Npm: 2015750016
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
1. Ginjal (Renal)
Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak
juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler
secara teratur sehingga celah celah antara pedikel itu sangat teratur.Kapsula
bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari
korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang
berbelok belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian
menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan
tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus
kontortus distal.
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga
ginjal (pelvis renalis).
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah
yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung
kapiler kapiler darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus.
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong
lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua
atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid.
Fungsi ginjal:
1) Mengekskresikan zat zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2) Mengekskresikan zat zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan
vitamin) dan berbahaya (misalnya obat obatan, bakteri dan zat warna).
3) Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam
atau basa.
b. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih(vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut
yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1) Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat
duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
2) Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3) Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
d. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
e. Urine (Air Kemih)
1) Jumlah eksresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
serta faktor lainnya.
2) Komposisi air kemih
a) Air kemih terdiri dari kira kira 95 % air
b) Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak
dan kreatinin
c) Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
d) Pigmen (bilirubin, urobilin)
e) Toksin
f) Hormon
1. Pengertian
Kolik adalah rasa sakit hebat yang hilang timbul akibat hiperperistaltik dan spasme
otot polos organ berongga yang berbentuk tabung. Kolik renal adalah rasa sakit yang
hebat pada organ renal (ginjal) akibat dari gangguan pada ginjal misalnya batu pada
ginjalKolik ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di
kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks
ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi.
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Batu-batu bisa menyebabkab sakit perut yang akut, ginjal dan punggung. Pasien
merasa resah karena sakit. Terdapat kebimbangan dan pembakaran sensasi selama
hajat dan kadang-kadang pasien ada darah dalam air seni. Sakit ini juga dikenal
sebagai renal colic.
Sakit perut dari organ ginjal (renal colic) biasanya hadir karena sakit perut tiba-tiba
mulai akut, berselang perut mulas, sakit lambung (di samping tubuh, antara tulang
rusuk dan hip terakhir) yang dapat menyebar ke arah bawah perut atau selangkangan
paha. Hal ini sering dikaitkan dengan mual dan muntah-muntah. Ini insiden yang
menahun sekitar 16 per 10.000 orang dan masa insiden 2-5%. Renal colic, bersama
dengan haematuria, merupakan gejala klasik dari urolithiasis, yang harus
dipertimbangkan sebagai diagnosa diferensial. Namun ada ketentuan lainnya yang
memiliki gejala yang bisa meniru ginjal karena sakit perut urolithiasis. Salah satu
contohnya adalah perdarahan di dalam ginjal yang dapat menghasilkan gumpalan,
sementara yang tersangkut di saluran kencing.
Lainnya adalah kehamilan ectopic, tetapi ini biasanya akan dapat dijelaskan oleh
ultrasound imaging. Pasien dengan abdominal aortic gondok nadi dapat juga memiliki
gejala yang mirip renal colic karena urolithiasis. Pasien dengan gangguan usus akut
juga hadir dengan menyerupai renal colic, tetapi tidak seperti dengan urolithiasis itu
tidak berkaitan dengan haematuria. Selain itu, seseorang yang memakai narkoba
berpretensi untuk mengidap renal colic. Secara keseluruhan, bagaimanapun,
misdiagnosis sebenarnya sangat jarang.
Sebagian besar batu saluran kencing adalah idiopatik dan dapat bersifat simtomatik
ataupun asimtomatik. Teori terbentuknya batu antara lain:
a. Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansi organic sebagai
inti. Substansia organic ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan
mukoprotein A yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi
pembentuk batu.
b. Teori supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti sistin, santin,
asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c. Teori presipitasi-kristalisasi
Perubahan PH urin akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin. Pada
urin yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin, asam dan garam urat,
sedangkan pada urin yang bersifat alkali akan mengendap garam-garam fosfat.
d. Teori berkurangnya factor penghambat
Berkurangnya factor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat,
sitrat, magnesium, asam mukopolisakarid akan mempermudah terbentuknya batu
saluran kencing.
4. Manifestasi/Gejala Klinis
Gejala utama batu ginjal yang akut adalah kolik ginjal atau nyeri kolik. Lokasi nyeri
bergantung pada lokasi batu. Apabila batu ada di dalam pelvis ginjal, penyebab nyerinya
adalah hidronefrosis dan nyeri ini tidak tajam, tetap, dan dirasakan di area sudut
kostovertebra. Apabila batu turun ke ureter, pasien akan mengalami nyeri yang hebat,
kolik, dan rasa seperti ditikam. Nyeri ini bersifat interminten dan disebabkan oleh spasme
(kejang) urter dan anoksia dinding ureter yang ditekan batu. Nyeri ini menyebar ke area
suprapubik, genitelia eksterna, dan paha. Nyeri dapat disertai dengan mual dan muntah,
a. Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu dibagian mana saja di
saluran kemih. Obstruksi diatas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter,
yaitu ureter membengkak oleh urine. Hidoureter yang tidak diatasi, atau
obstruksi pada atau atas tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan
hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul.
Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga
terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
b. Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatistik intersium dan dapat
menyebabkan penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan
kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah
terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang.
c. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri
meningkat. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang
(Corwin, 2009. Hal 716).
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksanaan
Tips Diet Renal Colic Makan makanan kaya vitamin A. Hindari makanan kaya oxalate
seperti kacang-kacangan, lobak, arbei, seledri, cokelat, anggur, cabe hijau, bayam,
strawberries, summer squash, dan teh. Makan apel dan semangka. Kurangi jumlah
makanan kaya kalsium-susu, keju, m entega, susu dan makanan lainnya. Tujuan dasar
penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah
kerusakan nefron, mengendalikan infeksi dan mengurangi obstruksi yang terjadi.
Indikasi pengeluaran batu saluran kemih:
a. Obstruksi jalan kemih
b. Infeksi
c. Nyeri menetap atau nyeri berulang-ulang
d. Batu yang agaknya menyebabkan infeksi atau obstruksi
e. Batu metabolic yang tumbuh cepat.
D. KONSEP KEPERAWATAN
sekunder.
1. Pengkajian Primer
a. Pengkajian A, B, C, D
1) Airway
Jalan napas bersih
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas
Napas dangkal
Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu, retraksi
Menggunakan otot-otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
4) Disability
Kesadaran : Compomentis.
b. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Peningkatan frekunsi Kelainan pada ginjal Gangguan pola napas
napas
Napas dangkal Adanya gangguan keseimbangan
Distress pernapasan : asam basa
pernapasan cuping
hidung, takipneu, retraksi Menyebabkan darah menjadi
Menggunakan otot-otot asam (asidosis)
pernapasan
Kesulitan bernapas : Kompensasi tubuh dengan cara
sianosis napas yang dalam dan cepat
untuk mengeluarkan asam di
dalam darah
Sesak
Gangguan pola napas
2. Pengkajian Sekunder
a. Pengumpulan Data
1) Aktivitas / Istrahat
Gejala : Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
Tanda ; Klien nampak lemah
2) Makanan dan Cairan
Gejala : Klien mengatakan merasa mual dan muntah
Tanda ; Klien nampak mual dan muntah
3) Nyeri dan Kenyamanan
Gejala : Klien mengatakan nyeri pada perut
Tanda ; Nampak ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah
abdomen
b. Pengelompokan Data
Data Subyektif
Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
Klien mengatakan merasa mual dan muntah
Klien mengatakan nyeri pada perut
Data Obyektif
Klien nampak lemah
Klien Nampak mual dan muntah
Nampak ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah abdomen
c. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Klien mengatakan tidak Intake nutrisi tidak adequat Intoleransi aktivitas
mampu melakukan aktivitas
Klien nampak lemah Energi dalam tubuh berkurang
Kompenbsasi tubuh
menggunakan energi cadangan
dalam tubuh
Kelemahan otot
Klien mengatakan nyeri pada Factor penyebab Nyeri
perut
Nampak ekspresi wajah Penakanan pada saraf saraf di
meringis, nyeri tekan pada ginjal
daerah abdomen
Merangsang pengeluaran zat
pirogen bradikinin, serotonin
dan progtaglandin
Impuls di sampai ke SSP
bagian korteks serebri
Thalamus
Nyeri dipersepsikan
Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan,
R. Syamsu Hidayat dan Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Buku kedokteran EGC Edisi 2,
Hlm 489.