Anda di halaman 1dari 5

RENCANA PEMBANGUNAN DKI JAKARTA TAHUN 2017

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

1.1 Pembangunan dari Isu-isu Strategis

Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan
karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, dan menentukan tujuan penyelenggaraan
pemerintahan daerah isu-isu strategis pembangunan Provinsi DKI Jakarta dirumuskan berdasarkan
permasalahan-permasalahan pembangunan daerah, tantangan dan potensi pembangunan daerah
kedepan, yang meliputi aspek fisik-lingkungan, sosialbudaya, ekonomi-keuangan dan legal-
kelembagaan.

1) Pengembangan Sistem Transportasi


Pengembangan sistem transportasi merupakan kebutuhan utama yang perlu diperhatikan
dalam pembangunan daerah. Sebagai salah satu kota megapolitan di dunia, Jakarta
menghadapi berbagai permasalahan transportasi akibat meningkatnya aktivitas ekonomi,
sosial dan budaya. Oleh karena itu, perlu pengembangan sistem transportasi terpadu untuk
memperlancar kegiatan produksi, distribusi barang dan jasa serta peningkatan aksesibilitas
bagi manusia ataupun barang dan jasa.Pengembangan sistem transportasi yang
mengutamakan pada sistem angkutan umummassal yang bersinergi dengan angkutan darat,
sungai dan udara diharapkan mampu meningkatkan mobilitas penduduk serta barang dan
jasa di DKI Jakarta. Selain itu, pengembangan sistem transportasi di DKI Jakarta harus
memperhatikan sistem transportasi wilayah yang lebih luas dan untuk memfasilitasi
pergerakan orang dan barang dari dan ke wilayah Bodetabek yang juga semakin meningkat.

2) Antisipasi Banjir, Rob, dan Genangan


Banjir, rob, dan genangan merupakan ancaman bencana yang masih dihadapi dan
diprioritaskan penanganannya. Bencana tersebut diakibatkan oleh banjir kiriman, hujan
lokal, dan kenaikan muka air laut. Penanganannya masing-masing berbeda namun harus
menjadi satu kesatuan strategi. Dalam implementasinya, diperlukan penguatan
kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pengembangan tata laksana
dengan mengefektifkan Masterplan Pengendalian Banjir yang meliputi perbaikan sistem
sungai dan saluran, pintu air, polder, situ dan waduk, proteksi air laut, pengembangan sistem
informasi untuk peringatan dini, dan kesiapsiagaan masyarakat. Untuk itu, diperlukan
sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah daerah sekitar dan
masyarakat.

3) Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan dan


Permukiman Kota Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman kota harus
dilakukan secara sistematis dengan menerapkan prinsip-prinsip revitalisasi dalam bentuk
perbaikan lingkungan maupun pembangunan kembali. Dalam memenuhi kebutuhan akan
rumah perlu diupayakan pembangunan rumah secara vertikal baik pada kawasan baru
maupun pada kawasan kumuh berat yang pelaksanaannya disesuaikan dengan daya dukung
lingkungan setempat. Sedangkan pada kawasan kumuh sedang perlu diupayakan
peningkatan kualitas huniannya serta prasarana sarana lingkungannya.
4) Peningkatan Kualitas dan Kuantitas RTH
Peningkatan kualitas dan kuantitas RTH meliputi aspek peningkatan luasan serta penataan
RTH. Peningkatan kualitas dan kuantitas RTH diprioritaskan pada pembangunan taman kota,
taman interaktif dan hutan kota serta diprioritaskan pada peningkatan kualitas RTH.
Peningkatan kualitas dan kuantitas RTH dapat terlaksana dengan baik apabila pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan RTRW 2030. Dalam peningkatan kualitas dan kuantitas RTH ini,
diperlukan penguatan kelembagaan,peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
pengembangan tata laksana denganmengedepankan aspek monitoring dan evaluasi serta
penegakan hukum dengan memanfaatkan teknologi informasi yang handal. Untuk itu,
diperlukan sinergitas antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat serta komunitas
pemerhati lingkungan hidup.

5) Pengurangan Ketimpangan Ekonomi dan Perluasan


Kesempatan Kerja Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama pembangunan
daerah. Untukmewujudkan kesejahteraan masyarakat maka pembangunan ekonomi
diarahkan padapeningkatan pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja,
pemerataan pendapatan dan pengendalian stabilitas harga kebutuhan pokok. Dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi dilakukan melalui prinsip pengembangan ekonomi yang
seimbang dengan menerapkan konsep pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment
dengan memperhatikan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan ekonomi ini juga
disinergikan dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Masterplan
Percepatan Perluasan Pembangungan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Millenium
Development Goals (MDGs). Dalam upaya mengurangi ketimpangan ekonomi masyarakat
Jakarta, diperlukan keberpihakan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah termasuk pedagang
informal baik melalui kebijakan maupun penyediaan fasilitas dan modal kerja.

6) Pembangunan Budaya Multi-Kultur


Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi pada simpul persinggahan mobilitas antar bangsa dan
suku mempunyai konsekuensi tumbuh dan berkembang menjadi kota multikultur. Kondisi ini
harus disikapi dengan mewujudkan kehidupan masyarakat Jakarta yang harmonis dalam
keragaman budaya, agama, suku dan ras. Sejalan dengan berkembangnya kehidupan
masyarakat Jakarta yang semakin modern, budaya Betawi harus tetap dipelihara dan
dikembangkan dengan mengaplikasikannya ke dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
dalam pembangunan arsitektur kota.

7) Peningkatan Pelayanan Publik


Pemerintah wajib menyelenggarakan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih murah, lebih
mudah dan lebih baik. Untuk itu, pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi dan
memfokuskan pada spek kelembagaan, aparatur, dan tata laksana dengan menerapkan
prinsip-prinsip good governance.Peningkatan pelayanan publik dan pengembangan
reformasi birokrasi harus dilakukanbersamaan dengan reformasi pada bidang-bidang lain
misalnya reformasi badan usahadaerah dan swasta serta lembaga-lembaga lainnya agar
terjalin sinergi yang saling menguntungkan dan bermanfaat.
8) Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pembangunan sektor pendidikan mempunyai peran penting dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini, dilakukan melalui peningkatan
kelembagaan sumber daya manusia dan tata laksana yang meliputi penyediaan prasarana
dan sarana, peningkatan kualitas tenaga pendidik, pengelolaan sistem pendidikan yang
berkualitas dan pembiayaan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, diperlukan pertimbangan
kebutuhan pasar tenaga kerja. Mengingat kemajemukan warga DKI Jakarta, terutama dari
aspek sosial ekonomi, maka perlu dibangun sinergitas antara pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat guna terselenggaranya pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi
masyarakat.

9) Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat


Peningkatan kualitas pembangunan kesehatan merupakan salah satu pilar utama dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan kesehatan dilakukan
melalui peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata kelola meliputi
antara lain peningkatan kualitas prasarana sarana kesehatan, kualitas tenaga medis dan
paramedis, serta perbaikan sistem pelayanan dengan memperhatikan keterjangkauan dan
ketersediaan pelayanan untuk seluruh masyarakat Jakarta termasuk masyarakat miskin dan
kelompok masyarakat berkebutuhan khusus.

1.2 Pembangunan dari isu-isu yang dipertimbnagkan

1) Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota


Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) 2030, maka salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan adalah
mengoptimalisasikan dan mengoperasionalisasikan pengendalian pemanfaatan ruang dalam
rangka mewujudkan ruang kota yang berkualitas. Untuk mewujudkan hal tersebut,
diperlukan peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana
dengan mempertimbangkan keseimbangan antara ketersediaan infrastruktur dan
pengembangan kawasan. Dalam pelaksanaannya diperlukan konsistensi dan komitmen
dalam penegakan hukum. Untuk itu, diperlukan sinergitas antara pemerintah, masyarakat
dengan komunitas pemerhati penataan ruang yang didukung oleh transparansi informasi
terkait penataan ruang.

2) Peningkatan Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan


Masyarakat Dalam rangka mendukung kinerja DKI Jakarta diperlukan iklim yang kondusif
sehingga memungkinkan semua elemen masyarakat dapat terlibat dan berperan serta secara
optimal. Iklim kondusif hanya dapat dicapai bila suasana lingkungan terbebas dari berbagai
gangguan keamanan dan konflik sosial yang berkepanjangan. Untuk itu, diperlukan
penegakan hukum, pengendalian ketentraman dan ketertiban yang konsisten sehingga
kondisi Jakarta aman, tentram, tertib dan teratur. Selain itu, diperlukan juga strategi dan
langkah-langkah antisipasi mitigasi bencana termasuk potensi terjadinya kebakaran. Kondisi
yang tentram dan tertib dapat dicapai melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat melalui penguatan kelembagaan, sumber daya manusia, infrastruktur dan tata
laksana yang handal.

3) Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim


Perubahan iklim merupakan fenomena alam yang memberikan dampak pada peningkatan
kerentanan wilayah Jakarta yang merupakan kota delta dengan kondisi topografi berupa
dataran rendah dan pesisir. Selain itu, perubahan iklim akan meningkatkan potensi dan
kemungkinan terjadinya kejadian-kejadian iklim ekstrim dan bencana hidrometrologis seperti
banjir rob. Dampak lain dari perubahan iklim juga akan mempengaruhi kondisi kehidupan
masyarakat miskin perkotaan terutama yang tinggal di kawasan pesisir. Untuk itu, diperlukan
upaya-upaya adaptasi untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi
perubahan iklim. Dalam mewujudkan hal ini dilakukan melalui peningkatan kualitas
kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana meliputi peningkatan kapasitas dan
kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat, pengembangan data dan informasi terkait
dengan kondisi iklim dan rancang ulang seluruh aspek-aspek program pembangunan
sehingga bersifat adaptif dan responsif terhadap perubahan iklim.

4) Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pembangunan DKI Jakarta harus memperhatikan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Dalam jangka menengah, pembangunan harus menempatkan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai kriteria utama mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi. Pembangunan yang berwawasan lingkungan meliputi aspek
pengendalian pencemaran lingkungan (persampahan, pengelolaan air limbah dan
penanganan polusi udara) serta perlindungan kawasan lindung dan konservasi. Isu
penanganan sampah di DKI Jakarta meliputi: 1) Tingginya timbunan sampah sehingga
menuntut ketersediaan prasarana dan sarana serta biaya manajemen operasional yang
tinggi; 2) Sulitnya mencari lahan untuk fasilitas pengelolaan sampah (TPS, ITF, TPST) di
wilayah Jakarta dikarenakan resistensi masyarakat, serta; 3) Kesadaran masyarakat dalam
membuang sampah masih rendah sehingga sampah dibuang ke saluran drainase, sungai,
jalan dan sebagainya. Sedangkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penanganan sampah di DKI Jakarta antara lain : 1) Pemberlakuan
kewajiban 3R danpemilahan sampah di semua sumber sampah; 2) Penguatan kelembagaan
sampah di tingkat RT/RW dengan meningkatkan peran Lurah dan Camat; 3) Penerapan
sistem pengangkutan sampah secara terpilah; 4) Pemberlakuan jadwal dan titik
pengumpulan sampah di sumber (sebelum dibawa ke TPS atau TPST); 5) Penambahan ruang
lingkup pekerjaan Swastanisasi Kebersihan; 6) Pemilihan teknologi ITF agar semaksimal
mungkin mengakomodasi recovery sumber daya sampah; 7) Pemberlakuan kewajiban bagi
produsen untuk mengambil dan mengolah sampah produknya dan kewajiban bagi penjual
(toko) untuk menyediakan tempat pengumpulan sampah produk yang dijualnya, serta; 8)
Pengenaan tarif/retribusi bagi semua penghasil sampah (produsen dan konsumen)
berdasarkan jumlah sampah yang dihasilkan/dibuang.

5) Penguatan Ketahanan Pangan


Ketahanan pangan merupakan salah satu fokus dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Pengelolaan ketahanan pangan diharapkan dapat mendukung ketahanan sosial,
stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan serta ketahanan nasional. Dalam
mewujudkan ketahanan pangan, diperlukan penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas
sumber daya manusia, dan pengembangan tata laksana dengan mengedepankan aspek ilmu
pengetahuan dan teknologi, ketersediaan dan kesehatan pangan

6) Pembangunan Telematika Jakarta


Jakarta ke depan dituntut untuk menjadi kota internasional yang kompetitif.
Untukmewujudkan rencana ini, diperlukan pembangunan infrastuktur telematika yang maju,
modern dan handal. Dalam pembangunan telematika diperlukan prasarana dan sarana,
kelembagaan, sumber daya manusia, dan aturan hukum/tata laksana yang memadai. Kempat
unsur ini harus ditata kembali secara sistematis sehingga akan terwujud sinergi komponen-
komponen telematika yang serasi, sehingga mampu meningkatkan daya saing Kota Jakarta
baik di tingkat regional ASEAN maupun tingkat global. Penggunaan telematika sebagai tulang
punggung pembangunan Jakarta menjadi kota pintar yang memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan kualitas hidup, meminimalisasi dampak sosial dan lingkungan serta
penggunaan energi yang bijaksana dan ramah lingkungan. Hal ini akan sangat mendukung
efektivitas dan efisiensi kegiatan ekonomi kota, terutama pada sektor transportasi, logistik,
dan juga sektor lainnya termasuk pendidikan dan kesehatan. Pembangunan telematika harus
dilaksanakan dengan prinsip persaingan usaha yang sehat, efisiensi dan tingkat pemanfaatan
yang optimal untuk lapisan masyarakat dengan tetap mengedepankan pembangunan
berkelanjutan dan mendukung kualitas ruang kota.

Anda mungkin juga menyukai