Anda di halaman 1dari 8

OKSIGENASI

06 Jul

Oksigen dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan.


Fungsi system pernafasan dan jantung adalah menyuplai kebutuhan oksigen
Fisiologi jantung mencakup pengaliran darah yang membawa oksigen dari sirkulasi paru ke
sisi kiri jantung dan jaringan s

Serta mengalirkan darah yang tidak mengandung oksigen ke system pulmonar.

FISIOLOGI KARDIOVASKULAR.

Fungsi sistem jantung ialah mengantarkan oksigen , nutrient, dan substansi lain kejaringan
dan membuang produk sisa metabolisme selular melalui pompa jantung, sistem vascular
sirkulasi dan integrasi sistem lainnya.

STRUKTUR DAN FUNGSI

Ventrikel kanan memompa darah melalui sirkulasi polmunar, sedangkan ventrikel kiri
memompa darah ke sirkulasi sistemik yang menyediakan oksigen dan nutrient kejaringan dan
membuang sampah tubuh

POMPA MIOKARD

Kerja pompa jantung sangat penting untuk mempertahankan aliran oksigen.


Efektifitas pompa yang menurun seperti adanya penyakit arteri koroner( coronary arteri
disease, CAD ), kondisi kardiomiopati, menyebabkan vulome curah jantung menurun,volume
darah yang dikeluarkan dari ventrikel menurun .
Demikian juga jika terdapat perdarahan dan dehidrasi menurunkan ke efektifan pompa
dengan menurunkan volume darah yang bersirkulasi, sehingga menurunkan jumlah darah
yang dikeluarkan dari ventrikel.
Kamar jantung diisi selama diastole dan dikosongkan selama sistole.
Serabut otot jantung ( miokard ) memiliki kontraktil yang memungkinkan akan meregang
selama proses pengisian darah.
Pada jantung yang sehat, regangan ini secara proporsional berhubungan dengan kekuatan
kontraksi. Saat miokard meregang, maka kekuatan kontraksi berikutnya akan meningkat,
peristiwa ini dikenal dengan hukum jantung Frank Starling ( Starling )
Pada jantung yang mengalami gangguan , hukum Starling tidak berlaku karena tegangan
miokard diluar batas fisiologis jantung.
Respon kontraktil yang berikutnya mengakibatkan insufisiensi semprotan ventricular
( volume ) dan darah mulai terkumpul di paru- paru ( gagal jantung kiri ) atau sirkulasi
sistemik ( gagal jantung kanan )

ALIRAN DARAH MIOKARD.

Untuk mempertahankan aliran darah yang adekuat ke sirkulasi pulmonar dan sirkulasi
sistemik, maka aliran darah miokard harus menyuplai oksigen dan nutrien yang cukup untuk
miokardium itu sendiri.
Aliran darah satu arah melalui jantung dipastikan oleh 4 ( empat ) katup jantung.
Selama Diastol ventricular, katup atrioventrikular ( mitral dan trikuspidal ) terbuka dan darah
mengalir dari atrium dengan tekanan yang lebih tinggi kedalam ventrikel yang relaksasi.
Setelah pengisian ventricular, maka di mulai fase Sistol. Saat tekanan intraventrikular sistolek
meningkat, maka katup atrioventrikular akan menutup, sehingga mencegah aliran darah
kembali kedalam atrium dan kemudian kontraksi ventricular dimulai.
Selama fase sistolik, tekanan ventricular meningkat, menyebabkan katup semilunar ( aorta
dan pulmonar ) terbuka. Saat ventrikel mengeluarkan darah , maka tekanan intraventrikular
menurun dan katup semilunar menutup sehingga mencegah aliran balik kedalam ventrikel.

SIRKULASI ARTERI KORONER

Aliran darah melalui atrium dan ventrikel tidak menyuplai oksigen dan nutrient untuk
miokardium itu sendiri.
Sirkulasi koroner merupakan cabang sirkulasi sistemik yang menyuplai oksigen dan nutrient
ke miokardium dan membuang sampah dari miokardium.

SIRKULASI SISTEMIK

Arteri dan vena sirkulasi sistemik mengantarkan nutrient dan oksigen ke jaringan dan
membuang sampah dari jaringan.
Darah yang mengandung oksigen mengalir dari ventrikel kiri melalui aorta dan kedalam
arteri sitemik yang besar.
Arteri ini bercabang kedalam artrei arteri yang lebih kecil, artreiol, dan akhirnya kedalam
pembuluh darah yang kecil yang disaebut kapiler.
Di tingkat kapiler terjadi pertukaran gas pernafasan, nutrient, dan sampah serta jaringan
dioksigenasi.
Produk sampah yang keluar dari jaringan kapiler melalui venula, yang bergabung membentuk
vena.
Vena-vena ini membentuk vena yang lebih besar , yang membawa darah yang tidak
mengandung oksigen ke sisi kanan jantung, tempat darah dikembalikan ke sirkulasi
polmunar.

PENGATURAN ALIRAN DARAH

Jumlah darah yang dipompa keluar dari ventrikel kiri setiap menit disebut curah jantung
Curah jantung normal adalah 4 s.d 6 liter/ menit pada orang dewasa yang sehat dengan BB 70
Kg saat istirahat.
Volume darah yang bersirkulasi berubah sesuai kebutuhan oksigen dan metabolic tubuh,
misalnya selama latihan, kehamilan, dan demam curah jantung meningkat, tetapi selama tidur
curah jantung menurun.

Curah jantung ( CJ ) = Volume sekuncup ( VS ) x Frekuensi denyut jantung ( FDJ )

Curah jantung pada lansia dapat dipengaruhi tegangan dinding arteri yang meningkat dan
hipertropi miokard yang sedang akibat peningkatan tekanan darah sistolik.

Indeks jantung ( IJ ) merupakan keadekuatan curah jantung untuk seseorang.


IJ mempertimbangkan luas permukaan tubuh ( BSA ) klien.
IJ ditentukan dengan membagi CJ dengan BSA.
Nilai normal IJ ialah 2,5 sampai 4 liter/mt/m3.

Volume Sekuncup adalah jumlah darah yang dikeluarkan dari ventrikel kiri pada setiap
kontraksi.
Volume ini dipengaruhi oleh jumlah darah di ventrikel kiri pada akhir diastole ( preload ),
tahanan terhadap semprotan ventricular kiri ( afterload ) dan kontraktilitas miokard.

Preload merupakan akhir volume diastolic. Saat ventrikel terisi darah, maka ventrikel
meregang. Semakin besar regangan pada ventrikel, semakin besar pula kontraksi dan semakin
besar volume sekuncup ( hukum starling )

Afterload merupakan tahanan terhadap semprotan ventricular kiri.


Kerja jantung harus total sehingga dapat mengeluarkan seluruh darah dari ventrikel kiri

Kontraktilitas miokard juga mempengaruhi volume sekuncup dan curah jantung.


Kontraksi yang buruk menurunkan jumlah darah yang dikeluarkan ventrikel pada setiap
kontraksi.
Kontraktilitas miokard dapat ditingkatkan dengan menggunakan obat-obatan yang
meningkatkan kekuatan kontraksi, seperti preparat digitalis, efineprin dan obat-obatan
simpatomimitik.
Kontraktilitas miokard dapat menurun, jika terjadi cedera pada otot jantung , seperti pada
infark miokard akut ( IMA )
Miokardium pada lansia bersifat lebih kaku dan lebih lambat dalam prosespenyembuhan
kontraktiluitasnya.

SISTIM KONDUKSI

Relaksasi dan kontraksi atrium serta ventrikel yang berirama bergantung kepada transmisi
impuls listrik yang terorganisir dan kontinu.
Impuls ini digerakan dan ditransmisi melalui sistem konduksi jantung.
Sistem konduksi jantung menggerakan potensi kerja yang dibutuhkan yang mengonduksi
impuls yang dibutuhkan untuk memulai rangkaian peristiwa listrik, yang menghasilkan
denyut jantung.
Sistem konduksi berasal dari nodus sinoatrial ( SA ), terdapat di atrium kanan disebelah pintu
masuk vena kava superior.
Impuls dimulai pada nodus SA pada kecepatan intrinsic 60 sampai 100 kali denyut/ menit.

Frekuensi denyut jantung orang dewasa yang beristirahat rata-rata adalah 75 kali
denyut/menit.
Impuls listrik kemudian ditransmisikan melalui atrium di sepanjang alur intra atrial ke nodus
atrioventrikular ( AV )
Nodus AV memediasi impuls antara atrium dan ventrikel.Nodus ini membantu pengosongan
atrium dengan menghambat impuls sebelum mentransmisinya melalui berkas His dan
jaringan serat Purkinye ventricular.
Aktivitas listrik sisyem konduksi di refleksikan dengan elektrokardiogram ( EKG )
EKG memantau keteratuiran dan alur impuls listrik melalui sistem konduksi, namun tidak
merefleksikan kerja otot jantung.
Rangkaian normal EKG disebut Irama sinus Normal ( ISN )
ISN mengindikasikan impuls, yang berasal dari nodus SA dan mengikuti rangkaian normal
melalui sistemj konduksi.
Gelombang P merupakan konduksi listrik melalui atrium. Dalam kondisi normal, kontraksi
atrium mengikuti gelombang P.
Interval PR mewakili waktu perjalanan impuls melalui nodus AV, berkas His dan ke serat
purkinye, Panjang interval PR yang normal adalah 0,12 hingga 0,20 detik.
Peningkatan waktu mengindikasikan bahwa terdapat hambatan pada transmisi impuls melalui
noduis AV, sedangkan penurunan waktu mengindikasikan dimulainya impuls listrik dari suatu
sumber lain selain nodus SA.
Komplek QRS mengindikasikan impuls listrik telah berjalan melalui ventrikel .
Durasi QRS normal adalah 0,6 sampai 0,12 detik.. Peningkatan duirasi mengindikasikan
suatu penundaan waktu konduksi melalui ventrikel. Kontraksi ventrikel biasanya terjadi
setelah komplek QRS
Interval QT mewakili waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi dan repolarisasi ventricular.
Perubahan nilai elektrolit dapat meningkatkan interval QT.
Pemendekan intertval QT akan terjadi , jika diberikan terapi digitalis, hiperkalemia dan
hiperkalsemia.

FISIOLOGI PERNAPASAN.

Sebagian besar sel dalam tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan
oksigen dan pembuangan karbondioksida.
Pertukaran gas pernafasan terjadi antara udara di lingkungan dan darah.
Tiga langkah proses oksigenasi, yaitu Ventilasi, Perfusi dan Difusi.
Supaya pertukaran gas dapat terjadi, organ, saraf, dan otot pernafasan harus utuh dan sistem
saraf pusat mampu mengatur siklus pernafasan.

STRUKTUR DAN FUNGSI.

Pernapasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang mengubah struktur dan fungsi
paru. Otot-otot pernafasan, ruang pleura dan alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi
dan pertukaran gas pernafasan..

VENTILASI.

Ventilasi adalah proses untuk menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru-paru.
Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan persarafan yang
utuh. Otot pernafasan inspirasi utama adalah diafragma, dipersarafi oleh saraf frenik yang
keluar dari medulla spinalis pada vertebra servikal ke empat.

KERJA PERNAPASAN.

Pernapasan adalah upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membuat paru
berkontraksi.
Kerja pernapasan di tentukan oleh tingkat kompliansi paru, tahanan jalan napas, keberadaan
ekspirasi yang aktif dan penggunaan otot-otot Bantu pernapasan

Kompliansi merupakan kemampuan paru distensi atau mengembang sebagai respon terhadap
tekanan intraalveolar.
Kompliansi menurun pada penyakit seperti edema polmunar, intertisial, fibrosis pleura, dan
kelainan struktur traumatic atau konginetal seperti kifosis atau fraktur iga.
Surfaktan merupakan zat kimia yang diproduksi diparu oleh sel tipe dua alveolar dan
mencegahnya dari kolaps.

Tahanan jalan napas merupakan perbedaan tekanan antara mulut dan alveoli terkait dengan
kecepatan aliran gas yang di inspirasi.
Tahanan jalan napas dapat mengalami peningkatan akibat obstruksi jalan nafas pada penyakit
jalan napas sperti asma dan edema trakeal,iika tahanan meningkat, jumlah udara yang melalui
jalan napas anatomis menurun.

Ekspirasi merupakan proses pasif normal yang bergantung kepada property recoil elastis dan
membutuhkan sedikit kerja otot atau tidak sama sekali.
Rekoil elastis dihasilkan oleh serabut elastis dijaringan paru dan oleh tegangan permukaan
dalam cairan yang melapisi alveoli.

Otot Bantu pernapasan dapat meningkatkan volume paru selama inspirasi, klien yang
mengalami penyakit pulmonar obstruksi kronik, khususnya emfisiema sering kali
menggunakan otot ini untuk meningkatkan vulome paru dengan cara adanya peningkatan
klavikula selama inspirasi.

Kompliansi yang meningkat, tahanan jalan napas yang meningkat, ekspirasi yang aktif atau
penggunaan otot Bantu napas meningkatkan kerja pernafasan, menyebabkan penggunaan
energi meningkat. Untuk memenuhi penggunaan energi ini, tubuh meningkatkan kecepatan
metabolisme dan kebutuhan akan oksigen, sama seperti eliminasi karbon dioksida.
Rangkaian ini merupakan siklus sebab akibat pada klien yang mengalami kerusakan ventilasi.

VOLUME PARU

Volume paru normal diukur melalui pemeriksaan fungsi pulmonar.


Spirometri mengukur volume udara yang memasuki atau meninggalkan paru-paru.
Variasi volume paru dapat dihubungkan dengan status kesehatan, seperti kehamilan, latihan
fisik, obesitas, atau kondisi paru yang obstruktif atau restriktif.
Jumlah surfaktan , tingkat kompliansi dan kekuatan otot pernafasan mempengaruhi tekanan
dan volume didalam paru-paru.

TEKANAN

Gas bergerak kedalam dan keluar paru karena ada perubahan tekanan.
Tekanan intrapleura bersifat negative atau kurang daripada tekanan atmosfir. Yakni sekitar
760 mmhg pada permukaan laut.
Supaya udara mengalir kedalam paru-paru, maka tekanan intrapleura harus lebih negative,
dengan gardioen tekanan antara atmosfir dan alveoli.

PERFUSI

Fungsi utama sirkulasi paru adalah mengalirkan darah ke dan dari membrane kapiler alveoli
sehingga dapat berlangsung pertukaran gas.
Sirkulasi pulmonary merupakan suatu reservoar untuk darahnya sehingga paru dapat
meningkatkan vulome darahnya tanpa peningkatan tekanan dalam arteri atau vena pulmonar
yang besar. Sirkulasi pulmonary juga berfungsi sebagai filter, yang menyaring trombos kecil
sebelum trombos tersebut mencapai organ-organ vital.
SIRKULASI PULMONAR.

Sirkulasi pulmonar dimulai pada arteri pulmonary yang menerima darah vena yang
membawa campuran oksigen dari ventrikel kanan. Aliran darah yang melalui sistem ini
bergantung pada kemampuan pompa ventrikel kanan , yang mengeluarkan darah sekitar 4 s.d
6 ltr/mnt
Darah mengalir dari arteri pulmonary melalui arteriol pulmonary ke kapiler pulmonar tempat
darah kontak dengan membrane kapiler alveolar dan berlangsung pertukaran gas pernapasan .
Darah yang kaya oksigen kemudian bersirkulasi melalui venula pulmonar dan vena pulmonar
kembali ke atrium kiri

DISTRIBUSI

Tekanan dalam sistem sirkulasi pulmonar adalah rendah jika dibandingkan dengan tekanan
dalam sirkulasi sistemik. Tekanan arteri sistolik pulmonary yang normal antara 20 dan 30
mmhg, tekanan diastolic kurang dari 12 mm hg dan tekanan rata-rata kurang dari 20 mmhg.
Dinding pembuluh darah pulmonary lebih tipis daripada dinding pembuluh darah didalam
sirkulasi sistemik dan berisi lebih sedikit otot halus karena tekanan dan tahanan yang rendah.
Paru-paru menerima curah jantung total dari ventrikel kanan dan tidak meneruskan aliran
darah dari satu daerah kedaerah lain, kecuali pada kasus hipoksia alveolar.

PERTUKARAN GAS PERNAPASAN.

Gas pernafasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh .Oksigen di
transfer dari paru-paru ke darah dan karbon dioksida dari darah ke alveoli untuk dikeluarkan
sebagai prudok sampah.
Pada tingkat jaringan, oksigen ditranfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditransfer
dari jaringan darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan.
Transfer ini bergantung pada proses difusi.

DIFUSI.

Difusi merupakan gerakan molekol dari suatu daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke
daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah.
Difusi gas pernafasan terjadi di membrane kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat
dipengaruhi oleh ketebalan membrane.
Peningkatan ketebalan membrane merintangi proses difusi karena hal tersebut membuat gas
memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membrane tersebut.

TRANSPORTASI OKSIGEN

Sistem transpotasi oksigen terdiri dari sistem paru dan sistem kardiovaskular.
Proses penghantaran ini bergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru ( ventilasi
), aliran darah ke paru-paru dan jaringan ( perfusi ) , kecepatan difusi dan kapasitas membawa
oksigen.
Kapasitas darah untuk membawa oksigen di pengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam
plasma, jumlah hemoglobin, dan kecendrungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen.
Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relative kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagian
besar oksigen dsitranportasi oleh hemoglobin.
Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul hemoglobin
bercampur dengan oksigen untuk membentuk oksihemoglobin.
Pembentukan oksihemoglobin dengan mudah berbalik ( reversible ), sehingga
memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas.
Sehingga oksigen bisa masuk kedalam jaringan.

TRANSPORTASI KARBON DIOKSODA.

Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat dihidrasi menjadi
asam karbonat ( H2CO3 ) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian
berpisah menjadi ion hidrogen ( H+ ) dan ion bikarbonat ( HCO3 ).
Ion hydrogen di buffer oleh hemoglobin dan HCO3 berdifusi ke dalam plasma.
Selain itu beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan
kelompok asam amino, membentuk senyawa karbamino. Reaksi ini dapat terjadi dengan
cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang ( deoksihemoglobin ) dapat
bersenyawa dengan karbon dioksida dengan lebih mudah daripada oksihemoglobin.
Dengan demikian , darah vena m,entransportasi sebagian besar karbon dioksida.

PENGATURAN PERNAPASAN.

Tujuan utama pengaturan pernapasan ialah mensuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh.
Pengaturan pernapasan meningkatkan pengeluaran karbon dioksida , hasil proses
metabolisme tubuh. Proses ini menentukan status asam dan basa tubuh.
Pernapasan dikendalikan oleh pengaturan saraf dan kimiawi. Pengaturansaraf melibatkan
sistem saraf pusat, pengontrolan frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
Penagturan kimiawi melibatkan kerja zat-zat kimia, seperti ion karbon dioksida dan hydrogen
dengankecepatan dan kedalaman pernapasan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENASI.

Keadekuatan sirkulasi, ventilasi, perfusi, dan transport gas pernapasan ke jaringan


dipengaruhi oleh empat faktor yaitu
1. Fisiologis
2. Perkembangan
3. Perilaku
4. Lingkungan.

AD.I.FAKTOR FISIOLOGIS

Setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonar secara langsung akan


mempengaruhi kemampuan tubuh memenuhi kebutuhan oksigen .
Klasifikasi umum gangguan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi
valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardiopmiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi, dan hipoksia
Proses fisiologis lain yang mempengaruhi proses oksigenasi pada klien termasuk perubahan
yang mempengaruhi kapasitas darah untuk membawa oksigen seperti : Anemia, peningkatan
kebutuhan metabolisme, seperti kehamilan, demam dan infeksi.
Dan perubahan yang mempengaruhi gerakan dinding dada atau sistem saraf pusat.

AD.II FAKTOR.PERKEMBANGAN
Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi
jaringan.
1. Bayi Prematur
2. Bayi dan Todler
3. Anak usia sekolah dan remaja.
4. Dewasa muda dan dewasa pertengahan.
6. Lansia.

AD.III. FAKTOR PERILAKU

1.Nutrisi
2. Latihan fisik
3. Merokok
4. Penyalahgunaan substansi.

AD.!V . FAKTOR LINGKUNGAN

1. Ansietas

Anda mungkin juga menyukai