Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas meliputi ribuan pulau - pulau kecil maupun
besar sehingga negara Indonesia disebut sebagai Zamrud Khatulistiwa. Banyaknya kepulauan -
kepulauan ini dapat memberikan variasi budaya, adat-istiadat, bahasa pada setiap daerah atau
kepulauan yang ada di negara Indonesia. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang
merupakan sebagai bahasa nasional, sehingga negara Indonesia menjadi negara kesatuan.
Begitupun dengan bervariasinya budaya, sumber daya alam yang ada pada negara Indonesia pun
bervariasi yang dapat dimanfaatkan sebagai pusat atau sumber energi. Sumber energi yang untuk
memenuhi segala kebutuhan pasar global (untuk kebutuhan negara lain (eksport) maupun
kebutuhan lokal atau dalam negeri). Kepulauan-kepulauan di Indonesia sendiri banyak
mengandung sumber daya alam (SDA) yang meliputi gas, minyak bumi, logam, batubara, dan lain-
lain.
Sumber daya alam ini dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Jika sumber daya alam ini
disalahgunakan, maka sumber daya alam akan berakibat fatal dan merugikan segala pihak, dan
sebaliknya. Dan ini terjadi pada bencana Lumpur Lapindo Brantas Sidoarjo-Jawa Timur. Sumber
daya alam (minyak bumi dan gas) yang terjadi pada kasus lumpur Lapindo Brantas Sidoarjo ini
bersifat merugikan yang dikarenakan adanya kesalahan prosedur saat pengeboran gas dan minyak
bumi..
Semburan lumpur panas di kabupaten Sidoarjo sampai saat ini belum juga bisa teratasi. Semburan
yang akhirnya membentuk kubangan lumpur panas ini telah memporak-porandakan sumber-
sumber penghidupan warga setempat dan sekitarnya. Kompas edisi Senin (19/6/06), melaporkan,
tak kurang 10 pabrik harus tutup, dimana 90 hektar sawah dan pemukiman penduduk tak bisa
digunakan dan ditempati lagi, begitu pula dengan tambak-tambak bandeng, belum lagi jalan tol
Surabaya-Gempol yang harus ditutup karena semua tergenang lumpur panas.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari lingkungan hidup?
2. Apakah pengertian dari pembuangan limbah cair?
3. Bagaimanakah Indikasi pencemararan air yang terkena limbah?
4. Apakah penyebab terjadinya lumpur lapindo?
5. Bagaimana Dampak dari bencana lumpur lapindo?
6. Bagaimana Upaya Penanggulangan Luapan lumpur lapindo?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui pengertian dari lingkungan hidup?
2. Untuk Mengetahui pengertian dari pembuangan limbah cair?
3. Untuk Mengetahui Indikasi pencemararan air yang terkena limbah?
4. Untuk Mengetahui penyebab terjadinya lumpur lapindo?
5. Untuk Mengetahui Dampak dari bencana lumpur lapindo?
6. Untuk Mengetahui Upaya Penanggulangan Luapan lumpur lapindo

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup adalah pengetahuan dasar tentang bagaimana makhluk hidup berfungsi dan
bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan mereka. Lingkungan hidup
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari
lingkungan hidup itu sendiri. Kehidupan manusia juga sangat bergantung pada kondisi
lingkungan hidup, tempat ia tinggal. Dengan demikian, lingkungan hidup sangat penting bagi
keberlangsungan hidup manusia.

Lingkungan hidup menjadi kajian ilmu pengetahuan diawali dari ahli seorang Biologi bernama
Ernest Haeckel. Pada tahun 1860, Ernest Haeckel memperkenalkan istilah lingkungan hidup atau
ekologi. Istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos berarti rumah,
sedangkan logos berarti ilmu. Berawal dari konsep ekologi yang diperkenalkan oleh Ernest
Haeckel tersebut mendorong banyak ahli untuk lebih memperdalam konsep tentang lingkungan
hidup.

Menurut Emil Salim, lingkungan hidup diartikan sebagai benda, kondisi, keadaan dan pengaruh
yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk
kehidupan manusia. Definisi lingkungan hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan cukup luas.
Apabila batasan tersebut disederhanakan, ruang lingkungan hidup dibatasi oleh faktor-faktor
yang dapat dijangkau manusia, misalnya faktor alam, politik, ekonomi dan sosial.

Soedjono mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan fisik atau jasmani yang terdapat di
alam. Pengertian ini menjelaskan bahwa manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dilihat dan
dianggap sebagai perwujudan fisik jasmani. Menurut definisi Soedjono, lingkungan hidup
mencakup lingkungan hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya.

Menurut Munadjat Danusaputro Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta
kondisi termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang

3
dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain. dengan demikian,
lingkungan hidup mencakup dua lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan budaya.

Menurut Otto Soemarwoto berpendapat bahwa lingkungan hidup merupakan semua benda dan
kondisi yang ada dalam ruang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan kita. Menurut batasan
tersebut secara teoritis ruang yang dimaksud tidka terbatas jumlahnya. Adapun secara praktis
ruang yang dimaksud selalu dibatasi menurut kebutuhan yang dapat ditentukan.

Menurut Sambas Wirakusuma Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal biologis,
dimana organisme hidup dan ilmu-ilmu lingkunga menjadi studi aspek lingkungan organisme itu.

Definisi mengenai lingkungan hidup tidak hanya datang dari para ahli, tetapi definisi tersebut
dituangkan pula dalam undang-undang, yaitu Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam undang-undang ini, lingkungan
hidup diartikan sebagai kesatuan, dan mahluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tersirat bahwa lingkungan hiduplah yang
mempengaruhi mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia. Manusia hendaknya menyadari
kalau alamlah yang memberi kehidupan dan penghidupan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Berdasarkan beberapa pegertian diatas dapat disumpulkan bahwa lingkungan hidup adalah ruang
dengan kesatuan benda, daya keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan mahluk hidup
lain.

2.2 Pembuangan Limbah Cair

Berdasarkan karakteristik limbah yang dihasilkan oleh pabrik PT. Lapindo merupakan limbah
yang bersifat cair, sehingga pengertian limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan
atau berada dalam fase cair (air seni atau urine, air pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas
adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas. Sedangkan limbah gas

4
adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas, contoh : karbon monoksida
(CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur oksida (SOx).

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi, baik
berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian, dan sebagainya.Komponen utama
limbah cair adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal
buangan tersebut.(Rustama et. al, 1998).

2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya
pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah

2.3 Indikasi Pencemaran Air


Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.
1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang memenuhi
syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 7.5. Air limbah
industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air
sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika
daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah
bersifat korosif terhadap logam.
2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga
tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah
satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi
kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil
degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan
yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.

5
3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari
adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak
larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan
akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit
didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. Adapun komponen
pencemaran air pada umumnya terdiri dari :

Bahan buangan padat


Bahan buangan organik
Bahan buangan anorganik

2.4 Penyebab Terjadinya Lumpur Lapindo

Sebenarnya ada beberapa hal yang diduga sebagai penyebab terjadinya luapan
lumpur lapindo, seperti kaitannya dengan gempa Yogyakarta yang berlangsungpada hari
yang sama, aspek politik yaitu eksplorasi migas oleh pemerintah,dan aspek ekonomis
yaitu untuk menghemat dana pengeluaran, maka PT Lapindo sengaja tidak memask casing
pada sumur BPJ-1.
Salah satu dari ketiga perkiraan yang sudah umum diketahui banyak orang
tentang penyebab meluapnya lumpur lapindo di Porong Sidoarjo 29 Mei 2006 lalu adalah
PT Lapindo Brantas yang waktu itu sedang melakukan kegiatan di dekat lokasi semburan.
Kegiatan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas waktu iu adalah pengeboran
sumur Banjar Panji-1 (BPJ-1) pada awal maret 2006, kegiatan tersebut bekerjasama
dengan perusahaan kontraktor pengeboran yaitu PT Medici Citran Nusantara.
Dugaan atas meluapnya lumpur tersebut kepada PT Lapindo Brantas adalah
kurang telitinya PT Lapindo dalam melakukan pengeboran sumur dan terlalu
menyepelekan. Dua hal tersebut sudah tampak ketika rancangan pengeboran akhirnya
tidak sesuai dengan yang ada dilapangan. Rancangan pengeboran adalah sumur akan dibor
dengan kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk bisa mencapai batu gamping. Lalu
sumur tersebut dipasang casing yang bervariasi sesuai dengan kedalaman sebelum
mencapai batu gamping.

6
Awalnya, PT Lapindo sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150
kaki, 20 inchi pada 1195 kaki, 16 inchi pada 2385 kaki dan 13-3/8 inchi pada 3580 kaki.
Namun setelah PT Lapindo mengebor lebih dalam lagi, mereka lupa memasang casing.
Mereka berencana akan memasang casing lagi setelah mencapai/menyentuh titik batu
gamping. Selama pengeboran tersebut, lumpur yang bertekanan tinggi sudah mulai
menerobos, akan tetapi PT Lapindo masih bisa mengatasi dengan pompa lumpur dari PT
Medici.
Dan setelah kedalam 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping.
PT Lapindo mengira target sudah tercapai, namun sebenarnya mereka hanya menyentuh
titik batu gamping saja. Titik batu gamping itu banyak lubang sehingga mengakibatkan
lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur dari bawah sudah habis, lalu PT Lapindo
berusaha menarik bor, tetapi gagal, akhirnya bor dipotong dan operasi pengeboran
dihentikan serta perangkap BOP (Blow Out Proventer) ditutup. Namun fluida yang
bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sehingga fluida tersebut harus mencari jalan
lain untuk bisa keluar. Itu lah yang menyebabkan penyemburan tidak hanya terjadi di
sekitar sumur melainkan di beberapa tempat. Oleh karena itu terjadilah semburan lumpur
lapindo.

7
2.5 Damapak Luapan Bencana Lumpur Lapindo

Akibat/dampak yang ditimbulkan dari semburan lumpur lapindo sangatlah


banyak, terutama bagi warga sekitar. Dampak yang ditimbulkan menyangkut beberapa
aspek, seperti dampak sosial dan pencemaran lingkungan.
Ada beberapa dampak sosial yang terjadi akibat luapan lumpur lapindo, misal
dampak terhadap perekonomian di Jawa Timur, dampak kesehatan, dan dampak
pendidikan.
Dampak pada perekonomian mengakibatkan PT Lapindo melalui PT Minarak
Lapindo Jaya mengeluarkan dana untuk mengganti tanah masyarakat dan membuat
tanggul sebesar 6 Triliun Rupiah. Tinggi genangan lumpur yang mencapai 6 meter di
pemukiman warga sudah membuat warga rugi atas rumah/tempat tinggal, lahan
pertaniannya dan perkebunan yang rusak. Pabrik-pabrik pun rusak tidak bisa difungsikan
untuk proses produksi, sarana dan prasarana (jaringan telepon dan listrik) juga tidak dapat
berfungsi, serat terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang mengakibatkan
aktivitas produksi dari Mojokerto dan Pasuruan yang selama ini menjadi salah satu
kawasan industri utama di Jawa Timur.
.a) Bencana lumpur lapindo yang tadinya hanya menggenangi 4 desa sekarang
telah meluas menjadi 16 desa, hal ini berarti lebih dari 728 hektar telah tergenangi. Dalam
area yang tergenangi ini tidak hanya terdapat rumah penduduk saja, namun ada sarana
pendidikan, pabrik, dan kantor pemerintahan yang juga ikut tergenang. Dengan keadaan
ini secara otomatis akan banyak penduduk yang bukan hanya kehilangan tempat
tinggalnya namun juga kehilangan mata pencahariannya dan akan ada banyak anak yang
kehilangan tempat mereka untuk menuntut ilmu.
b) Bencana lumpur lapindo juga telah mencemari lingkungi sekitar dari wilayah yang
digenangi, seperti areal persawahan dan ladang milik warga. Banyak ternak milik warga
yang ikut mati dalam bencana ini. Menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), secara
umum pada area luberan lumpur dan sungai Porong telah tercemar oleh logam kadmium
(Cd) dan timbal (Pb) yang cukup berbahaya bagi manusia apalagi dengan kadar yang jauh
di atas ambang batas. Lumpur lapindo juga memiliki kadar PAH (Chrysene dan

8
Benz(a)anthracene) dalam lumpur Lapindo yang mencapai 2000 kali di atas ambang batas
bahkan ada yang lebih dari itu. Kandungan PAH sangat berbahaya bagi manusia dan
lingkungan. Berikut akibat yang dapat diakibatkan oleh zat PAH bagi manusia da
lingkungan ,yaitu:

Biokumulasi dalam jaringan lemak manusia dan hewan


Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit, jika terjadi kontak langsung dengan zat
PAH
Terjadi permasalahan reproduksi
Memperbesar kemungkinan terkena kanker

Dampak PAH yang ada dalam lumpur lapindo terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitar mungkin tidak akan dirasakan sekarang, namun akan dapat dirasakan pada jangka
waktu lima sampai sepuluh tahun mendatang. Selain itu perlu juga diwaspadai bahwa
ternyata lumpur Lapindo dan sedimen Sungai Porong kadar timbal-nya sangat besar yaitu
mencapai 146 kali dari ambang batas yang telah ditentukan.
c) Terjadinya bencana lumpur lapindo ini juga telah menggangu aktivitas perekonomian di
Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu
yang tidak ditentukan. Seperti yang kita tahu, kota Surabaya merupakan ibukota dari Jawa
Timur, sehingga banyak sekali aktivitas perekonomian yang berjalan disana. Dengan
ditutupnya jalan tol Surabaya-Gempol, secara otomatis mengakibatkan banyak kemacetan
yang terjadi, terutama di jalan alternatif menuju Surabaya. Penutupan jalan tol ini juga
berdampak pada aktivitas produksi di kawasan Mojokerto dan Pasuruan yang merupakan
salah satu kawasan industri utama yang ada di Jawa Timur. Bencana lumpur lapindo ini
juga telah membuat tanah di wilayah yang tergenangi menjadi ambles dan merusak
beberapa pipa air milik PDAM. Sebuah sutet milik PLN juga ikut terendam dalam
bencana ini. Hal ini mengakibatkan warga di sekitar jalan raya porong kesulitan dalam
mendapatkan air bersih, listrik, dan jaringan telepon.
Dapat dilihat bahwa bencana lumpur lapindo telah memberikan banyak dampak negatif
bagi masyarakat sekitar dan aktivitas perekonomian Jawa Timur. Namun seperti pepatah
yang mengatakan bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, bencana lumpur lapindo
juga memiliki beberapa dampak positif, yaitu :

9
a) Mineral Lumpur lapindo tersebut dapat digunakan untuk pembuatan bodi keramik
dengan pembakaran antara suhu 800-900oC dan untuk pembuatan keramik hias dengan
pembakaran suhu 1400oC serta pembuatan batu bata, batako dan genteng.
b) Mineral lumpur lapindo dapat dikembangkan untuk dijadikan sumber daya energi non
konvensional,yaitu dalam pembuatan baterai seperti baterai yang diciptakan oleh Aji
Christian Bani Adam, Oki Prisnawan, Yoga Pratama dan Umarudin. Baterai ini telah
menjadi juara kedua dari kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012. Baterai tersebut
memanfaatkan pasta yang telah mereka hasilkan dari lumpur lapindo. Baterai ini akan
bertahan hidup selama pasta itu kering dan kemudian baterai akan mati. Baterai ini dapat
menyala selama 5 jam non stop

c)Gas Metana yang beracun tersebut banyak menyebabkan penyakit bagi warga yang
menghirupnya. Tercatat dampak kesehatan di Puskesmas Porong menunjukkan banyaknya
penderita infeksi saluran pernafasan yang semakin meningkat sejak 2006 lalu hingga
mencapai 52.543 orang di 2009. Dan juga penderita gastritis melonjak hingga 22.189
orang di 2009 yang sebelumnya tercatat 7.416 di 2005

2.6 Upaya Penanggulangan Lumpur lapindo

Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur lapindo adalah dengan
membangun tanggul desekitar luapan lumpur panas itu. Namun tanggul yang dibangun bisa
sewaktu-waktu jebol karena lumpur setiap hari terus meluap naik. Hingga akhirnya direncanakan
akan membangun beberapa waduk untuk membendung lumpur tersebut. Namun rencana tersebut
batal tanpa sebab yang jelas.
Ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa luapan lumpur bisa diatasi dengan melakukan
beberapa skenario, namun hingga 2009 luapan tidak bisa dihentikan yang artinya luapan ini
adalah fenomena alam yang akan susah ditanggulangi tanpa ijin Tuhan.
Beberapa skenario yang dikatakan diatas antara lain :
1. Menggunakan suatu sistem yang disebut Snubbing Unit yaitu sistem peralatan bertenaga
hidraulik yang umumnya digunakan untuk pekerjaan di dalam sumur yang sudah ada.

10
Rencananya Snubbing Unit digunakan untuk mencapai rangkaian mata bor yang tertinggal
didalam sumur, jika mata bor ditemukan maka bor tersebut akan didorong masuk kedalam
sumur lalu dasar sumur akan dututp dengan semen dan lumpur berat. Tetapi rencana ini gagal
karena bor gagal didorong masuk kedalam sumur.
2. Rencana pengeboran miring menghindari mata bor yang tertinggal.Namun rencana ini
juga gagal hingga akhirnya sumur BPJ-1 ditutup secara permanen.
3. Pembuatan sumur-sumur baru di sekitar sumur BPJ-1. Ada tiga sumur yang dibangun,
yaitu sumur pertama dibangun sekitar 500 meter barat daya sumur BPJ-1, sumur kedua
dibangun sekitar 500 meter barat laut sumur BPJ-1, dan sumur ketiga dibangun sekitar utara
timur laut dari sumur BPJ-1. Sumur-sumur tersebut digunakan untuk mengepung retakan-
retakan tempat keluarnya lumpur. Rencana ini gagal karena bermasalah dengan biaya yang
begitu mahal dan memakan waktu .

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Sumber daya alam (minyak bumi dan gas) yang terjadi pada kasus lumpur Lapindo Brantas
Sidoarjo ini bersifat merugikan yang dikarenakan adanya kesalahan prosedur saat pengeboran gas
dan minyak bumi.

PenyebabadanyasemburanlumpurLapindoadalahadanyakesalahanproseduruntukmelakukanpengeb
oransumurBanjarPanjipadaawalMaret2006.DiperkirakanbahwaLapindo,sejakawalmerencanakanke
giatanpemboraninidenganmembuatprognosispengeboranyangsalah.Merekamembuatprognosisdeng
anmengasumsikanzonapemboranmerekadizonaRembangdengantargetpemborannyaadalahformasiK
ujung.PadahalmerekamembordizonaKendengyangtidakadaformasi ujungnya

Luapan Lumpur Lapindo yang sampai saat ini sudah 8 tahun sejak 29 Mei 2006
menunjukkan bahwa manusia telah lalai dan terlalu meremehkan atas alam. Akibat luapan
tersebut manusia juga yang rugi. Banyak dampak yang ditimbulkan seperti dampak sosial yang
meliputi perekonomian di Jawa Timur, kesehatan, dan pendidikan serta pencemaran lingkungan.
Namun dampak-dampak yang timbul sampai saat ini juga tak kunjung terselesaikan,
bahkan luapan lumpur semakin hari semakin bertambah.

3.2 Saran

Diharapkan upaya pemerintah dan Lapindo Brantas Inc akan dapat dengan segera memberikan
penyelesaian dari bencana lumpur lapindo ini, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh bencana ini
tidak meluas. Selain itu Lapindo Brantas Inc diharapkan juga dapat segera melakukan pelunasan
pembayaran ganti rugi kepada masyarakat korban lumpur lapindo. Sehingga mereka dapat
memulai hidup mereka dengan lebih baik lagi

12
13

Anda mungkin juga menyukai