Pendahuluan
fungsi intelektual dan emosional secara progresif sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-
hari.(1,3,4)
Alzheimer adalah salah satu penyakit yang digolongkan dalam kelompok demensia, atau
dalam bahasa awam dikenal sebagai "pikun". Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Alois
Alzheimer pada tahun 1906. Sekitar 10 persen orang berusia lebih dari 70 tahun mengalami
Demensia Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia atau kepikunan akibat
degenerasi otak yang tersering ditemukan dan paling ditakuti. Demensia yang disebabkan oleh
Alzheimer, biasanya diderita oleh pasien usia lanjut dan merupakan penyakit yang tidak hanya
menggerogoti daya pikir dan kemampuan aktivitas bagi penderitanya, namun juga menimbulkan
Walaupun cara deteksi dan penanganan Demensia Alzheimer sejak dini dapat menekan
dampak gangguan kesehatan yang diakibatkannya, namun gejala awal dari penyakit itu masih
sering diabaikan.(4)
Pasien dan keluarga pasien sering kali kurang menaruh perhatian pada gejala yang timbul
mengakibatkan penanganan yang tidak tepat dan memberikan beban tambahan berupa beban
1
Gejalanya dimulai dengan gangguan memori yang mempengaruhi keterampilan pekerjaan,
kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan dan berbahasa, gangguan pengenalan waktu
dan tempat, kesulitan mengambil keputusan yang tepat, kesulitan berpikir abstrak, sering salah
meletakkan barang, perubahan tingkah laku, perubahan kepribadian serta kehilangan inisiatif.(1,3)
Gangguan yang terjadi akibat proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-
parietal dan frontalis itu juga ditandai dengan gangguan perilaku seperti agresif (menjadi galak,
1. Onset Dini/ presenile dementia (gejala muncul antara usia 45 - 65 tahun), dan sering
dikaitkan dengan faktor keturunan. Tipe ini hanya didapat pada 5-10 persen kasus
Alzheimer.
2. Onset Lambat/senile dementia (ini yang dialami di kisah "The Notebook"), terjadi pada usia
lebih dari 60 tahun dan merupakan bentuk umum dari penyakit ini.(1,3)
Etiologi
1. Biokimia
Ada dua pendapat dalam hipotesis ini, yakni Alzheimer disebabkan oleh adanya:
a. Akumulasi abnormal dari protein beta-amyloid dalam otak penderita, merupakan toksin
Fungsi Beta-amyloid tidak jelas namun diduga terlibat dalam pembentukan neuron.
2
Akumulasi beta-amyloid diduga berhubungan pula dengan faktor genetik, yakni mutasi
pada kromosom 21, dimana pada kromosom ini terletak gen untuk protein prekursor
beta-amyloid. Pernyataan ini diperkuat dengan kenyataan bahwa pasien dengan trisomi
tahun. Perlu dicatat bahwa ApoE4, faktor resiko terbesar untuk Alzheimer, memicu
neurofibrillary tangles, yakni protein tau yang beragregasi pada masses dalam tubuh
neuron. Protein tau adalah protein dalam neuron yang normalnya berfungsi untuk
2. Neuropatologi
Pada penderita Alzheimer, tampak atrofi difus pada otak dan penurunan jumlah neuron
serta sinaps pada korteks serebral dan regio subkortikal tertentu yang menyebabkan terjadi
3. Genetik
Beberapa kasus penyebab Alzheimer disebabkan gen dominan yang ada dalam keluarga
tersebut. Hal ini juga yang menyebabkan munculnya onset dini. Mutasi dari gen presenilin-1
dengan kromosom 1, 14, dan 21, sementara kaitan dengan kromosom lainnya masih belum
dapat dipastikan.(1,3)
3
Gejala
Gejala penyakit Alzheimer pada setiap penderita tidak sama. Kepribadian, kesehatan secara
umum, dan situasi sosial adalah faktor-faktor penting dalam menentukan gejala yang muncul
1. Kehilangan daya ingat/memori, terutama memori jangka pendek. Pada orang tua
normal, dia tidak ingat nama tetangganya, tetapi dia tahu orang itu adalah tetangganya.
Pada penderita Alzheimer, dia bukan saja lupa nama tetangganya tetapi juga lupa bahwa
2. Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa, seperti tidak tahu bagaimana cara
3. Kesulitan berbahasa.
Umumnya pada usia lanjut didapat kesulitan untuk menemukan kata yang tepat, tetapi
penderita Alzheimer lupa akan kata-kata yang sederhana atau menggantikan suatu kata
Kita terkadang lupa kemana kita akan pergi atau hari apa saat ini, tetapi penderita
Alzheimer dapat tersesat pada tempat yang sudah familiar untuknya, lupa di mana dia
4
saat ini, tidak tahu bagaimana cara dia sampai di tempat ini, termasuk juga apakah saat
Seseorang secara temporer dapat salah menempatkan dompet atau kunci. Penderita
Alzheimer dapat meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak biasa, misal jam tangan
Seseorang dapat menjadi sedih atau senang dari waktu ke waktu. Penderita Alzheimer
dapat berubah mood atau emosi secara tidak biasa tanpa alasan yang dapat diterima.
8. Perubahan perilaku
Penderita Alzheimer akan terlihat berbeda dari biasanya, ia akan menjadi mudah curiga,
mudah tersinggung, depresi, apatis atau mudah mengamuk, terutama saat problem
9. Kehilangan inisiatif
Duduk di depan TV berjam-jam, tidur lebih lama dari biasanya atau tidak menunjukan
minat pada hobi yang selama ini ditekuninya. Pada tahap lanjut, penderita Alzheimer
5
tidak dapat melakukan sesuatu tanpa dibantu. Umumnya pada kondisi ini mereka tidak
mengerti lagi bahasa, tidak ingat anggota keluarga, tidak dapat melakukan aktivitas dasar
sehari-hari (makan, memakai baju atau mandi), dia tidak dapat lagi membedakan mana
yang pantas dan tidak pantas seperti membuang air kecil atau air besar di sembarang
tempat.(1)
Mild Pada tahap awal dari penyakit ini, penderita mempunyai kecenderungan
untuk kehilangan energi atau bersikap spontan, yang akan mengubah perilaku
mereka dan perilaku ini tidak dapat dimengerti oleh keluarga. Tahap ini disebut
juga Mild Cognitive Impairment (MCI), dimana tidak ada kriteria yang dapat
Severe Dari tahap tengah menuju tahap akhir, pasien tidak mampu melakukan
terus-menerus. Mereka dapat BAK dan BAB di sembarang tempat. Mereka tidak
dapat makan dan berjalan tanpa pengarahan. Bahkan mereka mungkin kehilangan
kemampuan untuk menelan makanan dan air, tentu saja ini menyebabkan kematian.
(3)
Diagnosis
6
Demensia Alzheimer umumnya dapat diketahui dari gejala-gejalanya yang khas, seperti
yang disebut di atas. pemeriksaan lainnya yang umum dipakai adalah CT scan, MRI, dan tes
darah. Pada tahap dini dari penyakit ini, gambaran otak umumnya normal, tetapi CT scan dapat
dipakai untuk menyingkirkan kemungkinan lain seperti tumor otak atau stroke. Sedangkan pada
tahap lanjut, melalui MRI dapat diketahui adanya penurunan ukuran korteks otak atau area otak
yang bertanggung jawab terhadap fungsi memori (hipokampus). Selain itu, test psikologi,
meliputi 'screening of depression' dan pemeriksaan 'mini mental state', dapat membantu dalam
Sayangnya, penyakit Alzheimer hanya dapat didiagnosa secara pasti setelah pasien
meninggal, dimana pada pemeriksaan jaringan otaknya didapat gambaran patologis anatomis
yang menjadi ciri khas Alzheimer, yakni plak yang berisi protein beta-amyloid dan
'neurofibrillary tangles'.(1,3)
Selain faktor genetik, faktor lingkungan sangat berperan dalam perkembangan Alzheimer.
Berikut adalah faktor-faktor dapat yang menurunkan atau menaikkan resiko menderita
Alzheimer.(1)
Olahraga teratur
Interaksi sosial secara teratur. Kesepian meningkatkan resiko menderita dementia yang
terkait dengan penyakit Alzheimer dua kali lebih besar daripada individu yang
7
mempunyai interaksi sosial yang baik
Pola makan dengan buah, sayur, disertai rendah lemak, ditambah asupan dari vitamin B,
asam omega-3, vitamin E dosis tinggi dikombinasi dengan vitamin C, konsumsi alkohol
yang tepat.
Umur lanjut
Merokok.(1,3)
Pengobatan
Tidak ada terapi spesifik untuk penyakit Alzheimer ini. Obat-obat tertentu yang diberikan
pada penderita ini mungkin efektif pada tahap awal, tetapi seiring perjalanan waktu, maka
semakin banyak sel-sel otak yang rusak atau mati, sehingga pemberian obat tidak efektif lagi.
Pada keadaan tertentu, gejala dan progresivitasnya dapat diperbaiki tetapi fungsi kognitifnya
8
Beberapa obat yang digunakan untuk terapi Alzheimer adalah
mempertinggi kadar asetilkolin dalam otak. Namun ada pertentangan apakah pemberian
ACE-I sebanding dengan efek samping yang ditimbulkannya dan harganya yang cukup
mahal.
2. Ginkgo biloba. Telah terbukti pada 52 studi mengenai Ginkgo bahwa Ginkgo mampu
1. Intervensi psikososial. Terapi ini dapat digunakan dalam masa 'mild' sampai 'moderate'
penyakit ini.
3. Terapi 'pekerjaan dan gaya hidup'. Modifikasi dari lingkungan dan gaya hidup pasien
perangkat yang berbahaya untuk mencegah terjadinya luka karena aktivitas sehari-hari,
mengajak pasien untuk berinteraksi sosial, dan stimulasi visual seperti memberi warna
pada perangkat rumah tangga, yang juga dapat menambah nafsu makan.
9
misalnya vitamin E.(2)
Prognosis
karena infeksi (paling sering karena pneumonia atau serangan jantung). Masa hidup seorang
penderita setelah didiagnosis menderita Alzheimer antara 7-10 tahun, umumnya bertahan hidup
antara 4-5 tahun, tetapi ada kasus ekstrim dimana penderita dapat bertahan hidup sampai 21
tahun.(1)
Dalam perjalanan penyakit ini, peranan keluargalah yang paling menentukan dalam
penatalaksanaan penyakit ini. Gangguan tingkah laku dan sikap yang seperti anak kecil
memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam mengawasi serta memberikan kasih sayang kepada
penderita, sehingga penderita mempunyai harapan hidup yang lebih baik. (1)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan Ridho-Nya tugas
Tugas ini yang berjudul DEMENSIA ALZHEIMER. Tugas tersebut merupakan salah
satu syarat selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior dibagian SMF Neurologi RSUD Dr.
Djoelham Binjai.
10
Pada kesempatan ini penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kepada dr. Julia E Ginting Sp. S. konsulen dan pembimbing di SMF Neurologi RSUD
3. Kepada seluruh staf ruangan SMF Neurologi RSUD Dr. Djoelham Binjai.
Atas segenap perhatian, kesempatan juga kritikan yang membangun, kami ucapkan
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar.. i
Daftar isi ii
Pendahuluan 1
11
Etiologi.. 2
Gejala 4
Diagnosis 7
Pengobatan 9
Prognosis. 10
Daftar pustaka. 11
DAFTAR PUSTAKA
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Alzheimer's_disease
2. http://www.kalbefarma.com/?mn=news&tipe=detail&detail=18794
3. http://www.ninds.nih.gov/disorders/alzheimersdisease/alzheimersdisease.htm
4. http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/08/apa-itu-alzhaimer
12
13