PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan kesehatan yang berbasis promosi kesehatan kontemporer telah
berkembang dan menjadi elemen esensial dari beberapa strategi yang telah
didesain untuk promosi kesehatan. Dengan pengakuan yang lebih baru terhadap
aturan kebijakan umum kesehatan, pendidikan untuk kesehatan juga difokuskan
untuk mempengaruhi pengambilan keputusan seperti para politisi, birokrasi dan
personal kunci non-pemerintah. Kebutuhan, perhatian dan prioritas individu,
keluarga, komunitas dan organisasi telah ditetapkan sebagai jantung dari
program pendidikan untuk kesehatan, dan semua aktivitas pendidikan.
Keterlibatan dan pilihan berdasarkan keinginan masyarakat sendiri adalah
sangat penting untuk efektifitas pendidikan untuk kesehatan. Ajaklah masyarakat
untuk mengikuti perilaku kesehatan yang baik bukanlah pendidikan kesehatan.
(Aziz Alimul.2002)
Pendidikan untuk kesehatan didesain untuk memberdayakan masyarakat
untuk membuat keputusan yang baik untuk mendorong masyarakat mentaati
harapan professional kesehatan. Pendidkan merupakan suatu proses yang sangat
komplek dengan tujuan akhir terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang,
intinya di dalam pendidikan keperawatan membutuhkan proses belajar yang
dapat merubah perilaku dalam dunia pendidikan keperawatan, sebagaimana
hakekat pendidikan keperawatan sebagai pendidikan akademik dan pendidikan
profesi, maka proses perubahan perilaku akademis diharapkan dapat
mencerminkan pada tatanan dan nilai-nilai kesehariannya, demikian juga
pendidikan profesi akan terjadi perubahan perilaku professional dalam
kehidupannya. (Nurdiyanah Syarifuddin.2012)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah peran perawat dalam pendidikan dan promosi kesehatan ?
2. Bagaimana pemerintah mengatur kebijakan tentang pendidikan dan promosi
kesehatan ?
1
3. Bagaimanakah kondisi sebenarnya proses mendidik pasien oleh perawat di
instansi pelayanan kesehatan ?
4. Bagaimana solusi permasalahan yang ditawarkan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran perawat dalam pendidikan dan promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui pemerintah mengatur kebijakan tentang pendidikan dan
promosi kesehatan
3. Untuk mengetahui kondisi sebenarnya proses mendidik pasien oleh perawat
di instansi pelayanan kesehatan
4. Untuk mengetahui solusi permasalahan yang ditawarkan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Periode 1945-1962
3
kegiatan keperawatan masih berorientasi pada keterampilan prosedural
yang lebih di kenal dengan perpanjangan dari pelayanan medis. (Aziz, 2002)
Periode 1963-1983
Periode 1984-sekarang
4
yang mandiri sesuai dengan UU kesehatan no 23 tahun 1992 dan PP no 32
tahun 1996. (Aziz, 2002)
5
peran dan tanggung jawabnya sebagai organisasi profesi dalam
memerberikan pelayanan keperawatan pada masyarakat, merumuskan
standar profesi, mengidentifikasi jenis ketenagaan, menyusun kriteria
penerapan teknologi keperawatan dan pembinaan pola pemanfaatan lulusan.
The nation task force on the preparation and practice health education
juga mendefinisikan sebagai proses untuk membantu individu bekerja secara
perorangan atau berkelompok untuk membuat keputusan yang terkait dalam
kesehatannya dan kesehatan orang lain (1985, Glantz : 7). Pendidikan
kesehatan untuk kesehatan menggunakan variasi metodologi dan proses,
dalam hal ini terdiri dari :
1. Bekerja untuk invidual atau grup dalam berbagai tatanan untuk
pembagian informasi, menjelaskan nilai, dan mengembangkan opsi
untuk berbagai pilihan-pilihan kesehatan.
2. Bekerja bersama komunitas untuk mempengaruhi kebijakan publik dan
mengubah lingkungannya.
6
Dengan pengakuan yang lebih baru terhadap aturan kebijakan umum
kesehatan, pendidikan untuk kesehatan juga difokuskan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan seperti para politisi, birokrasi dan personal kunci
non-pemerintah. Kebutuhan, perhatian dan prioritas individu, keluarga,
komunitas dan organisasi telah ditetapkan sebagai jantung dari program
pendidikan untuk kesehatan, dan semua aktivitas pendidikan. Keterlibatan
dan pilihan berdasarkan keinginan masyarakat sendiri adalah sangat penting
untuk efektifitas pendidikan untuk kesehatan. Ajaklah masyarakat untuk
mengikuti perilaku kesehatan yang baik bukanlah pendidikan kesehatan.
(Nurdiyanah, 2012)
7
kesehatan mereka sendiri dan faktor tersebut mempengaruhi kesehatan
mereka, termasuk kondisi fisik dan lingkungan sekitarnya. (Nurdiyanah, 2012)
8
Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar
bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan
tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dievaluasi tingkat
perkembangannya.
2. Peran sebagai advokasi klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
3. Peran Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
4. Peran Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Peran Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Peran Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tempat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan
yang diberikan.
9
7. Peran Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. (Hidayat.2008)
10
F. Peran Perawat Dalam Promosi Kesehatan
1. Model perilaku dan sikap gaya hidup sehat
2. Memfasilitasi keterlibatan klien dalam pengkajian, implementasi, dan
evaluasi tujuan kesehatan
3. Mengajarkan klien strategi perawatan kesehatan untuk meningkatkan
kebugaran, memperbaiki nutrisi, mengatasi stress, dan meningkatkan
hubungan
4. Membantu individu, keluarga, dan komunitas untuk meningkatkan
derajat kesehatan
5. Mendidik klien untuk menjadi konsumen pelayanan kesehatan yang
efektif.
6. Membantu klien, keluarga dan komunitas untuk mengembangkan dan
menentukan pilihan promosi kesehatan
7. Memandu perkembangan klien dalam pemecahan masalah yang efektif
dan pembuatan keputusan
8. Menguatkan perilaku promosi kesehatan personal klien dan keluarga
9. Mengadvokasi perubahan di komunitas yang meningkatkan lingkungan
yang sehat (Kozier.2011)
11
k. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
l. Mengelola kasus
m. Melakukan pelaksanaak keperawatan komplementer dan alternatif
2. Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan koselor bagi klien,
perawat berwenang :
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik di tingkat
individu dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat
c. Melaksanakan advokasi dalam perawatan pelayanan kesehatan
masyarakat
d. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat
e. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
12
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit.
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
(PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1691/MENKES/PER/VIII/2011)
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
Kedua, nursing is sharing. Berarti dalam pemberian asuhan keperawatan,
perawat selalu melakukan sharing atau diskusi antara sesama perawat kepada
anggota tim kesehatan lainnya dan kepada klien.
Ketiga, nursing is laughing. Yang berarti perawat meyakini bahwa senyum
merupakan suatu kiat dalam asuhan keperawatan untuk meningkatkan rasa
nyaman klien.
Keempat, nursing is crying. Artinya perawat menerima respon emosional
dari perawat atau orang lain sebagai sesuatu hal yang biasa pada situasi senang
atau duka.
Kelima, nursing is touching. artinya perawat dapat menggunakan sentuhan
untuk meningkatkan rasa nyaman, pada saat massage (memijat), atau misalnya
menyentuh pasien ketika mengatakan saya memahami apa yang akan dilakukan
untuk menolong anda.
Keenam, nursing is helping, bermakna bahwa asuhan keperawatan dilakukan
untuk menolong klien dengan sepenuhnya memahami kondisinya.
Ketujuh, nursing is believing in others. Artinya perawat menyakini bahawa
orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan status
kesehatan.
Kedelapan, nursing is trusting, mengandung arti bahwa perawat harus
menjaga kepercayaan orang lain (klien) yaitu dengan menjaga mutu asuhan
keperawatan
Kesembilan, nursing is believing in self, yaitu perawat yakin bahwa dirinya
memiliki pengetahuan dan mampu untuk menolong orang lain dalam memilihara
kesehatannya.
Kesepuluh, nursing is learning. Artinya perawat selalu belajar atau
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan professional
melalui asuhan keperawatan yang dilakukan.
Kesebelas, nursing is respecting. Artinya perawat memperlihatkan rasa
hormat dan penghargaan kepada ornag lain (klien dan keluarganya) dengan
menjaga kepercayaan dan rahasia klien.
Keduabelas, nursing is listening. Bermakna bahwa perawat harus mau
menjadi pendengar yang baik ketika klien berbicara atau mengeluh.
15
Ketigabelas, nursing is doing.artinya perawat melakukan pengkajian dan
intervensi keperawatan berdasarkan pengetahuannya untuk memberikan rasa
aman dan nyaman serta asuhan keperawatan secara komprehensif.
Keempatbelas, nursing is feeling. Berarti bahwa perwat dapat menerima,
merasakan dan memahami perasaan duka, senang, frustasi, dan rasa puas klien.
Kelimabelas, nursing is accepting. Yang berarti bahwa perawat harus
menerima diri sendiri sebelum dapat menerima orang lain. (La Ode Jumadi
Gaffer, 1999)
Perawat dapat bekerja dengan individu semua umur dan berbagai unit keluarga
atau berkonsentrasi pada populasi tertentu seperti orang tua baru, anak usia
sekolah, dan lansia. Dalam semua kasus, proses keperawatan merupakan intrumen
dasar bagi perawat dalam peran promosi kesehatan. Meskipun prosesnya sama,
perawat menekankan pada penyuluhan klien (perorangan atau unit keluarga)
mengenai tanggung jawab perawatan diri. Klien dewasa memutuskan tujuan,
menentukan rencana promosi kesehatan dan mengembangkan tanggung jawab
keberhasilan rencana.(Kozier, dkk 2011)
Sebagaimana di jelaskan dalam Al-Quran dalam Surah Al Maidah ayat 2 yang
berbunyi:
16
Ayat diatas sudah sangat jelas bahwa tolong-menolong dalam kebaikan harus di
lakukan. Ilmu yang kita dapat bisa kita aplikasikan contohnya seperti yang di
jelaskan di atas mengenai pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan,itu bagian
dari cara kita untuk saling tolong menolong dalam berbuat kebaikan. Sehingga
seseorang yang belum tahu menjadi tahu mengenai informasi yang kita berikan.
Terdapat sebuah kesepakatan bersama bahwa genetic, lingkungan dan gaya
hidup membentuk faktor-faktor mendasar yang menentukan status kesehatan
seorang individu. Strategi promosi kesehatan mencoba sebisa mungkin untuk
mempengaruhi berbagai faktor penentu untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Karena faktor-faktor penentu tersebut merupakan bagian dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan, konsep promosi kesehatan dapat dikatakan telah menyatukan
beberapa kajian bidang ilmu dalam satu payung.
Di tahun 1986 WHO pada konferensi pertama promosi kesehatan yang paling
komprehensif yaitu yakni proses pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
kendali atas kesehatan, dan memperbaiki status kesehatannya. Kebanyakan strategi
promosi kesehatan menggunakan lebih dari satu teori didalam pengembangan
sebuah rencana interfensi. Sejauh ini pembahasan telah menunjukan kaitan antara
agama dan kesehatan, menggambarkan berbagai konsep islam berasal dari 3 konsep
utama islam yang menuju kesehatan. Namun, apa yang masih hilang adalah sebuah
penguraian rinci terhadap bagaimana aplikasi nyata konsep islam dapat berguna
dan digunakan di dalam implementasi teori model promosi kesehatan.
Dawah contonya, yang hakikatnya merupakan ajakan. Islam mendorong setiap
umatnya untuk mengajak satu sama lain untuk memahami dan mengetahui apa yang
baik dan apa yang buruk. Ini secara jelas diungkapkan di dalam Al-Quran Surah At-
Taubah ayat 71
17
Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagiaan
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagiaan yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang maruf (kebaikan) mencegah
dari yang munkar (keburukan), mendirikan sholat, menunaikan zakat
dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi
rahmat oleh Allah : Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana
Akan tetapi hal ini bukan berarti paksaan, seperti yang tercantum pada Surah
An-Nahl ayat 125 :
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan untuk kesehatan didesain untuk memberdayakan masyarakat
untuk membuat keputusan yang baik untuk mendorong masyarakat mentaati
harapan professional kesehatan. Pendidkan merupakan suatu proses yang sangat
komplek dengan tujuan akhir terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang,
intinya di dalam pendidikan keperawatan membutuhkan proses belajar yang
dapat merubah perilaku dalam dunia pendidikan keperawatan, sebagaimana
hakekat pendidikan keperawatan sebagai pendidikan akademik dan pendidikan
profesi, maka proses perubahan perilaku akademis diharapkan dapat
mencerminkan pada tatanan dan nilai-nilai kesehariannya, demikian juga
pendidikan profesi akan terjadi perubahan perilaku professional dalam
kehidupannya. (Nurdiyanah Syarifuddin.2012)
B. Saran
Peran perawat dalam promosi kesehatan masih belum optimal. Salah satu
diantaranya adalah kurang adanya kesadaran dari masyarakat tentang
pentingnya mengenal nilai-nilai kesehatan serta menerapkan perilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh
perawat antara lain dengan memahami pentingnya promosi kesehatan dan
melakukan program pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menerima berbagai program kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2001. Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta : CV. Sagung Seto
Hidayat, A.A. 2008. Konsep dasar keperawatan. (edisi 2). Jakarta: Penerbit Salemba
Medika
Kozier, dkk. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. (volume 1). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
La Ode Jumadi Gaffer, 1999.Pengantar Keperawatan Professional. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Salinan PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH
SAKIT
Salinan UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
Syarifuddin, Nurdiyanah. 2012. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Makassar:
Alauddin University Press
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/promosi%20kesehatan2.pdf
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/teori-perilaku-kesehatan.html
20