Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Larutan adalah fasa yang homogen dimana komponenya lebih dari satu

komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau

solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau

solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang

ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Pelarut adalah benda cair atau gas yang

melarutkan benda padat, cair, atau gas yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut

paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang

juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon)

biasanya disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan

lebih mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk

membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, biasanya terdapat dalam

jumlah yang lebih besar. Pelarut juga berperan dalam pengujian suatu bahan

makanan.

Komponen utama bahan makanan adalah makromolekul seperti

karbohidrat, protein dan lemak. Komponen tersebut dalpat diketahui dengan

melakukan suatu uji yang terkandung dalam bahan makanan tertentu.

Pengujiannya menggunakan suatu pereaksi. Pereaksi adalah suatu zat yang

berperan dalam suatu reaksi kimiaatau diterapkan untuk tujuan analisis. Perekasi
2

yang digunakan dalam suatu uji atau analisis harus spesifik terhadap bahan yang

akan diuji sehingga dapat memberikan perubahan yang jelas.

Pereaksi dalam laboratrium umumnya dibuat dalam bentuk lautannya

untuk dapat digunakan karena hampir semua proses kimia berlangsung alam

bentuk larutannya, sehingga dari uraian diatas maka dilakukan praktikum

pembuatan pereaksi untuk melakukan uji kadar kandungan makromolekul pada

suatu bahan uji.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat larutan pereaksi.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dalam percobaan ini yaitu pembuatan pereaksi agar dapat

dilakukan pengidentifikasian suatu sampel yang mengandung protein, asam

amino, pati, karbohidrat, enzim, serta lipid.


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan

Dalam kehidupan sehari- hari, istilah larutan sudah sering didengar

(Laksono, 2004). Campuran zat-zat terlarut dan pelarut yang komposisinya merata

atau serba sama (homogen) disebut dengan Larutan. Suatu larutan dapat terdiri

dari satu zat terlarut atau lebih dan satu macam pelarut, tetapi umumnya terdiri

dari satu jenis zat terlarut dan satu pelarut. Berbicara tentang larutan, kata-kata

solven (pelarut) dan Solut (zat yang terlarut) sudah umum disebutkan, Solven

sebagai komponen yang secara fisik tidak berubah jika larutan terbentuk,

sedangkan solute sebagai semua komponen yang larut dalam pelarut (Rusman &

Muhlis, 2010).

Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu fasa yaitu

yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian

yang lain di dekatnya. Campuran homogen lebih umum disebut larutan.

Contohnya gula dan air dan alcohol dalam air. Sedangkan campuran heterogen

adalah umumnya campuran yang mengandung dua fasa atau lebih yang jelas

terlihat dari penyusunannya. Misalnya campuran air dan minyak , pasir dan semen

, serta kopi dan air. Kebanyakan larutan mempunyai salah satu komponen yang

besar itu disebut pelarut (solvent) dan yang lain disebt zat terlarut (solute)

(Musrif, 2011). Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut

solute dan pelarut yang dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan
4

senyawa dalam jumlah yang lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang

lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut (Baroroh,2004).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O),

selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform,

benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak

disebutkan (Gunawan, 2004).

2.2 Pereaksi Benedict

Uji Benedict adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kandungan gula

(karbohidrat) pereduksi (Malingan, 2014). Pereaksi Benedict untuk mendeteksi

disakarida, dilakukan untuk menentukan apakah jaringan makanan kertas dicerna

menjadi disakarida (Aladesida et al, 2013).

Uji kualitatif benedict pada karbohidrat, dimana karbohidrat mempunyai

sifat pereduksi akan memberikan endapan merah bata dengan larutan benedict.

Larutan buah sukun setelah diuji dengan benedict menunjukkan hasil positif yang

membuktikan bahwa karbohidrat di dalam sampel mempunyai sifat mereduksi,

yaitu dengan terbentuknya endapan merah bata merah dari kupro oksida (Sutikno,

2008). Warna yang diberikan oleh reagen Erlich dan Benedict memudar menjadi

merah muda dan kemudian menghilang (Rapport, 1949).

Pereaksi baru sepenuhnya memberikan kepuasan dalam segala hal untuk

memprrkirakan gula baik dalam keadaan normal mauun dalam keadaan diabetes.

Angka yang diperoleh lebih dari 40 persen lebih rendah dari yang diberikan oleh

pereaksi lainnya, dan nilai tersebut adalah nilai yang lebih rendah daripada nilai

yang berikan pada metode Benedict dan Osterberg (Summer, 1925).


5

Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula

reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O

dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O. Suasana

alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen Benedict

(Kusbandari, 2015). Penampilan warna oranye kemerahan. Endapan menunjukkan

adanya pengurangan gula (Sarma et al, 2011).


6

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 april 2017 pukul

13.30-Selesai di Laboratorium Pengembangan Unit Kimia Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.

3.2 Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan sebagai berikut gelas kimia 250 mL, batang

pengaduk, corong gelas, gelas arloji, pipet tetes, labu takar 25 mL, 50 mL, 100

mL, botol semprot, pipet volume 25 mL, filler, gegep, botol reagen, spatula, gelas

ukur 50mL, 100 mL.

Bahan-bahan yang digunakan yaitu Kristal CuSO4.5H2O, NaOH, natrium

sitrat, natrium karbonat anhidrat, natrium kalium tartarat, nnhidrin, dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pereaksi Mollisch

Ditiimbang 5 gram a-naftol, dimasukkan dengan sedikit larutan dengan

sedikit alcohol sambil diaduk dengan batang pengaduk. Dicukupkan volumenya

degan alcohol hingga 50 mL.

3.3.2 Pereaksi Bial Orsinil

Ditimbag 0,5gramorcinil bes (III) klorida, dimasukkan dalam labu takar 10

mL. Dilarutkan dengan sedikit HCl pekat sambil diaduk dengan batang pengaduk.

Setelah larut, dicukupkan volumenya degan HCl pekat hingga 10 mL.


7

3.3.3 Pereaksi Seliwanoff

Dicampurkan 3,5 mL resorsinol 0,5% dengan 1,5 mL HCl, dimasukkan

dalam labu takar 10 mL.dicukupkan volumenyadengan HCl 6 M hingga10 mL.

3.3.4 Pereaksi Barfoed

Ditimbang 6,65 kristal Cu(II)asetat. Dimasukkan kedalam labu takar 100

mL, ditambahkan asa astatat 1% sampai tanda tera.

3.3.5 Pembuatan larutan asam asetat 1%

Dihitung volume untuk 1 gram asaasetatgalsial denga rumus: p=m/v.

Dipipet sejumlah vlume yang sesuai untukasam asetatgalsial dan dimasukkan

dalam labutakar 100 mL. Dicukukan volumenya dengan aquades hingga tanda

tera.

3.3.6 Pereaksi Schiff

Ditimbang 1gram natrium metasulfit, dimsukkan kedalam labu takar.

Diditimbang0,1 gram p-rsanilin HCl dan dipet 1 mL HCl pekat, dimasukkan

kealam labutakar tersebu. Dicukupkan volumenya dengan aquadeshingga tanda

tera.

3.3.7 Pereaksi Tollens

Larutan A:ditimbang 1 gram AgNO3, dilarukandalam 10 mL aquades.

Larutan B: ditimbang 3 gram NaOH Kristal menggunakan kaca arloji.

3.3.8 Pereaksi Fehling

FehlingA: ditimbang 6,928 gram Kristal CuSO4, dimasukkan kedalam

labu takar 100 mL. Dteteskan beberapa tetes asam sulfatecer ke dalam10 mL
8

aquades, lalu dimasukkan labu tersbut. Diaduk dengan btag pengaduk hingga

Kristal larut. Dicukupkan volumenya dengan aquades hingga tanda tera.

Fehling B: ditimbang 12 gram NaOH dan 4,6 gram natrium kalium

tartarat. Dimasukkan edalamlabu takar 100 mL. Dilarutkan dengan air

sescukupnya, setelah larut, dicukupkan volumenya hingga tana tera

3.3.9 Pereaksi Benedict

Ditimbang 34,6 gram natriun sitrat dan 1 gram natrium karbnat anhidrat.

Dmasukkan kedalam labu takar 100 mL dengan 80 mL aquades.ditambahkan

kembali aquades 5 mL. Ditimbang 3,46 gram CuSO4 idrat kedalam labu takar,

dickupkanvolumenya hingga tanda tera.

3.3.10 Pereaksi Ninhidrin

Ditimbang 0,2 gram ninhidrin, dimasukkandalam labu takar 100 mL.

Ditambahkan sedikit aquades, diaduk hingga larut. Dicukupkan volumenya

hingga tanda tera.

3.3.11 Pereaksi Millon

Ditimbang 1gram HgSO4, dimasukkan kedalam labu takar 100 mL.

Ditambahkan dengan sedikit asam sulfat 10%, diadk hingga larut lalu dicukupkan

volumenya hingga tanda tera.

3.3.12 Larutan NaOH

Disiapkan alkali (1:1) dengan menambahkan aquades pada NaOH pellet,

daduk-aduk hingga NaOH larut. Dibiarkan 1 hari hingga semuakarbonat

mengendap.
9

3.3.13 Larutan asam asetat 1 M

Dilarutkan 57,75 asam asetat glacial dalam aquades hingga volume 1 liter

larutan.

3.3.14 Larutan pati/kanji

Dilarutkan 10 gram kanji dan 10 mg HgI dalam 30 mL aquades.

Ditambahkkan pada1 liter aquades yang sedang mendidih.

3.3.15 Larutan Buffer asetat

Larutan A: 0,2 M larutan asetat (

3.3.16 Larutan Iod 0,01 N

Dilarutkan 2,5 gram KI dan 1,269 gram I2 kedalam 1 liter aquades.

3.3.17 Pereaksi Nelson

Nelson A: dilarutkan 12,5 gram natrium karbonat anhidrat, 12,5 gram

Rochelle, 10 gram natrium bikarbonat dan 100 gram natrum sulfat anhidrat dalam

350 mL aquades. Diencerkan hingga 500 mL.

Nelson B: dilarutkan 7,5 gram CuSO4.5H2O dalam 50 mL aquades dan

ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat.

3.3.18 Pereaksi Biuret

Dilarutkan 1,5 gram CuSO4.5H2O dan 6 gram garam Rochelle kedalam

500 mL air kedalam labu takar 1 liter. Ditambahkan 300 mL NaOH 10% sambil

dikocok-kocok lalu ditambahkan airhingga tanda tera.


10

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Pereaksi Fehling

Tabel 4.1.1 Data Pengamatan Pereaksi Fehling


No. Perlakuan Pengamatan
1. Larutan A :
Larutan B : Larutan bening
2.

4.1.2 Pereaksi Benedict

Tabel 4.1.2 Data Pengamatan Pereaksi Benedict


No. Perlakuan Pengamatan
1. 34,6 gram natrium sitrat + 1
gram natrium karbonat anhidrat Larutan bening
dimasukkan kedalam labu takar
100 mL
2. Ditambahkan 80 mL aquades
3. 3,46 gram CuSO4 , dimasukkan
kedalam labu takar tadi
4. Ditambahkan aquades sampai
tanda tera
5. Dihomogenkan

4.1.3 Pereaksi Ninhidrin

Tabel 4.1.3 Data Pengamatan Pereaksi Ninhidrin


No. Perlakuan Pengamatan
1. 0,2 gram ninhidrin dilarutkan Serbuk ninhidrin
dengan sedikit air
2. Memasukkan kedalam labu takar Larutan bening
100 mL, lalu Menambahkan
aquades hingga batas tanda tera
11

4.2 Pembahasan

Pereaksi yang dibuat pada percobaan ini adalah pereaksi Fehling, pereaksi

Benedict dan pereaksi Ninhdrin. Pertama, pembuatan pereaksi Fehling. Perekasi

Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali

aldehida. Pereaksi Fehling terdiri atas dua yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling

A dibuat dengan cara melarutkan 6,928 gram Kristal CuSO4 kedalam 10 mL asam

sulfat encerkemudian emasukkannya kedalam labu takar 100 mL, kemudian

ditambahkan aquades sampai tanda tera. Fehlinf B dibuat dengan cara

mencamurkan 12 gram NaOH dan 4,6 gram natrium kalium tartarat, kemudian

melarutkannya dengan 100 mL aquades. Fehling Fehling dibua dengan cara

mencampurkan kedua larutan tersebut dengan perbandingan yang sama. Ion Cu2+

yang terdapat pada pereaksi Fehling sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat

dianggap sebagai larutan CuO. Ion Cu2+ pada pereaksi Fehling direduksi menjadi

ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O, dengan

larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah

bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan

glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan

Kedua, pembuatan pereaksi Benedict. Pereaksi Benedict Uji Benedict

bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel.

Pereaksi Benedict dibuat dengan cara melarutkan campuran 34,6 gram natrium

sitrat dan 1 gram natrium karbonat anhidrat kedalam labu takar 100 mL dengan 80

mL aquades. 3,46 gram CuSO4 ditambahkan kedalam larutan tersebut,kemudian

dicukupkan volumenya sampai tanda tera.


12

Untuk menguji apakah pereksi benedict yang dibuat benar-benar bekerja,

bisa dilakukan dengan cara membuat larutan sebanyak 50 ml Glukosa 2% atau

larutan 50 ml Amilum 2%. Kemudian dituangkan sebanyak 1 ml larutan Glukosa

2% ke dalam 2 ml pereaksi benedict yang telah dibuat tadi. Untuk mengujinya,

larutan tersebut dipanaskan pada pemanas air dan tunggu hingga berubah warna

menjadi merah bata. Jika larutan tersebut berubah menjadi merah bata, maka

perekasi benedict yang sudah dibuat tadi bekerja. Perubahan warna larutan

glukosa 2% menjadi merah bata mengindikasikan terdapat kandungan amilum

pada larutan glukosa 2% tersebut. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau

keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+

dari CuSO.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi

Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada

reagen Benedict

Pereaksi ketiga yang dibuat adalah pereaksi ninhidrin. Pereaksi ninhidrin

yang merupakan larutan berwarna bening dan larutan ini digunakan untuk

menguji adanya protein ditandai dengan adanya perubahan warna. Pereaksi

Ninhidrin dibuat dengan cara melarutkan 0,2 gram nnhidrin kedala 100 mL

aquades.
13

BAB V
SIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan pembuatan pereaksi adalah

pereaksi fehling terdiri dari fehling A dan fehling B, dimana fehling A dibuat

dengan melarutkan kristal CuSO4 kedalam aquades dengan tambahan sedikit asam

sulfat encer. Fehling B dibuat dengan melarutkan campuran NaOH dan natrium

kalium tartarat dengan aquades, kemudian pereaksi Fehling dibuat dengan

mencampurkan antara Fehling A dan Fehling B. Pereaksi Benedict dibuat dengan

melarutkan campuran natrium sitrat dan natrium karbonat anhidrat dengan

aquades. Pereaksi ninhidrin dibuat dengan melarutkan Kristal ninhidrin dengan

menggunakan aquades.

Anda mungkin juga menyukai