TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
3. Faktor Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Genetik, faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam
perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota
7
keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak
saudara lain).
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada kosteks pre frontal dan
korteks limbic.
c. Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan
glutamate.
d. Virus : paparan virus influenza pada trimester III.
e. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2. Faktor presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan.
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
8
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
9
mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak
merugikan orang lain.
d. Fase envinment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam
lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien
menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran
karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan
kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai
dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
e. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien sering menyendiri dan
menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
f. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap
waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham
yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-
kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat
menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan
ancaman diri dan orang lain.
6. Mekanisme Koping
10
c. regresi, ilah kembali tingkata perkembangan yang terdahulu dengan
menggunakan cara-cara yang kurang matang dan bertingkah laku primitif dan
kekanak-kanakan
d. repersi, ilah dengan sudah sadar mencegah jangan jangan sampai keinginan-
keinginan atau kematian yang mengakinbatkan hati atau yang berbahaya atau
msuk kedalam alam yang sedasi
e. denial ,ialah menolak untuk menerima menghadapai kenyataan yang tidak enak,
baginya dengan mengemukakan berbagai alasan
2. Diagnosa keperawatan
3. Rencana keprawatan
11
1. Klien dapat hubungan saling percaya
2. klien dapat memnhgidentifikasi kemampuan yang dimiliki
3. klien dapat mengidentifiksai kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. klien dapat berhubungan dengan realita
5. klienn dapat berhubungan dengan keluarga
6. klien dapat menggunakan obat dengan benar
Diagnosa II : perubahan proses pikir ; waham b.d harga diri rendah
Tujuan Umum : proses pikir sesuai dengan realita
Tujaun khusus :
1. klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan asfek positif yang dimiliki
2. klien dapat memiliki kemampuan yang dapat digunakan
3. klien dapat menetapkan kegaitan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya
5. klien dapat menggunakan sistem pendukung yang ada
7. Penatalaksanaan Waham
a. Psikofarmakologi
b. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
c. penarikan diri high potensial
d. ECT tipe katatonik
e. Psikoterapi
f. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif
12
h) Penuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh waham
i) Sekali waham dimengerti, hindari dan jangan mendukung
pembicaraan berulang tentang waham
13
3. Pohon Masalah
Pohon masalah terdiri dari masalah utama, penyebab, dan
akibat. Masalah utama adalah prioritas masalah pasien dari beberapa
masalah yang dimiliki oleh pasien. Umumnya, masalah utama
berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan utama. Penyebab
adalah salah satu dari beberapa masalah pasien yang merupakan
penyebab masalah utama. Masalah ini dapat pula disebabkan oleh
salah satu masalah yang lain, demikian seterusnya. Akibat adalah
salah satu dari beberapa masalah pasien yang merupakan efek atau
akibat dari masalah utama (Trimelia, 2011).
Pohon masalah waham
14
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN WAHAM
15
akan tetap terjaga
f. tunjukkan sikap
terbuka dan jujuran
g. Perhatikan
kebutuhan dasar
dan beri bantuan
untuk
memenuhinya
1.2 Beri kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaannya
1.3 Sediakan waktu
untuk
mendengarkan
pasien
16
pernyataan pasien
dengan empati
tanpa dukungan
atau menentang
pernyataan
wahamnya.
c. Katakana
perawat dapat
memahami apa
yang diceritakn
pasien.
TUK 3: 3. Setelah 2 x interaksi3. Bantu pasien untuk
Pasien dapat pasien: mengidentifikasi
mengidentifikasi
a. Dapat menyebutkan kebutuhan yang
stressor atau kejadian-kejadian tidak terpenuhi
pencetus sesuai dengan urutan serta kejadian yang
wahamnya(trigg waktu serta harapan/ menjadi factor
ers factor) kebutuhan dasar yang pencetus
tidak terpenuhi seperti : wahamnya
harga diri, rasa aman,3.1 diskusikan dengan
dsb. pasien tentang
kejadian-kejadian
b. Dapat
traumatic yang
menyebutkan
menimbulkan rasa
hubungan antara
takut, ansietas,
kejadian
maupun perasaan
traumatis/
tidak dihargai
kebutuhan tidak
3.2 Diskusikan
terpenuhi
kebutuhan/harapan
dengan
yang belum
wahamnya.
terpenuhi
3.3 Diskusikan dengan
17
pasien cara-cara
mengatasi
kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan
kejadian yang
traumatic.
3.4 Diskusikan dengan
pasien apakah ada
halusinasi yang
meningkatkan
pikiran/ perasaan
yang terkait
wahamnya.
3.5 Diskusikan dengan
pasien antara
kejadian-kejadian
tersebut dengan
wahamnya.
TUK 4: 4. Setelah 2 x interaksi4. Bantu pasien
Pasien dapat pasien: menyebutkan mengidentifikasi
mengidentifikasi perbedaan pengalaman keyakinanya yang
wahamnya nyata dengan salah tentang
pengalaman wahamnya. situasi yang nyata
(bila pasien sudah
siap)
a. Diskusikan
dengan pasien
pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
b. Katakan kepada
pasien akan
18
keraguan perawat
terhadap
pernyataan pasien
c. Diskusikan
dengan pasien
respon perasaan
terhadap
wahamnya
d. Diskusikan
frekuensi,
intensitas, dan
durasi terjadinya
waham
e. Bantu pasien
membedakan
situasi nyata
dengan situasi yang
dipersepsikan salah
oleh pasien
TUK 5: 5. Setelah 2 x interaksi:
5.1 Diskusikan dengan
Pasien dapat pasien menjelaskan pasien
mengidentifikasi gangguan fungsi hidup pengalaman-
konsekuensi dari sehari-hari yang pengalaman yang
wahamnya diakibatkan ide- tidak
ide/fikirannya yang menguntungkan
tidak sesuai dengan sebagai akibat dari
kenyataan seperti: wahamnya seperti :
a. Hubungan dengan
a. Hambatan dalam
keluarga berinteraksi dengan
b. Hubungan dengan keluarga
orang lain b. Hambatan dalam
c. Aktivitas sehari-hari berinteraksi dengan
19
d. Pekerjaan orang lain
e. Sekolah c. Hambatan dalam
f. Prestasi,dsb melakukan
aktivitas sehari-
hari
d. Perubahan dalam
prestasi kerja/
sekolah
5.2 Ajak pasien melihat
bahwa waham
tersebut adalah
masalah yang
membutuhkan
bantuan dari orang
lain
5.3 Diskusikan dengan
pasien orang/
tempat ia minta
bantuan apabila
wahamnya timbul/
sulit dikendaliakn
TUK 6 : 6. Setelah 2 xinteraksi
6.1 Diskusikan hobi/
Pasien dapat pasien: pasien aktivitas yang
melakukan melakukan aktivitas disukainya
tekhnik distraksi yang konstruktif sesuai
6.2 Anjurkan pasien
sebagai cara dengan minatnya yang memilih dan
menghentikan dapat mengalihkan melakukan
pikiran yang focus pasien dari aktivitas yang
terpusat pada wahamnya membutuhkan
wahamnya perhatian dan
keterampilan fisik
6.3 Ikutsertakan pasien
20
dalam aktivitas
fisik yang
membutuhkan
perhatian sebagai
pengisi waktu
luang
6.4 Libatkan pasien
dalam TAK
orientasi realita
6.5 Bicara dengan
pasien topic-topik
yang nyata
6.6 Anjurkan pasien
untuk bertanggung
jawab secara
personal dalam
mempertahankan/
meningkatkan
kesehatan dan
pemulihannya
6.7 Beri penghargaan
bagi setiap upaya
pasien yang positif
TUK 7 : 7.1 Setelah 1 x interaksi
7.1 Diskusikan
Pasien mendapat keluarga dapat pentingnya peran
dukungan menjelaskan tentang : serta keluarga
keluarga a. Pengertian waham sebagai pendukung
untuk mengatasi
b. Tanda dan
waham
gejala waham
7.2 Diskusikan potensi
c. Penyebab dan
keluarga untuk
akibat waham
membantu pasien
21
d. Cara merawat mengatsi waham
pasien waham 7.3 Jelaskan pada
keluarga tentang :
7.2 Setelah 1 x interaksi
a. Pengertian
keluarga dapat
waham
mempraktekan cara
b. Tanda dan gejala
merawat pasien waham
waham
c. Penyebab dan
akibat waham
d. Cara merawat
pasien waham
7.4 Latih keluarga cara
merawat pasien
waham
7.5 Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
telah dilatihkan
7.6 Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat pasien di
Rumah Sakit
TUK 8 : 8.1 Setelah 2 x interaksi
8.1 Diskusikan dengan
Pasien dapat pasien menyebutkan, pasien tentang
memanfaatkan a. Manfaat minum obat manfaat dan
obat dengan kerugian tidak
b. Kerugian tidak
baik minum obat, nama,
minum obat
warna, dosis, cara,
c. Nama, warna,
efek terapi dan efek
dosis, efek
samping
terapi dan efek
penggunaan obat
22
samping obat 8.2 Pantau pasien saat
penggunaan obat
8.2 Setelah 1x iteraksi
a. Beri pujian jika
pasien
pasien
mendemonstrasikan
menggunakan obat
penggunaan obat
dengan benar
dengan benar
8.3 Diskusikan akibat
8.3 Setelah 1 x interaksi
berhenti minum
pasien menyebutkan
obat tanpa
akibat berhenti minum
konsultasi dengan
obat tanpa konsultasi
dokter
dokter
a. Anjurkan pasien
untuk konsultasi
kepada dokter/
perawat jika terjadi
hal-hal yang tidak
diinginkan
23
5. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi adalah tahapan ketika perawat
mengaplikasikan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Keliat, 2006).
Kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat pada tahap
implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif,
kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling
bantu, kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan
melakukan observasi sistematis, kemampuan memberikan pendidikan
kesehatan, kemampuan advokasi dan kemampuan evaluasi (Keliat,
2006).
6. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan pada klien (Keliat, 2006). Evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai pola pikir.
S : Merupakan respon subjektif pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Dapat diukur
dengan menanyakan bagaimana perasaan ibuk setelah
latihan cara berkenalan?
O : Merupakan respon objektif pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Dapat diukur
dengan mengobservasi perilaku pasien pada saat tindakan
dilakukan. Atau menanyakan kembali apa yang telah
dijabarkan atau memberi umpan balik sesuai dengan hasil
observasi.
A : Adalah analisis ulang atas data subjektif atau objektif
untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau
muncul masalah baru atau ada data kontra indikasi dengan
masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil
dengan tujuan.
24
P : Merupakan perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan
hasil analisis pada respon pasien yang terdiri dari tindak
lanjut pasien dan tindak lanjut oleh perawat.
7. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan merupakan aspek penting dari
praktik keperawatan yaitu sebagai segala sesuatu yang tertulis atau
tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi
individu yang berwenang. Dokumentasi keperawatan juga
mendeskripsikan tentang status dan kebutuhan pasien yang
komprehensif, juga layanan yang diberikan untuk perawatan pasien.
Dokumentasikan semua tindakan beserta respon klien (Keliat, 2006).
25