Anda di halaman 1dari 15

Glikogenesis adalah poses pembentukan glikogen dari glukosa.

Proses pembentukan glikogen


sebagai berikut.
Tahap pertama adalah pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa, dengan bantuan
enzim glukokinase dan mendapat tambahan energi dari ATP dan fosfat.
Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi glukosa-1-fosfat.
Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat) dikatalisis oleh uridil
transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi).
Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan glukosa nomor satu
dalam rantai glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru dengan tambahan
satu unit glukosa.
Istilah yang berhubungan dengan metabolisme penguraian glukosa sebagai berikut.
Fermentasi atau peragian adalah proses penguraian senyawa kimia yang
menghasilkan gas. Dalam hal ini adalah penguraian karbohidrat, etanol, dan CO2.
Glikolisis adalah proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat.
Glikolisis anaerob adalah proses penguraian karbohidrat menjadi laktat tanpa
melibatkan O2.
Respirasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi apabila sel menyerap O2,
menghasilkan CO2 dan H2O.
Respirasi dalam arti yang lebih khusus adalah prosesproses penguraian glukosa dengan
menggunakan O2, menghasilkan CO2, H2O, dan energi (dalam bentuk energy kimia, ATP)
yang melibatkan metabolisme glikosis, Daur Krebs, dan fosforilase bersifat oksidasi.

GLIKOGENENESIS, PROSES PEMBENTUKAN GLIKOGEN


Glikogenesis adalah proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang terjadi terutama di
dalam hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan yang dibentuk
dari molekul glukosa hasil pencernaan makanan. Glukosa akan saling berikatan dengan
ikatan 1-4 glikosidik untuk membentuk glikogen. Molekul glikogen tersusun bercabang-
cabang agar dapat tersimpan maksimal di dalam sel.

Kelebihan kadar glukosa di dalam darah akan memicu disekresikannya hormon insulin untuk
memicu terjadinya glikogenesis. Glikogen ini dapat dipecah lagi menjadi glukosa saat kadar
glukosa darah menurun seperti dalam keadaan lapar atau puasa.

Glikogenesis terjadi dengan cara penambahan molekul glukosa pada rantai glikogen yang
telah ada (disebut sebagai glikogen primer). Penambahan glukosa akan terjadi secara
bertahap, satu demi satu molekul glukosa akan memperpanjang glikogen yang telah ada.
Sintesis glikogen melalui glikogenesis

Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut.

Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim
glukokinase/hexokinase.
Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat,
dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase.
Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP) menjadi uridil di phosphate
glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-fosfat uridil transferase.
UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah ada, dikatalisis
oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C pertama dari UDP-glukosa
diikatkan ke atom C keempat yang ada pada rantai glikogen primer dan membentuk
ikatan 1-4 glikosidik.
Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan memindahkan kurang
lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu glukosa yang ada pada glikogen primer
untuk membentuk titik cabang. Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C
nomor 6 pada molekul glikogen primer.
Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga semakin panjang dan
akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.
Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar yang normal.
Proses pembentukan glikogen melalui glikogenesis merupakan langkah penting dalam
menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Ketidakmampuan tubuh untuk menjalankan
glikogenesis dengan wajar dapat mengakibatkan timbulnya penyakit diabetes melitus.
Diabetes melitus dapat menjadi penyakit yang berbahaya dan mematikan karena memicu
berbagai komplikasi seperti stroke, kerusakan jaringan, dan kebutaan.
Ketika kadar gula dalam darah rendah, tubuh akan melakukan proses pemecahan glikogen
untuk dibentuk menjadi glukosa kembali. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa
disebut dengan glikogenolisis. Glikogen sering disebut sebagai pati hewan karena merupakan
cadangan makanan pada hewan. Ikatan antar molekul glukosa antara glikogen dan amilum
(pati) adalah sama, yaitu ikatan 1-4 glikosidik. Glikogen adalah cadangan makanan hewan,
sedangkan amilum adalah cadangan makanan tumbuhan. Perbedaan utama antara glikogen
dan amilum adalah adanya lebih banyak rantai cabang pada glikogen dibandingkan dengan
amilum.

Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum pada biosintesis
disakarida dan polisakarida. Pada jaringan tumbuhan, disakarida sukrosa dihasilkan melalui
reaksi kondensasi glukosa dan fruktosa yang diawali proses glikogenesis. Dalam proses
tersebut UDP-glukosa bereaksi dengan fruktosa 6-fosfat dikatalisis oleh enzim sukrosa fosfat
sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat. Kemudian enzim sukrosa fosfatase akan mengkatalisis
sukrosa 6-fosfat menjadi sukrosa.

GLUKONEOGENESIS
Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat,
misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung
terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah
ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam
suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang
tetap. Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya berasal dari
katabolisme asam amino. Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan otot dalam
keadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk glukoneogenesis.
Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan
termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis
karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim
lain untuk reaksi kebalikannya.

glukokinase
1. Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP

fosfofruktokinase
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat + ADP

piruvatkinase
3. Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATP
Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase
mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa.
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan
suatu reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel (mitokondrion), yang
diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.

Tiga reaksi pengganti yang pertama mengubah piruvat menjadi fosfoenolpiruvat (PEP), jadi
membalik reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase. Perubahan ini dilakukan dalam 4
langkah. Pertama, piruvat mitokondria mengalami dekarboksilasi membentuk oksaloasetat.
Reaksi ini memerlukan ATP (adenosin trifosfat) dan dikatalisis oleh piruvat karboksilase.
Seperti banyak enzim lainnya yang melakukan reaksi fiksasi CO2, pada reaksi ini
memerlukan biotin untuk aktivitasnya. Oksaloasetat direduksi menjadi malat oleh malat
dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara singkat mengalami
overlap (tumpang tindih) dengan siklus asam sitrat. Malat meninggalkan mitokondria dan
dalam sitoplasma dioksidasi membentuk kembali oksaloasetat. Kemudian oksaloasetat
sitoplasma mengalami dekarboksilasi membentuk PEP pada reaksi yang tidak memerlukan
GTP (guanosin trifosfat) yang dikatalisis oleh PEP karboksikinase.
Reaksi pengganti kedua dan ketiga dikatalisis oleh fosfatase. Fruktosa-1,6-bisfosfatase
mengubah fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi fruktosa-6-fosfat, jadi membalik reaksi yang
dikatalisis oleh fosfofruktokinase. Glukosa-6-fosfatase yang ditemukan pada permulaan
metabolisme glikogen, mengkatalisis reaksi terakhir glukoneogenesis dan mengubah glukosa-
6-fosfat menjadi glukosa bebas.
Dengan penggantian reaksi-reaksi pada glikolisis yang secara termodinamika ireversibel,
glukoneogenesis secara termodinamika seluruhnya menguntungkan dan diubah dari lintasan
yang menghasilkan energi menjadi lintasan yang memerlukan energi. Dua fosfat berenergi
tinggi digunakan untuk mengubah piruvat menjadi PEP. ATP tambahan digunakan untuk
melakukan fosforilasi 3-fosfogliserat menjadi 1,3-bisfosfogliserat. Diperlukan satu NADH
pada perubahan 1,3-bisfosfogliserat menjadi gliseraldehida-3-fosfat. Karena 2 molekul
piruvat digunakan pada sintesis satu glukosa, maka setiap molekul glukosa yang disintesis
dalam glukoneogenesis, sel memerlukan 6 ATP dan 2 NADH. Glikolisis dan
glukoneogenesis tidak dapat bekerja pada saat yang sama. Oleh karena itu, ATP dan NADH
yang diperlukan pada glukoneogenesis harus berasal dari oksidasi bahan bakar lain, terutama
asam lemak.
Walaupun lemak menyediakan sebagian besar energi untuk glukoneogenesis, tetapi lemak
hanya menyumbangkan sedikit fraksi atom karbon yang digunakan sebagai substrat. Ini
sebagai akibat struktur siklus asam sitrat. Asam lemak yang paling banyak pada manusia
yaitu asam lemak dengan jumlah atom karbon genap didegradasi oleh enzim -oksidasi
menjadi asetil-KoA. Asetil KoA menyumbangkan fragmen 2-karbon ke siklus asam sitrat,
tetapi pada permulaan siklus 2 karbon hilang sebagai CO2. Jadi, metabolisme asetil KoA
tidak mengakibatkan peningkatan jumlah oksaloasetat yang tersedia untuk glukoneogenesis.
Bila oksaloasetat dihilangkan dari siklus dan tidak diganti, kapasitas pembentukan ATP dari
sel akan segera membahayakan. Siklus asam sitrat tidak terganggu selama glukoneogenesis
karena oksaloasetat dibentuk dari piruvat melalui reaksi piruvat karboksilase.
Kebanyakan atom karbon yang digunakan pada sintesis glukosa disediakan oleh katabolisme
asam amino. Beberapa asam amino yang umum ditemukan mengalami degradasi menjadi
piruvat. Oleh karena itu masuk ke proses glukoneogenesis melalui reaksi piruvat
karboksilase. Asam amino lainnya diubah menjadi zat antara 4 atau 5 karbon dari siklus asam
sitrat sehingga dapat membantu meningkatkan kandungan oksaloasetat dan malat
mitokondria. Dari 20 asam amino yang sering ditemukan dalam protein, hanya leusin dan
lisin yang seluruhnya didegradasi menjadi asetil-KoA yang menyebabkan tidak dapat
menyediakan substrat untuk glukoneogenesis.

Pengaturan Glukoneogenesis
Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan menggunakan glukosa melalui
glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini
bekerja serentak.Sistem pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas metabolik hati
sesuai dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasa dan menggunakan
glukosa saat glukosa banyak. Aktivitas glukoneogenesis dan glikolisis diatur secara
terkoordinasi dengan cara perubahan jumlah relatif glukagon dan insulin dalam sirkulasi.
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari cadangan jaringan
adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan
konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karena asam amino secara serentak
dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama alanin.
Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis. Peningkatan
kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan mengarahkan
substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asam sitrat.
Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan menghambat piruvat
dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat.
Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang
baru terbentuk menjadi piruvat.
Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase diperantarai oleh
senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat. Pembentukan dan pemecahan
senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim yang diatur oleh fosforilasi dan
defosforilasi. Perubahan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahan untuk
glukosa dan insulin yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak dan berkurang bila
glukosa langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik mengaktifkan fosfofruktokinase dan
menghambat fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak maka glikolisis aktif dan
glukoneogenesis dihambat. Bila kadar glukosa turun, peningkaan glukagon mengakibatkan
penurunan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat dan penghambatan yang sederajat pada
glikolisis dan pengaktifan glukoneogenesis.

Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisisoleh


enzim fruktosa-1,6-difosfatase.fruktosa-1,6-difosfat + H

O fruktosa-6-fosfat + fosfat3.
Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-fosfat dengan katalisglukosa-6-
fosfatase.glukosa-6-fosfat + H
2
O glukosa + fosfatSecara garis besar proses pembentukan glukosa dapat dilihat padagambar
berikut :Gambar 5 Skema Glukoneogenesis
9
Dari skema tersebut tampak adanya hubungan antara glukoneogenesisdengan siklus asam sitrat,
yaitu suatu siklus reaksi kimia yang mengubahasam pirivat menjadi CO
2
+H
2
O dan menghasilkan sejumlah energi dalambentuk ATP, dengan proses oksidasi aerob.
Apabila otot berkontraksi untuk bekerja, maka asam piruvat dan asam laktat dihasilkan oleh
prosesglikolisis. Asam piruvat digunakan dalam siklus asam sitrat. Pada waktuotot
digunakan, jumlah asam piruvat yang dihasilkan melebihi jumlah asampiruvat yang
digunakan dalam siklus asam sitrat. Dalam keadaan demikiansejumlah asam piruvat diubah
menjadi asam laktat dengan proses reduksi.Reaksi ini akan menghasilkan NAD
+
dari NADH.Dalam proses glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir. Untuk metabolisme yang
lebih lanjut, asam laktat harus diubah kembali menjadiasam piruvat terlebih dahulu. Demikian juga untuk
proses glukoneogenesis.

10
Gambar 6 Glikolisis dan Glukoneogenesis
B.
Pengaturan Glukoneogenesis
Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis danmenggunakan glukosa melalui
glikolisis sehingga harus ada suatu sistempengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini
bekerja serentak. Si

Daftar Pustaka
Poedjiadi,A.2005.Dasar-dasar Biokimia.UI-Press,Jakarta.
Wirahadikusumah,M.1985.Biokimia:metabolisme energi, karbohidrat, dan lipid. Penerbit
ITB, Bandung.

Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang terjadi terutama
di hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan hewan yang tersusun
atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan 1-4 glikosidik (untuk rantai lurus), dan
ikatan 1-6 glikosidik untuk titik cabang. Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki
banyak sekali percabangan, hal tersebut diperlukan agar glikogen dapat disimpan dengan
maksimal di dalam sel.

Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika sedang berolahraga.
Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan glukagon, berkebalikan dengan insulin
yang akan mempengaruhi pembentukan glikogen melalui glikogenesis. Proses pemecahan
glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu glikogen fosforilase, transferase, dan debranching
enzyme.
Proses glikogenolisis yang terjadi di dalam sel adalah sebagai berikut.

Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan membebaskan


glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus berlangsung hingga
tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.
Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang yang lain,
proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang yang terikat dengan
ikatan 1-6 glikosidik.
Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang ( 1-6 glukosidase) akan membebaskan
glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk glukosa (bukan glukosa 1-
fosfat seperti pada reaksi pertama).
Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan glikogen
yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut agar dapat berubah
menjadi glukosa.

Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat menjadi


glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami pelepasan fosfat dan
berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-fosfat akan langsung masuk reaksi
glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam bentuk ATP.

Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar gula dalam
darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan untuk memproduksi
energi. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati, sedangkan otot
hanya mampu menyimpan kurang dari 1% dari massa otot tersebut.

Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda


dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan
enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa
6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu
fosfoglukomutase.

Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda
dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-
fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan
ATP dari ADP dan fosfat.

Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi
sehingga menghasilkan energy , yang energy itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP

Anda mungkin juga menyukai