a) Risiko operasional, yang digambarkan sebagai mengurangi kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan jasa atau produk karena gangguan dalam proses operasi inti (Sadgrove, 2005). Ini juga termasuk masalah personil, infrastruktur atau keterbatasan kapasitas, dan masalah kepemimpinan (Harland et al., 2003). Contohnya : di Rumah Sakit swasta sangat sering sekali keterbatasan tenaga dokter umum untuk jaga Unit Gawat Darurat (UGD) dimana dokter umum yang ada kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya menjadi dokter spesialis sehingga hal ini mengganggu pada operasional di Unit UGD. b) Risiko strategis adalah jenis risiko yang digambarkan pada ancaman terhadap strategi bisnis perusahaan (Slywotsky & Drzik, 2005). Simons (1999) menyatakan bahwa strategis risiko bisa berhubungan dengan pesaing (kesulitan dalam membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing) atau pelanggan (kegagalan minat pelanggan dalam layanan perusahaan). Contoh : Strategi marketing produk follower yang kurang inovatif dengan melakukan promosi melalui iklan pada media cetak/ brosur sehingga produk yang dipromosikan hampir diperkirakan sama dengan pesaing sehingga menyebabkan pelanggan tidak tertarik, seperti usaha laundry yang hanya promosi melalui brosur. c) Risiko keuangan adalah risiko yang mempengaruhi arus kas (Nordin et al., 2011). Schwartz dan Gibb (1999) Contoh : Pembelian barang ataupun renovasi siretai pekerjaan tambah yang berlebihan dalam jangka waktu lama akan berisiko pada arus kas perusahaan karena pendapatan tidak mencukupi, tanpa didahului oleh suatu perencanaan yang jelas. d) Risiko reputasi adalah resiko yang dapat merusak bisnis karena hilangnya kepercayaan. Contoh : Perusahaan Garmen yang membuang limbahnya ke sungai , selain mencemari sungai karena limbahnya merusak lingkungan juga reputasi perusahaan akan terancam, citra buruk di masyarakat.