,MM
Pengantar Bisnis
Di dalam suatu perusahaan baik itu bergerak di bidang jasa maupun manufaktur, selalu
terdapat banyak kemungkinan, salah satu diantaranya adalah kondisi dimana suatu
peruasahaan tidak mendapat keuntungan dan tidak mengalami kerugian, yang kita kenal
dengan sebutan BEP atau Break Even Point. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan
break even point bila mana penghasilannya (revenue) yang diterima sama dengan ongkosnya
dan juga adanya keseimbagan dalam grafik break even dimana terdapat titik potong antara
garis hasil penjualan dan jumlah biaya-biaya.
Keterangan :
Biaya Tetap(FC) adalah biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak
sedang berproduksi seperti biaya gaji karyawan, biaya penyusutan peratalan usaha,
biaya asuransi. Dll.
Biaya Variable (VC) adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah produksi. Misalnya bahan baku, bahan bakar, biaya listrik dll.
Harga per unit adalah harga jual barang atau jasa yang dihasilkan.
Biaya Variable per unit adalah total biaya variable dibagi dengan jumlah unit yang di
produksi atau dengan kata lain biaya rata-rata per unit.
Margin Kontribusi per unit adalah selisih harga jual per unit dengan biaya variable per
unit.
Wi: presentasi dari total penjualan (Rp) tiap produk, disebut bobot kontribusi margin.
Contoh Kasus BEP
1. Contoh 1
Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000,-
Variable cost Rp.10.000 / unit
Harga jual Rp. 20.000 / unit
BEP = Rp.500.000
20.000 10.000
= 50 unit
Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even
point. Pada pejualan unit ke 51, maka took itu mulai memperoleh keuntungan.
Contoh BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar
terjadi BEP :
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang
harus diterima agar terjadi BEP adalah
Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam unit maupun
dalam rupiah :
BEP unit adalah
= Rp.140juta / Rp.20,000
= 7,000 unit
Rp.95.000 Rp.75.000
Rp. 20.000
= Rp 665.000.000
Untuk dapat beroperasi dalam kondisi BEP yaitu laba nol, perusahaan Usaha Maju
harus dapat menghasilkan produk sebanyak 7,000 unit dengan harga Rp.95,000 unit,
maka jumlah penjualannya akan menjadi Rp.665.000.000
Aplikasi BEP untuk penghitungan target laba.
Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati tingkat BEP, maka anda sebagai
manager atau pemilik Usaha Maju Terus akan dapat menghitung berapa minimal
penjualan untuk mendapatkan laba yang anda targetkan, yaitu dengan cara
menambahkan laba yang ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda miliki.
CONTOH :
Misalkan target laba anda sebulan adalah Rp.75 juta, maka minimal penjualan yang
anda harus capai adalah sebagai berikut :
BEP Laba = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga per unit Biaya Variable/ unit)
= Rp.215juta / Rp.20,000
= 10,750 unit
Mari kita buktikan perhitungan tersebut diatas, apakah benar dengan menjual
sebanyak 10,750 unit Usaha Maju Terus akan mendapatkan laba sebesar
Rp.75,000,000.
A Penjualan Rp.1.021.250.000
B Dikurangi:
TERBUKTI
2. Contoh BEP untuk produk ganda.
Sebuah restoran mempunyai fixed cost sebesar RP. 10.000.000/ bulan. Restoran ini
menghidangkan empat jenis produk makanan dan minuman yakni A, B, C, D yang
data harga jual, biaya per unit serta perkiraan unit yang terjual adalah sbb: