e-Leadership 39 -- 28/01/2009
DAFTAR ISI
EDITORIAL
ARTIKEL: Stamina Fisik, Emosi, Moral, dan Pelatihan yang Pemimpin
Perlukan
KUTIPAN
ARTIKEL KHUSUS: Ulang Tahun Ke-3 e-Leadership
JELAJAH BUKU: Bahan Bakar Sang Pemimpin
PERISTIWA
==================================**==================================
EDITORIAL
Shalom Pembaca,
Jika kita berbicara tentang stamina, kebanyakan dari kita pasti akan
langsung berpikir tentang stamina fisik. Namun, ternyata stamina
tidak hanya berbicara soal stamina fisik saja; ada juga stamina
emosi dan moral. Dan faktanya, ketiga jenis stamina tersebut sangat
penting untuk diperhatikan dalam kita memimpin sebuah gereja. Nah,
bagaimana pemaparannya? Silakan simak bahasannya di kolom Artikel.
Selain menu tersebut, ada juga kolom Jelajah Buku dan Peristiwa yang
pasti akan menambah wawasan Anda dalam bidang kepemimpinan Kristen
dan pengetahuan umum. Kiranya semua yang kami sajikan dalam edisi
ini berguna bagi Anda.
==================================**==================================
ARTIKEL
Kafein tidak bertahan lama, jadi ia minum kopi beberapa kali selama
sehari. Hal itu membuatnya dapat bekerja, namun apakah ia tidak
pernah memikirkan dampak dari kafein itu pada tubuhnya.
Orang lain menggunakan gula atau makanan untuk membuat mereka tetap
berenergi dalam bekerja.
Itu berarti kita harus melakukan pola istirahat yang diperlukan oleh
tubuh. Beberapa orang memerlukan lebih banyak istirahat daripada
yang lainnya. Tidak semua orang memerlukan waktu 8 jam untuk tidur.
Mungkin tubuh Anda butuh istirahat sesaat selama sehari untuk dapat
bekerja dengan efektif. Dengan melakukan beberapa kali percobaan,
Anda akan dapat mengindetifikasi pola istirahat bagaimana yang cocok
dengan tubuh Anda.
Ada penerapan lain yang lebih spesifik untuk prinsip ini. Anda tahu
kelemahan Anda, dan Anda tahu kapan biasanya kelemahan itu muncul.
Jangan menanggung posisi kepemimpinan gereja yang sepertinya akan
memberi peluang bagi Anda untuk berbuat dosa. Paulus menjelaskan hal
ini dalam 1 Timotius 6. Pada ayat 9 dan 10, ia mencatat beberapa
godaan yang dapat membenamkan seorang pemimpin gereja dengan mudah.
Pada ayat 11, ia berkata, "Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah
semuanya itu ...." "Menjauhi semuanya itu" berarti menjauhkan diri
dengan segala upaya yang mampu kita lakukan agar kita tidak tergoda.
1. Pelatihan Alkitab
2. Pelatihan Teologi
3. Pelatihan Lain
Setelah Anda mengenal Tuhan, Anda juga harus mengenal diri sendiri
untuk dapat menanggung posisi kepemimpinan. Jika Anda belum mengenal
diri sendiri, Anda mungkin belum siap menjadi pemimpin. Mungkin Anda
sudah berperan sebagai pemimpin gereja selama beberapa waktu, namun
belum benar-benar mengenal diri sendiri. Jika Anda merasa seperti
itu, akan lebih baik bagi Anda untuk dengan sukacita melepaskan
posisi kepemimpinan tersebut dan memakai seluruh energi Anda untuk
terlebih dahulu mengenal diri sendiri. Saat Anda benar-benar
mengenal diri Anda sendiri, Anda pasti akan menjadi seorang pemimpin
yang jauh lebih efektif daripada apa yang Anda bayangkan. Kenalilah
diri sendiri. Jika perlu, berkorbanlah untuk melakukannya. Kemuliaan
Tuhan dipertaruhkan. (t/Dian)