PENDAHULUAN
Inderaja memiliki peran yang sangat besar dalam sistem informasi data
dan pengelolaannya. Peran tersebut antara lain untuk mendeteksi perubahan data
dan pengembangan model di berbagai kepentingan, sebagai alat bantu
1
dalammenyusun teori, sebagai alat bantu dalam menemukan fakta, sebagai alat
penelitian, serta sebagai dasar penjelasan. Melihat pentingnya kajian mengenai
Pengindraan jauh (inderaja) ini, maka laporan ini disusun guna lebih memahami
mengenai Inderaja tersebut, khususnya terkait mengenai interpretasi citra.
1.2. Tujuan
4) Mengetahui dan memahami cara kerja dan kegunaan koreksi radiometrik dan
geometrik.
1.3. Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Data yang didapat dari satelit umumnya terdiri beberapa bands (layers)
yang mencakup wilayah yang sama. Masing-masing bands mencatat pantulan
obyek dari permukaan bumi pada panjang gelombang yang berbeda. Data ini
3
disebut juga multispectral data. Di dalam pengolahan citra, juga dilakukan
penggabungan kombinasi antara beberapa band untuk mengekstraksi informasi
dari obyek-obyek yang spesifik seperti indeks vegetasi, parameter kualitas air,
terumbu karang dan lain-lain.
Pengolahan data citra dimulai pada tahun 1960-an untuk memproses citra dari
satelit yang mengelilingi bumi. Pengolahan data citra dibuat dalam bentuk disk
to disk dimana kita harus menuliskan spesifikasi file yang akan diolah, kemudian
memilih tipe pemrosesan yang akan digunakan, kemudian menunggu komputer
mengolah data tersebut serta menuliskan hasilnya ke dalam file baru (gambar 2).
Jadi sampai final file terbentuk baru kita dapat melihat hasil yang diharapkan,
tetapi bila hasilnya jauh dari yang kita harapkan, maka kita harus mengulangnya
dari awal kembali. Sampai tahun 1980-an proses tersebut masih digunakan oleh
beberapa produk pengolahan data citra.
4
ER Mapper mengembangkan metode pengolahan citra terbaru dengan
pendekatan yang interaktif, dimana kita dapat langsung melihat hasil dari setiap
perlakuan terhadap citra pada monitor komputer. ER Mapper memberikan
kemudahan dalam pengolahan data sehingga kita dapat mengkombinasikan
berbagai operasi pengolahan citra dan hasilnya dapat langsung terlihat tanpa
menunggu komputer menuliskannya menjadi file yang baru (gambar 3). Cara
pengolahan ini dalam ER Mapper disebut Algoritma.
5
Selain kelebihan-kelebihan di atas, ER Mapper memiliki keterbatasan, yaitu :
1. Terbatasnya format Pengeksport data
2. Data yang mampu ditanganinya adalah data 8 bit.
1. Import Data
Langkah pertama dalam pengolahan citra adalah mengimport data satelit yang
akan digunakan ke dalam format ER Mapper. Umumnya data disimpan dalam
bentuk magnetic tape, CD-ROM atau media penyimpanan yang lain. Dua bentuk
utama data yang diimport ke dalam ER Mapper adalah data raster dan vektor.
Data raster adalah tipe data yang menjadi bahan utama kegiatan pengolahan
citra. Contoh data raster adalah citra satelit dan foto udara. Pada saat mengimport
data raster, ER Mapper akan membuat dua files yaitu:
File data binary yang berisikan data raster dalam format BIL, tanpa file
extension.
File header dalam format ASCII dengan extension .ers
Data vektor adalah data yang terseimpan dalam bentuk garis, titik dan poligon.
Contoh data vektor adalah data yang dihasilkan dari hasil digitasi Sistem
Informasi Geografis (SIG) seperti jalan, lokasi pengambilan sampel atau batas
administrasi. ER Mapper juga akan membuat dua file hasil dari mengimport data
vektor:
File data dalam format ASCII berisikan data vektor
File header dalam format ASCII dengan extension .erv
2. Menampilkan Citra
Setelah proses mengimpor data, selanjutnya adalah menampilkan citra
tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari data yang digunakan.
Apabila data/citra tersebut memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan keinginan
(berawan, data bergaris, dll) maka kita tidak perlu melanjutkan proses pengolahan,
dan mencari data baru yang memiliki kualitas yang lebih baik.
6
Di dalam ER Mapper, cara menampilkan citra disebut Color Mode. Ada beberapa
cara untuk menampilkan citra:
Pseudocolor Displays, menampilkan citra dalam warna hitam dan putih,
biasanya hanya terdiri dari satu layer/band saja.
Red-Green-Blue (RGB), menampilkan citra melalui kombinasi tiga band,
setiap band ditempatkan pada satu layer (Red/Green/Blue), cara ini disebut
juga color composite. Contoh: False Color Composite RGB 453.
Hue-Saturation-Intensity (HIS), menampilkan citra melalui kombinasi tiga
band, setiap band ditempatkan pada satu layer (Hue/Saturation/Intensity),
cara ini biasanya digunakan bila kita menggunakan dua macam data yang
berbeda, misalkan data Radar dengan data Landsat-TM.
3. Rektifikasi Data/Geocoding
Data raster umumnya ditampilkan dalam bentuk raw data dan memiliki
kesalahan geometrik. Untuk mendapatkan data yang akurat, data tersebut harus
dikoreksi secara geometrik kedalam sistem koordinat bumi. Ada dua proses
koreksi geometrik:
Registrasi, koreksi geometrik antara citra yang belum terkoreksi dengan
citra yang sudah terkoreksi.
Rektifikasi, koreksi geometrik antara citra dengan peta
4. Mosaik Citra
Mosaik citra adalah proses menggabungkan/menempelkan dua atau lebih citra
yang tumpang tindih (overlapping) sehingga menghasilkan citra yang representatif
dan kontinyu. Dalam ER Mapper proses ini dapat dilakukan tanpa membuat suatu
file yang besar, kecuali bila kita ingin menyimpannya menjadi file tersendiri.
5. Penajaman Citra
Proses penajaman citra dilakukan untuk mempermudah pengguna dalam
menginterpretasikan obyek-obyek yang ada pada tampilan citra. Dengan proses
Algoritma, ER Mapper mempermudah pengguna melakukan berbagai macam
proses penajaman citra tanpa perlu membuat file-file baru yang hanya akan
membuat penuh disk komputer. Jenis-jenis operasi penajaman citra meliputi:
Penggabungan Data (Data fusion), menggabungkan citra dari sumber yang
berbeda pada area yang sama untuk membantu di dalam interpretasi.
Contoh data Landsat-TM dengan data SPOT.
Colodraping, menempelkan satu jenis data citra di atas data yang lainya
untuk membuat suatu kombinasi tampilan sehingga memudahkan untuk
menganalisa dua atau lebih variabel. Contoh citra vegetasi dari satelit di
colordraping di atas citra foto udara pada area yang sama.
7
Penajaman kontras, memperbaiki tampilan citra dengan memaksimumkan
kontras antara pencahayaan dan penggelapan atau menaikan dan
merendahkan harga data suatu citra.
Filtering, memperbaiki tampilan citra dengan mentransformasikan nilai-
nilai digital citra, seperti mempertajam batas area yang mempeunyai nilai
digital yang sama (enhance edge), menghaluskan citra dari noise (smooth
noise), dll.
Formula, membuat suatu operasi matematika dan memasukan nilai-nilai
digital citra pada operasi matematika tersebut., misalnya Principal
Component Analysis (PCA).
Klasifikasi, menampilkan citra menjadi kelas-kelas tertentu secara statistik
berdasarkan nilai digitalnya. Contoh membuat peta penutupan lahan dari
citra satelit Landsat-TM.
6. Dynamic Links
Penghubung dinamik adalah fasilitas khusus ER Mapper yang membuat
pengguna dapat langsung menampilkan data file eksternal pada citra tanpa perlu
mengimportnya terlebih dahulu. Data-data yang dapat dihubungkan termasuk
kedalam format file yang populer seperti ARC/INFO, Oracle, serta standar file
format seperti DXF, DGN dll.
7. Komposisi Peta
Komposisi peta memungkinkan pengguna untuk mempresentasikan citra-citra
secara profesional dan penuh arti. Kualitas kartografik peta pada ER Mapper
dapat membuat grid, legenda, bar skala, panah arah utara, logo perusahaan,
legenda klasifikasi.
8. Pencetakan
Pengguna dapat menghasilkan keluaran suatu citra dengan menggunakan
peralatan pencetakan atau printer yang meliputi printer berwarna, film, printer
hitam putih dan format grafik. Pilihan pencetakan membutuhkan suatu algoritma
yang mendefinisikan semua data dan pengolahannya dengan catatan hanya
algoritma yang telah disimpan yang dapat dicetak. Pastikan kita telah menyimpan
algoritma kita sebelum mencetaknya.
8
2.2. Koreksi Radiometrik dan Koreksi Geometrik
A. Koreksi Radiometrik
Koreksi radiometrik ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel dengan
mempertimbangkan faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan
utama. Metode-metode yang sering digunakan untuk menghilangkan efek
atmosfer antara lain metode pergeseran histogram (histogram adjustment)
dan metode regresi. Koreksi radiometrik dilakukan dengan menggunakan
salah satu dari dua metode tersebut.
1. Pergeseran Histogram
Metode pergeseran histogram merupakan metode koreksi
radiometrik yang paling sederhana. Prinsip dasar dari metode ini adalah
melihat nilai piksel minimum masing-masing panjang gelombang dari
histogram yang dianggap sebagai nilai bias minimum.
9
2. MetodeRegresi
B. Koreksi Geometrik
Koreksi geometrik diperlukan untuk mentransformasi citra hasil
penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam
bentuk, skala dan proyeksi. Transformasi geometrik yang paling mendasar
adalah penempatan kembali posisi piksel sedemikian rupa, sehingga pada citra
digital yang tertransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang
terekam sensor.
10
dibuat. Informasi akurasi atau Root Mean Square (RMS) error hasil koreksi
geometri mengacu pada SNI yang sudah ada tentang ketelitian peta. Sebagai
contoh, untuk menghasilkan peta mangrove skala 1:50.000, maka peta dasar untuk
koreksi geometrik yang digunakan adalah peta RBI dengan skala
1:50.000atau1:25.000.
11
2.3. Interpretasi Citra
12
o Deduksi : Merupakan kegiatan pemrosesan citra berdasarkan
obyek yang terdapat pada citra ke arah yang lebih khusus.
o Klasifikasi : Meliputi deskripsi dan pembatasan (deliniasi) dari
obyek yang terdapat pada citra
o Idealisasi : Penyajian data hasil interpretasi citra ke dalam bentuk
peta yang siap pakai.
Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra,
sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan
spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
Sungai mempunyai warna lebih gelap dari pada jalan dikarenakan air
mempunyai sifat lebih banyak menerima tenaga dan sedikit memantulkan tenaga
13
sedangkan jalan aspal lebih sedikit menyerap tenaga dan banyak memantulkan
tenaga.
a. Rona
a. Karakteristik obyek
14
Cuaca
Letak obyek berkaitan dengan lintang dan bujur. Letak lintang menentukan
besarnya sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan juga mempengaruhi
sudut datang sinar matahari. Waktu pemotretan pada siang hari cenderung akan
menghasilkan rona yang lebih terang dibandingkan dengan pemotretan pada
sore/pagi hari.
Warna
15
2. Bentuk
Gunung dengan type strato berbentuk kerucut jika foto udara yang digunakan
berskala kecil.
16
Jika gunung berapi dengan tipe strato diamati dengan menggunakan foto udara
yang berskala lebih besar maka kelihatan bahwa sebenarnya bentuknya tidak
mutlak kerucut, tetapi masih ada bentuk-bentuk lain yang lebih rinci. Contoh
bentuk rinci :
Baik bentuk luar maupun bentuk rinci keduanya merupakan unsur interpretasi
yang penting. Banyak bentuk yang mempunyai ciri khas sehingga mempermudah
pengenalan obyeknya pada citra. Contoh-contoh obyek yang dapat dikenali
menurut bentuknya misalnya :
17
3. Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng
dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam
memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat
skalanya.. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi
empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m 100 m).
Ukuran adalah atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian
tempat dan kemiringan lereng. Ukuran merupakan faktor pengenal yang dapat
digunakan untuk membedakan obyek-obyek sejenis yang terdapat pada foto udara
sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran sangat mencirikan suatu obyek. Obyek
pada foto udara dapat diketahui ukurannya dengan membandingkan dengan skala
yang terdapat pada foto udara.
18
Ukuran bangunan untuk pemukiman memiliki ukuran yang berbeda
dengan ukuran bangunan sekolah, perkantoran dan pabrik. Permukiman
pendudukan memiliki ukuran yang lebih kecil dari bangunan sekolah dan
perkantoran.
Nilai kayu selain ditentukan menurut jenis kayunya juga dapat volumenya.
Volume kayu dapat ditaksir dari ketinggian pohon, diameter batang pohon, luas
hutan serta kepadatan pohonnya.
Lapangan olahraga selain berbentuk segi empat juga dapat dibedakan dari
ukurannya. Misalnya :
19
4. Tekstur
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang
mengatakan bahwa tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek yang
terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur dinyatakan dengan: kasar,
halus, dan sedang.Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan
semak bertekstur halus.
stur adalah frekwensi perubahan rona pada citra, atau pengulangan rona
kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dapat dibedakan secara individual.
Tekstur seding dinyatakan dengan kasar, belang-belang, sedang dan halus.
Suatu obyek dalam foto udara memiliki perbedaan tekstur dapat dilihat dari :
20
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak
objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran
sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan.
Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah
dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa,
kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya
yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek yang. Tingkat kerumitan pola
lebih tinggi dari pada tingkat kerumitan bentuk, ukuran dan tekstur. Pola atau
susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan
manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.
Beberapa contoh pola aliran sungai yang dapat kita amati misalnya :
Adalah sungai yang memeiliki arah aliran yang sesuai dengan kemiringan
batuan daerah yang dilewatinya.
21
b. Aliran sungai radial sentrifugal
Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya
meninggalkan titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah vulkan
atau puncak yang berbentuk kerucut
Adalah pola aliran sungai dalam bentuk menjari yang arah alirannya
menuju ke titik pusat. Pola aliran sungai ini biasanya terdapat di daerah
ledokan/basin atau aliran sungai yang masuk ke danau.
22
Pola Aliran Radial Sentripetal : arah aliran menuju ke titik pusat.
2. Permukiman
Perumahan Teratur, ukuran dan jarak antar rumah cenderung sama jika
dibandingkan dengan perumahan di atasnya.
Kebun kelapa, kebun karet, kebun kopi, kebun kelapa sawit dapat dibedakan dari
hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola dan jarak
tanamannya.
23
Perkebunan kelapa sawit terlihat teratur pada pola tanam dan jarak antar
tanamannya.
6. Bayangan
Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga
cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
1. Jalan layang
Jalan layang dapat dikenali dari posisinya yang lebih tinggi dari jalan lain
disekitarnya sehingga pancaran sinar matahari akan menghasilkan bayangan jalan
layang tersebut.
24
Jembatan layang jelas terlihat dari bayangannya.
2. Jembatan
25
Monumen Nasional (Monas) terlihat lebih jelas pada foto udara karena ada
bayangannya yang tampak.
Bayangan yang terbentuk pada suatu obyek sangat dipengaruhi oleh arah datang
sinar matahari dan letak lintang.
Apabila pemotretan dilakukan pada pagi hari, bayangan obyek akan terletak di
sebelah barat.
26
Apabila pemotretan dilakukan pada sore hari, bayangan obyek akan terletak di
sebelah timur.
Posisi bayangan obyek pada foto udara yang dipotret pada sore hari dan bulan-
bulan tertentu di Equator.
27
7. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya
permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam
atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran
rendah, dan sebagainya.
Situs adalah tempat kedudukan suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya.
Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung tetapi dalam kaitannya dengan
lingkungan sekitar.
Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonet,
1975). Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situasi atau situs geografi,
yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu obyek terhadap obyek
lain di sekitarnya. Misal pengaruh letak iklim terhadap interpretasi citra untuk
geomorfologi
Letak suatu obyek terhadap bentang darat (Estes dan Simonet, 1975),
seperti misalnya situs suatu obyek di rawa, di puncak bukit yang kering dan di
sepanjang tepi sungai. Van Zuidam menjelaskan pengertian ini dengan situs
topografi, yaitu letak suatu obyek dengan obyek lain di sekitarnya.
28
Pola permukiman memanjang sejajar dengan garis pantai.
8. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya
lebih dari satu (bercabang), bandara berasosiasi dengan bandara.
Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara obyek satu dengan obyek lain.
Karena adanya keterkaitan itu, maka terlihatnya suatu obyek sering merupakan
29
petunjuk bagi obyek lain. Keterkaitan suatu obyek dengan obyek lain dapat
dimaksudkan sebagai berikut :
Beberapa contoh obyek dalam citra yang dapat dikenali melalui interpretasi
mengggunakan unsur asosiasi misalnya :
1. Lapangan Sepakbola
Lapangan Sepakbola berasosiasi dengan gawang yang ada di dua sisi lapangan.
30
dari satu jalur. Rel bukan merupakan ciri-ciri bangunan stasiun tetapi
sangat berhubungan dengan keberadaan stasiun.
Selain jumlah rel, bangunan stasiun kereta api dapat juga di asosiasikan
dengan adanya gerbong-gerbong yang diparkir karena belum/tidak
beroperasi.
Stasiun Kereta Api berasosiasi dengan adanya rel di sekitarnya yang berjumlah
lebih dari satu.
3. Terminal Bis
Sebuah obyek dikenali sebagai terminal bis jika pada lahan bagian dalam
terminal tersebut berupa lahan parkir yang dipenuhi oleh bus/kendaraan angkutan
umum. Lahan parkir di bagian dalam merupakan ciri-ciri terminal, sedangkan
bus/angkutan umum yang sedang diparkir bukan ciri-ciri terminal tetapi keduanya
sangat berkaitan dengan bangunan terminal itu sendiri.
31
Terminal diasosiasikan dengan adanya lahan parkir di dalam yang dipenuhi oleh
bus/kendaraan angkutan umum
4. Bandara/Lapangan Terbang
Bandara/Lapangan Terbang
5. Bangunan Sekolah
9. Konvergensi Bukti
32
Konvergensi bukit adalah bukti-bukti yang mengarah kepada kebenaran,
artinya semakin banyak unsur interpretasi yang digunakan dalam menginterpretasi
suatu citra maka semakin besar kemungkinan kebenaran interpretasi yang
dilakukan.
Pada saat kita mempunyai citra dengan ukuran kecil, kadang kita ingin
memperbesar citra yang kita miliki untuk melihat gambarnya secara lebih jelas.
Proses memperbesar gambar pada pengolahan citra memiliki istilah lain yaitu
interpolasi. Apakah interpolasi itu?
33
Penggunaan teknik interpolasi ini pada pembesaran citra merupakan
proses pengulangan elemen gambar, sedangkan pada pengecilan citra merupakan
proses sampling berjarak. Pada proses pembesaran citra dengan skala besar,
metode ini akan menghasilkan gambar yang bertampak blok-blok atau kumpulan-
kumpulan pixel dengan intensitas sama. Hal tersebut disebabkan karena tidak
adanya proses penghalusan (sumber: Murni, A. 1992. Pengantar Pengolahan
Citra. Jakarta : Gramedia kerjasama dengan UI Press.).
INTERPOLASI BILINIER
34
Perbedaan gambar interpolasi tetangga terdekt dan interpolasi bilinier
Perbedaan hasil nilai intensitas pixel dan histogram pada interpolasi tetangga
terdekat dan interpolasi bilinier
35
BAB III
PELAKSAAN PRATIKUM
Hari/Tanggal : Senin/
36
Gedung : Gedung G Teknik Geodesi ( Ruangan G 1.1 )
BAB IV
37
Pertama kita buka dulu aplikasi ER Mapper nya. Setelah itu kita klik edit
algoritma, maka akan keluar tampilan seperti di bawah.
Setelah itu, kita duplicate sebanyak 7 layer dan kita ubah nama nya seperti
gambar di bawah.
38
Setelah kita ubah nama layer kita open file landset yang sudah kita
download di USGS. Layer 1 untuk landset band 1, tetapi band 6 tidak kita
gunakan.
39
Seperti ini tampilan, apabila kita sudah memasukan band para masing masing
leyer.
40
Setelah kita masukan band, kita melakukan koreksi radiometrik dengan cara
mengklik tools Edit Transform Limit.
Setalah itu kita ganti Limits menjadi Limits To Actual dan Display Histogram
Only. Ulangi proses ini sampe layer ke 7.
41
Setelah itu kita bisa save as data kita seperti di atas.
Kita pilih tempat penyimpanan dan nama file ny. Jangan lupa menggantik
extension nya menjadi Rester (.ers).
42
Dan kita ubah Null Value nya menjadi 0. Dan klick Ok.
43
Tunggu proses ini sampai selesai.
Setelah itu kita bisa open lagi data yang kita save tadi.
44
Pilih data yang kita save tadi.
Dan ini hasil. Di proses ini kita melakukan proses koreksi radiometrik.
45
Pengeditan dapat di lakukan seperti cara di atas.
Semua Layer kita edit agar hasil citra nya bisa terlihat bagus.
46
Ini tahap terakhir dari tahap ini.
Ini penampakan citra setelah di zoom, dan telah melewatin beberapa proses di
atas.
47
Setelah itu kita atur Edit Transfrom Unit, dan pilih Display Histogram Only dan
Limit di ubah menjadi Limits To Actual, dan pilih Create Autoclip Tranform.
Lalu kita save as, setelah kita ksih nama dengan extention (.alg). untuk
menyimpan data yang sudah kita edit.
48
Untuk membuka kemabli data yang sudah kita edit kita pilih open dan memilih
extention yang (.alg).
Setelah proses di atas selesai, kita masukin tahap pengoreksian geometrik, pada
tahap ini kita klik proses pilih Geocoding Wizard, setelah itu kita pilih data yang
mau kita koreksi dan pilih Orthorectify using ground control points dan kita save.
49
Selanjutnya kita masuki tahap kedua, File to use as DEM nya masuki data yang
sama seperti tahap pertama, band di masuki B1:1, Units : Meters dan camera nya
pilih yang Jena dan kita save.
Tahap keetiga kita tentukan point pada peta kita, pada tahap ini RMS nya harus 0
agar posisi nya pas dengan yang asli nya.
50
Pada tahap ke empat ini kita ceklis pada coloum geocoded image, vectors or
algorithm. Dan kita isi file nya sama seperti file di tahap pertama.
Pada tahap ke lima ini kita menentukan lagi titik seperti tahap ketiga dan RMS nya
harus 0.
51
Ini tahap terakhir dari proses ini, kita oilih nama file yang akan menjadi ouput
dan. Klik Defult Cell Size dan klik Save File Start Rectification.
Untuk proses klasifikasi kita pilih proses lalu klik Classification dan pilih
ISOCLASS Unsupervised Classifitaion.
52
Pada tahap ini Input Dataset kita pilih data kita yang ingin di Classification.
Pada Band to use kita masukan seluruh band dengan cara di drag.
53
Output Dataset, memberi nama pada data yang sudah kita Classification.
Pada coloum Maximum Interation kita masuki angga 15 dan pada Maximum
number of classes kita masuki angka 30 setelah itu kita klik Ok
54
Tunggu sampai proses ini selesai.
55
Untuk membuka file yang sudah kita proses tadi dengan cara di atas. Klik OPEN
dan pilih data kita.
56
Setelah itu kita klik Edit Algorithm dan pada Layer kita klik kanan dan pilih Class
Display.
57
Setelah selesai kita pilih data yang sudah kita koreksi geometrik nya. Lalu klik
OK.
Pada Layer yang terdiri dari tiga band kita klik pada menu bar yaitu Create RGB
Algorithm. Dan jangan lupa untuk menset kedua data menjadi Set Geolink to
Window dengan cara klik Kanan pada citra pilih quick zoom, lakukan proses ini
pada kedua citra.
58
Setelah itu kita pilih Edit dan pilih Edit Class/Region Color and Name.... .
Setelah muncul seperti tampilan di atas kita pilih file yang akan kita
Classification. Yaitu file yang sudah melalu proses Classification tadi.
59
Setelah kita Pilih filenya. Kita tinggal menentukan warna apa yang akan kita
gunakan untuk membagi Classification dan jangan lupa memberi nama wilayah
yang kita warnai.
Setelah kita beri warna dan memberi nama kita Save data tersebut.
60
Setelah di save kita tinggal merefresh pada gambar agar warna nya keluar.
Lakukan proses ini sampe seluruh citra terClassification.
Ini hasil dari Classification, dan proses Classification Citra telah Selesai.
61
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dalam mengolah kita dapat menggunakan aplikasi ER MAPPER
ini yang mana aplikasi ini sangat mudah untuk di gunakan. Di dalam
pengolahan Citra terdapat dua kali pengoreksian, yaitu : koreksi
radiometrik dan koreksi geometrik yang mana koreksi ini di lakukan agar
citra kita benar dan juga pas pda koordinat aslinya.
Dalam pengolahan citra selain di koreksi citra juga harus di
klasifikasi agar kita mudah untuk mengetahui apa saja yang ada di dalam
citra tersebut, selain itu juga dalam peroses pengolahan citra terdapat
proses interpolasi dan juga interpretasi.
5.2. Saran
1. Dalam mengajarkan menggunakan aplikasi Dosen di harapkan
lebih memperlihat kan tahap demi tahap nta
2. Lebih detail menjelaskan dalam pengunaan aplikasi karena
keterbatasan e-book atau manual book terhadap beberapa
aplikasi.
Dafar Pustaka
62
http://www.oocities.org/yaslinus/b1_1.html (diakses pada 11 Desember 2016)
63