Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara historis, penjajahan Belanda selama kurang lebih 350 tahun dan
penjajahan Jepang kurang lebih selama 3,5 tahun, membawa akibat terhadap
rusaknya sendi-sendi kehidupan masyarakat di seluruh wilayah
Indonesia.Untuk itu, pemerintah fokus pelaksanaan kebijakan dan program
pembangunan masyarakat adalah desa dan kelurahan. Hal ini didasarkan
pemahaman bahwa desa dan kelurahan merupakan lembaga pemerintah
terkecil yang paling bawah sebagai ujung tombak yang langsung berhadapan
dengan masyarakat.

Pemerintahan Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat


memiliki peran yang strategis dalam pengaturan masyarakat desa/kelurahan
dan keberhasilan pembangunan nasional. Karena perannya yang besar, maka
perlu adanya Peraturan-peraturan atau Undang-Undang yang berkaitan dengan
pemerintahan desa yang mengatur tentang pemerintahan desa, sehingga roda
pemerintahan berjalan dengan optimal.

Seiring dengan perkembangan pemerintah pada saat ini maka beberapa


perombakan struktur pemerintahan seperti adanya pergantian beberapa desa
menjadi kelurahan. Tentu pergantian ini tidak sekedar formalitas zaman tapi
menggunakan beberapa pertimbangan dan alasan yang masuk akal. Seperti
salah satu contohnya adalah dengan adanya Undang-Undang No, 22 tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu pada jaman sekarang sudah
sulit mencari daerah yang masih memakai nama desa sekarang sudah berganti
menjadi kelurahan. Hal ini seperti yang tertuang di Undang-Undang Republik
Indonesia No. 32/2004 tentang Revisi Undang-Undang No. 22/1999 yang
mengatur tentang pergantian nama dari desa menjadi kelurahan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana birokrasi pemerintahan desa?
2. Bagaimana birokrasi pemerintahan kelurahan?
3. Bagaimana dampak perubahan desa menjadi kelurahan?
4. Bagaimana prakti birokrasi pemerintahan desa dan kelurahan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana birokrasi pemerintahan desa.
2. Untuk mengetahui bagaimana birokrasi pemerintahan kelurahan.
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak perubahan desa menjadi
kelurahan.
4. Untuk mengetahui bagaimana prakti birokrasi pemerintahan desa dan
kelurahan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Birokrasi Pemerintahan

Pengertian Birokrasi menurut Almond dan Powel lebih luas melibatkan


berbagai komponen dalam suatu kegiatan organisasi pemerintahan yaitu
terkaitnya suatu organisasi yang melaksanakan tugas-tugas secara formal dan
dijalankan oleh para pelaku organisasi pemerintah yaitu terkaitnya suatu
organisasi yang melaksanakan tugas-tugas secara formal dan dijalankan oleh
para pelaku organisasi secara hirarkie dalam arti ada yang melaksanakan tugas
sebagai pimpinan dan sebagai bawahan dalam kegiatan membuat keputusan.

Birokrasi pemerintahan seringkali di artikan sebagai officialdom atau


kerajaan pejabat. Suatu kerajaan yang raja-rajanya adalah para pejabat dari
suatu bentuk organisasi yang digolongkan modern. Di dalamnya terdapat
tanda-tanda bahwa seseorang mempunyai yurisdiksi yang jelas dan pasti,
mereka berada dalam area official yang yuridiktif. Di dalam yuridiksi tersebut
seseorang mempunyai tugas dan tanggung jawab resmi (official dutiest)
yang memperjelas batas-batas kewenangan pekerjaannya.

Birokrasi pemerintah tidak bisa dilepaskan dari proses dan


kegiatan
politik. Pada setiap gugusan masyarakat yang membentuk suatu tata
kepemerintahan tidak bisa dilepaskan dari dari aspek politik ini. Politik
sebagaimana kita ketahui bersama terdiri dari otang-orang yang berperilaku
danbertindak politik (consist of people acting politically) yang di
organisasikan secara politik oleh kelompok-kelompok kepentingan dan
berusaha mencoba mempengaruhi pemerintah untuk mengambil dan
melaksanakan suatu kebijakan dan tindakan yang bisa mengangkat
kepentingannya dan menyampingkan kepentingan kelompok lainnya.

Birokrasi sebagai konsep, pengetahuan dan teknik secara umum pada


kenyataanya dapat dipergunakan di setiap organisasi manapun, yang

3
memanfaatkan untuk kepentingan kelancaran jalannya pencapaian tujuan
organisasi tersebut. Namun pengertian secara harafiah birokrasi adalah
orangorang yang bekerja dibelakang meja dalam rangka melaksanakan
kegiatan organisasi. Orang-orang tersebut dipilih dengan memiliki keahlian
tertentu, bekerja berdasarkan aturan-aturan yang ditetapkan organisasi, mereka
ada yang duduk sebagai pimpinan dan ada yang menjadi bawahan, mereka
membuat keputusan berdasarkan otoritas tertentu dari badan yang
berwenang atau suatu pemerintah serta mereka mendapat gaji dan
penghasilan. Rumusan pengertian birokrasi tersebut merupakan
rangkuman kesimpulan dari para ahli seperti; Albrow, Max Weber, Lance
Castles dan La Polambara.

B. Definisi Desa dan Kelurahan

Desa dalam arti umum adalah permukiman manusia yang letaknya di luar
kota dan penduduknya berpangupajiwa agraris. (Daldjoeni;1998;53)

Sedangkan menurut para ahli adalah:

1. R.Bintarto. (1997)

Desa adalah merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh


unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam
hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

2. Sutarjo Kartohadikusumo (1965)

Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang


berhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri merupakan pemerintahan
terendah di bawah camat.

3. William Ogburn dan MF Nimkoff

Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah


terbatas.

4
4. S.D. Misra

Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah


pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 1.000 are..

5. UU no. 22 tahun 1999

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan


untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan
Nasional dan berada di daerah Kabupaten

6. UU no. 5 tahun 1979

Desa adalaha suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk


sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah
Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;

Desa adalah suatu wilayah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki


kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Kepentingan masyarakatnya bersifat tradisiaonal atas asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan kedudukannya berada dibawah pemerintah Kabupaten atau
pemerintah kota.

Menurut peraturan pemerintah No. 72 tahun 2005 tentang desa, yang di


maksud dengan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
batas wilayah yang berwenang untuk mengurus kepentingan masyarakat
setempat yang di hormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Membentuk desa harus memenuhi syarat.
Syaratsyarat pembentukan desa antara lain: jumlah penduduk, luas
wilayah,bagian wilayah kerja, perangkat, sarana dan prasarana.

5
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang kelurahan,
yang dimaksud dengan kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai
perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja kecamatan. Kelurahan
dapat di bentuk dari pengembangan desa, asalkan memenuhi syarat tertentu.
Sebuah desa dapat membentuk kelurahan jika memenuhi syarat. Syarat
pembentukan desa menjadi kelurahan antara lain: jumlah penduduk, luas
wilayah, sarana dan prasarana, potensi ekonomi, kondisi sosial budaya.
Kelurahan merupakan lembaga yang setingkat dengan desa. Akan tetapi,
kelurahan mempunyai beberapa kriteria yang berbeda dengan desa. Kelurahan
di bentuk di wilayah kecamatan. Kepala kelurahan disebut lurah.

Berbeda dengan kepala desa, lurah di angkat dari pegawai negeri sipil
(PNS) yang memenuhi syarat oleh bupati/walikota atas usul camat. Sebagai
perangkat kecamatan, lurah mendapat perlimpahan sebagai perlimpahan
kewenangan pemerintahan dari camat. Oleh karena itu, berlainan dengan
kepala desa, lurah bertanggung jawab langsung kepada camat. Prakarsa
pembentukan desa menjadi kelurahan dapat berasal dari pemerintah desa
bersama BPD. Pembentukan kelurahan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya, lurah di bantu oleh perangkat kelurahan yang
terdiri dari sekretaris kelurahan, perangkat yang menangani urusan tertentu,
dan jabatan fungsional. Perangkat kelurahan di isi oleh pegawai negeri sipil
yang di angkat oleh sekretaris daerah kabupaten/ kota atas usul camat. Selain
dibantu perangkat desa, seorang lurah juga di bantu lembaga kemasyarakatan
seperti rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), pemberdayaan kesejahteraan
keluarga (PKK),karang taruna, dan lembaga pemberdayaan masyarakat.

C. Birokrasi Pemerintahan Desa

Masyarakat di wilayah perdesaan memegang erat sistem persaudaraan


antarindividu. Dengan demikian, hampir semua orang yang ada di desa
tersebut saling mengenal satu sama lainnya. Kehidupan sehari - hari mereka

6
masih tradisional. Pada umumnya, masyarakat desa bermata pencarian sebagai
petani, nelayan, buruh tani, berladang, dan beternak.

Penyebutan desa di Indonesia berbeda-beda pada setiap daerahnya. Ada


yang me nyebutnya "Nagari", seperti di Sumatra Barat, "Gampong" di
Nanggroe Aceh Darussalam, "Lembang" di Sulawesi Selatan, "Kampung" di
Kalimantan Selatan dan Papua, dan "Negeri" di Maluku. Namun, ciri khas
suatu desa tidak hilang. Siapakah yang menjalankan pemerintahan di desa?
Desa merupakan bagian dari sebuah kecamatan. Setiap desa dipimpin oleh
seorang kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh masyarakat di desa
tersebut. Syarat dan tata cara pemilihannya diatur oleh peraturan daerah yang
berpedoman pada peraturan pemerintah. Kepala desa bukanlah seorang
pegawai negeri sipil. Masa jabatan kepala desa adalah enam tahun. Ia dapat
dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Sesudah itu, ia
tidak boleh lagi mengikuti pemilihan calon kepala desa. Seorang Kepala desa
dilantik oleh bupati/ wali kota, paling lambat tiga puluh hari setelah
dinyatakan terpilih. Kepala desa mendapatkan gaji (upah) bukan dari
pemerintah, tetapi dari hasil pengolahan tanah yang diserahkan untuk diolah.
Di daerah Jawa dikenal dengan tanah "bengkok" atau tanah "carik". Setelah
masa jabatannya habis, tanah itu harus dikembalikan kepada pemerintah.
Dengan demikian, kepala desa tidak mendapatkan uang pensiun seperti
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kepala desa mempunyai tugas dan tanggung
jawab, di antaranya:

1. memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa;


2. membina perekonomian desa;
3. membina kehidupan masyarakat desa;
4. memelihara ketenteraman dan ketertibanmasyarakat desa;
5. mendamaikan perselisihan yang terjadi padamasyarakat di desa;
6. mewakili desanya baik di dalam dan di luarpengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukumnya.

Menurut Undang Undang No. 32 Tahun 2004 dijelaskan, dalam


penyelenggaraan pemerintahan desa dibentuk Badan Permusyawaratan Desa

7
(BPD). Badan ini berfungsi melindungi berbagai adat istiadat dan menetapkan
peraturan desa bersama kepala desa. Selain itu, BPD berfungsi menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa serta melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD ialah wakil
penduduk desa bersangkutan. Mereka ditetapkan dengan cara musyawarah
untuk mencapai mufakat.

Di desa dibentuk juga beberapa lembaga kemasyarakatan. Lembaga


kemasyarakatan ditetapkan oleh peraturan desa. Pembentukannya berpedoman
pada peraturan perundang - undangan. Tugas lembaga tersebut adalah
membantu pemerintah desa dan memberdayakan masyarakat desa. Misalnya,
Lembaga Keamanan Masyarakat Desa (LKMD), Pertahanan Sipil (Hansip),
PKK, dan Karang Taruna. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang
memadukan kegiatan pemerintahan desa yang dilakukan secara gotong
royong.

Pengurus LKMD umumnya tokoh masyarakat setempat. Pembentukan


LKMD disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa berdasarkan
musyawarah anggota masyarakat. Fungsi LKMD adalah membantu
pemerintah desa dalam merencanakan, pelaksanaan, dan pengendalian
pembangunan desa. Selain itu, LKMD memberikan masukan kepada BPD
dalam proses perencanaan pembangunan desa. Misalnya, untuk mencegah
banjir LKMD dapat mengusulkan pembangunan tanggul atau dam kepada
pemerintahan desa. Pada pemerintahan desa terdapat organisasi Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK). Anggota PKK terdiri atas ibu - ibu rumah
tangga di suatu desa. Ketua PKK biasanya dijabat oleh istri kepala desa atau
lurah.PKK ber tujuan memberdayakan keluarga, meningkatkan kesejahteraan,
dan kemandirian keluarga. Misalnya, PKK mem beri bantuan sosial, pelatihan
keterampilan, pos pelayanan terpadu (Posyandu), memberikan bantuan
beasiswa, atau mengadakan peng obatan gratis.

8
Karang Taruna merupakan salah satu organisasi kepemudaan di tingkat
desa. Karang Taruna merupakan organisasi pemuda atau pelajar SMP dan
SMA di suatu desa atau kelurahan. Tujuan dari organisasi ini, yaitu
memberikan pembinaan kepada para remaja untuk menjadi individu mandiri
dan memiliki keterampilan. Pembinaan pemuda desa bertujuan agar pemuda
desa, terutama pemuda putus sekolah, dapat memperoleh keahlian di bidang
tertentu. Misalnya, pembinaan dalam bidang elektronika, kesenian, olahraga,
atau lingkungan hidup.Organisasi Karang Taruna terdapat di wilayah Rukun
Warga (RW), desa, dan kecamatan. Karang Taruna merupakan wadah bagi
generasi muda desa untuk menyalurkan pendapat dan kreativitasnya. Karang
Taruna merupakan lembaga pemberdayaan masyarakat di bawah pembinaan
kepala desa dan camat. Karang Taruna dapat memupuk persatuan dan
kesatuan di antara generasi muda.

Adapun sumber pendapatan desa adalah sebagai berikut.

1. Pendapatan asli desa yang meliputi:


a. hasil usaha desa;
b. hasil kekayaan desa;
c. hasil swadaya dan partisipasi;
d. hasil gotong royong.
2. Bantuan pemerintah kabupaten, meliputi bagian perolehan pajak dan
retribusi daerah, serta dana perimbangan keuangan pusat dan tingkat
daerah.
3. Bantuan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
4. Sumbangan pihak ketiga, misalnya berupa dana hibah.
5. Pinjaman desa

Sumber pendapatan desa dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan


Belanja Desa (APBD). Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ditetapkan
oleh kepala desa bersama BPD dengan berpedoman pada APBD yang
ditetapkan Bupati. Dengan demikian, pada dasarnya, kepala desa bertanggung
jawab kepada rakyat desa. Kepala desa harus menyampaikan pokok-pokok
pertanggungjawabannya. Oleh karena itu, wewenangnya tidak boleh
disalahgunakan. Nah, kamu sekarang sudah paham tentang pemerintahan desa,

9
tetapi apa bedanya dengan pemerintahan kelurahan? Selanjutnya, akan
dipelajari tentang pemerintahan kelurahan.

D. Birokrasi Pemerintahan Kelurahan

Pemerintahan kelurahan berbeda dengan pemerintahan desa. Kelurahan


biasanya terdapat di daerah perkotaan. Perbedaan desa dan kelurahan dapat
terlihat dari pemimpin dan cara pemilihannya. Kepala kelurahan sering
disebut Lurah. Lurah diangkat dan dipilih oleh pemerintah. Lurah adalah
seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mampu dan cakap dalam
menjalankan tugas. Lurah diangkat oleh bupati/walikota atas usul kepala
kecamatan dari pegawai negeri sipil yang berprestasi. Syaratnya, dia harus
mampu dan menguasai pengetahuan tentang pemerintahan.

Selain itu, memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-


undangan. Orang yang menjabat sebagai lurah mempunyai beberapa tugas
yang harus dilaksanakan. Tugas lurah bukan hanya memimpin masyarakat di
wilayahnya, tetapi masih banyak lagi tugas yang lain.

Lurah mempunyai tugas, di antaranya:

1. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan;


2. memberdayakan masyarakat;
3. melayani masyarakat;
4. menyelenggarakan sistem keamanan agar masyarakat tenteram dan
tertib;
5. memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum di masyarakat;

Dalam melaksanakan tugasnya, lurah bertanggung jawab kepada


bupati/walikota melalui camat. Lurah dibantu oleh beberapa perangkat
kelurahan yang bertanggung jawab kepada lurah. Kelurahan merupakan
gabungan dari beberapa Rukun Warga (RW).

Sejak 1998, pemerintah pusat mencanangkan Program Pemberdayaan


Kecamatan (PPK) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan). PNPM dilaksanakan dalam upaya

10
mengentaskan kemiskin an, perluasan kesempatan kerja di perdesaan,
peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan, dan kemandirian masyarakat
perdesaan. Pemerintahan desa atau kelurahan harus ikut berperan agar
program pemberdayaan masyarakat dapat berjalan dengan baik. Pemerintahan
desa atau kelurahan merupakan unsur pemerintahan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat. Perbedaan antara desa dan kelurahan, dapat
kamu lihat dalam tabel berikut.

E. Susunan Pemerintahan Desa dan Kecamatan


1. Susunan Pemerintahan Desa

Dalam menjalankan tugasnya, kepala desa dibantu oleh perangkat desa.


Perangkat desa tersebut disesuaikan dengan kebutuhan di desa. Perangkat desa
umumnya adalah sebagai berikut.

a. Sekretaris Desa

11
Salah satu perangkat desa ialah sekretaris desa yang bertugas
mengurus administrasi di desa. Misalnya, membuat surat akta
kelahiran atau surat keterangan. Sekretaris desa merupakan Pegawai
Negeri Sipil (PNS).

b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi untuk


menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung, dan
menyalurkan aspirasi (pendapat) masyarakat. Anggota BPD adalah
wakil penduduk desa bersangkutan. Mereka ditetapkan menjadi
anggota BPD dengan cara musyawarah dan mufakat. Masa jabatannya
adalah enam tahun yang dapat dipilih lagi untuk satu kali masa jabatan
berikutnya, sama seperti kepala desa. Perangkat desa merupakan badan
yang ada di desa dengan tujuan membantu urusan dalam pemerintahan
desa. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa, antara lain
sebagai berikut.

1) Urusan tingkat pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak


asal-usul desa. Misalnya, mengangkat ketua RW dan RT.
2) Urusan tingkat pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota, tetapi urusan tersebut diserahkan
pengaturannya ke desa. Misalnya, membuat Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
3) Tugas pembantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
dan atau pemerintah kabupaten/kota. Misalnya, membantu
mengumpulkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari
masyarakat desa.
4) Urusan pemerintahan lainnya, yang oleh peraturan perundang-
undangan diserahkan ke desa. Misalnya, pembentukan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dan LKMD.

Dengan demikian, pemerintahan desa berperan bagi kehidupan masyarakat


di desa. Desa merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki batas - batas

12
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat. Untuk lebih memahaminya, perhatikanlah susunan
pemerintahan desa berikut.

2. Susunan Pemerintahan Kelurahan

Kelurahan merupakan wilayah gabungan dari beberapa Rukun Warga


(RW). Pemerintahan di tingkat desa dan kelurahan merupakan unsur
pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.Dalam
menjalankan semua perencanaan pem bangunan di kelurahan terdapat Dewan
Kelurahan (Dekel). Dewan Kelurahan berfungsi sebagai pemberi masukan
kepada lurah tentang rencana pembangunan di wilayahnya. Adapun yang
menjadi tata urusan dalam kelurahan dapat dilihat dalam susunan
pemerintahan kelurahan berikut ini.

13
F. Perubahan Desa Menjadi Kelurahan

Berdasarkan wawancara dengan salah satu pimpinan di Kelurahan


Cipadung, beliau memberikan keterangan bahwa dengan adanya perubahan
desa menjadi kelurahan telah menimbulkan perubahan pada sistem
pemerintahannya. Yang diantaranya mengenai perubahan kedudukan
pemerintahannya, kepemimpinan Pemerintahan, laporan pertanggungjawaban
penyelenggraaan pemerintahan. status perangkat daerah bagaimana statusnya
setelah perubahan desa menjadi kelurahan, mengenai Peraturan Desa dengan
berubahnya desa menjadi kelurahan maka kelurahan tidak berwenang lagi
membuat Peraturan Desa. Dengan berubahnya desa menjadi kelurahan maka
hak mengatur wilayahnya sendiri menjadi hilang sehingga program otonomi
desa yang selama ini didengung-dengungkan akan hilang. Berubahnya desa
menjadi kelurahan maka pendapatan asli desa menjadi milik atau dikuasai
pemerintah kabupaten. Mengenai Badan Perwakilan Desa (BPD), sebagai
badan yang berfungsi mengontrol Pemerintah Desa dengan berubahnya desa
menjadi kelurahan maka akan menimbulkan konsekuensi Badan Perwakilan
Desa tersebut akan hilang, dengan hilangnya badan pengontrol pemerintah
desa akan mengakibatkan menghilangnya pembelajaran demokrasi yang
sedang dibangun. Biaya operasional pemerintah desa yang biasanya
ditanggung oleh desa itu sendiri, dengan berubahnya desa menjadi kelurahan
maka semua biaya operasional pemerintahan akan ditanggung oleh pemerintah
kabupaten atau kota.

Persepsi masyarakat dengan rencana perubahan desa menjadi kelurahan


akan membebani masyarakat dengan seluruh kekayaan dan sumber-sumber

14
pendapatan yang menjadi milik desa dengan berubahnya status desa menjadi
kelurahan akan diserahkan dan menjadi milik Pemerintah Kota. Masyarakat
juga menilai dengan perubahan status desa menjadi kelurahan akan mengganti
aparat desa, seorang pemimpin yang selama ini menjabat sebagai Kepala Desa
adalah pemimpin pilihan warga desa dengan perubahan status desa
menjadikan pimpinan mereka belum tentu warga desa setempat. Pengangkatan
aparat desa menjadi PNS justru akan memberhentikan aparat desa yang
selama ini sudah mengabdi.

Masyarakat tidak setuju dengan perubahan desa menjadi kelurahan dengan


menolak perubahan yang terjadi menyusul perubahan status dari desa menjadi
kelurahan dengan menolak perubahan pimpinan, karena masyarakat tidak
ingin dipimpin oleh orang yang bukan berasal dari desa tersebut. Masyarakat
tidak setuju dengan pemberhentian aparat desa yang tidak memenuhi
persyaratan dan menolak perubahan aset dan kekayaan desa untuk diserahkan
dan menjadi milik Pemerintah Kota.

Perubahan status desa menjadi kelurahan merupakan kebijakan pemerintah


untuk lebih dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pengoptimalisasian pelayanan merupakan salah satu tujuan dari perubahan
status desa menjadi kelurahan, dengan pengangkatan PNS, diharapkan aparat
memiliki kualitas yang baik. Seperti halnya potensi desa yang diambil olih
oleh pemerintah kota, hal ini dilakukan karena dengan diolah oleh pemerintah
kota potensi ini dapat lebih dioptimalkan lebih baik. Masyarakat diharapkan
untuk dapat lebih terbuka dengan perubahan-perubahan yang diharapkan dapat
lebih meningkatkan kualitas aparat, sehingga tujuan yang ingin dicapai untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan potensi dan
kekayaan untuk lebih berhasil dan berdaya guna. Masyarakat diharapkan
untuk dapat memberikan legitimasinya kepada pemerintah baik Pemerintah
Kota maupun Pemerintah Desa.

G. Prakti Birokrasi Pemerintahan Desa dan Kelurahan

15
Dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan mengenai Birokrasi
Pemerintah di Kelurahan Cipadung Kota Bandung dan Desa Wannasari,
Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur maka dapat di tarik kesimpulan
sebagai berikut.
Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Wanasari saat ini terus mengalami
perkembangan cukup baik. Tetapi, hingga saat ini masih menghadapi sejumlah
tantangan dan kendala. Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa saat ini diantaranya masih rendahnya efektivitas
kelembagaan dan tata kelola pemerintahan desa serta pelayanan masyarakat.
Selain itu, rendahnya kapasitas dan kualitas pelayanan apratur pemerintahan
desa, masih terbatasnya akses masyarakat terhadap informasi penyelenggaraan
pemerintahan desa, serta masih lemahnya koordinasi antar
Kementerian/Lembaga dan pemda dalam pembinaan desa. Selain itu,
ketersediaan fasillitas serta pemadaman listrik yang sering terjadi juga
merupakan salah satu faktor minimnya pelayanan kepada masyarakat.

Sedangkan penyelenggaraan pemerintahan di Kelurahan Cipadung


berdasarkan hasil wawancara telah mengalami perkembangan yang cukup
signifikan, meskipun tidak terlepas dari berbagai hambatan yang harus dilalui.
Dana yang diangarkan pemerintah pun sangat menunjang sehingga kelurahan
dapat memberikan pelayan yang lebih baik lagi kepada masyarakat.
Kemudian, produktifitas petugas Kelurahan Cipadung sudah cukup baik
dimana petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat cukup cepat
dan tepat yaitu sesuai dengan prosedur yang berlaku. Sehingga petugas dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan cukup baik. Tanggung jawab
terhadap tugas masing-masing pun sudah baik, karena para petugas sudah
bekerja sesuai tugas dan fungsinya masingmasing.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpilan
1. Desa merupakan bagian dari sebuah kecamatan. Setiap desa dipimpin
oleh seorang kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh
masyarakat di desa tersebut. Syarat dan tata cara pemilihannya diatur
oleh peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah.
Kepala desa bukanlah seorang pegawai negeri sipil. Masa jabatan
kepala desa adalah enam tahun. Ia dapat dipilih kembali hanya untuk
satu kali masa jabatan berikutnya. Sesudah itu, ia tidak boleh lagi

17
mengikuti pemilihan calon kepala desa. Seorang Kepala desa dilantik
oleh bupati/ wali kota, paling lambat tiga puluh hari setelah dinyatakan
terpilih. Kepala desa mendapatkan gaji (upah) bukan dari pemerintah,
tetapi dari hasil pengolahan tanah yang diserahkan untuk diolah. Di
daerah Jawa dikenal dengan tanah "bengkok" atau tanah "carik".
Setelah masa jabatannya habis, tanah itu harus dikembalikan kepada
pemerintah. Dengan demikian, kepala desa tidak mendapatkan uang
pensiun seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2. Pemerintahan kelurahan berbeda dengan pemerintahan desa.
Kelurahan biasanya terdapat di daerah perkotaan. Perbedaan desa dan
kelurahan dapat terlihat dari pemimpin dan cara pemilihannya. Kepala
kelurahan sering disebut Lurah. Lurah diangkat dan dipilih oleh
pemerintah. Lurah adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
mampu dan cakap dalam menjalankan tugas. Lurah diangkat oleh
bupati/walikota atas usul kepala kecamatan dari pegawai negeri sipil
yang berprestasi. Syaratnya, dia harus mampu dan menguasai
pengetahuan tentang pemerintahan.
3. Berdasarkan wawancara dengan salah satu pimpinan di Kelurahan
Cipadung, beliau memberikan keterangan bahwa dengan adanya
perubahan desa menjadi kelurahan telah menimbulkan perubahan pada
sistem pemerintahannya. Yang diantaranya mengenai perubahan
kedudukan pemerintahannya, kepemimpinan Pemerintahan, laporan
pertanggungjawaban penyelenggraaan pemerintahan.
4. Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Wanasari saat ini terus
mengalami perkembangan cukup baik. Tetapi, hingga saat ini masih
menghadapi sejumlah tantangan dan kendala. Sedangkan
penyelenggaraan pemerintahan di Kelurahan Cipadung berdasarkan
hasil wawancara telah mengalami perkembangan yang cukup
signifikan, meskipun tidak terlepas dari berbagai hambatan yang harus
dilalui.
B. Saran

18
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka saran yang dapat
penulis sampaikan adalah agar para aparatur pemerintah baik yang ada di desa
maupun kelurahan semakin meningkakan kinerja serta pelayanan kepada
masyarakat serta memberikan sosialisasi yang jelas kepada masyarakatnya.
Agar masyarakat juga tidak merasa dibingungkan dengan pemberitahuan yang
tidak sampai ke telinga mereka. Memperbanyak sosialisasi dan penyuluhan
pada RW disekitar kelurahan tersebut sangat diperlukan. Selain itu,
penyediaan fasilitas pelayanan yang menunjang pun sangat perlu utuk
ditingkatkan demi tercapainya pelayanan yang lebih maksimal.

19
DAFTAR PUSTAKA

Istianto, Bambang. 2013. Demokratisasi Birokrasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.


Toha, Miftah. 2003. Birokrasi dan Politik. Jakart: PT. Raja Grafindo Persada.
http://kidsgen.blogspot.co.id/2013/03/perbedaan-persamaan-kelurahan-dan-
desa.html
http://makalainet.blogspot.co.id/2012/05/pemerintahan-desa.html

https://adisuhendrasite.wordpress.com/2015/02/24/perubahan-desa-menjadi-
kelurahan/

http://qodirsaga.blogspot.co.id/2015/01/makalah-analisis-status-desa-
menjadi.html

20

Anda mungkin juga menyukai