Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LANDASAN TEORI

DEFINISI
Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, yang masing- masing terdiri dari 13
minggu atau 3 bulan menurut perhitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari
ketentuan yang menpertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280
hari, 40 minggu, 10 bulan, atau 9 bulan sejak pertama haid terakhir (HPHT). Pada
kenyataannnya kehamilan tidak berlangsung selama itu. Pembuahan terjadi ketika ovulasi,
kurang lebih 14 hari setelah haid terakhir (siklus 28hari). Hal ini membuat kehamilan
berlangsung selama kurang lebih 266 hari atau 38 minggu, dengan penambahan 14hari, maka
lama kehamilan menjadi 280 hari, bila dihitung dari haid terakhir. Pada praktiknya, trimester
pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12
minggu), trimester kedua pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu), dan trimester ketiga
pada minggu ke-28 hingga minggu ke-40 (13 minggu). (Varney, 2004).
Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan
terjadinya kehamilan. Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat
dihari wanita ovulasi karena sperma dapat hidup sampai 3 hari didalam vagina, sedangkan
ovum hanya bertahan 12- 24 jam setelah ovulasi. (sulystiawati Ari, 2011)
Fertilisasi
Merupakan pertemuan antara sperma dan ovum, terjadi penyatuan dan terjadi perubahan fisik
dan kimiawi ovum-sperma hingga terjadi buah kehamilan. Dalam beberapa jam setelah
fertilisasi mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Kemudian pembelahan ini akan terus
berlangsung dan akhirnya dalam waktu 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama
besarnya yang disebut morulla. Morulla berubah menjadi blastula dan berada didalam kavum
uteri. (sulystiawati Ari, 2011)
Implantasi (nidasi)
Implantasi adalah masuknya atau tertanamnya blastula kedalam endometrium. Umumnya
nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang (korpus) dekat fundus uteri. Ketika blastula
mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada pada fase sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah kehamilan. (sulystiawati Ari, 2011)

Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio
kedalam endometrium, biasanya berlangsung sampai 12- 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam
2 minggu pertama, trfblas invasif telah melakukan penetrasi kedalam pembuluh darah
endometrium. Terbentuklah sinus intertrfblastik yaitu ruangan yang berisi darah metrnal dari
pembuluh- pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga
timbul ruangan- ruangan interviler dimana vili korialis seolah- olah terapung diantara
ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. ( prawirohardjo, 2010)

PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL


1. Uterus
Uterus bertambah besar dari 30 gr menjadi 1000 gr. Dengan ukuran panjang 32 cm,
lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm. Pembesaran ini disebabkan oleh
hypertrofi dari otot- otot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel- sel
otot- otot yang baru. Dalam bulan- bula pertama pertumbuhan uterus disebut
pertumbuhan aktif karena dinding rahim menjadi tebal akibat pengaruh hormon
estrogen. Karena telur lebih cepat tumbuhnya dari rahim, sekitar bulan ke empat
disedua kapsularis menempel pada desidua vera dan rngga rahim tak ada lagi.
Pertumbuhan uterus kini akibat regangan oleh isinya sehingga disebut pertumbuhan
pasif. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh didaerah implantasi
dari ovum dan didaerah insersi plasenta (tanda piskacek). (obstetri fisiologi UNPAD,
1983)
2. Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih ada korpus luteum graviditas sampai terbentuknya
plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
(sulystiawati Ari, 2011)
3. Vagina dan vulva
Terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan vulva akibat pengaruh estrogen. Sehingga
pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, atau dikenal dengan tanda
chadwick. (sulystiawati Ari, 2011)
4. Payudara
Payudara membesar disebabkan hypertrofi dari alveoli dan sering menyebabkan
hypersensitifitas pada payudara. Dibawah kulit payudara sering nampak gambaran-
gambaran dari vena yang meluas. Puting susu biasanya membesar dan lebih tua
warnanya dan kadang mengeluarkan kolostrum. (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
5. Kulit
pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam,
dan akadang- kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha yang sering
disebut dengan striae gravidarum. Pada garis tengah perut (linea alba) akan menjadi
hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang- kadang muncul dileher atau wajah
yang disebut dengan cloasma gravidarum. ( prawirohardjo, 2010)
6. Sitem urinaria
Dalam keadaan normal, aktifitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun
ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat ketika terjadi kehamilan, karena itu
wanita hamil merasa ingin berkemih ketika mencoba tidur atau berbaring.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita
hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang
membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya
akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. (sulystiawati Ari, 2011)
7. Sistem gastrointestinal
Estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadii
rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis. Saliva menjadi lebih asam tetapi jumlahnya
tidak meningkat.( Varney, 2007:501).
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan anus bagian bawah,
sehingga terjadi sembelit atau konstipasi dan diperburuk dengan lambatnya gerakan
usus akibat pengaruh progesteron. (sulystiawati Ari, 2011)
8. Pertukaran zat
Wanita yang hamil bertambah berat. Dalam triwulan pertama penambahan berat
badan 1 kg, triwulan kedua penambahan berat badan 5 kg, pada triwulan ketiga
penambahan berat badan 5,5 kg.
Penambahan berat ini disebabkan:
1) Berat janin 3 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1kg
2) Baret rahin dari 30 gr menjadi 1 kg
3) Penimbunan lemak seperti pada buah dada, pantat, dll 1,5 kg
4) Penimbunan zat putih telur 2 kg
5) Retensi air 1,5 kg (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)

KETIDAKNYAMANAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL


1. Mengidam
Trimester 1. Cara mengatasi tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi
kebutuhannya. Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup
gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut kultur.
2. Mual dan muntah
Trimester 1. Cara mengatasi hindari bau atau faktor penyebabnya. Makan biskuit
kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari. Makan
sedikit tapi sering. Bangun dari tidur secara perlahan
3. Kelelahan/ fatigue
Trimester 1. Dorong ibu untuk lebih sering istirahat, dan hindari istirahat berlebihan
4. Sering buang air kecil.
Trimester 1 dan 3. Jelaskan penyebab terjadi. Segera berkemih saat ada dorongan.
Jangan mengurangi minum kecuali dimalam hari. Batasi minum kopi, teh, soda.
Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu
miring kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.
5. Keringat bertambah
Secara perlahan terus meningkat sampai akhir kehamilan. Pakai pakaian yang tipis.
Tingkatkan asupan cairan. Mandi secra teratur
6. Berdebar- debar
Mulai akhir trimester 1. Jelaskan bahwa ini normal
7. Striae gravidarum
Tampak jelas pada bulan 6- 7. Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada
indikasinya. Gunakan pakaian yang dapat menopang payudara dan abdomen.
8. Hemorid
Timbul ditrimester II dan III. Hindari konstipasi. Makan makanan berserat dan banyak
minum. Gunakan kompres es atau hangat. Dengan perlahan masukkan kembali anus
selesai BAB.
9. Keputihan
Terjadi ditrimester I, III, dan III. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari,
memakai pakaian dalam berbahan katun dan mudah menyerap, tingkatkan daya tahan
tubuh dengan perbanyak konsumsi buah dan sayur.

10. Sembelit
Trimester 2 dan 3. Tingkatkan diet asupan cairan, minum cairan dingin atau hangat
terutama saat perut kosong, istirahat cukup, senam hamil, BAB rutin dan segera bila
aa rasa dorongan.
11. Kram pada kaki
Setelah usia kehamilan 24 minggu. Kurangi konsumsi yang mengandung fosfor tinggi
seperti susu, latihan doorsofleksi dan regangan otot pada kaki yang terkena, dan
gunakan kompres hangat.
12. Sesak napas
Trimester 2 dan 3. Jelaskan penyebab fisiologis. Ajari ibu mengatur kedalaman dan
kecepatan pernapasan, sering menarik nafas panjang.
13. Nyeri ligamentum rotundum
Trimester 2 dan 3. Jelaskan penyebab fisiologis. Mandi air hangat, gunakan bantal
untuk menopang punggung saat tidur.
14. Varises pada kaki
Trimester 2 dan 3. Tinggikan kaki saat tidur, hindari posisi kaki bersilangan, berdiri
atau duduk terlalu lama, dan hindari pakaian atau korset ketat.
(sulystiawati Ari, 2011)

TANDA BAHAYA PADA IBU HAMIL


Apabila ibu mengalami gejala yang timbul, maka ibu hamil harus segera memeriksakan diri.
Gejala utama tanda bahaya kehamilan yaitu:
1. Perdarahan dari kemaluan
2. Oedema dari muka atau jari
3. Sakit kepala yang keras
4. Penglihatan yang kabur
5. Nyeri perut
6. Muntah- muntah yang hebat
7. Demam
8. Keluarnya cairan sekonyong- konyong dari vagina (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)

NASEHAT UNTUK SEHARIHARI


1. Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15
menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat
aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga dapat
ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per
menit. Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan
(misalnya, perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
2. Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan
radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
3. Mandi dan cara berpakaian
Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak
dianjurkan karena justru dapat mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi
sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli
cairan yang dapat berbahaya. Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan,
pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
4. Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan,
harus dihentikan (abstinentia). Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda
sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah
terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan
menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang
perkiraan tanggal persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks / uterus.
Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan
pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau
abortus habitualis, kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus
jangan dilakukan.
5. Merokok / minuman keras / obat-obatan
Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas
dan menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi
janin dan menekan perkembangan susunan saraf pusat pada janin.

6. Gizi / nutrisi.
Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu
hamil, yaitu zat putih telur, zat tepung, zat lemak, garam- garam terutama garam
kapur, fosfor, besi, vitamin- vitamin dan air. Untuk pencegahan anemia defisiensi,
diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.
PENATALAKSANAAN
1. Tujuan Asuhan Antenatal
a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan yang mungkin terjadi selama
kehamilan.
d. Mempersiapkan secara dini adanya ketidak normalan yang mungkin terjadi
selama kehamilan.
e. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
2. Asuhan 10 T
Standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
3. Kunjungan antenatal
a. Kunjungan 1 (usia kehamilan 16 minggu), dilakukan untuk :
1) Penapisan dan pengobatan anemia
2) Perencanaan persalinan
3) Pengenalan komplikasi
b. Kunjungan 2 dan kunjungan 3 (32 minggu), dilakukan untuk :
1) Pengenalan komplikasi
2) Penapisan preklamsia, gemeli, infersi alat reproduksi dan saluran
perkemihan
3) Mengulang perencanaan persalinan
c. Kunjungan 4 (32 minggu sampai melahirkan)
1) Sama seperti kunjungan 2 dan 3
2) Kenali adanya kelainan letak dan presentasi
3) Mantapkan rencana persalinan
4) Kenali tanda-tanda persalinan
4. Pemeriksaan
a. Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.
b. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg.
Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih
bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).
c. Kepala: ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypertensive /
tension headache nyeri suboksipital berdenyut).
d. Mata: konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
e. Mulut, THT: ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi.
f. Paru, jantung, abdomen: inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
g. Ekstremitas: diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri
(kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka
terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan
direncanakan penatalaksanaannya.
h. Pemeriksaan Obstetrik
1) Abdomen
a) Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen
mungkin belum nyata).
b) Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan
palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan
lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak
antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan
kedua telapak tangan.
Cara leopold I: (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
1. Kaki klien dibengkokkan pada lutut dan lipat paha
2. Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien, dan melihat kearah muka klien
3. Rahim dibawa ketengah
4. Tingginya funus uteri ditentukan
5. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
Sifat kepala adalah keras, bundar, dan melenting. Bokong adalah lunak,
kurang bundar, dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Leopold II
Menentukan letak punggung bayi berada disisi kanan atau kiri dan ekstremitas
pada sisi sebaliknya.
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala
pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin
bagian keras bulat (kepala) janin.
Cara leopold II: (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
1. Kedua tangan pindah kesamping
2. Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat dipihak yang
memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian- bagian kecil, yang
biasanya terletak bertentangan dengan pihak yang memberi rintangan
yang terbesar
Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis. Kepala akan
teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat
pada letak lintang simfisis fubis akan teraba kering. Dan juga menentukan
apakah bagian terbawah janin telah masuk PAP atau belum.
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di
atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
Cara leopold III: (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
1. Dipergunakan satu tangan saja
2. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dengan jari lainnya
3. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan
Leopold IV
Menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. Tangan
pemeriksa akan Konvergen bila bertemu, bila kepala belum masuk PAP
tangan penderita akan Divergen menyebar bila kepala sudah masuk PAP.
Cara leopold IV: (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
1. Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat arah kaki klien
2. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah
3. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas
panggul, dan berapa masuknya bagian bawah kedalam panggul
4. Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah
dari kepala yang masih teraba dari luar dan:
Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun
kedalam rongga panggul
Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk kedalam
rongga panggul
Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala masuk
kedalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati
pintu atas panggul
c) Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang
ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik
pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk
memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang
ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit.
Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit.
Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress
pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan
kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin).
d) Menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ)
Berat janin yang berlebih kadang menjadi kendala bagi para bidan yg akan
menolong persalinan per vaginam. Perkiraan berat janin dapat menggunakan
rumus cara Johnson-Tossec yaitu :
Berat Janin = (tinggi fundus uteri-12) x 155 gram (jika kepala belum masuk
PAP).
Berat Janin = (tinggi fundus uteri-11) x 155 gram ( Jika kepala sudah masuk
PAP).
Menghitung taksiran berat janin (TBJ) dengan rumus diatas keakuratannya
akan meleset , karena faktor sbb:
Ketebalan didnding abdomen, ini membuat kita kesulitan dalam
menentukan lokasi fundus uteri.
Rumus ini tidak dikhususkan untuk wanita Indonesia, pola makan yg
berbeda akan menentukan besarnya janin.
2) Genetalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka /
perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum
(in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum
Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di
dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi
keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya
darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina,
ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup
horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
3) Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touch) dengan dua jari sebelah tangan dan
bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan
konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa
ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan
bagian terbawah.
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri
klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena
kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan
yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan
cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
2. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi
(korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touch) seringkali tidak
dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi.
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan
obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-
36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian
serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk
penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya,
pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak
sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
4) Pemeriksaan rektal (rektal touch) : dilakukan atas indikasi.
5. Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan
Pada pemeriksaan kehamilan tidak cukup kita membuat diagnosa kehamilan saja,
tetapi juga harus dapat menentukan: hamil atau tidak, primi atau multigravida, tuanya
kehamilan, anak hidup atau mati, anak tunggal atau kembar, letak anak, anak
intrauterine atau ekstrauterine, keadaan jalan lahir, dan keadaan umum penderita.
(obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
a. Hamil Atau Tidak
Tanda tanda kehamilan dibagi menjadi 3, yaitu tanda mungkin hamil, tanda tidak
pasti hamil, dan tanda pasti hamil
1) Tanda mungkin hamil
a) Amenore
b) Nausea
c) Pusing
d) Sering BAK
e) Obstipasi
f) Hiperpigmentasi
g) Varises
h) Payudara menegang
i) Berubahan perasaan
j) BB meningkat (sulystiawati Ari, 2011)
2) Tanda tidak pasti hamil
a) Rahim membesar
b) Tanda hegar
c) Tanda chadwick
d) Tanda piskacek
e) Braxton hicks
f) Basal metabolism rate meningkat
g) Ballotement positif
h) Tes HCG positif (sulystiawati Ari, 2011)
3) Tanda pasti hamil
a) Terdengar DJJ
b) Terasa gerak janin
c) Pada USG, terlihat kantong kehamilan, gambaran embrio
d) Pada rongent, terlihat rangka janin (>16 minggu) (sulystiawati Ari, 2011)
b. Primi Atau Multigravida
Primigravida Multigravida
Buah dada tegang Lebek menggantung
Puting susu runcing Puting susu tumpul
Perut tegang dan menonjol Lembek dan tergantung
Striae lividae Lividae dan albicans
Perineum utuh Berparut
Vulva tertutup Menganga
Vagina sempit dan teraba rugae Longgar, selaput lendir licin
Portio runcing Tumpul
(obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
c. Tuanya Kehamilan
Tuanya kehamilan dapat diduga dari:
1. Lamanya amenore
2) Dari tingginya fundus uteri
3) Dari besarnya anak misal besarnya kepala menggunakan ultrasound
4) Mulainya terasa gerakan janin
5) Mulainya terdengar djj
6) Masuk atau tidaknya kepala ke pap (obstetri fisiologi unpad, 1983)
d. Anak Hidup Atau Mati
Tanda- tanda kematian anak didalam rahim:
1. DJJ tidak terdengar lagi
2) Rahim tidak membesar dan TFU menurun
3) Palpasi menjadi kurang jelas
4) Reaksi biologis menjadi negatif setelah kematian 10 hari
5) Pada pemeriksaan rontgen terlihat tanda spalding, tulang punggung sangat
melengkung, dan adanya gelembung gas dalam janin
6) Ibu tidak merasakan gerakan janin (obstetri fisiologi UNPAD, 1983)
e. Anak Tunggal Atau Kembar
Tanda anak kembar adalah:
1. Perut lebih besar dari yang seharusnya sesuai usia kehamilan
2) Meraba 3 bagian atau lebih
3) Meraba 2 bagian besar berdampingan
4) Meraba banyak bagian- bagian kecil
5) Mendengar 2 djj yang berbeda tempat namun sama jelasnya dan berbeda 10
denyut dalam 1 menit
6) Pada hydramnion harus selalu diingat kehamilan ganda
7) Pada rontgen nampak 2 rangka janin (obstetri fisiologi unpad, 1983)
f. Letak Anak
Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian, yaitu:
1. Situs (letak): letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu
2) Habitus (sikap): letak bagian- bagian anak satu terhadap yang lain
3) Positio (posisi): letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding
perut atau jalan lahir atau dikenal dengan kedudukan
4) Praesentatio (presentasi): apa yang menjadi bagian yang terendah (obstetri
fisiologi unpad, 1983)
g. Anak Intrauterine Atau Ekstrauterine
Tanda janin berada diluar rahim atau kehamilan ektopik:
1) terasa nyeri ketika janin bergerak
2) janin lebih mudah diraba
3) tumor yang terkena anak tak pernah mengeras
4) disamping anak kadang teraba tumor yaitu uterus yang membesar

Anda mungkin juga menyukai