metode oven diantaranya adalah yang berhubungan
suhu, gradien suhu, kecepatan aliran dan kelembaban udara adalah faktor-faktor
(Andarwulan, 2011).
Metode penetapan kadar air dengan oven atau thermogravitimetri yaitu
mengupakan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Penimbangan
bahan dengan berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan dam cara ini
relatif mudah dan murah. Percepatan penguapan air serta menghindari terjadinya
reaksi yang lain karena pemanasan maka dapat dilakukan pemanasan dengan suhu
rendah atau vakum. Namun, terdapat kelemahan cara analisa kadar air dengan cara
pengeringan, yaitu bahan lain selain air juga ikut menguap dan ikut hilang misalnya
alkohol, asam asetat,minyak atsiri. Kelemahan lain yaitu dapat terjadi reaksi selama
pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap lainya, dan juga bahan
yang mengandung zat pengikat air akan sulit melepaskan airnya walaupun sudah
Prinsip metode ini adalah menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan
pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua
gravimetri paling sesuai untuk sampel dengan ukuran besar dan pada umumnya
terbatas untuk bahan makanan yang mengandung unsur yang akan ditentukan
dalam jumlah banyak. Kerugian utama metode gravimetri adalah banyaknya waktu
dalam eksikator atau desikator yang telah diberi zat penyerap air. Penyearapan air
atau uap ini dapat menggunakan kapur aktif, asam sulfat, silica gel, klorida, kalium
Metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu; a) Bahan lain disamping air
juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya alkohol, asam
asetat, minyak atsiri dan lain-lain; b) Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang
menghasilkan air atau zat mudah menguap. Contoh gula mengalami dekomposisi
atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi; c) Bahan yang dapat mengikat air
2010).
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat besi,
vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan fosforus, vitamin A dan K, lesitin,
kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi
dari daging, telur dan kacang soya. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali
omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan omega 9 yang merupakan
lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18 gram omega 3 dan
Komposisi Jumlah
Kalsium (mg) 58
Vit. A (SI) 0
Vit. C (mg) 3
Air (g) 4
Jagung manis mempunyai ciri-ciri yaitu biji yang masih muda bercahaya dan
berwarna jernih seperti kaca, sedangkan biji yang telah masak dan kering akan
menjadi kering dan berkeriput. Kandungan protein dan lemak di dalam biji jagung
manis lebih tinggi daripada jagung biasa. Untuk membedakan jagung manis dan
jagung biasa, pada umumnya jagung manis berambut putih sedangkan jagung biasa
berambut merah. Umur jagung manis antara 60-70 hari, namun pada dataran tinggi
yaitu 400 meter di atas permukaan laut atau lebih, biasanya bisa mencapai 80 hari
(Aak 2010).
Tabel 2.2 Kandungan Zat Gizi Jagung Biasa dan Jagung Manis (Tiap 100 gram
bahan)
disegala tanah, tidak memerlukan tanah yang subur asal cukup gembur, tetapi
sebaliknya tidak tumbuh dengan baik pada tanah yang terlalu banyak airnya (Cecep,
2009). Bentuk umbi biasanya bulat memanjang, terdiri atas: kulit luar tipis (ari)
putihan (basah); dan daging berwarna putih atau kuning (tergantung varietasnya)
Air 23 45
Pati (Starch) 20 36
Serat 0,8
yang termasuk ikan ekonomis penting dan potensi tangkapanya naik tiap tahunnya.
Ikan ini memiliki rasa cukup enak dan gurih sehingga banyak digemari oleh
masyarakat.
2. Protein 22 G
3. Lemak 1 G
4. Kalsium 20 Mg
5. Besi 1,5 Mg
6. Fosfor 200 Mg
7. Vitamin A 30 Si
8. Vitamin B1 0,05 Mg
9. Air 76 G
Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi DIY (2014)
Ikan lele merupakan salah satu bahan makan bergizi yang mudah dihidangkan
sebagai lauk. Kandungan gizi ikan lele sebanding dengan daging ikan lainnya.
Beberapa jenis ikan, termasuk ikan lele mengandung protein lebih tinggi dan lebih
baik dibandingkan dengan daging hewan. Nilai gizi ikan lele meningkat apabila
diolah dengan baik. Kandungan gizi ikan (termasuk ikan lele) dan lele goreng
menurut hasil analisis komposisi bahan makan per 100 gram (Abbas, 2009).
Karbohidrat 2,5
Air 7,5
Alat:
- Cawan Porselen
- Desikator
- Timbangan Analitik
- Oven
- Penjepit
- Aluminium Foil
- Mortar
Bahan:
- Kacang Tanah
- Jagung Manis
- Singkong
- Ikan Lele
- Ikan Kembung
B. Prosedur Kerja
Cawan dan sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105oC selama 4
jam.
Cawan dan sampel kemudian didinginkan dalam desikator selama 5-10 menit
dan ditimbang beratnya.
Kemudian cawan dan sampel dikeringkan lagi dalam oven selama 30 menit,
didinginkan dalam desikator dan ditimbang. perlakuan ini diulangin sampai
tercapai berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,02 gr).
Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan. kadar air dihitung
dengan rumus 100%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berat Berat
Berat Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
Bahan Cawan Cawan +
Sampel I II III IV V
Kosong Sampel
Kacang 43,4524 2,0561 45,5085 44,9216 44,9190 44,9284 44,9227 -
Jagung
44.2017 2,0187 46,2204 44,6012 44,5947 44,5934 - -
Manis
Singkong 43,8433 2,0718 45,9151 44,6346 44,6310 44,6333 44,6260 -
Ikan
43,0844 2,0333 45,1177 43,6471 43,6098 43,6121 43,6047 -
Kembung
Ikan Lele 37,166 1,8358 39,0018 37,5318 37,5277 37,5285 37,5303 37,5260
Grafik Kadar Air Kacang Tanah
44.93
44.926
44.924
44.922
44.92
44.918
0 1 2 3 4 5
Pengamatan Ke-
44.601
44.6
Berat Cawan + Sampel
44.599
44.598
44.597
44.596
44.595
44.594
44.593
0 1 2 3 4 5
Pengamatan Ke-
43.635
43.63
43.625
43.62
43.615
43.61
43.605
43.6
0 1 2 3 4 5
Pengamatan Ke-
37.532
37.531
Berat Cawan + Sampel
37.53
37.529
37.528
37.527
37.526
37.525
0 1 2 3 4 5 6
Pengamatan Ke-
Perhitungan:
= 100%
45,5085 g 44,9227 g
= 100%
45,5085 g 43,4524 g
0,5858 g
= 100% = 28,49
2,0561 g
= 100%
46,2204 g 44,5934 g
= 100%
46,2204 g 44,2017 g
1,627 g
= 100% = 80,59%
2,0187 g
c) Kadar air singkong
= 100%
45,9151 g 44,6260 g
= 100%
45,9151 g 43,8433 g
1,2891 g
= 100% = 61,22%
2,0718 g
= 100%
45,1177 g 43,6047 g
= 100%
45,1177 g 43,0844 g
1,513 g
= 100% = 74,41%
2,0333 g
= 100%
39,0018 g 37,5260 g
= 100%
39,0018 g 37,166 g
1,4758 g
= 100% = 80,39%
1,8358 g
B. Pembahasan
Analisis kadar air melalui metode oven dengan perlakuan berbeda-beda untuk
berbagai jenis sampel. Pada praktikum kali ini sampel adalah jenis bahan pangan
hewani dan nabati. Bahan di haluskan terlebih dahulu agar tidak menimbulkan
Cawan porselen digunakan karena beratnya yang relatif konstan setelah pemanasan
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan satu karakteristik yang sangat
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
Penentuan kadar air sangat penting dalam banyak masalah industri, misalnya
Kita harus tahu kandungan air (dan kadang juga distribusi air) untuk pengolahan
produksi roti dengan daya awet dan tekstur tinggi. Kadar air harus diketahui dalam
Kadar air yang terkandung dalam suatu bahan pangan dapat ditentukan
dengan berbagai metode salah satunya dengan menggunakan oven. Oven pada
prinsipnya bekerja pada suhu 105C dengan menguapkan air yang terkandung
dalam bahan pangan hingga berat bahan konstan, dimana semua air yang
terkandung pada bahan pangan sudah diuapkan. Hal ini sesuai dengan Sudarmaji
(2007), yang menyatakan bahwa prinsip metode penetapan kadar air dengan oven
biasa atau thermogravimetri yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan
dalam oven selama 4 jam dengan kisaran suhu 100 - 105C sampai diperoleh berat
konstan yaitu selisihnya berat dari hasil pemanasan dengan berat awal adalah
minimal 0,02 g. Jika selisih berat sampel belum mencapai 0,02 g maka pemanasan
diulangi lagi selama 30 menit sampai mendapat berat konstan. Dalam praktikum ini
Sementara untuk ikan lele dilakukan 5 kali pengulangan pemanasan. Setelah keluar
dari oven, cawan berisi sampel selalu dimasukkan ke dalam desikator terlebih
dahulu selama 15 menit karena di dalam desikator terdapat zat penyerap air. Alasan
bahan yang telah mengalami pengeringan bersifat lebih higroskopis daripada bahan
asalnya.
Analisis kadar air dengan metode oven didasarkan atas berat yang hilang.
Pada praktikum ini kadar air yang terbesar adalah kadar air dari jagung manis
dengan nilai kadar air 80,59%, kemudian disusul oleh ikan lele dengan 80,39%,
ikan kembung 74,41%, singkong 62,22 %, dan yang terakhir kacang tanah dengan
Dari hasil praktikum didapatkan bahwa kadar air singkong adalah 61,22%,
hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suarni dan Muh. Yasin (2011) bahwa
Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%,
pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu
1%, karenanya merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit
kandungan zat gizi seperti protein. Sedangkan hasil perhitungan kadar air ikan
kembung adalah 74,41% hal ini sesuai dengan data dari Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Provinsi DIY (2014), bahwa kadar air ikan kembung dalam 100
gram bahan adalah 76 gram atau sekitar 76%. Besaran angka yang didapat dari hasil
Hasil perhitungan kadar air ikan lele adalah 80,39%. Menurut Ubaidillah
(2010), komposisi gizi ikan lele meliputi kandungan protein (17,7 %), lemak (4,8
%), mineral (1,2 %), dan air (76 %). Besaran angka yang didapat dari hasil
Kadar air yang diperoleh pada analisis ini merupakan kadar air bebas serta
kadar air yang terikat secara fisik pada bahan pangan. Kadar air tersebut yang dapat
menyebabkan kerusakan pada bahan pangan. Dari hasil praktikum dapat diketahui
dan mengakibatkan perubahan pada bahan pangan serta memengaruhi masa simpan
pangan tersebut. Oleh karena itu, suatu bahan pangan perlu diketahui kandungan
kadar airnya agar bahan pangan tersebut mendapatkan penanganan yang tepat. Hal
ini sesuai dengan pendapat Santoso (2012) yang menyatakan bahwa kadar air pada
suatu bahan pangan harus diketahui agar memperoleh penanganan maupun
A. Kesimpulan
1. Pada praktikum analisis kadar air penentuan kadar air dengan metode oven
dilakukan dengan cara mengeluarkan air dari bahan dengan bantuan panas
kacang tanah, singkong, dan ikan kembung. Sementara untuk ikan lele
yang terbesar adalah kadar air dari jagung manis dengan nilai kadar air
80,59%, kemudian disusul oleh ikan lele dengan 80,39%, ikan kembung
74,41%, singkong 62,22 %, dan yang terakhir kacang tanah dengan kadar
selama penyimpanan. Pada hasil praktikum kali ini, bahan pangan hewani
Aremu MO, Ekunode, OE. 2008. Nutritional evaluation and functional properties
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi DIY. 2014. Tabel Kandungan
Richana, Nur. 2013. Mengenai Potensi Ubi Kayu & Ubi Jalar. Nuansa Cendikia.
Bandung.
Sandjaja, dan Atmarita. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. PT.
Sudarmadji, Slamet, dkk. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty
Yogyakarta. Yogyakarta.
Suarni dan Muh. Yasin. 2011. Jagung sebagai Sumber Pangan Fungsional. Iptek
Thariq, Ahmad Sofie, dkk. 2014. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Garam Pada
Ubadillah, Anas. 2010. Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Nugget Rajungan
Dengan Subtitusi Ikan Lele (Clarias gariepinus). Jurnal Pangan dan Gizi Vol
01 No. 02.
Vyan, RH. 2009. Manfaat dan Dampak Kacang Tanah. Jurnal Ilniah. Ha :1-8.