Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Pengujian kekuatan tanah dengan alat sondir

1. Bersihkan lokasi yang akan dilakukan uji sondir dari kerikil, aspal maupun
rumput.
2. Pasang 4 buah angker diatas lahan yang telah dibersihkan, angker ini berfungsi
sebagai penahan mesin sondir.
3. Tempatkan mesin sondir diantara 4 buah angker yang telah terpasang pada posisi
tegak lurus vertikal, kemudian letakkan besi pengunci dan pastikan mesin sondir
tidak bergerak.
4. Periksa tabung pengisian minyak hidraulik, isi penuh tabung tersebut sampai
bebas dari gelembung-gelembung udara.
5. Pasang 2 buah manometer pada posisinya.
6. Sambungkan pipa sondir pertama dengan biconus, kemudian pasang rangkaian
pipa sondir dan biconus tersebut pada mesin sondir.
7. Tekanlah pipa sondir ke dalam tanah sampai kedalaman tertentu, umumnya setiap
20 cm.
8. Tahan pipa sondir dengan kunci inggris, lakukan penekanan batang sondir
sedalam 4 cm, kemudian baca manometer yang merupakan pembacaan penetrasi
konus (qc).
9. Lanjutkan penekanan sampai kedalaman 8 cm, kemudian baca manometer yang
merupakan pembacaan jumlah perlawanan (qt), yaitu jumlah perlawanan
penetrasi konus dan perlawanan gesek (friction).
10. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang diukur.
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
11. Pekerjaan uji sondir dihentikan apabila pada pembacaan manometer terjadi 3 kali
berturut-turut menunjukkan nilai qc > 150 kg/cm.

21
2. Pengujian Kepadatan Dengan Kerucut Pasir (Sand Cone)

- Menentukan isi botol


1. timbang botol + corong = W1 gram
2. Isilah air bersih sampai penuh diatas kran. Tutuplah kran dan bersihkan kelebihan
air.
3. Timbang botol yang berisi air = W2 gram ( berat air = isi botol )
4. Lakukan lanngkah 2) dan 3) tiga kali dan ambil harga rata-rata dari ketiga hasil.
Perbedaan masing masing pengukuran tidak boleh lebih dari tiga 3 cm3
.
- Menentukan berat isi pasir
1. Letakkan botol pada alas yang rata, tutup kran dan isi corong pelan-pelan dengan
pasir.
2. Buka kran dan isi kran sampai penuh dan jaga agar selama pengisian corong
selalu paling sedikit setengahnya.
3. Tutup kran, bersihkan kelebihan pasir diatas kran dan timbanglah = W3.

- Menentukan berat pasir dalam corong


1. isi botol dengan pasir secukupnya dan timbang = W4 gram
2. Letakkan botol terbalik ( dengan corong di bawah ) pada plat corong,
Diatas alas yang rata dan bersih.
3. Buka kran pelan-pelan samapai berhenti mengalir.
4. Tutup kran, dan timbanglah botol yang bersisi sisi pasir = W5 gram
5. HItunglah berat pasir dalam corong = ( W4 W5 ) gram.

- Menentukan berat isi tanah


1. Isi botol dengan pasir secukupnya
2. Ratakan permukaan tanah yang diperiksa. Letakkan plat corong
Pada permukaan yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku
Di keempat sisinya.
3. Gali lubang sedalam 10 cm ( tidak melampaui tebal hamparan padat ).
4. Seluruh tanah hasil galkian dimasukkan kedalam kaleng yang tertutup
Yang telah di ketahui beratnya = W9 gram dan timbang kaleng + tanah = W8
gram.
5. Timbang botl berisi pasir di dalamnya = W6 gram.
6. Letakkan botol pada tempat 2) corong kebawah diatas pelat corong dan buka kran
pelan-pelan dan sehingga pasir masuk ke dalam lubang. Setelah pasir berhenti
mengalir , tutuplah kembali dan tibang botol dengan sisi pasir W7 gram.
7. Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk menentukan kadarair = w%.

22
3. Analisa Saringan ( Sieve Analysis )

- Cara melakukan :
1. Benda uji di oven selama 24 jam pada temperature berkisar antara 100 sampai
dengan 1190C.
2. Timbang benda uji dan catat, hasil timbangan ini merupakan berat total.
3. Benda di uji di isi kedalam susunan saringan yang tersususn dari ukuran yang
paling besar keukuran yang yang terkecil ( penampung ).
4. Saringan di goyang- goyang dengan tangan atau mesin penggetar selama 15
menit.
5. Setelah disaring, masing- masing benda di uji yang tertahan di atas saringan
ditimbang beratnya.

4. Kepadatan Standar

- Cara melakukan :
1. Timbang cetakan diameter 102 mm dan keeping alas dengan ketelitian 5
2. gram ( B1 gram ).
3. Cetakan , leher dan keeping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada
landasan yang kokoh.
4. Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam cetakan
dengan cara sebagai berikut:
5. Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi kelebihan
tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm.
6. Pemedetan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2.5 kg dengan tinggi jatuh
30.5 cm. Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan tiap-tiap lapisan dipadatkan
dengan 25 tumbukan. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan
pisau dan lepasakan leher sambungan.
d. Pergunakan alat perat untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul rata
dengan permukaaan cetakan.
e. Timbang cetakan berisi benda uji beserta keeping alas dengan ketelitian 5 gram
( B2 gram ).
f. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar
benda uji dan potong sebagian kecil dan benda uji pada keseluruhan tingginya
untukpemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (w) dari benda uji.

23
5. Pengujian Batas Cair & Batas Plastis

5.a Pengujian Batas Cair


- Cara malakukan :
a. Siapkan mangkok batas cair, bersihkan dari lemak atau kotoran yang menempel
dengan menggunakan eather.
b. Atur ketinnggian jatuh mangkok , dengan cara sebagai berikut:
- Kendurkan kedua baut penjepit , lalu putar handle/ tuas pemutar sampai posisi
mangkok mencapi tinggi jatuh setinggi 10 mm.
- Untuk menentukan tinggi jatuh mangkok , kendurkan baut belakang, angakat
mangkok masukan bagian ujung tungkai penutar alur ASTM tempat masuk
diantara dasar mangkok dan alasnya, kencangakan kembali baut bagian
belakang.
c. Ambil sample tanah sekaitar 100 gram yang lolos sarinagn No.40lalau letakkan
diatas plat kaca pengaduk.
d. Tambahkan air suling sedikit demi sedikit, aduklah sample tanah tersebut dengan
menggunakan spatula sampai homogen.
e. Setelah didapat campuaran homogen, ambil sample tanah tersebut dan masukkan
kaedalam mangkok alat batas cair. Ratakan permukaannya sehingga sejajar
dengan dudukan alat. Bagian yang paling tebal harus lebih kurang 1 cm.
f. buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut.
Gunakan alat pembuat alur ( grooving tool ) melalui garis tengah mangkok secara
simetris dengan p[osisi tegak lurus oermukaan mangkok.
g. Putar tuas / handle pemutar kecepatan 2 putaran perdetik ( dalam 1 detik
mangkok jatuh 2 kali ) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 1/2 ( 12.5
mm ) . Catat jumlah pukulan yang terjadi untuk mencapai kondisi yang
bersinggungan tersebut.
h. Ambil sebagian benda uji dari mangkok tersebut denagan menggunakan spatula,
masukan adalam tim box ( cawan ) , tentuakan kadar air tanah. Sisa banda uji
diletakkan kembali di atas plat kaca.
i. Ulangi prosedur pengujian mulai dari prosedur no.4 s/d no.7 dengan variasi
penambahan air yang berbeda.

24
5.b Pengujian batas plastis
- Cara melakukan
a. Ambil benda uji yang lolos saringan No. 40 sebanyak 20 gram.
b. Letakkan pada mangkok pengaduk atau plat kaca, lakukan pengadukan dengan
menambah air suling sedikit demi sedikit, atau aduk sehingga kadar air merata
( homogen ).
c. Setelah didapat campuran yang homogen, buatlah bola-boal tanah seberat kurang
8 gram, kemudian boal-boal tanah tersebut digelang-gelng kan di atas plat kaca
dengan ujung jari tangan dengan kecepatan pegelangan 80-90 gilingan/ menit ,
samapai retak-retak pada diameter 3 mm danbandigkan dengan batang
pembanding. Apabial sebelum mencapai diameter 3 mm benda uji sudah retak ,
satuakn kembali kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk hingga
homogen. Bila pegelnga sudah mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa
menunjukan keretakkan, maka benda uji dibiarkan beberapa saat diudara.
d. Ambil benda uji yang mencapai keretakan pada diameter 3 mm, masukkan
kedalam cawan, tentukan kadar airnya dengan menggunakan metode pengujian
kadar air.

25

Anda mungkin juga menyukai