Mendidik memang sebuah tanggung jawab yang besar dan sulit. Terlebih
lagi dalam mendidik anak. Anak-anak adalah pribadi yang unik dengan
karakteristik masing-masing. Di sekolah minggu, terdapat anak dengan
karakteristik yang agresif, tidak bisa tenang, sampai anak yang
pendiam berada dalam satu ruangan kelas. Butuh penanganan yang tepat
dan kreativitas lebih ketika mengajarkan akan firman Allah kepada
mereka semua.
Lepas dari semua itu, komunikasi yang baik dan kesabaran kita akan
menolong dalam proses belajar mengajar tersebut. Membangun suasana
yang positif sejak awal saat Anda akan mulai bercerita tentang
firman Tuhan akan semakin memudahkan Anda menarik perhatian dan
menimbulkan partisipasi dari anak layan Anda. Mulailah dengan
hal-hal yang sederhana, misalnya dengan mengajukan pertanyaan
tentang pengalaman liburan mereka atau bisa juga dengan melakukan
permainan yang menarik. Bekerja samalah dengan rekan pelayanan Anda
minggu ini. Mohon pimpinan Tuhan agar Anda dimampukan melayani
mereka. Topik "Partisipasi dalam Kelas" dengan serangkaian artikel
dan tips dalam edisi berikut ini kiranya semakin memperlengkapi
Pelayan Anak sekalian untuk lebih meningkatkan partisipasi anak
layan kita. Selamat mencoba! Tuhan memberkati.
PRINSIP KETERLIBATAN
Pentingnya Keterlibatan
Motivasi Keterlibatan
Hasil Keterlibatan
Ketika murid telah memahami pentingnya apa yang sedang dia pelajari,
dan ingin menerapkannya dalam kehidupannya setiap hari, peran guru
telah benar-benar terbantu. Keterlibatan semacam ini akan menuntun
pada penerapan kebenaran yang merupakan tujuan utama dari para guru
Kristen. Hal ini juga mendorong murid untuk belajar dan menyiapkan
kegiatan di luar jam pelajaran, yang akan sangat meningkatkan nilai
pelajaran. (t/Setya)
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR
"Wah, bagus sekali pohon apel itu!" kata Krista. "Buahnya lebat dan
warnanya pun merah!" Ayah tersenyum mendengar perkataan Krista.
"Apel yang baik berasal dari pohon apel yang baik," kata ayah,
"tetapi lihatlah pohon apel yang di sebelah sana." Krista melihat
kepada pohon apel itu. Pohon itu bukanlah pohon yang baik.
Cabang-cabangnya banyak yang patah. Beberapa di antaranya ada yang
bergelantungan, dan daun-daunnya pun tampak layu.
"Apel seperti apakah yang kamu lihat pada pohon itu?" tanya ayah
kepada Krista.
2. Mengapa pohon yang tidak baik itu tidak dapat menghasilkan buah
yang baik? Dapatkah kamu mengharapkan hal-hal yang baik dari
seorang yang jahat? Mengapa tidak?
"Pohon yang baik biasanya menghasilkan buah yang baik", kata ayah
kepada Krista. "Dan pohon yang jelek biasanya menghasilkan buah yang
jelek pula. Pohon yang tidak baik jarang menghasilkan buah yang
baik."
"Itulah yang dikatakan Tuhan Yesus," kata ayah kepada Krista. "Pada
saat kamu menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, hidupmu seperti
sebuah pohon yang baik, yaitu pohon milik Tuhan Yesus. Jika hidupmu
seperti pohon milik Tuhan Yesus, maka pohon itu akan menghasilkan
buah-buah yang baik."
"Ayah saya ingin hidup saya seperti pohon milik Tuhan Yesus, "kata
Krista.
2. Buah yang bagaimana yang dapat kamu berikan kepada Tuhan Yesus?
Kebenaran Alkitab:
"Pohon yang baik menghasilkan buah yang baik dan pohon yang tidak
baik menghasilkan buah yang tidak baik pula." (Matius 7:17)
Doa:
Tuhan, jadikanlah hidup saya seperti pohon yang buahnya baik, supaya
saya dapat memberikan buah-Mu yang baik kepada orang lain. Amin