Anda di halaman 1dari 7

Nama : Annisa Setiawan

NIM : 023164042
Soal

Apa yang dimaksud dengan :


a) Business Process Reengineering
b) Agile Company
c) Knowledge Creators Company

d) Virtual Company

jelaskan, beri contoh serta bagaimana peran IT dalam poin-poin tersebut!

Jawab:

a) Business Process Reengineering

Business Process Reengineering (BPR) is fundamental rethinking and radical redesign of


business processes to achieve dramatic improvements in cost, quality, speed, and service.
BPR merupakan suatu proses merubah proses bisnis secara radikal dan dramatis agar bisnis
proses tersebut menjadi lebih efektif dan efisien tanpa adanya perubahan pada struktur organisasi
dan fungsi bisnis proses itu sendiri. BPR ini pertama kali ditulis dan dipublikasi oleh Hammer
(1990) dan Davenport & Short (1990)
Contoh :
Ford Motor Company memiliki banyak kesalahan pada departemen Accounts Payable terutama
dalam receiving documents, purchase orders, dan invoices. Pada awalnya sebelum menggunakan
BPR dapat diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut

Gambar a.1
Sebelum menerapkan BPR
Sumber : www.slideshare.net/NeelkamalSharma/business-process-reengineering

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tanpa BPR kegiatan operasional perusahaan lambat
karena tanpa menggunakan sistem sehingga banyak terjadi mismatched sedangkan dengan
perusahaan menerapkan BPR pekerjaan semakin cepat selesai dan kesalahan dapat berkurang
karena telah terkomputerisasi.

Gambar a.2
Setelah menerapkan BPR
Sumber : www.slideshare.net/NeelkamalSharma/business-process-reengineering

Peran IT di dalam BPR :


Teknologi informasi berperan penting dalam konsep perancangan ulang. Pada masa sekarang, IT
merupakan pendorong besar bagi beberapa bentuk kinerja dan kolaborasi di dalam dan luar
organisasi.
Beberapa peran IT dalam BPR:
1. Basis data yang dibagi-bagikan (shared databases), membuat informasi tersedia pada
banyak tempat.
2. Sistem ahli (expert systems) memungkinkan para generalis untuk melaksanakan tugas
spesialis.
3. Jaringan telekomunikasi (telecommunication networks), memungkinkan organisasi dapat
disentralisasikan dan didesentralisasikan dalam waktu yang sama.
4. Perlengkapan pengambilan keputusan (decision-support tools), memungkinkan
pengambilan keputusan menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari.
5. Komunikasi data tanpa kabel (wireless data communication) dan komputer yang mudah
dibawa (portable computer), memungkinkan personel lapangan bekerja secara
independent.
6. Videodisk interaktif (interactive videodisk), untuk mendapatkan kontak langsung dengan
pembeli potensial.
7. Identifikasi otomatis dan pelacakang (automatic identification and tracking),
memungkinkan sesuatu untuk melaporkan dimana mereka berada bukan menunggu untuk
ditemukan.
8. Perhitungan kinerja tinggi (high performance computing), memungkinkan
perencanaan on-the-fly (diciptakan pada saat dibutuhkan) dan perbaikan.

b) Agile Company

A company that can make a profit in markets with broad product ranges and short model
lifetimes, and can produce orders individually and in arbitrary lot sizes.
Agile company adalah perusahaan yang beroperasi dengan memperoleh keuntungan dalam
lingkungan kompetitif yang mencakup: perubahan preferensi pelanggan, kondisi pasar, dan
kesempatan bisnis yang berlangsung secara terus-menerus dan unpredictable.

Contoh:
Perusahaan Ingram Micro grosir global telah mengembangkan sistem perdagangan yang
terintegrasi memungkinkan pelanggan dan pemasok untuk terhubung langsung ke sistem
pengadaan dan ERP nya

Peran IT dalam Agile Company :


Teknologi informasi memainkan peran penting dalam mengintegrasikan distribusi produk
dalam perusahaan. Memperbaiki waktu respon terhadap permintaan konsumen secepat mungkin
dengan mengumpulkan permintaan konsumen secara langsung melalui sistem komunikasi on
line.

c) Knowledge Creators Company

Consistently creating new business knowledge, disseminating it widely throughout the


company, and quickly building the new knowledge into their products and services.
Knowledge-creating company atau learning organization adalah perusahaan yang secara
konsisten selalu menciptakan pengetahuan bisnis baru, mendesiminasi-kannya ke dalam jajaran
perusahaan, dan dengan cepat menggunakannya untuk menghasilkan barang dan jasa.

Contoh :
Pada tahun 1985, perusahaan elektronik Matsushita mengeluarkan produk home-bread
making machine. Setelah diuji di pasaran ternyata hasilnya tidak sempurna, kulit donat matang
tetapi bagian dalam belum matang. Setelah dianalysis ditemukan penyebabnya adalah adonan
donut mesin tidak sempurna. Kemudian dilakukan X-ray adonan donat hasil
karya professional baker dengan adonan oleh mesin untuk memperoleh perbandingan. Tetapi
hasilnya tidak diperoleh data yang berarti. Kemudian salah seorang karyawan Matsushita
bernama Ikuko Tanaka mengajukan solusi kreatif, yaitu mencari professional baker terbaik
yaitu head baker di Osaka International Hotel yang terkenal reputasinya dan menjadikannya
model untuk pembuatan adonan donat. Tanaka kemudian magang secara langsung di dapur untuk
mengamati cara head baker di Osaka International Hotel mengolah adonan donat. Setelah
dilakukan pengamatan,trial & error dan melakukan koordinasi dan brainstorming dengan project
engineer akhirnya terciptalah desain baru twist dough home-bread making machine yang
menghasilkan donat dengan cita rasa sama dengan yang dibuat professional baker. Hasilnya
produk ini mendapat respon positif konsumen dan menghasilkan penjualan yang tinggi di
pasaran.
Dari uraian di atas terlihat penerapan KM di perusahaan manufaktur Jepang dapat
membantu menyelesaikan persoalan dan merespon keinginan konsumen. Apa yang dilakukan
Ikuko Tanaka dapat digambarkan dengan SECI model
Socialization : Tanaka magang pada professional baker di Osaka International Hotel
untuk mengetahui rahasia resep adonan donat terbaik, terjadi transfer tacit to tacit.
Eksternalization : Tanaka mentransfer rahasia resep donat menjadi tertulis dan
mengkomunikasikan ke project engineer, terjadi transfer tacit to explicit.
Combination : team project kemudian membuat standardisasi dan menuliskannya
menjadi manual book produk, terjadi transfer explicit to explicit.
Internalization : setelah berhasil membuat produk baru dengan hasil yang lebih baik
Tanaka dan team mengajarkan cara operasional dan keunggulan mesin ke orang lain,
terjadi transfet explicit to tacit.
Metode yang menonjol di creating-knowledge company seperti Matsushita adalah implementasi
Knoeledge Management untuk mengelola transfer knowledge di perusahaan. Kemudian
pengetahuan itu ditransfer ke level yang lebih tinggi lagi. Metode dari trial, desain sampai
pembuatan disosialisasikan ke semua level karyawan di semua bagian terkait dengan tujuan bisa
menerapkan formulasi standar kualitas untuk produk lainnya berdasarkan knowledge yang sudah
diketahui.

Peran IT dalam creating-knowledge company :


1. IT mampu membantu dalam mengelolaan asset yang berupa knowledge dengan efektif
dan efisien
2. IT dapat membuka informasi dan dikusi dalam menjaring, menyimpan, dan mengelola
knowledge.
3. IT tranfromasi knowledge menjadi lebih mudah terjadi dan dapat mempengaruhi setrategi
organisasi.
4. IT dapat mendukung penyebaran dan pengelolaan knowledge secara jaringan.
5. Perkembangan IT dapat mempengaruhi tahap perkembangan dan peran knowledge dalam
organisasi.
6. aplikasi IT berbasis knowledge dapat meningkatkan sinergi organisasi
d) Virtual Company

A virtual company (also called a virtual corporation or virtual organization) is an


organization that uses information technology to link people, organizations, assets, and
ideas.
suatu perusahaan yang membuat suatu aplikasi sistem informasi yangdigunakan
untuk menjembatani antara perusahaan dan klien secara online.

Contoh:
perusahaan seperti Hewlett-Packard, Boeing, Ford, VeriFone, dan Royal Dutch/Shell menjadi
pengguna utama Virtual ini. VeriFone, adalah perusahaan perakit mesin pembaca informasi kartu
kredit, di mana penggunaan Tim Virtual-nya memungkinkan 3000 karyawannya, yang berlokasi
di seluruh penjuru dunia, untuk kerja bersama mendesain proyek, merencanakan pemasaran, dan
membuat presentasi penjualan.
Kelompok kerja virtual saat ini bukan hanya sebagai pemanfaatan ruang kerja di dunia
maya, tetapi juga merupakan aplikasi lengkap termasuk komunikasi profesional.
Layanan komunikasi kelompok kerja virtual seperti :

Receptionist Jarak Jauh. Sebuah tim pekerja kantor virtual bekerja menggunakan
teknologi Telepon Integrasi dengan perangkat lunak Komputer untuk menggantikan
receptionist tradisional.
Asisten Virtual. Sebuah asisten virtual sering kali merupakan sekretaris bagi yang bekerja
dari rumah, yang jarang bertemu atau bertatap muka dengan klien.
Call center beroperasi dari lokasi terpusat untuk tujuan menerima dan mengirimkan
sejumlah besar permintaan melalui telepon. Layanan telepon kantor virtual menjembatani
kesenjangan antara Anda dan klien.
Kantor Virtual - kantor virtual memberi Anda untuk memiliki kantor nyata di kota pilihan
Anda, agar dapat digunakan untuk bertatap muka, rapat, pertemuan dengan karyawan lain
atau relasi.

adapun layanan Ruang kelompok kerja virtual, seperti:

Alamat Profesional - Sebuah bangunan bergengsi untuk digunakan sebagai alamat bisnis.

Alamat surat - Alamat profesional dapat digunakan untuk menerima, mengirim surat
tanpa konotasi dari sebuah PO Box.
Receptionist Tenaga Receptionist sebagai wakil untuk menerima dan menandatangani
paket atau dokumen.

Business Meeting Space - Penggunaan ruang pertemuan sesuai dengan permintaan (per
jam, harian atau mingguan) untuk melakukan pertemuan atau rapat.

Sebuah kantor layanan lengkap virtual akan menyediakan internet broadband, fax,
fotokopi, printer, fitur telepon tingkat lanjut, conference call, video conferencing, lobi /
ruang tunggu dan dapur.

Live Receptionist Virtual - Sebuah layanan menjawab virtual adalah sebuah sistem
otomatis dengan resepsionis virtual hidup. Ini jenis layanan dapat dinikmati tanpa
membeli peralatan mahal.

Peran IT dalam Virtual Company:


IT untuk menghubungkan banyak orang, organisasi, aktiva, dan ide.

Anda mungkin juga menyukai