Anda di halaman 1dari 6

p~ ~ N~ H~ N~ ~ ~ XKt2.

15~1410-f6g6

KARAKTERISASI KRIST ALINIT AS BAHAN KRIST ALIN


DENGAN DIFRAKSI SINAR-X

Sugondo clanMuchlis Badruzzaman s~


P2TBDU- BATAN; Kawasan Puspiptek. Serpong-Tangerang

ABSTRAK
KARAKTERISASI KRISTALINITAS BAHAN KRISTALIN DILAKUKAN DENGAN DIFRAKSI SINAR.X. Sampel yang digunakan
adalah pasir silikon dan slag tembaga. Pasir silikon digunakansebagai bahan ampelasdan slag t'3mbaga diusulkan sebagai penggantipasir
silikon. Analisis unsur menunjukkankandunganlogam yang dinyatakansebagaioksida SiO2 23"10,AI203 2,27"10, dan Fe203 63"10.Sedangkan
dari analisis kristal secara kwalitatifdiperoleh SiO2+ FeO + CU20di dalam pasir silikon dan SiO2di dalam slag-tembaga.Hasil karakterisasi
kristalinitasdiperolehbahwa derajatkristalinitassebesar4,68"10
dimilikioleh slag tembaga,sedangkanpasir silikon derajattersebutsebesarhampir
100 "10. Kristalinitasdihitung dengan perbandinganintensitas difraktogramkrista! terhadap intensitastotal difraktogrampacta sudut Bragg 26
antara20 sampai38. Dari derajatkristalinitastersebutbisa didugabahwaslag tembagajauhlebih Iunakjika dibandingdenganpasirsilikon.

ABSTRACT
THE CRYSTALLINITYCHARACTERIZATIONOF CRYSTALLINEMATERIALSWAS CONDUCTEDBY AN X-RAY DIFFRACTION.
The analized samples were silicone sand and copperslag. The silicone sand is used as an abr,lsive and the copper slag was supposedto
replacethe siliconesand. Basedon the chemicalanalizes,the copperslag was composed by the oxides of SiO223%, AI2032.27%, and Fe203
63%. Meanwhile,from the crystal analyzes it was composedqualytativelyby just only Sia2 in the oopperslag. The results of the crystallinity
characterizationwas found thatthe degree of the crystallinitywere 4.68%for copperslag andthe siliC()nesand almost100%. The crystallinitywas
computedby the ratio of the crystal intensityto the total intensity of a diffractogramat Bragg anglerange in between200 and 38. Based on the
degree of the crystallinity,it was predictedthat the copperslag was far softerthan the siliconesand

PENDAHULUAN

Kristalinitas adalah banyaknya kandungan Kristalinitas bisa ditingkatkan dengan proses ani ling, hal
kristal di dalam suatu bahan kristalin. Contoh bahan ini telah dibuktikan pada film tembaga-indium [4].
tersebut adalah polimer, seramik, dan batuan. sifat fisis, Mengingat fakta di atas perlu karakterisasi
elektris, daD mekanis bahan kristalin berkorelasi dengan bahan kristalin yang kemungkinan mengandung rasa
kristalinitas. Seperti pacta kain berumur 133 tahun amorf.
terendam dalam laut mempunyai kristalinitas lebih Kristalinitas bisa ditentukan dengan berbagai
rendah jika dibanding dengan kain barn yang direndam metoda antara lain: (I). Difraksi sinar-x (XRD)
dalam air laut selama tiga bulan [3]. Holtou, J. et. al., berdasarkan pola spektrum difraksi kristal daD amorf.
1994 menyatakan adanya korelasi antara komposisi (2). Densitas yaitu perbedaandensitas eksperimental daD
polimer, titik leleh, dan tekanan luluh dengan densitas teoritis yang kemudian dibandingkan dengan
kristalinitas untuk bahan vinilidien fluorida (VOF) standard. (3). Panas diferensial (DSC) yaitu
polimer[5]. Korelasi kristalinitas dengan sifat luluh juga membandingkan panas peleburan sampel dengan standar.
telah dipelajari oleh Seguela, R., 1994 [9]. Oi samping (4). Resonansi magnetik inti (NMR), yaitu
itu juga berkorelasi dengan laju ulur dan suhu proses membandingkan resonansi sampel dengan standar. (5).
cetak-tekan kopolimer polietilen dan etilen. Perubahan Infra merah (IR), yaitu membandingkan pola spektrum
berat terhadap suhu dikemukakan oleh Alice, Ng.C., infra merah sampel denganstandard.
1994 bahwa sampel dengan kristalinitas tinggi Dari beberapa metoda tersebut yang dipilih di
mengalami perubahan berat cukup berarati dengan suhu sini adalah difraksi sinar-x sebab mempuyai beberapa
pacta bahan nilon [1]. Pengkerutan sol-gel titania keuntungan antara lain: (1). Pola difraksi berdasarkan
berhenti pacta tingkat kristalinitas tel'tentu [8]. kisi kristal sehingga hasilnya lebih akurat. (2). Preparasi
cuplikan sederhana. (3). Pengukuran lebih cepat, jika

~, 2SA~ 1111 73

~
~~ ~~~~T~~~-X
~ .l;r H~ ~
pengukuran rutin bisa dalam orde menit. (4). Bisa
ditentukan tanpa stadar.
Atom dalam bahan amorf tidak tersusun secara
teratur seperti dalam bahan kristalin. Ketidakteraturan
sistem atom tersebut menyebabkan difraktogram Iebar
(halo) pada sudut Bragg kecil yaitu antara 5 sampai
dengan 40. Sebaliknya bahan kristalin mempunyai
puncak difraktogram pada sudut Bragg tertentu.
Kristalinitas didetinisikan sebagai fraksi berat
kristalin dalalm suatu bahan. Semakin teratur susunan Kristalinitas = (fraksi luas kristalin)/(fraksi luas
atom dalam bahan, semakin tinggi tingkat kristalin + luas fraksi
kristalinitasnya. Panjang dan sudut ikatan suatu bahan
menghasilkan distribusi densitas yang sebanding dengan 3. Berdasarkan Gambar-l.c., dengan metoda
posisi dan intensitas difraktogram. Dengan demikian pengurangan hamburan cacah latar trapesium,
jumlah integral puncak dan halo adalah konstan. perhitungankristalinitassebagaiberikut:
Selanjutnya kristalinitas dapat dihitung dari
perbandingan luas puncak terhadap luas kristal (halo + PersenKristalinitas ='IOO{IJ(Ic+KI.)}.
puncak).
Oari kriteria tersebut di atas maka timbul Keteranl!an:
beberapa metoda perhitungan kristalinitas. Kelebihan Ic = intensitasdifraksi kristal
dan kekurangan masing-masing metoda tidak diuraikan I. = intensitasharnburanamort
di sini. Pemilihan metoda tergantung dari difraktogram K = konstantadianggapsatu
yang diperoleh dari percobaan dan prasarana yang
mungkin bisa dilakukan. Sebagian metoda perhitungan
tersebut dirangkum oleh (Kaelb1e,E.F., 1967). :;-30
~
~20
Metoda perhitungan derajat kristalinitas ~

denganpola difraksi sinar-x iG: 10


: Backgraundscattering .
I. Berdasarkan Gambar-l.a., dari difraktogram bisa
.,
,.. ..
8 12 " 2:; ~ 28 32 36
dihitung kristalinitas dengan formula perhitungan
X-ray diffraction angle (20)
sebagaiberikut:
Gambar-1c: Contoh difraktogram untuk perhitungan
(W. /WI:) = K {I. /(1100
+1200)} kristalinitas dari bahan polietilen tereftalat

Keterangan: 4. Berdasarkan Gambar-l.d., dengan


W. = fraksi beratamorf Wb= fraksi beratkrista! perbandingan tinggi puncak maka kristalinitas
I. = intensitasamorf Ihkl= intensitaskristal sebagaiberikut:
K =Konstanta(I/Ic) padaJCPDSataudianggapsarna
dengansatu Kristalinitas = I -Tinggi puncak kristal
dibagi tinggi puncak total
2. BerdasarkanGambar-l.b., hamburanamort melebar
di bawah puncak kristal, dengan perhitungan sebagai
berikut:
I

.~ .~
~ ~
..
OJ

~ :s

14. I' 18. ZO' 22. 24. 26. 28' ]0'


OififactlM o-.lt 1281
Gambar-1a: Contoh difraktogram untuk perhitungan Gambar-1d: Contoh difrakto~vam untuk perhitungan
kristalinitas dari bahan polipropilen kristalinitas dari bahan rayon

74 ~I 2SA~ 1111
~ ~ K..t ~ ~ T~ ~ ~-X
~ k.. H~ g..~.

S2 ds = faktor volume: yang ditentukan oleh 2 sin 8/A, A


5. Berdasarkan Gambar-l.e., dengan standar amorf dan adalah panjang gelomtlang dalam A 0
kristal maka cuplikan bisa dibandingkan dengan
formula sebagai berikut: TATA KERJA
1. Preparasi Cuplikan
Kristalinitas = (Iu -I.) / (Ie -I.)
Sampel diterima berupa granular berukuran < 2
rom. Sebagian granular dihaluskan dengan "Mirko
Keterangan Mill". Serbuk yamg diperoleh diayak sampai melewati
Iu adalah intensitas sarnpel ayakan 325 mesh (45 ~m). Preparasi serbuk ini sesuai
Iaadalah intensitas amorf dengan ASTM 0934.80. Selanjutnya serbuk dicetak
Ic adalah intensitas kristal

.
tekan pada tempat cuplikan difraktometer.

2. Instrumen
Amorphoul I.-I. Instrumen yang digunakan adalah
.tan.ard
.\
1;::.
~ Difraktometer sinar-x Schimatzu dengan generator
berkapasitas 1300 W untuk mensuplai power tabung
.. ",1Iir ~)
sinar-x bertarget tembaga. Sinar-x yang dihasilkan
t,'j ~
~ .."
1 """~
\'~
f" -f. dilewatkan filter melalui slit 1 selanjutnya sinar
i;,
,. terdifraksi dilewatkan :;Iit 0.2. Pulsa yang diperoleh di
".- Unknown proses dalam suatu analisator dan akhimya menghasilkan
;';:;"CryJtalline difraktogram berabsis sudut Bragg (28) dan berordinat
.tandard
intersitas (I). Interval sudut Bragg difraktogram antara
X-ray diffraction ang~ (20) 5 sampai dengan 70
Gambar -1 e: Contoh difraktogram untuk perhitungan
kristalinitas dari bahan pofietilen tereftalat
3. Scanning Cuplikan
Cuplikan diskaning pada interval sudut Bragg
Metoda tersebutmasihrelevansampaisekarang (20) antara 5 (d = 17,673 A O)sampai dengan 20 90 ( d
= 1,0902 A O) dengan laju skaning = 0.2 o/detik. Sinar-x
walaupun mengalami perubahan dalam hat
komputerisasi. Seperti yang ditunjukkan oleh dari target Cu berpanjang gelombang (A.)= 1.5405 AO.
Andrew,M.W., 1986denganformulasi[8] :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kristalinitas = (Itensitas total Intensitas Pasir silikon
amort)/Intensitas total Difraktogram pasir silikon mempunyai 13
i
puncak, Gambar-2 dan Tabel-l, pada interval 28 antara
Sedangkan James,M.R., 1986 menghitung 10 sampai dengan 70. Tiga puncak berintersitas
,
denganfonnula [6] : dominan pada 28 = 26.464 ( d = 3.3651 AO); 28 =
!
50.008 ( d = 1.8223 AO); dan 28 = 20,693 ( d = 4.2886
Kristalinitas = Intensitas kristal/Intensitas total A O). Dari difraktogram SiO2 standar JSPDS ketiga
puncak tersebut terletak pada 28 = 20.836 ( d = 4.2535
Jika dinyatakan dengan formula matematis adalah AO); 28 = 26.646 (d = 3.3422 AO); dan 28 = 50.170 (d
sebagaiberikut: = 1.8177 A O). Perbedaan posisi sudut Bragg
oX)
difraktogram standar dengan sampel dari ketiga puncak
f S2 I cRds tersebut secara berurutan sebagai berikut 0,182
XCR
-0
-oX)
(0.683%); 0.162 (0.323%); 0.143 (0.686%).
Perbedaan tersebut terlihat pada himpitan
fS2/ds puncak difraktogram sampel dengan standar pada
0
Gambar-2.b. Walaupun demikian fakta tersebut sudah
bisa digunakan untuk memutuskan bahwa di dalam pasir
silikon terdapat mayoritas kristal SiO2 ( d -kwarsa).
Keterangan Jika dibandingkan dengan puncak difraktogram
XCR= fraksi berat kristalinitas
FeO yang mempunyai t~a posisi puncak utama pada 28=
ICR = intensitas koheren kristalin
f = faktor hamburan 41,9916 (d=2, 15 A O); 28= 40,4630 (d=2,49 A O) dan
0 = konstanta disorder Ruland 28= 66,2846 (d= 1,52 A O) bisa dikatakan berhimpitan
dengan puncak difraktogram pada 2(;)= 42,314

~, 2S"
A~ 1111 75

IDd."
~
~~ ~~~~T~~~-X
~ ; H~ g..,l.~.
(d=2,4668 AO); 28 = 42,314 (d=2,1341 AO); dan 28 =
59,779 (d=I,5457 AO) dengan demikian maka sampel
mengandung kristal CU20.

SIal! tembal!a
Tabel 2: Data analisis spektrum difraksi sinar-
x slag tembaga dengan target Cu. Gambar-3: (a)
Spektrum difraksi sinar-x slag-tembaga dengan target
Cu. (b). Himpitan puncak spektrum Cu-slag dengan
standar SiO2 dan Fe304. (c). Puncak spektrum standar
SiO2. (d). Puncak spektrum standar Fe304 (JCPDS 19-
629).

,'oJ..., I I , ! !"I,I-

(a)
Unknown
Profile
~~4~ ~
..1 1 1 ..'.I I..I: J..

Unkonown
Gambar-2: (a) Difraktogram difraksi sinar-x pasir silikon ~
~
peaklines
dengan target Cu. (b). Hompitan puncak difraktogram .~
pasir silikon dengan puncak difraktogram c~
standar SiO2. (c) Puncak difraktogram
standar JCPDS SiO2
,
~
... .lIi
(b)

Standard
peaklines
Tabel1 Data analisis spektrum difraksi sinar-x Si-Sand I' ',"I.""r'.""'" ..:. ".I:... '.'J ." '.J"""",!
denQan tarq~ Cu. 'I If If ..111"~
L"""":""i'.'\'."."""'."'.~ IJ -..J. (c)
I , S,02 peaks

1: A ..77
[_11J_11.1-
5 .0490

(d)
FeJO.peaks
2: A -38
Diffr4lctionaJI!:1e
(29) 19-829

Gambar-3: (a). Spektrum difraksi sinar-x Cu-slag


Jika dibandingkan dengan puncak standar CU20 dengan target Cu. (b) Himpitan puncak spektrum Cu-slag
(cuprite) yang mempunyai tiga puncak utama pada 28 = dengan puncak spektrum standar SiO2 dan Fe304 (c).
40,7906 (d=2,47 AO); 28= 47,0806 (d=2,14 AO); dan Puncak difraktogram standar SiO2 dan Fe304.
28= 66,7236 (d= 1,51A O) puncak tersebut berhimpitan
dengan puncak difraktogram pada 28 = 36,389
76 ~I 2SA~ 1111
~ ~ g..t ~ ~ T~ ~ ~-X
~.l H~~~.
Tabel2. Data analisis spektrum difraksi difraksi sinar-x
Cu-slaa denaan t~raet Cu. Senyawa Kandungan Metoda
%
Peak 2e d 1/1, SiO2
Nn deg Ao Al203 ~ AAS
Fe203 ~ Titrimetri
43.62 n.07 ~ 48 TiO2 ~ Spektrofotometri
2 42.47 2.51
.13 I 45 CaD ~ ~~ AAS
3
4
5
6
7
35.90
~
34.01
~
~
rr83
~
2.50

2.71
~
,
49

38

67
69

87
K20
Na20
MnO2
Cr203
Cu
~
~
~~~
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
I

32.49 2.76 67 Cd ~ AAS


8 Si
31.32 77 ~- AAS
9
31.31 ~
~~

~M
Ni ~ AAS .I
10 ~I 2.99 Zn O,QL AAS
II
12 29J"j 3.04 64 Perhitun~an persenkristalinitas
13 27.93 ~ 64

14 27.08 ~ 58 Si-Sand
~! 78 Dari Gambar 2.a. terlihat bahwa difraktogram
15
16 -w:ss- ~ 4.25 50 Si-sand tidak terdapat halo (puncak lebar) pada sudut
rendah dan juga sudah diterangkan pada paragraf
sebelumnya bahwa halo terbentuk dari senyawa amorf.
Halo difraktogram slag tembaga terletak pada
Dengan demikian bahwa Si-sand hampir tidak
interval 28 antara 20 sampai dengan 38. Keluaran
mengandungsenyawa amorf, sedangkan kandungan
analisis komputer memberikan puncak difraktogram kristal dinyatakan dengan istilah kristalinitas yaitu
sebanyak 16 puncak. Tetapi puncak no 6 sampai dengan
perbandingan antara fraksi berat kristal dengan fraksi
no 14 tidak mempunyai lebar puncak setengah berat amorf. Dengan demikian maka kristalinitas Si-
maksimum (FWHM), seperti terlihat pada Tabel 2
sand bisa dikatakan 100%.
Puncak-puncak tersebut berada di daerah halo yang
merupakan puncak subkristalit. Pada daerah halo juga
terjadi hamburan dari rasa amorf. Dengan demikian Slag Tembaga
Kristalinitas dihitung dari perbandingan luas
pelebaran puncak pada halo merupakan sumbangan dari puncak kristal terhadap luas puncak total ( Kristal +
subkristalit dan rasa amorf. amorph). Luas tersebut dihitung dengan pendekatan luas
Puncak difraktogram SiO2 standar dihimpitkan segitiga. Pendekatan ini memang menimbulkan koreksi
dengan difraktogram sampel. Hasil himpitan terlihat yang besar tetapi pendekatan ini sederhana clan mudah
pada Gambar-3.b. Beberapa puncak sampel berhimpitan dimengerti. Perlu diketahui bahwa perhitungan tersebut
dengan puncak standar. Ketiga puncak utama standar
sifatnya relatifbukan absolut.
SiO2 yaitu pada puncak 28 20,838 (d=4,2535 A O); .Puncak kristal yaitu puncak pada sudut 20.847;
28=26,646 (d=3,3422 AO) dan 28=50,170 (d=I,8177
26,618; 33,004.
A O) berhimpitan dengan puncak sampel pada 28=20,693 .Hamburan amorph mulai dari sudut 20 sampai
(d=4,2886 AO); 28= 26,464 (d= 3,3651 AO); dan
dengan38
28=50,008 (d= 1,8223 AO). Dari fakta tersebut dapat .Metoda perhitungan mengikuti perbandingan luas
diambil kesimpulan bahwa dalam slag tembaga terdapat puncak kristal terhadap luas puncak total (kristal +
kristal SiO2. amorph) yaitu metoda III.
Puncak difraktogram sampel juga dibandingkan .Perhitungan luas denganpendekatan segitiga.
dengan puncak standar Fe304. Ketiga puncak utama
.Keterangan: indek "I"; "2"; "3" adalah puncak
difraktogram tidak berhimpitan dengan puncak pertama, kedua dan ketiga sedangkan indek "a"
difraktogram sampel. Maka dari fakta ini bahwa sampel
adalah pengganti amorph. "t" adalah tinggi segitiga,
tidak mengandung kristal Fe304. "L" ialah alas segitiga, clan "A" adalah luas segitiga
Dari analisis kimia diperoleh unsur yang
atau luas puncak.
dinyatakan sebagian dalam oksida yang mayoritas
mengandung senyawa sebagai berikut: SiO2 23%, AI2O3
1. Luas Hamburan
2,27%, dan Fe20363% (Tabel 3) ta = 20 dan La = 115 maka Aa = 57.5 X 20 = 1150

Tabel3: Data analisis kimia slag-tembaga


~, 2SA~ 1111

~
-Gravimetrl
~~ ~~~T~~~-X
~~H~~~.

2. Luas puncak-1 ray Diffraction, Advances in X-ray Analysis, Vol


tl = 14 dan Ll =4 makaAI =2 x 14 =28 29, Plenum Press,New York, 1986, hal 281-290.
{3]. Foreman,D. W. daD Jones,K.A., X-ray
3. Luas puncak-2 Diffractometric Measurement of Microcystallite
t2= = 12 dan L2 = 3 maka A2 = .Sx 12= 18 Size, Unit Cell Dimensions, and Crystallinity:
Application to Celluloic Marine Textiles, Textile
4. Luas puncak-3 ResearchJournal V63, 8 Agustus 1993, hal 455-
t3 = 7 dan L3 = 3 maka A3 = 1.5 x 7 = 10.5 464.
[4]. Guillen,C. daD Herrero,J., Journal of
Totalluas puncakkristal = 56.5 Electrochemical Soc., Vol 141, I January 1994,
Totalluas puncakkristal danamorph= 1206.5 hal225 -230.
[5]. Holtou, J., Bolmer,M. daD Schlinguer, B.,
Jadi % kristalinitas slag tembaga = 56.5/1206.5= Estimating Pipe Burst Properties of VDF Based
4.68% resins, Proceedings of the 52nd Annual Technical
Conference ANTEC 1994 Part3, Soc. of Plastics
Dari perhitungan diperoleh persentasi Engineers, Brookfield, CT, USA, haI3377-3381.
kristalinitas slag tembaga sebesar4.68%. Sehingga James,M.R. dan Anderson, D.P., Detennination
dapat dikatakanbahwa Cu-slag bukan senyawakristal of Crystallinity in Graphite Fiber-Reinforced
melainkansenyawaamorph. Thennoplastic Composites, Advances in X-ray
Analysis, Vol. 29, Plenum Press, New York,
KESIMPULAN 1986, haI291-303.
I. Si-sandtersusunmayoritasdari SiO2 dan penyusun [7J. Kaelble,E.F., Hanbook of X-ray, Mc Graw Hill,
minoritas adalah FeO dan CuzO kristal degan New York, 1967, ha121.5 -21.10.
kristalinitashampir100%. [8] Keddie, J.L., Braun,P. V., daD Giannlis, E.P.,
2. Cu-slaghanyamengandungsedikit kristal SiO2 dan Interrelationship Between Densification,
kemungkinanada kristal Fe304 dengankristalinitas Crystallization, and Chemical Evolution in Sol-
sebesar4.68%. Gel Titania Thin Film, Journal of the American
Ceramic Soc., Vol. 77, 6 June 1994, hal 1592-
1596.
DAFTARPUSTAKA [9] Seguela,R. daD Dorras, 0., "Phenomenological
Aspects of the Double Yield of Polyethylene and
Alice,Ng.C.W., Bellinger,M.A., dan Related Copolymers Under Tensile Loading",
[1].
Machknight,W.J., Macromolecules,Vol 27 (23), Journal of Materials Science, Vol.29 (20), 15 Oct.
7 Nov. 1994,haI6942-6947. 1994, hal 5342-5352.
Andrew, M.W. et. al., ComputerCapability for
the Determinationof PolymerCrystallinity by X-

78 ~, 2SA~ 1'i'i'i

Ke Daftar Isi

[6].
[2].

Anda mungkin juga menyukai