Anda di halaman 1dari 7

HIPERTENSI TINGKATKAN RESIKO GAGAL JANTUNG

Rini Aguspiani dan Sariati

PENDAHULUAN

Di negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Indonesia,
hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter yang yang
bekerja pada pelayanan kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat
jangka panjang yang ditimbulkannya, hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala,
sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi, salah satunya pada penyakit jantung yaitu gagal jantung.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana darah yang
tinggi di dalam arteri menyebabkan peningkatan resiko penyakit jantung (cardiac), penyakit
ginjal (renal), pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan
mata, aneurisma , dan stroke (kerusakan otak). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi di bagi
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi primer yanng tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik
dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi saat ini merupakan penyakit yang umum terjadi di
masyarakat. Tak jarang para penderitanya tidak menyadari karena penyakit ini tidak
mempunyai gejala khusus dan datang tibat-tiba. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan
gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Hipertensi menyebabkan dua masalah penting pada jantung, yaitu
menyebabkan pembesaran ventrikel kiri yang disusun dengan kegagalan jantung dan
mempercepat timbulnya proses aterosklerosis dan menyebabkan penyakit jantung koroner.
(jurnal karakteristik dan faktor berhubungan hipertensi). Hipertensi mempunyai hubungan
yang erat dengan resiko kejadian kardiovaskuler, dimana pada tekanan darah yang lebih
tinggi maka akan lebih besar pula kemungkinan terjadinya penyakit ginjal, stoke, serangan
jantung dan gagal jantung. ( buku ajar ilmu penyakit dalam ) Komplikasi jantung pada pasien
hipertensi dapat disebabkan secara langsubg oleh derajat tingginya tekanan darah dan proses
aterosklerosis yang dipercepat.
Penyebab kematian akibat Hipertensi di Amerika adalah Kegagalan jantung 45%, Miokard
Infark 35% cerebrovaskuler accident 15% dan gagal ginjal 5%. Komplikasi yang terjadi pada
hipertensi esensial biasanya akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama
terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati. Mula-mula akan terjadi hipertropi dari tunika
media diikuti dengan hialinisasi setempat dan penebalan fibrosis dari tunika intima dan
akhirnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah. Tempat yang paling berbahaya adalah
bila mengenai miokardium, arteri dan arterial sistemik, arteri koroner dan serebral serta
pembuluh darah ginjal. Komplikasi terhadap jantung Hipertensi yang paling sering adalah
Kegagalan Ventrikel Kiri, PJK seperti angina Pektoris dan Miokard Infark. Dari penelitian
50% penderita miokard infark menderita Hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat
Hipertensi. (jurnal penyakit jantung koroner dan hipertensi)

DEFINISI

Dahulu orang selalu menghubungkan Tekanan darah tinggi dengan orang yang suka marah-
marah padahal tidak ada hubungannya. Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di
pembuluh Arteri. Jumlah penderita Hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 Juta orang,
hipertensi merupakan penyebab 1 dari 7 kematian di indonesia. 50% - 70% penderita diabetes
menderita hipertensi, kalau tadinya menderita tekanan darah rendah begitu kena diabetes bisa
beresiko menderita tekanan darah tinggi.
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satusatunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. (Sumber :
http://infohidupsehat.com)
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic
(bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat
digital lainnya. (Sumber : http://www . nurses-recruitment.blogspot.com )
Menurut WHO (1978), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi.
Penderita Hipertensi berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Kategori Pria Wanita


Usia 18 - 49 Tahun 12% 5%
Usia diatas 70 Tahun 50% 55%
Faktor resiko Wanita diatas 70 tahun lebih besar karena faktor Menopause

KLASIFIKASI

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VIII


Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2
>= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan
bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor risiko dan
sebaiknya diberikan perawatan.

FAKTOR PENYEBAB

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanggulangan yang


baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti ; ras, umur,
obesitas, asupan garam yang tinggi, dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada
faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat
Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut
antara lain :

1. Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara
yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah
tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih
tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.
2. Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat
mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda
bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas
yang normal.
3. Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan
cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi
ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
4. Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda,
dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol,
silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
5. Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
6. Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabiljuga dapat
memicu tekanan darah tinggi.
7. Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan
jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang
akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
8. Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9. Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
10. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan
tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan
darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita
tekanan darah tinggi.
(Sumber : http://www.biofircenter.com)

HIPERTENSI

Merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab terjadinya PJK.

Perubahan hipertensi khususnya pada jantung disebabkan karena :

a. Meningkatnya tekanan darah.


Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga
menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktor
miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi.
b. Mempercepat timbulnya arterosklerosis.
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap
dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya
arterosklerosis koroner (faktor koroner) Hal ini menyebabkan angina pektoris,
Insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita
hipertensi dibanding orang normal. Tekanan darah sistolik diduga mempunyai
pengaruh yang lebih besar. Kejadian PJK pada hipertensi sering dan secara langsung
berhubungan dengan tingginya tekanan darah sistolik. Penelitian Framingham selama
18 tahun terhadap penderita berusia 45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik
merupakan faktor pencetus terjadinya angina pectoris dan miokard infark. Juga pada
penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi yang mengalami miokard infark
mortalitasnya 3x lebih besar dari pada penderita yang normotensi dengan miokard
infark.
Hasil penelitian Framingham juga mendapatkan hubungan antara PJK dan Tekanan
darah diastolik. Kejadian miokard infark 2x lebih besar pada kelompok tekanan darah
diastolik 90-104 mmHg dibandingkan Tekanan darah diastolik 85 mmHg, sedangkan
pada tekanan darah diastolik 105 mmHg 4x lebih besar. Penelitian stewart 1979 &
1982 juga memperkuat hubungan antara kenaikan takanan darah diastolik dengan
resiko mendapat miokard infark. Apabila Hipertensi sistolik dari Diastolik terjadi
bersamaan maka akan menunjukkan resiko yang paling besar dibandingkan penderita
yang tekanan darahnya normal atau Hipertensi Sistolik saja. Lichenster juga
melaporkan bahwa kematian PJK lebih berkolerasi dengan Tekanan darah sistolik
diastolik dibandingkan Tekanan darah Diastolik saja. Pemberian obat yang tepat pada
Hipertensi dapat mencegah terjadinya miokard infark dan kegagalan ventrikel kiri
tetapi perlu juga diperhatikan efek samping dari obat- obatan dalam jangka panjang.
oleh sebab itu pencegahan terhadap hipertensi merupakan usaha yang jauh lebih baik
untuk menurunkan resiko PJK. Tekanan darah yang normal merupakan penunjang
kesehatan yang utama dalam kehidupan, kebiasaan merokok dan alkoholisme.

KOMPLIKASI / KERUSAKAN ORGAN TUBUH AKIBAT

HIPERTENSI

Suatu peningkatan dari tekanan darah sistolik dan/atau diastolik meningkatkan risiko
terjadinya penyakit lain pada penderita. Komplikasi hipertensi sering dirujuk sebagai
kerusakan akhir organ akibat tekanan darah tinggi kronis. Untuk itu, monitor tekanan darah
tinggi sangat penting dilakukan secara rutin dan berkelanjutan sehingga dapat
mengupayakan tekanan darah normal dan mencegah komplikasi penyakit ini:

1. Gangguan jantung (cardiac)


Peningkatan tekanan darah pada arteri diseluruh jaringan tubuhnya, dimana
mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras untuk memompa melalui pembuluh
darah ini yang mengakibatkan pembesaran otot jantung. Dan ini dapat menjadi
suatu pertanda dari gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan suatu kelainan irama
jantung (cardiac arrhythmias).
2. Pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis)
Peningkatan tekanan darah pada arteri diseluruh jaringan tubuh yang terlalu sering
akan membuat arteri menjadi keras. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Corwin,2001).

HIPERTENSI DAN GAGAL JANTUNG

Hipertensi merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan peningkatan tahanan perifer. Hal
ini menyebabkan penambahan beban jantung (afterload) sehingga terjadi hipertropi ventrikel
kiri. Hipertropi ventrikel kiri ialah suatu keadaan yang menggambarkan penebalan dinding
dan penambahan massa ventrikel kiri.Hipertropi ventikel kiri yang terjadi pada hipertensi
mula-mula merupakan proses adaptasi akan tetapi dengan penambahan beban yang yang
berlangsung terus HVK akan merupakan proses patologis. kemampuan ventrikel untuk
mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi
dilatasi dan payah jantung. Jantung menjadi semakin terancam oleh semakin parahnya
aterosklerosis(dengan timbunan zat lemak di dlm dan di bawah lapisan intima dinding
pembuluh nadi) koroner. Bila proses aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen
miokardium berkurang, sehinnga terjadilah gagal jantung.

Anda mungkin juga menyukai