Anda di halaman 1dari 18

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang

Laut

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT


Kelompok I

PENDAHULUAN

Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya
adalah mengenai keadaan fisik air laut tersebut, arus, gelombang, kedalaman, serta pasang
naik dan pasang surut. Samudra adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang
sangat luas, sedangkan laut adalah merupakan bagian dari samudra. Permukaan bumi yang
ditutupi oleh air samudra meliputi sekitar 70%. Penyebarannya tidak merata di antara belahan
bumi utara dan selatan. Belahan bumi utara 60% terdiri atas air permukaan dan 40% daratan,
sedangkan belahan bumi selatan 83% terdiri atas air permukaan dan 17% terdiri atas daratan.
Di Indonesia perbandingan antara lautan dan daratan adalah 6 : 4, jadi lebih luas lautan
dibandingkan daratan (Hartono, 2007).

Laut seperti halnya daratan dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagian laut mulai dari pantai,
permukaan laut sampai dasar laut yang teluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat
menarik perhatian manusia, bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga
karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2001).

Air laut selalu bergerak baik secara horizontal maupun secara vertikal bahkan terjadi
juga gerakan gabungan antara gerak vertikan dan horizontal (turbulensi). Gerakan air laut
salah satunya dapat diklasifikasikan kedalam gelombang (wave). Gelombang (wave) yaitu
ayunan air laut yang bergerak terus-menerus pada permukaan air laut. Bila digambar sebagai
berikut :

Gambar 1 : Kriteria gelombang laut

1
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Gelombang laut merupakan salah satu bentuk energi yang bisa dimanfaatkan dengan
mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang, dan periode waktunya.
Tinggi gelombang itu ada yang mencapai 10 sampai 15 meter sedangkan panjang gelombang
ada yang mencapai 150 meter. Gerakan gelombang itu turun baik ibarat goncangan atas
bawah seutas tali. Bila mendekati pantai landai gelombang ini pecah dan menjadi arus balik.
Perhatikan gambar berikut ini :

Gambar 2 : Kriteria gelombang laut

Dengan melihat potensi tersebut para ahli mulai memanfaatkan gelombang air laut
untuk menghasilkan energi listrik dari pusat pembangkit listrik tenaga ombak. Sifat
kontinyuitasnya yang tersedia terus setiap waktu menjadikan gelombang baik untuk dijadikan
sebagai pembangkit tenaga listrik Melalui pembangkit listrik ini, energi besar yang dimiliki
gelombang dapat diubah menjadi tenaga listrik. Listrik dari tenaga gelombang ini diharapkan
dapat menjadi solusi bagi krisis energi yang terjadi akhir-akhir ini.

Pembangkit listrik tenaga gelombang telah diuji cobakan di pulau Islay, di lepas
pantai barat Skotlandia, dan menghasilkan 500 KW listrik yang cukup untuk kebutuhan 400
rumah tangga. Selain Skotlandia langkah ini juga telah dirintis di New South Wales,
Australia, baru-baru ini. Pembangkit listrik itu mempunyai luas seperempat lapangan sepak
bola dan tingginya setara gedung bertingkat lima. Pembangkit listrik tenaga gelombang
pertama ini nantinya akan diletakkan 200 meter dari garis pantai. Gelombang laut yang
datang akan memasuki sebuah lorong dan menciptakan tiupan udara dengan kecepatan
mencapai 400 kilometer per jam untuk memutar turbinnya menerangi 2.000 rumah.
Keuntungan lain pembangkit listrik ini, tak menghasilkan gas emisi hingga ramah
lingkungan. Selain itu, alat pembangkit itu dapat dioperasikan dari mana saja melalui
sambungan internet.

2
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

PRINSIP KERJA

Gambar 3 : Pembangkit listrik tenaga gelombang laut

Secara umum, sistem kerja pembangkit listrik tenaga gelombang laut sangat
sederhana. Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian tertentu di pantai dan ujungnya
dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak yang datang ke pantai, air dalam
tabung beton tersebut mendorong udara di bagian tabung yang terletak di darat. Gerakan yang
sebaliknya terjadi saat ombat surut. Gerakan udara yang berbolak-balik inilah yang
dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik.
Terdapat alat khusus yang dipasang pada turbin sehingga turbin berputar hanya pada satu
arah walaupun arus udara.

3
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Gambar 4 : Aquamarine power system

Gambar 5 : Skema pada pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Skema Proses pada Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang


Pertama-tama aliran gelombang laut yang mempunyai energi kinetik masuk kedalam
mesin konversi energi gelombang. Kemudian dari mesin konversi aliran gelombang yang
mempunyai energi kinetik ini dialirkan menuju turbin. Di dalam turbin ini, energi kinetik
yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor. Kemudian dari perputaran rotor
inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan menuju generator. Di dalam generator,
energi mekanik ini dirubah menjadi energi listrik (daya listrik). Dari generator ini, daya listrik
yang dihasilkan dialirkan lagi menuju sistem tranmisi (beban).

4
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Gambar 6 : Skema jenis ceto

Gambar 7 : Pembangkit listrik tenaga gelombang jenis ceto

Cara kerja pada pembangkit listrik tenaga gelombang


Pertama aliran gelombang laut yang mempunyai energi kinetik masuk kedalam mesin
konversi energi gelombang. Kemudian dari mesin konversi aliran gelombang yang
mempunyai energi kinetik ini dialirkan menuju turbin. Di dalam turbin ini, energi kinetik
yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor. Kemudian dari perputaran rotor
inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan menuju generator. Di dalam generator,
energi mekanik ini dirubah menjadi energi listrik (daya listrik). Dari generator ini, daya listrik
yang dihasilkan dialirkan lagi menuju sistem tranmisi (beban).

5
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Ada 2 cara untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi listrik :


Sistem Off-Shore
Dirancang pada kedalaman 40 meter dengan mekanisme kumparan yang
memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi. Listrik dihasilkan dari
gerakan relatif antara pembungkus luar (external hull) dan bandul dalam (internal pendulum).
Naik-turunnya pipa pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan gelombang
berpengaruh pada pipa penghubung yang selanjutnya menggerakkan rotasi turbin bawah laut.
Cara lain untuk menangkap energi gelombang laut dengan sistem off-shore adalah dengan
membangun sistem tabung dan memanfaatkan gerak gelombang yang masuk ke dalam ruang
bawah pelampung sehingga timbul perpindahan udara ke bagian atas pelampung. Gerakan
perpindahan udara inilah yang menggerakkan turbin.

Sistem On-Shore
Sedangkan pada sistem on-shore, ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu channel
system, float system, dan oscillating water column system. Secara umum, pada prinsipnya,
energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini mengaktifkan generator secara langsung
dengan mentransfer gelombang fluida (air atau udara penggerak) yang kemudian
mengaktifkan turbin generator. Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi
energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut
untuk memutar turbin generator. Karena itu, sangat penting memilih lokasi yang secara
topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk mendapatkan
teknologi yang optimal dalam mengonversi energi gelombang laut masih terus
dilakukan.Dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut ini, semoga indonesia
dapat menambah pasokan listrik terutama di daerah yang minim pasokan listrik.
Ketika gelombang muncul, gravitasi akan memaksa air melalui turbin guna
membangkitkan energi listrik. Pada float systems yang mengatur pompa hydrolic berbentuk
untaian rakit-rakit dihubungkan dengan engsel-engsel (Cockerell) bergerak naik turun
mengikuti gelombang. Gerakan relatif menggerakkan pompa hidrolik yang berada di antara
dua rakit. Tabung tegak Kayser juga dapat digunakan dengan pelampung yang bergerak naik
turun didalamnya karena adanya tekanan air. Gerakan antara pelampung dan tabung
menimbulkan tekanan hidrolik yang diubah menjadi energi listrik. Oscillating water column
systems menggunakan gelombang untuk menekan udara diantara kontainer. Ketika
gelombang masuk ke dalam kolom kontainer berakibat kolom air terangkat dan jatuh lagi
sehingga terjadi perubahan tekanan udara. Sirkulasi yang terjadi mengaktifkan turbin sebagai

6
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

hasil perbedaan tekanan yang ada. Beberapa sistem ini berfungsi juga sebagai tempat
pemecah gelombang breakwater seperti di pantai Limpit, Scotlandia dengan energi listrik
yang dihasilkan sebesar 500 kW.

PLTGL-OWC (Oscilatting Water Column)


OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi
gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini
akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi
fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan
menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga
menghasilkan listrik. Pada teknologi OWC ini, digunakan tekanan udara dari ruangan kedap
air untuk menggerakkan whells turbine yang nantinya pergerakan turbin ini digunakan untuk
menghasilkan energi listrik. Ruangan kedap air ini dipasang tetap dengan struktur bawah
terbuka ke laut. Tekanan udara pada ruangan kedap air ini disebabkan oleh pergerakan naik-
turun dari permukaan gelombang air lau

Gambar 8 : Proses terbentuknya aliran udara yang dihasilkan oleh gelombang laut

Gerakan gelombang di dalam ruangan ini merupakan gerakan compresses dan


gerakan decompresses yang ada di atas tingkat air di dalam ruangan. Gerakan ini
mengakibatkan, dihasilkannya sebuah alternating streaming kecepatan tinggi dari udara.
Aliran udara ini didorong melalui pipa ke turbin generator yang digunakan untuk
menghasilkan listrik. Sistem OWC ini dapat ditempatkan permanen di pinggir pantai atau
bisa juga ditempatkan di tengah laut. Pada sistem yang ditempatkan di tengah laut, tenaga
listrik yang dihasilkan dialirkan menuju transmisi yang ada di daratan menggunakan kabel.

Komponen untuk menangkap gelombang laut

7
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Pelampung
Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakanvertikal dan rotasional pelampung dan
dapatditambatkan pada sebuah rakit yang mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut.

Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column)


Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa
silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akanmengakibatkan keluar masuknya
udara di lubang bagianatas pipa dan menggerakkan turbin. Sederhananya OWCmerupakan
salah satu sistem dan peralatan yang dapatmengubah energi gelombang laut menjadi energi
listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akanmenangkap energi gelombang
yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau osilasigerakan air dalam
ruang OWC, kemudian tekanan udaraini akan menggerakkan baling-baling turbin
yangdihubungkan dengan generator listrik sehinggamenghasilkan listrik.

Wave Surge atau Focusing Devices


Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau sistem
tapchan dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk
mengkonsentrasikan gelombang,membawanya ke dalam kolam penampung yangditinggikan.
Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan
listrik dengan menggunakan teknologi standar hydropower.

Fungsi Alat atau kompenen pada pembangkit listrik tenaga gelombang


Piston Hirolik
Piston hidrolik adalah bagian yang berfungsi menjaga keseimbangan generator agar
kedudukanya tidak terpengaruh oleh laju ombak yang bergerak.

Turbin
Pada Prinsipnya turbin bekerja sebagai "Penerima Energi", artinya dia menerima energi
(kinetik) dari angin dan merubahnya menjadi energi lain yang dapat digunakan seperti listrik.
Angin yang datang akan menumbuk sayap kipas (baling-baling) pada kincir angin, sehingga
sayap kipas akan berputar. Kemudian sayap kipas akan memutar memutar generator.

Generator

8
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Generator berfungsi untuk merubah energy mekanik yang berasal dari turbin menjadi energy
listrik. Generator inilah yang disebut konventer energy. Jenis generator yang digunakan pada
PLTGL ialah jenis Generator Asinkron (generator tak-serempak) yang merupakan motor
induksi yang dirubah menjadi generator, generator ini dipilih karena PLTGL sebagai energi
alternatif tidak banyak membutuhkan perawatan seperti halnya generator sinkron, lebih kuat,
handal, harga lebih murah dan tidak membutuhkan bahan bakar pada saat diaplikasikan di
lapangan, tapi cukup bergantung pada sumber energi terbarukan seperti air, angin, dan lain
lain sebagai prime over (penggerak mula). Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini
disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (Alternating Current).
Jenis generator yang digunakan pada PLTGL ialah jenis Generator Asinkron
(generator tak-serempak) yang merupakan motor induksi yang dirubah menjadi generator,
generator ini dipilih karena PLTGL sebagai energi alternatif tidak banyak membutuhkan
perawatan seperti halnya generator sinkron, lebih kuat, handal, harga lebih murah dan tidak
membutuhkan bahan bakar pada saat diaplikasikan di lapangan, tapi cukup bergantung pada
sumber energi terbarukan seperti air, angin, dan lain lain sebagai prime over (penggerak
mula). Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik
untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator ini berupa AC (Alternating Current).

Komponen generator Induksi


Secara umum konstruksi generator induksi/ asinkron adalah sama dengan konstruksi motor
induksi, hanya saja dalam pengoperasiannya generator induksi memerlukan penggerak mula
(dalam hal ini turbin yang di gerakkan oleh tenaga hasil gelombang laut) untuk
menggerakkan rotor motor induksi tersebut selain Agar dapat berfungsi sebagai generator
dengan tegangan dan frekuensi sama dengan tegangan dan frekuensi jala jala, maka putaran
rotor harus sama dengan putaran nominal motor induksi yang dijadikan generator. Tegangan
hanya dapat timbul bila ada sisa magnet pada rotor. Untuk memperoleh tegangan nominal,
dipasang kapasitor paralel pada terminal kumparan stator . Secara umum motor induksi
terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian
yang diam. Diantara stator dengan rotor ada celah udara yang jaraknya sangat kecil.

Penampang rotor dan stator motor induksi

9
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan
mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur yang
menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur pada tumpukan laminasi
inti diisolasi dengan kertas. Tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi. Tiap
lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk
menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan phasa dimana untuk
motor tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120o. Kawat kumparan yang
digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti
dan belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK

Kekuatan gelombang adalah solusi yang relatif tidak dikenal sebagai sumber energi
bersih, namun terganggu dan terus-menerus memiliki potensi untuk menjadi salah satu
pemasok paling abadi kebutuhan sumber energi masa depan dunia jika beberapa kendala
dapat diatasi. Salah satu masalah utama dengan sebagian besar teknologi gelombang adalah
bahwa gelombang memiliki terlalu banyak energi. Halaman ini akan memberikan gambaran
tentang potensi besar serta tantangan, dan mengeksplorasi bagaimana teknologi yang sedang
disesuaikan di seluruh dunia. Inggris memiliki 35 dari hampir 130 energi gelombang dan
perangkat sungai pasang surut pengembang di dunia, yang meliputi Pelamis, Aquamarine
Power dan Kelautan Turbin sekarang.
Energi gelombang laut adalah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak
diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan
listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk
menghasilkan listrik adalah Inggris, Francis dan Jepang.
Energi gelombang umumnya dianggap sebagai bentuk variabel yang paling
terkonsentrasi dan paling energi terbarukan. Di manan memiliki kepadatan daya tinggi dari
energi gelombang yang menunjukkan ia memiliki kapasitas untuk menjadi sumber energi
terbarukan dengan biaya termurah. Dewan Energi Dunia memperkirakan bahwa sekitar 2
terawatts (2 juta megawatt), sekitar saat ganda produksi listrik dunia, dapat dihasilkan dari
lautan melalui tenaga ombak. Diperkirakan 1 juta jam gigawatt energi gelombang memukul
pantai Australia setiap tahun dan bahwa 25% dari penggunaan daya Inggris saat ini dapat
disediakan oleh sumber daya dari panen gelombang nya.

10
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Perkembangan teknologi pemanfaatan energi samudera khususnya arus laut sebagai


energi baru terbarukan di dunia saat ini berkembang dengan pesat, seiring dengan
meningkatnya tuntutan akan kebutuhan energi listrik masyarakat kawasan pesisir serta
semakin maraknya issu pemanasan global yang mendorong untuk membatasi penggunaan
bahan bakar hidrokarbon.
Prinsip yang dikembangkan pada aplikasi teknologi pemanfaatan energi dari laut
adalah melalui konversi tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik. Tercatat beberapa
negara telah berhasil melakukan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan
energi arus dan pasang surut, mulai dari prototype turbin hingga mencapai turbin skala
komersial dengan kapasitas 1,2 MW/turbin, seperti di Skotlandia, Swedia, Perancis,
Norwegia, Inggris, Irlandia Utara, Australia, Italia, Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Gambar 9 : Gambaran Perkembangan PLTGL

Energi gelombang adalah energi terbarukan dengan sumber emisi nol. Ketika air
sekitar 800 kali lebih padat daripada udara, kepadatan energi dari gelombang melebihi angin
berkali-kali lipat, secara dramatis meningkatkan jumlah energi yang tersedia.Gelombang
dapat diprediksi sebelumnya, sehingga mudah untuk mencocokkan penawaran dan
permintaan. Kelautan Inggris Foresight Panel memperkirakan bahwa hanya 0,1% dari energi
laut yang tersedia bisa memasok lima kali kebutuhan energy global.

Menurut Andy Baldock, seorang analis energi gelombang Inggris dari perusahaan
teknik Black & Veatch, "ada perasaan yang berkembang bahwa teknologi bisa
sukses."Penelitian tenaga gelombang dimulai sekitar 20 tahun yang lalu katanya, berasal dari
tingginya populasi, tempat yang haus energi seperti Inggris dan Eropa yang memiliki
beberapa sumber energi alam. Kemajuan terus menyembur seperti gelombang dan
ketenangan sampai beberapa kali ketika dorongan lebih mendesak untuk sumber energi
terbarukan memicu dana penelitian dan pengembangan. "Ada sejumlah fenomenal [teknologi

11
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

gelombang] perangkat di luar sana, dengan beberapa ribu paten. Lebih dari 100 ide telah aktif
diupayakan, dimana sekitar 50 memiliki jumlah yang wajar dari kerja yang dilakukan mereka
dan sekitar 20 masih dikejar cukup serius . Setidaknya sepuluh penelitian berencana untuk
mematenkan prototipe skala penuh, "kata Baldock.
Di Amerika Serikat, telah ada perusahan yang mengembangkan untaian buoy
pelampung plastik yang mendukung penghasil listrik ini. Setiap Buoy pelampung bisa
menghasilkan 20 kW listrik dan saat ini telah dikembangkan untuk mengisi ulang energi
(recharge) bagi robot selam angkatan laut AS dan digunakan bagi komunitas kecil. Cara lain
untuk menangkap energi gelombang lepas pantai adalah dengan membangun tempat khusus
seperti sistem tabung Matsuda, metodenya adalah memanfaatkan gerak gelombang yang
masuk di dalam ruang bawah dalam pelampung dan sehingga timbul gerakan perpindahan
udara ke bagian atas pelampung.
Pusat stasiun pembangkit listrik gelombang laut komersial yang pertama di Australia
mengapung persis di lepas pantai Australia. Stasiun pembangkit tersebut siap untuk
menyalurkan tenaga listrik dan air minum ke sekitar 500 rumah di selatan Sydney, Australia.
Listrik dihasilkan ketika muncul gelombang yang menerpa corong yang menghadap ke
lautan; gerakan ini mengalirkan udara melalui pipa dan masuk ke putaran roda air (turbin)
yang mampu memompa 500 kw daya listrik setiap harinya ke jaringan kota. Stasiun ini
merupakan proyek pencontohan untuk pemasangan dalam skala yang lebih besar yang akan
dibangun di pantai selatan Australia. Minat untuk membangun tempat yang sama telah
berdatangan dari Hawai, Spanyol, Afrika Selatan, Meksiko, Cili, dan Amerika Serikat. John
Bell, Direktur Keuangan Energetech yang mengembangkan stasiun tersebut, mengatakan
bahwa Energi gelombang merupakan sumber energi yang tiada habisnya dibandingkan
sumber energi alam lainnya. Gelombang selalu ada dan tidak hilang seperti matahari dan
angin.
Sumber energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, energi yang timbul
akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (ocean thermal energy
conversion/OTEC), energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi permukaan air akibat
pasang surut dan energi arus laut. Dari keempat energi ini hanya energi gelombang yang tidak
dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat karena keberadaan energi gelombang sangat
bergantung pada cuaca. Sedangkan OTEC, energi perbedaan tinggi pasang surut serta energi
arus lautdapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat di atas kertas. Untuk mendukung
kebijaksanaan pemerintah, perlu dilakukan langkah-langkah pencarian sumber-sumber energi
alternatif yang ramah lingkungan serta terbarukan. Berdasarkan tempatnya, ada dua

12
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

sumber energi alternatif, yakni sumber energi alternatif yang berasal dari daratan dan sumber
energi yang berasal dari laut. Untuk Jawa yang padat penduduknya, pembangunan fasilitas
pembangkit listrik dengan energi alternatif yang berasal dari daratan kemungkinan
Dari penelitian PL Fraenkel (J Power and Energy Vol 216 A,2002) lokasi yang ideal untuk
instalasi pembangkit listrik tenaga arus mempunyai kecepatan arus dua arah (bidirectional)
minimum 2 meter per detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau satu arah
(sungai/arusgeostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan
tidak lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat dengan pantai agar energi dapat disalurkan
dengan biaya rendah. Cukup luas sehinggadapat dipasang lebih dari satu turbin dan bukan
daerah pelayaran atau penangkapan ikan.
PROSPEK DI INDONESIA

Gelombang laut sangat potensial dikonversikan menjadi energi listrik, khususnya


karena Indonesia memiliki pantai yang sangat panjang yang bisa diberdayakan sebagai
sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Balai Pengkajian Dinamika Pantai
BPPT saat ini sedang melakukan kajian Hybrid Power Energy dengan mendesain dan
membangun sistem energi gelombang laut dengan peralatan Oscilating Water Column
(OWC).

BPPT khususnya BPDP (Balai Pengkajian Dinamika Pantai) pada tahun 2004 telah
berhasil membangun prototype OWC pertama di Indonesia. Prototype itu dibangun di pantai
Parang Racuk, Baron, Gunung Kidul. Pantai Selatan di daerah Yogyakarta ini
memiliki potensi gelombang 19 kW per panjang gelombang. Hasil survei hidrooseanografi di
wilayah perairan Parang Racuk menunjukkan bahwa sistem akan dapat membangkitkan daya
listrik optimal jika ditempatkan sebelum gelombang pecah atau pada kedalam 4m-11m. Pada
kondisi ini akan dapat dicapai putaran turbin antara3000-700rpm. Prototype OWC yang
dibangun adalah OWC dengan dinding tegak. Luas bersih chamber 3m x3m. Tinggi sampai
pangkal dinding miring 4 meter, tinggi dinding miring 2 meter sampai ke ducting, tinggi
ducting 2 meter. Prototype OWC 2004 ini setelah di ujicoba operasional memiliki efisiensi
11%. Pada tahun 2006 ini pihak BPDP dari BPPT kembali membangun OWC dengan sistem
Limpet atau terapung di pantai Parang Racuk, Baron, Gunung Kidul . OWC Limpet dibangun
berdampingan dengan OWC 2004 tetapi dengan model yang berbeda. Dengan harapan
besar energi gelombang yang bisa dimanfaatkan dan efisiensi dari OWC Limpet ini akan
lebih besar dari pada OWC sebelumnya.

13
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Proyek prototype pertama Kobold di Indonesia ini senilai Rp 8 miliar tersebut mulai
Januari 2008 dibangun, separonya dibiayai United Nations Industrial Development
Organization (UNIDO). Sedangkan selebihnya berasal dari dana Pemerintah Indonesia 30
persen, Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat 10 persen dan Pemerintah Kabupaten
Lombok Timur 10 persen. Pemilihan lokasi Tanjung Menangis disebabkan memiliki potensi
kecepatan arus 2,75 meter per detik. Bisa bekerja operasional selama sembilan jam, Kobold
menghasilkan 110 kilowatt(Kwh). Adapun penempatan konstruksinya, sekitar 250 meter dari
pantai pada kedalaman 20-50 meter.

Oscilating Water Coloumn

Sistem ini diakuinya belum pernah dibangun diIndonesia sehingga pelaksanaan desain
dan pembangunan prototipe sistem OWC ini adalah yang pertama kali dilaksanakan.
Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan pengembangan rancang bangun Pembangkit
Listrik Energi Gelombang untuk menghasilkan listrik 2,5 KVA hingga 500 kVA yang
disesuaikan dengan pendanaan yang tersedia, pemerintah ataupun swasta. Prototipe yang
telah diujicobakan adalah dengan struktur baja yang untuk output 1KVA dicapai efisiensi 30
persen dan dengan struktur beton yang untuk output 1KVA dicapai efisiensi 45 persen. Jika
didayagunakan secara optimal maka energi konversi gelombang laut akan menjamin
ketersediaan energi listrik sepanjang tahun sehingga suplai listrik tidak akan tergantung pada
pergantian dan perubahan musim.

Potensi Energi Gelombang Laut di Perairan Indonesia

Kecepatan arus pasang-surut di pantai-pantai perairan Indonesia umumnya kurang


dari 1,5 m/detik, kecuali di selat-selat diantara pulau-pulau Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara
Timur, kecepatannya bisa mencapai 2,5 - 3,4 m/detik.

Gelombang laut terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat antara Pulau Taliabu
dan Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Propinsi Maluku Utara, dengan kecepatan 5,0
m/detik. Berbeda dengan energi gelombang laut yang hanya terjadi pada kolom air di lapisan
permukaan saja, arus laut bisa terjadi pada lapisan yang lebih dalam. Kelebihan karakter fisik
ini memberikan peluang yang lebih optimal dalam pemanfaatan konversi energi listrik.

14
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Pengembangan teknologi ekstraksi energi gelombang laut ini dilakukan dengan


mengadopsi prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan
mengubah energi kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang
dihasilkan oleh turbin arus laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin
angin, karena rapat massa air laut hampir 800 kali rapat massa udara. Kapasitas daya yang
dihasilkan dihitung dengan pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang
dihasilkan dari suatu aliran fluida yang menembus suatu permukaan A dalam arah yang tegak
lurus permukaan. Rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel (1999): 12P= 12
A V3 '>, dimana P= daya (watt); = rapat massa air (kg/m); A= luas penampang (m);
dan V= kecepatan arus (m/s).

Gambar 10 : Potensi Energi Gelombang Laut Indonesia

Penelitian karakteristik gelombang laut yang telah dilakukan oleh Puslitbang Geologi
Kelautan (PPPGL) diawali pada tahun 2005 berkolaborasi dengan Program Studi
Oceanografi ITB. Pengukuran arus laut dilakukan menggunakan ADCP (Accoustic Doppler
Current Profiler) di Selat Lombok dan Selat Alas dalam kaitan dengan rencana penyiapan
lokasi dan instalasi untuk Turbin Kobold buatan Italia yang berkapasitas 300 kW di bawah
koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi.

Prototipe turbin pertama telah dibangun secara kemitraan bersama Kelompok Teknik
T-Files ITB dan PT Dirgantara Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model
turbin Gorlov skala kecil (0,8 kW/cel). Perangkat pembangkit listrik ini selanjutnya telah

15
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

diuji-coba di kolam uji PPPGL Cirebon dan tahun 2008, dilanjutkan dengan uji lapangan
tahun 2009 di Selat Nusa Penida sehingga telah berhasil memperoleh "proven design".

Prototype dalam skala besar (> 80 kW) direncanakan akan dilaksanakan pada tahun
2012-2014 oleh institusi terkait lainnya yang berkewenangan (Ditjen Energi Baru
Terbarukan, Puslitbangtek Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan, dsb.) untuk
mengembangkan dan meningkatkan status skala prototipe menjadi skala pilot dan skala
komersial.

Lokasi potensial untuk membangun sistem energi gelombang adalah di laut lepas,
daerah lintang sedang dan di perairan pantai. Energi gelombang bisa dikembangkan
di Indonesia di laut selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Gambar 11 : Percobaan prototype turbin

Diharapkan pada tahun 2025 energi listrik tenaga arus laut yang dihasilkan dari
berbagai pembangkit (PLTAL) akan mencapai 5% dari sasaran kebijakan energi 25% bauran
energi Indonesia, sesuai visi bauran energi 25-25. di Indonesia yang terdiri dari fase
penelitian dan pengembangan, fase prototipe, sampai fase pembangunan turbin pembangkit
skala komersial diperlihatkan seperti pada road map di bawah ini

16
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

Gambar : Prospek Energi Arus Laut

ANALISA

Bagaikan dua sisi mata uang pemanfaatan energi arus laut sebagai sumber daya
pembangkit listrik ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal ini tidak dapat dihindari,
namun mengingat potensinya yang sangat besar maka pemanfaatan dari energi ini tidak boleh
ditunda mengingat pula krisis energi yang terjadi saat ini.

Kelebihan dari energi arus laut adalah :

1. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis
2. Tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya
3. Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada ombak
4. Mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan
yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga
dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan
turbin angin.
5. Tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang
dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada
kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan.

Sedang kekurangan adalah sebagai berikut :

17
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut

1. Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga tenaga ahli sangat
diperlukan.
2. Output dari pembangkit listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik sinusoidal sesuai
dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari.
3. Biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.
4. Tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem roda
gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih kurang
lima tahun

KESIMPULAN

Pembangkit ini, Pembangkit Listik Tenaga Gelombang Laut, cocok untuk diterapkan di
Indonesia selain karena Indonesia memiliki pantai yang cukup panjang, pembangkit ini lebih
ekonomis juga mampu menghasilkan energy yang cukup besar dan ramah lingkungan.
Namun ini perlu support dari semua warga Indonesia terutama pemerintah terkait
pengembangan teknologi PLTGL agar mampu dihasilkan pembangkit yang baik dan awet
digunakan mengingat akan tingginya korosi di laut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim : http://kotasetrum.blogspot.co.id/2016/12/pembangkit-listrik-tenaga-
gelombang.html

https://zmpulungan.wordpress.com/2013/10/06/pembangkit-listrk-tenaga-gelombang-laut/

oleh: Subaktian Lubis (PPPGL, Kementerian ESDM)

18

Anda mungkin juga menyukai