Anda di halaman 1dari 6

Identifikasi usia berdasarkan rangka tubuh umumnnya dilakukan dengan menggunakan

tulang yang telah bersih dari jaringan lunak, hal ini jelas akan memakan waktu dalam proses
identifikasi jika korban ditemukan dalam keadaan komponen skeletal masih sebagian atau
seluruhnya dilapisi jaringan lunak atau pada manusia yang masih dalam keadaan hidup. Sehingga
evaluasi radiologi dari parameter antropologi akan sangat membantu proses identifikasi dalam
keadaan seperti ini, dimana kita dapat melihat bagian dalam tubuh pada manusia yang masih
memiliki jaringan lunak atau masih hidup sekalipun.
Identifikasi tulang dengan bantuan radiologi salah satunya dengan menilai penutupan
epifisis. Penutupan epifisis merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam
menentukan usia kronologi seseorang. Dimana penutupan epifisis itu sendiri merupakan tingkatan
kematangan dari pertumbuhan tulang yang menggambarkan usia biologis seseorang. Ada beberapa
klasifikasi dalam menentukan tingkat penutupan epifisis. Terdapat beberapa cara penentuan usia
biologis berdasarkan penutupan epiphysis dengan menggunakan radiograf seperti tabel standart
Greulich dan Pyle tahun 1959, tabel standar Girdany dan Golden tahun 1952 dan metode Tanner
Whitehouse 1962.
Penentuan usia biologis dengan tabel standard Greulich dan Pyle, radiograf pasien
dibandingkan dengan standard radiograf Greulich dan Pyle dengan jenis kelamin yang sama dan
dipilih yang paling mendekati dengan gambaran radiograf pasien. Penentuan usia biologis dengan
tabel standar Girdany dan Golden dilakukan berdasarkan pengamatan pada titik-titik osifikasi
tulang dimana osifikasi pada suatu tulang akan menunjukkan rentan usia tertentu. Penentuan usia
berdasarkan metode Tanner Whitehouse (TW) dilakukan dengan membagi daerah tangan menjadi
20 regio atau Regions of Interest (ROIs). Tiap lokasi ROI kemudian ditentukan berada pada stage
keberapa berdasarkan pembagian oleh TW dan perkiraan usia dilakukan dengan menjumlahkan
stage tiap ROI kemudian disesuaikan dengan tabel Tanner Whitehouse. Penutupan epiphysis di
daerah tangan diperkirakan dimulai sejak individu berusia 11 tahun dan menutup seutuhnya pada
usia 28-30 tahun.

LEMPENG EPIFISIS

Klavikula merupakan salah satu tulang panjang, dimana tulang panjang dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu diafisis, epifisis, dan metafisis.
Diafisis merupakan bagian poros tulang. Epifisis tampak di kedua ujung tulang dan
sebagian tertutup oleh tulang rawan artikular. Di sebelah proksimal dari epifisis terdapat metafisis.
Metafisis merupakan persambungan antara bagian diafisis dan epifisis. Diantara metafisis dan
epifisis terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh, yang disebut lempeng epifisis atau lempeng
pertumbuhan (epifisis disk).
Tulang panjang tumbuh karena akumulasi dari tulang rawan di lempeng epifisis. Tulang
rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblast, dan tulang bertambah
panjang. Ketika tulang telah mencapai panjang dewasa, proses ini berakhir, dan terjadi difusi dari
lempeng epifisis. Sehingga lempeng epifisis, tulang menjadi kaku, dan berhenti tumbuh. Waktu
penutupan epifisis berbeda di berbagai tulang dan jenis kelamin.
Osifikasi yang bertanggung jawab pada pembentukan dan pertumbuhan memanjang tulang
panjang adalah osifikasi endokondral. Osifikasi endokondral terjadi di dalam sepotong tulang
rawan hialin yang bentuknya mirip miniature tulang yang akan dibentuk. Oosifikasi endokondral
tulang panjang meliputi urutan sebagai berikut. Mula-mula, jaringan tulang pertama tampak
berupa tabung tulang berongga yang mengelilingi bagian tengah model tulang rawan. Struktur ini,
yaitu leher tulang, dihasilkan melalui osifikasi intramembranosa di dalam perikondrium setempat.
Pada tahap berikut, tulang rawan setempat mengalami proses degenerative kematian sel, dengan
hipertrofi dan kalsifikasi matriks, yang menghasilkan struktur tiga dimensi yang terdiri atas sisa-
sisa matriks tulang rawan yang mengapur. Proses ini dimulai di bagian pusat model tulang rawan
(diafisis), tempat masuknya pembuluh darah melalui leher tulang yang sebelumnya telah dilubangi
oleh osteoklas, yang membawa masuk sel-sel osteoprogenitor ke daerah tersebut. Berikutnya,
osteoblast melekat pada matriks tulang yang telah mengapur dan menghasilkan lapisan-lapisan
tulang primer yang mengelilingi sisa-sisa matriks tulang rawan. Pada tahap ini, tulang rawan
berkapur tampak basofilik, dan tulang primer tampak eosisnofilik. Dengan cara ini terbentuk pusat
osifikasi primer di bagian tengah tulang panjang. Pusat osifikasi primer meluas ke arah epifisis.
Pusat osifikasi sekunder terbentuk kemudian di bagian ujung yang membesar di model
tulang rawan (epifisis) meninggalkan kartilago lempeng epifisis diantara pusat osifikasi primer
dan pusat osifikasi sekunder. Selama perluasan dan remodeling berlangsung, pusat osifikasi primer
dan sekunder membentuk rongga yang secara berangsur diisi dan dipenuhi oleh sumsum tulang.
Di pusat osifikasi sekunder, tulang rawan tetap ada pada dua daerah : tulang rawan sendi,
yang tetap ada seumur hidup dan tidak ikut dalam pertumbuhan memanjang tulang, dan tulang
rawan epifisis, yang juga disebut lempeng epifisis, yang menghubungkan epifisis dan diafisis.
Tulang-tulang epifisis bertanggung jawab atas pertumbuhan memanjang tulang, dan tidak terdapat
lagi pada orang dewasa, yang menjadi sebab terhentinya pertumbuhan tulang saat dewasa.
Maturitas tulang terjadi jika perluasan pusat osifikasi primer bertemu dengan pusat
osifikasi sekunder sehingga lempeng epifisis menghilang atau menutup karena terjadi fusi lempeng
epifisis. Penutupan epifisis mengikuti urutan kronologis sesuai tulang yang bersangkutan dan akan
selesai saat berumur 20 tahun untuk laki-laki dan 18 tahun untuk perempuan. Begitu epifsis sudah
menutup, pertumbuhan memanjang tulang tidak dimungkinkan lagi, meskipun pelebaran tulang
masih mungkin terjadi.
Pertumbuhan memanjang tulang-tulang panjang terjadi melalui proliferasi kondrosit
lempeng epifisis di dekat epifisis. Stimulator penting proliferasi kondrosit adalah GH yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Efek GH pada lempeng epifisis distimulasi oleh IGF1. Pada
waktu yang sama, kondrosit sisi diafisis dari lempeng mengalami hipertrofi, matriksnya
mengalami pengapuran, dan sel-selnya mati. Osteoblas meletakkan selapis tulang primer pada
matriks yang berkapur itu. Karena kecepatan kedua kejadian yang berlawanan ini (proliferasi dan
destruksi) kurang lebih sama, tebal lempeng epifisis tidak banyak berubah. Bahkan lempeng
epifisis didesak menjauhi bagian diafisis sehingga tulang tersebut bertambah panjang.
Pada saat pertumbuhan, tidak hanya ukuran klavikula yang memanjang, tetapi juga terjadi
fusi pada lempeng epifisisnya. Epifisis medial pada klavikula dapat digunakan dalam menentukan
estimasi usia pada dewasa, dikarenakan epifisis medial klavikula merupakan salah satu epifisis
yang paling terakhir mengalami fusi.

Epifisis medial mengalami fusi secara bertahap, yang prosenya dapat dilihat pada table di
bawah ini.
Sedangkan tahap fusi pada epifisis medial pada klavikula berdasarkan usia yang didapatkan
dari penelitian sebelumnya, yaitu :

Anda mungkin juga menyukai