Otto Fix
Otto Fix
Nikolaus August Otto (14 Juni 1832 28 Januari 1891) ialah penemu mesin
pembakaran dalam asal Jerman. Sebagai lelaki muda ia mulai percobaan dengan
mesin gas dan pada 1864 ikut serta dengan 2 kawan untuk membentuk
Perusahaan ini masih ada sampai kini dengan nama Deutz AG.
Mesin atmosfer pertamanya selesai pada Mei 1867. 5 tahun kemudian ia disusul
oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach dan bersama mereka ciptakan
Pertama kali dibuat pada 1876, tak itu merupakan gerakan naik atau turun pada
piston silinder. Paten Otto dibuat tak berlaku pada 1886 saat ditemukan bahwa
penemu lain, Alphonse Beau de Rochas, telah membuat asas putaran 4 tak
efisien karya pertama dari mesin pembakaran dalam pada 1854 di London
(nomor paten 1072). Mesin Otto dalam banyak hal paling tidak diilhami dari
penemuan itu.
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin
pembakaran dalam yang sering digunakan dalam mobil, pesawat, atau alat
lainnya seperti mesin pemotong rumput atau motor, dan motor outboard untuk
kapal.
Tipe paling umum dari mesin ini adalah mesin pembakaran dalam putaran
empat stroke yang membakar bensin. Pembakaran dimulai oleh sistem ignisi
yang membakaran spark voltase tinggi melalui busi. Tipe mesin putaran dua
stroke sering digunakan untuk aplikasi yang lebih kecil, ringan dan murah,
Mesin wankel dapat juga menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Satu
dengan udara. Di mesin yang lebih baru karburator diganti dengan injeksi bahan
bakar.
Daihatsu sudah mencapai titik maksimum sejak April, 25.600 unit per bulan.
ADM kini telah menjelma menjadi produsen mobil nomor satu di Indonesia.
Selain untuk merek sendiri, seperti Terios, Xenia, Luxio, dan Gran Max, ADM
juga memproduksi dua model Toyota, yakni Avanza dan Rush. Avanza dan
Sementara itu, PT Honda Prospect Motor (HPM), yang juga memiliki perakitan
Tahun ini total produksi bisa mencapai maksimum 50.000 unit. Meski begitu,
Menurut dia, tak mustahil pasar mobil nasional menciptakan rekor baru,
700.000 unit.
Jazz, Freed, dan CR-V. Selain untuk pasar domestik, HPM juga mengekspor
Motor bakar adalah jenis mesin kalor yang termasuk Mesin Pembakaran
Engine) adalah mesin kalor yang mengubah energi kimia bahan bakar menjadi
kerja mekanis, yaitu dalam bentuk putaran poros. Energi kimia bahan bakar
pertama diubah menjadi energi panas melalui proses pembakaran atau oksidasi
dengan udara dalam mesin. Energi panas ini meningkatkan temperatur dan
tekanan gas pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi ini kemudian berekspansi
melawan mekanisme mekanik mesin. Ekspansi ini diubah oleh mekanisme link
Siklus Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan,
dimana pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin
dengan siklus Otto dikenal dua jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah (four stroke)
dan 2 langkah (two stroke). Untuk mesin 4 langkah terdapat 4 kali gerakan
piston atau 2 kali putaran poros engkol (crank shaft) untuk tiap siklus
atau 1 kali putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran. Sementara yang
dimaksud langkah adalah gerakan piston dari TMA (Titik Mati Atas) atau TDC
(Top Death Center) sampai TMB (Titik Mati Bawah) atau BDC (Bottom Death
Mesin tersebut banyak digunakan pada motor-motor kecil. Mesin dua tak
TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre): Posisi piston
berada pada titik paling atas dalam silinder mesin atau piston berada
piston berada pada titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston
berfungsi gas hasil campuran udara, bahan bakar dan pelumas bisa
bakar.
a) Langkah 1
b) Langkah 2
sistem injeksi.
bakar.
TMA.
sempurna oleh nyala api busi atau dengan suntikan bahan bakar.
kelebihan:
2) Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat
tak.
mesin.
terjadi dari pembakaran oli samping dan gas dari ruang bilas
4) Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak. Ini
mobil, sepeda motor, truk, pesawat terbang, kapal, alat berat dan
TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre): Posisi piston
berada pada titik paling atas dalam silinder mesin atau piston berada
TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre): Posisi
piston berada pada titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston
a) Langkah 1
Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan
b) Langkah 2
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar
bahan bakar).
c) Langkah 3
d) Langkah 4
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk tertutup dan katup keluar
terbuka, mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar yang sedang
3. Siklus Ideal
ideal suatu keadaan makin mudah untuk dianalisa, akan tetapi dengan
siklus udara sebagai siklus yang ideal. Siklus udara menggunakan beberapa
keadaan yang sama dengan siklus sebenarnya dalam hal sebagai berikut :
a) Urutan proses
b) Perbandingan kompresi
Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-
percikan bunga api dari busi. Piston bergerak dalam empat langkah
(disebut juga mesin dua siklus) dalam silinder, sedangkan poros engkol
berputar dua kali untuk setiap siklus termodinamika. Mesin seperti ini
bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh penerapan dari sebuah siklus
Otto.
Siklus udara volume konstan atau siklus otto adalah proses yang
1. Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal,
dan udara, sehingga tentu saja sifatnya pun berbeda dengan sifat gas
ideal.
3. Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup
tepat pada saat piston berada pada posisi TMA dan atau TMB,
fluida kerja. Kerugian ini dapat diperkecil bila saat pembukaan dan
torak.
4. Pada motor bakar torak yang sebenarnya, saat torak berada di TMA
Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam silinder ke
empat langkah. Dari skema di atas tersebut, kondisi awal kedua katup
hisap dan buang dalam keadaan tertutup sedangkan piston pada posisi
tertingginya yaitu titik mati atas (Top Dead Center/TDC) percikan bunga
siklus yang pertama (mesin satu siklus), sehingga isi silindernya berupa
melalui katup hisap (langkah hisap). Sebagai catatan bahwa tekanan dalam
sistem tertutup yang disebut sebagai siklus Otto ideal. Skema dan
pernyataan prosesnya pada diagram P-v dan T-s seperti terlihat pada
gambar berikut
terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis
sebagai berikut:
volume konstan.
konstan.
TMB ke TMA.
Proses 2 3 :adalah
perpindahan kalor ke
udara pada volume konstan yang diambil dari sumber luar ketika piston berada
Karena siklus standar udara Otto (selanjutnya disebut siklus Otto) terdiri dari proses
reversibel, maka luas daerah pada diagram T- S dan P-V masing-masing bisa
dinterpretasikan sebagai kalor dan kerja. Pada diagram T-S daerah 2-3-a-b-2
mewakili kalor yang ditambahkan per satuan massa dan daerah 1-4-a-b-1 adalah
kalor yang dilepaskan per satuan massa. Pada diagram P-V daerah 1-2-a-b-1
mewakili kerja input per satuan massa selama proses kompresi dan daerah 3-4-b-a-
3 adalah kerja yang dihasilkan per satuan massa pada proses ekspansi
Dengan mengabaikan energi kinetik dan potensial, maka siklus Otto yang
mempunyai dua langkah kerja dan dua langkah dimana terjadi perpindahan kalor
bisa dirumuskan
1,2 3,4
= 2 1 = 3 4
1,4 2,3
= 4 1 = 3 2
menuliskan semua kerja dan perpindahan kalor sebagai jumlah yang positif
(tanda positif) yang karena itu penulisan W1,2 /m adalah positif dan mewakili
kerja input selama kompresi dan Q4,1 /m adalah bilangan positif dan mewakili
3,4 1,2
= = (3 4 ) (2 1 )
2,3 1,4
= = (3 2 ) (4 1 )
Efisiensi termal adalah perbandingan kerja bersih siklus terhadap kalor yang
ditambahkan yaitu :
(3 2 ) (4 1 ) (3 2 )
= = 1
(3 2 ) (3 2 )
Harga entalpi spesifik yang diperlukan untuk persamaan diatas bisa dilihat dari
tabel udara.
Untuk proses isentropik 1-2 dan 3-4 berlaku hubungan :
2 1
2 = 1 =
1
4
4 = 3 = 3
3
udara.
Jika siklus Otto dianalisis pada basis standar udara dingin, rumus berikut bisa
digunakan :
2 1 1
= = 1 k = Konstanta
1 2
4 3 1 1
= = 1 k = Konstanta
3 4
kesimpulan bahwa efisiensi termal siklus Otto naik jika rasio kompresi naik.
Karena temperatur rata-rata kalor yang ditambahkan lebih besar pada siklus
yang kedua dan kedua siklus mempunyai proses pelepasan kalor yang sama,
(4 1 )
=1
(3 2 )
Atau :
1 (4 /1 1)
= 1
2 (3 /2 1)
karena T4 / T1 = T3 / T2 maka :
1
=1
2
1
=1
1
proses kompresi tekanan dan temperature udara 100 kPa dan 17 oC.
Panas yang diberikan selama proses volume konstan 800 kJ/kg udara.
b. Kerja bersih
c. Efisiensi termal
Penyelesaian:
100 kPa
Pada titik 1:
Temperatur , T1 = 290 K
Pada titik 2:
V1 k 1
Temperatur, T2 = T1 ( )
V2
V1 V4
r 8
V2 V3
T2 = 290 (8)1, 41
T2 = 666,2 K
V1 k
Tekanan, p2 = p1 ( )
V2
p2 = 1837,9 kPa
Pada titik 3:
Temperatur , T3
qin
T3 = ( ) T2
Cv
800 kJ / kg
=( ) 666,2
0,718 kJ / kg K
= 1780,4 K
Tekanan, p3
p 2 p3
T2 T3
p2
p3 x T3
T2
1837,9
p3 x 1780,4
666,2
p3 4911,7 kPa
Pada titik 4:
Temperartur, T4
V2 k 1
T4 = T3 ( )
V1
1
T4 = 1780,4 ( )1, 41
8
T4 = 774,96 K
Tekanan, p4
V3 k
P4 = p3 ( )
V4
1
P4 = 4911,7 kPa ( )1, 4
8
P4 = 267,2 kPa
b. Kerja net
= 348,2 kJ/kg
Maka:
= 451,8 kJ/kg
c. Efisiensi termal
Wnet
t
qin
451,8
x 100%
800
56,47%
Atau:
1 1
t 1 k 1
1 1, 41
r 8
56,47%
V1 0,8323
v2 0,104 m 3 /kg
r 8
451,8 kJ / kg
MEP 620,35 kPa
(0,8323 0,104) m3 / kg
berikut:
Hitung :
b) Efisiensi thermal ()
1
=1
1
1
= 1
81,41
= 0,567
= 56,7%
1 =
1 1 1 = 2 2 1
1 2 1
=
2 1
Dimana :
1 2 1
= , =
2 1
Maka
1 1
= 1
2
2 = 1 1
2 = 333 . 81,41
2 = 333 . 2,297
2 = 765
= (3 2 )
= 3 2
+ 2 = 3
+ 2
3 =
0,171
550 + 1. . 765
3 =
0,171
1.
3 = 3981,4
1 =
3 3 1 = 4 4 1
4 3 1
=
3 4
Dimana : v3 = v2, v4 = v1
4 3 1
= , =
3 4
Maka
4 1
= 1
3
3
4 =
1
3981,4
4 =
81,41
4 = 9145,3
= (4 1 )
0,171
= 1. (9145,3 3981,4)
= 883