Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
Hal itu terjadi karena perbedaan sudut memandangnya. Maka dari itu jika
nanti terdapat perbedaan kesimpulan antara jaksa dengan kami selaku
penasihat hukum Terdakwa, janganlah dinilai secara apriori sebab, Jaksa
mempunyai sudut pandang yang subyektif dalam kedudukannya yang
obyektif dan sedangkan kami selaku pembela mempunyai sudut pandang
yang obyektif dalam kedudukannya yang subyektif. Sedangkan Hakim
mempunyai sudut pandang yang obyektif dalam kedudukannya yang
obyektif pula.
Namun demikian sekalipun sudut pandang masing-masing berbeda, tetapi
semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari kebenaran
materiel.
2. Bahwa menurut Prof Van Bemmelen telah mendidik kita yaitu :
sebelum duduk dibelakang meja hijau (yaitu sebagai Penuntut atau
sebagai hakim), kita harus tidak punya prasangka buruk kepada Terdakwa
sebab, jika kita sudah punya prasangka buruk lebih dulu kepada
Terdakwa, maka apa yang dikatakan oleh Terdakwa tidak bakal kita
terima, tetapi apa yang dikatakan oleh saksi walaupun dengan penuh
Kebohongan, akan kita terima. Dan kami melihat Jaksa dan Majelis Hakim
telah malaksanakan ajaran Van Bemmelen dengan konsisten.
Itulah penjabaran dari asas Praduga tak bersalah dari Van Bemmelen dan
di anut juga oleh Hukum Pidana Kita.
2
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
3
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
4
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
5
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
6
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
7
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
8
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
mobil tersebut adalah Iwan. Kemudian sekitar pukul 12.30 WIB, SAKSI
Sunarya juga melihat ada mobil Toyota Fortuner berwarna hitam
dengan plat nomor BM 2341 AA memasuki rumah makan, belakangan
SAKSI Sunarya ketahui bahwa mobil tersebut dikendarai oleh Eko
Sudjatmiko.
SAKSI Sunarya tidak menaruh kecurigaan dengan mobil Toyota Kijang
Innova warna hitam, dengan plat nomor merah dengan nomor polisi
BM 1327 F yang memasuki rumah makan, namun demikian
pengendara kendaraan tersebut tidak turun dari mobil, , karena pada
waktu tersebut memang RM. Sindang Telolet dalam keadaan ramai
karena bertepatan dengan jam makan siang. SAKSI Sunarya berpikir
bahwa kendaraan tersebut dibawa oleh supir dan hanya akan
menjemput salah satu tamu/konsumen yang sedang makan di Rumah
Makan, sehingga wajar bila supirnya diam di kendaraan dan tidak
turun. Keadaan lain yang menguatkan perkiraan SAKSI Sunarya ini
adalah, karena kendaraan tersebut adalah kendaraan plat merah milik
pemerintah, dan pada saat itu di dalam rumah makan memang ramai
oleh pegawai negeri yang memakai seragam dinas.
SAKSI Sunarya melihat mobil Toyota Fortuner berwarna hitam dengan
plat nomor BM 2341 AA yang memasuki rumah makan, pengendara
mobil tersebut turun dari mobil dengan membawa tas koper dan
langsung memasuki rumah makan. Di dalam rumah makan dia duduk
sendiri di meja untuk 4 orang, dan sempat memesan makanan kepada
pelayan. Tidak lama setelah memesan makanan, pengendara mobil
tersebut (Eko Sudjatmiko), kemudian keluar kembali dan mendekat ke
mobil Toyota Kijang Innova warna hitam, dengan plat nomor merah
dengan nomor polisi BM 1327 F sembari membawa tas yang
dibawanya.
SAKSI Sunarya sempat menanyakan kepada sdr. Eko Sudjatmiko
mengapa keluar kembali, dan beliau sempat menjawab bahwa ada
barangnya yang ketinggalan di dalam mobil. Namun anehnya dia
mendekat bukan ke mobilnya yang sebelumnya dia kendarai, tapi ke
9
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
10
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
2. KETERANGAN TERDAKWA
Bahwa TERDAKWA Eko Sudjatmiko mengenal sdr TONI WIJAYA sejak
tahun 2010, pada saat itu posisi TERDAKWA adalah Kepala Bagian
Pemasaran di PT. Citra Abadi, dan sdr TONI WIJAYA adalah Wakil
Direktur Bidang Aset Perusahaan di perusahaan yang sama, pada saat
itu TERDAKWA mengenal dari hubungan kerja sebagai rekan kerja
dan karena beliau sebagai salah satu petinggi perusahaan yang
menjadi atasan TERDAKWA, walaupun bukan atasan langsung.
Hubungan kami hanya sebatas hubungan profesional dalam
pekerjaan, dan hubungan kami semakin meningkat ketika RUPS
menunjuk sdr. Toni Wijaya sebagai Direktur Utama PT. Citra Abadi dan
TERDAKWA sebagai Wakil Direktur PT. Citra Abadi pada tahun 2014.
Semenjak itu hubungan kami meningkat menjadi mitra kerja dalam
membangun perusahaan, dan tidak pernah berhubungan lain selain
urusan profesional pekerjaan.
Bahwa TERDAKWA Eko Sudjatmiko sebelumnya sama sekali tidak
mengenal sdr ADE ANDALAS maupun IWAN. Dan baru mengenal sdr
ADE ANDALAS setelah sdr TONI WIJAYA menghubungkan dan
mengarahkan TERDAKWA untuk menghadap yang bersangkutan
untuk mengurus masalah tunggakan pajak perusahaan. Sedangkan
terhadap IWAN, TERDAKWA mengenal setelah diarahkan dan
dikenalkan oleh sdr ADE ANDALAS untuk melakukan serah terima
11
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
12
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
13
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
14
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
15
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
16
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
17
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
Dari sedemikan banyak fakta persidangan yang telah kami susun, urai,
dan paparkan dalam pledoi ini, maka kami, Tim Penasehat Hukum dari
terdakwa EKO SUDJATMIKO berkesimpulan:
Primer
18
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
Subsider
Demikianlah pledoi ini kami sampai dengan niat baik untuk mencari
keadilan yang berketuhanan; semoga niat baik kami mendapat perhatian
yang layak dari Majelis Hakim yang terhormat. Terimakasih.
Atas perhatian dari Majelis Hakim dan sdr. Jaksa Penuntut Umum,
maka kami MOHAMMAD SETYA WARDHANA, SH. MH, selaku
Penasehat Hukum dari terdakwa EKO SUDJATMIKO menyampaikan
ucapan terima kasih.
Jakarta, 7 Januari 2017.
19
Kelompok 1
Penanganan Perkara Pidana Kelas A
Hormat kami,
Kuasa/Penasehat Hukum
Mohammad Setya Wardhana, S.H. M.H.
20