Membangun tembok Yerusalem bukanlah hal yang mudah. Rasa putus asa
menjadi-jadi. Pastilah, Iblis juga sedang bekerja. Namun, Nehemia
tidak mengabaikan rasa putus asa itu. (Anda tidak dapat mengabaikan
rasa putus asa. Mengabaikannya layaknya mengabaikan ban kempes.
Berdoalah semau Anda; berkendaralah ke mana pun Anda mau; ban kempes
itu tidak akan terisi udara. Anda harus membetulkannya. Begitu pula
rasa putus asa.)
Saya rasa kita semua rajin dan tekun dalam bekerja, namun kerja yang
berlebihan tidak akan menciptakan pemimpin terbaik. Ambillah waktu
untuk berdiam diri sejenak!
Atau,
Anda mengingat Tuhan dengan mengingat apa yang Tuhan telah katakan.
Ingatlah sekarang lima atau enam janji yang Tuhan berikan. Saat
setan menyerang, apakah Anda sudah siap dengan senjata yang Anda
miliki -- pedang Roh, firman Tuhan? Orang Kristen harus tahu apa
yang Tuhan telah katakan.
Jadi, Nehemia menyatukan mereka untuk satu tujuan yang sama. Itu
artinya ia harus menghentikan proses kerja dan mengurus mereka
sendiri. Lalu ia mengarahkan perhatian mereka kepada Tuhan.
"Ketika didengar musuh kami, bahwa rencana mereka sudah kami ketahui
dan bahwa Allah telah menggagalkannya, maka dapatlah kami semua
kembali ke tembok, masing-masing ke pekerjaannya. Sejak hari itu
sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian
yang lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju
zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap kaum
Yehuda."
Ayat 17 menambahkan:
"Berkatalah aku kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada
orang-orang yang lain: "Pekerjaan ini besar dan luas, dan kita
terpencar pada tembok, yang satu jauh dari pada yang lain."
Apakah ada ayat Alkitab yang mendukung hal ini? Sesungguhnya ada!
Saat Elia diburu oleh Izebel, ia berlari di bawah sebuah pohon di
hutan belantara dan berkata, "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN,
ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek
moyangku." Apa yang Tuhan lakukan? Ia membawa makanan, dan Elia
diberi makan dan disokong oleh makanan itu selama 40 hari 40 malam.
Sejauh manakah Anda terlibat dalam kehidupan orang lain? Minggu ini,
seberapa banyak dari hidup Anda akan Anda habiskan untuk melayani
orang lain? Atau Anda hanya melayani diri sendiri? Setiap kita
seharusya merenungkan kehidupan kita yang singkat, mencatat
investasi pribadi kita dalam kehidupan orang lain.
Apakah Anda ingin tahu bagaimana caranya agar Anda tidak merasa
tidak berguna setelah Anda pensiun? Tetap perhatikan kebutuhan orang
lain.
Masa pensiun di Amerika berarti: "Jangan ganggu aku. Aku tidak punya
waktu untuk orang lain." Saya usulkan sebuah alternatif. Pikirkan
pelayanan seperti apa yang Tuhan dapat berikan kepada Anda setelah
Ia membebaskan (melalui pensiun) Anda dari pekerjaan rutin dunia dan
menggunakan Anda sebagai pelayan.
Rasa putus asa mungkin sulit diatasi, namun bukannya tidak mungkin
untuk diatasi. Ingat, keputusasaan bukanlah penyakit yang mematikan.
(t/Dian)